guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada
tanggal 25 November 1945 seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik merdeka yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman
oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi
kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di
dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang
dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis,
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai
organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat
unitaristik, independen dan nonpartai politik.
Untuk itulah , sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia
dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI
tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun.
UUD 1945 merasa bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan RI
(17-8-1945).
3. APA-APA SAJA YANG SUDAH DIPERJUANGKAN OLEH PGRI ?
Sebetulnya banyak sekali perjuangan PGRI baik pengurus pusat maupun pengurus
daerah dalam memperjuangkan nasib guru pada khususnya dan dunia pendidikan pada
umumnya. Adabeberapa hasil perjuangan PGRI yang perlu ditunjukan untuk
menghindari fitnah dan dapat mengurangi peran serta sebagai anggota PGRI. Secara
umum Pengurus PGRI pusat yang lebih aktif melakukan perjuangan dan desakan baik
dikalangan eksekutif maupun legislatif untuk mengoalkan apa yang menjadi
usulannya. Beberapa perjuangan PGRI yang telah dilakukan selama ini antara lain
sebagai berikut :
1) Mengusulkan kenaikan gaji pada tahun 1999 kepada Presiden, dan hasilnya
gaji PNS naik Rp 155.250,00.
2) Tahun 2000 PGRI mengusulkan tunjangan pendidikan bagi guru, hasilnya
tunjangan fungsional guru naik 150%.
3) Mengusulkan honor guru wiyata bakti, hasilnya guru wiyata bhakti baik di
sekolah negeri maupun swasta mendapat tunjangan dari pemerintah sebesar
Rp 75.000,00 per bulan.
4) Memperjuangkan bantuan untuk sekolah swata, hasilnya bantuan pendidikan
untuk sekolah swata mengalami peningkatan yang signifikan.
5) Mengusulkan agar guru TK mendapat perhatian, hasilnya ada Direktur PAUD,
pengangkatan guru TK dan peningkatan kesejahteraan guru TK.
6) Mengusulkan agar tunjangan beras PNS diganti dengan uang agar tidak
merugikan PNS. Hasilnya sekarang PNS telah menerima tunjangan beras
dalam bentuk uang tunai yang dibayarkan bersamaan dengan penerimaan gaji.
7) Pemaksimalan penggunaan ASKES agar dapat digunakan di RS Swata.
Hasilnya sekarang ASKES bida digunakan di RS Swata.
8) Untuk kenaikan golongan IV/a ke atas ditinjau kembali agar tidak diproses
sampai ke pusat sehingga memakan waktu lama. Hasilnya kenaikan pangkat
IV/a ke atas cukup di tingkat provinsi, kecuali guru di lingkungan Departemen
Agama tetap di pusat.
9) Tunjangan THR dan tambahan kesejahteraan bagi guru. Hasilnya pemerintah
kabupaten/kota telah mencairkan tunjangan THR dan dana kesejahteraan bagi
seluruh PNS di jajarannya.
10) Rekruitmen PNS khususnya guru, hasilnya dilakukan secara nasional.
Mengusulkan agar Guru GTT di sekolah negeri diangkat menjadi PNS.
Hasilnya guru kontrak secara otomatis diangkat menjadi PNS meskipun secara
bertahap. Bahkan di Depag seluruh data guru yang masuk dalam data Dbase
secara bertahap akan diangkat menjadi PNS.
11) Perlindungan dan pembelaan terhadap anggota PGRI yang tersandung masalah
hukum oleh LKBH tanpa dipungut biaya.
12) Mengawal dan mendorong lahirnya UU Sisdiknas.
13) Mendesak lahirnya PP tentang Sisdiknas.
14) Mengusulkan agar guru ditangani oleh sebuah badan independen langsung di
bawah presiden.
15) Mengusulkan adanya sistem penggajian guru tersendiri pada pemerintah.
16) Mengusulkan kenaikan tunjangan fungsional guru.
17) Mengusulkan sistem pembinaan PNS secara nasional, termasuk pemberian
kesejahteraannya.
18) Mengusulkan agar jabatan struktural di bidang pendidikan ditempati oleh
pegawai yang menguasai bidang pendidikan, meniti karir, dan berlatar
belakang pendidikan.
19) Telah ikut secara aktif yang berada di barisan paling depan jajaran organisasi
guru dan bekerja sama dengan organisasi politik yang memiliki otoritas,
berusaha menyiapkan dan memperjuangkan UU Guru dan Dosen. Secara
kelembagaan perjuangan untuk melahirkan UUG dan D telah dimulai pada
saat konggres ke XVIII tahun 1998 di Lembang,Bandung. Sebelumnya baru
berupa wacana yang berkembang sejak tahun 1960.
20) Mengawal dan mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan PP tentang
Guru sesuai dengan amanat UU GD, hiingga terbitlah Permendiknas No.
18/2007 tentang pelaksanaan sertifikasi guru.
21) PGRI selama ini menjadi mitra aktif, strategis, dan kritis terhadap berbagai
kebijakan pemerintah tentang pendidikan, terutama yang terkait dengan
kebijakan tentang guru.
22) Mengawal agar pelaksanaan sertifikasi guru tidak menciderai kepentingan
guru di dalam berkarya dan memperoleh hak-haknya.
23) Mensosialisaikan tentang pelaksanaan sertifikasi guru dari tingkat pusat
hingga cabang (tingkat kecamatan).
24) Mengawal pelaksanaan sertifikasi guru secara objektif dan transparan.
25) Menerima
sejumlah
pengaduan
dan
melaksanakan
kajian
terhadap
29) Menuntut kepada pemerintah untuk memberikan uang lauk pauk kepada
semua PNS termasuk guru.