Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HARNITA

NIM : 210505502027

KELAS : 1 B

PRODI : PENDIDIKAN DAN SASTRA DAERAH

FAKULTAS : BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN


AJARAN 2021/2022
KEMBANGKANLAH MATERI TENTANG SEJARAH
KEGURUAN DI INDONESIA
Pada zaman dahulu, sebelum agama masuk Indonesia, seseorang
yang ingin belajar harus mengunjungi seorang petapa. Petapa itu
mungkin saja yang telah meninggalkan tahta kerajaan karena
sudah tua dan memperdalam masalah kerohanian. Petapa itula
yang disebut juga guru bagi muridnya yang menuntut ilmu
ditempat tersebut. Biasanya para murid mengerjakan sawah
ladang petapa untuk keperluan hidup sehari -hari.
Pada masa kerajaan Budha atau Hindu di Indonesia orang belajar
di Bihara. Biksu yang mengajar membaca serta menulis huruf
sansekerta di Bihara tersebut disebut guru. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari mereka bekerja di ladang. Para siswa
juga memberikan sedekah dari masyarakat untuk membantu
Setelah agama Islam masuk di Indonesia orang belajar di Pesantren supaya dapat
membaca Al-qur’an dan melakukan sholat dengan benar. Ulama’ yang mengajar
diPesantren juga dinamakan guru. Para siswa biasanya tinggall di rumah ulama’
tersebut dan membantu bercocok tanam untyuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Para pedagang Portugis dan Belanda yang datang di Indonesia umumnya
beragama Kristen, selain berdagang mereka juga menyebarkan agama itu.
Mempelajari agama Kristen, membaca dan menulis huruf latin. Para pendeta
yang mengajarkan agama Kristen itu juga disebut guru. Untuk kepentingan
penjajahannya Belanda memerlukan pegawai yang pandsai menulis dan membaca
huruf latin. Karena itu, mereka mendirikan sekolah dan mengajarkan ilmu
pengetahuan yang tidak berkaitan dengan agama. Inilah awal mula sistem
Pendidikan modern di Indonesia.
Pada zaman kemerdekaan Indonesia rakyat memperjuangkan pertahanan
kemerdekaannya. Kaum guru Indonesia bertekad turut berjuang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang diwujudkan dalam salah satu tujuan kelahiran PGRI
yaitu : turut aktif mempersatukan kemerdekaan RI
Pada zaman kemerdekaan Indonesia rakyat
memperjuangkan pertahanan kemerdekaannya. Kaum guru
Indonesia bertekad turut berjuang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang diwujudkan dalam salah satu
tujuan kelahiran PGRI yaitu : turut aktif mempersatukan
kemerdekaan RI.
Lahirnya guru berawal dari lahirnya PGRI. Dimana tepat
100 hari setelah proklamasi Kemerdekaan tepatnya pada
tanggal 25 November 1945, PGRI dilahirkan. Setelah PGRI
dilahirkan pada tanggal 23 s/d 25 November 1945 ke-1 di
Surakarta, di gedung Somaharsana (pasar pon), Van De venter
school (sekarang SMP N 3 Surakarta). Pada saat itu kongres
mendapat sambutan mitraliur Belandadan serangan kapal
terbang yang mengadakan oprasi militer dengan sasaran
gedung RRI Surakarta.
Kelahiran PGRI sebagai wadah organisasi guru yang sedang
berevolusi Kemerdekaan, merupakan manifestasi akan keinsafan
dan rasa tanggung jawab kaum guru Indonesia dalam memenuhi
kewajiban akan pengabdiannya serta partisipasinya kepada
perjuangan menegakkan dan mengisi kemerdekaan RI.
Guru-guru sadar akan tugasnya bahwa pendidikan adalah
sarana utama dalam pembangunan bangsa dan negara, mereka
melaksanakan dwifungsi dalam kerjanya, yaitu : digaris belakang
mendidik dan mengajar disekolah-sekolah biasa, sekolah
peralihan, sekolah pengungsian. Disamping itu, mereka juga
melakukan kerjasama dengan masyarakat mendirikan dapur umum
dan mempersiapkan makanan untuk para pejuang di garis depan.
Kecuali itu mereka menjadi pemimpin atau komandan barisan
tentara : BKR, TKR, TRI/TNI, BARA , API, Hizbullah, Sabilillah,
Pesindo, Laskar Rakyat, PMI, dan para pejuang lainnya.
Walaupun PGRI telah berkembang ke seluruh pelosok tanah
air, namun perjalanan sejarahnya tak lepas dari arus perjuangan
bangsa Indonesia dalam tekad menegakkan kemerdekaan.
Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan kongres PGRI
III tahun 1948 di Madiun yang dilaksanakan saat memuncaknya
perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan kolonial
Belanda yang berusaha menentang kembali daerah jajahannya di
indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda melaksanakan
politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah Indonesia
dengan maksud melemahkan semangat perjuangan rakyat
Indonesia.
Melalui Kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III
di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat
perjuangannya yaitu :
1. Mempertahankan NKRI.
2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai
dengan falsafah negara pancasila dan UUD 1945.
3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non politik).
4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI :
 Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah.
 Bekerja sama dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya.
 Bekerjasama dengan badan-badan lainnya, [artai politik, organisasi
pendidikan, badan-badan perjuangan.
 Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Haluan dan sifat perjuangan PGRI tersebut membulatkan tekad
anggota PGRI tersebut membulatkan tekad anggota PGRI dalam
berjuang menegakkan dan mempertahankan Kemerdekaan. Menjadi
seorang guru tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Kreatifitas merupakan dasar dari segala hal dalam rangka
meningkatkan sesuatu kearah kemajuan. Untuk berlaku kreatif, kita
harus punya pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu.
Sedangkan langkah kemajuan, kemauan atau niat merupakan awal
bagi terbentuknya sebuah sikap, tingkahlaku loyalitas sebagai wujud
dari kreadibilitas seseorang. Jika antara kreatifitas dan kepribadian
yang baik berpadu, maka akan menampilkan proses pendidikan yang
selalu diiringi kreatfitas anak didik lebih terarah dan tepat guna.
Pendidikan guru menjadi masalah penting dalam masa perluasan
pendidikan. Sekolah guru (Kweekschool) pertama dibuka pada tahun
1852 di Solo, segera diikuti oleh sekolah guru lainnya di pusat
nahasa-bahasa utama di Indonesia. Sekolah-sekolah ini
menghasilkan lebih dari 200guru antara 1887 dan 1892. Setelah
depresi ekonomi jumlahnya dikurangi
Sebelum sekolah guru dapat menghasilkan jumlah guru yang cukup,
tidak diadakan syarat khusus untuk melakukan profesi guru ini. Karena
gudang dan kantor pemerintah dapat diterima sebagai guru. Mutu
pendidikan sering sangat rendah apa lagi diluar Jawa. Diantara guru-guru
ada yang tidak pandai berbahasa Melayu, yang tidak lancar membaca,
atau tak dapat mengalikan. Ada kelas-kelas yang besar sekali. Pada tahun
1859 seorang guru di Kaibobo (seram) harus menghadapi 285 murid dan
di Manado 260 murid dalam satu kelas.
Karena kebutuhan guru yang mendesak setelah 1863, pemerintah
memutuskan pada tahun1892 akan mengangkat guru tanpa pendidikan
sebagai guru. Pada tahun 1875 diadakan bagi mereka yang ingin
mendapatkan kualifikasi guru tabpa melalui sekolah guru. Gaji guru yang
berwenang penuh berjumlah 30 sen – 50 sen sebulan, yang kemudian
dinaikkan pada tahun 1878 menjadi minimal 75 sen dan maksimum 150
sen perbulan. Disamping itu lulusan sekolah guru (kweekschool)
mendapat gelar menteri guru yang memberikan mereka kedudukan yang
nyata dikalangan pegawai pemerintah lainnya yang memberikan mereka
hak untuk menggunakan payung menurut ketentuan pemerintah, tombak,
tikar, dan kotak sirih.
Mereka juga banyak mendapat biaya menggaji empat
pembantu untuk membawa keempat lambang kehormatan itu.
Tanda-tanda kehormatan itu membangkitkan rasa hormat orang
termasuk murid-muridnya sendiri. Khususnya anak-anak kaum
ningrat.
Pada mulanya sukar mencari siswa untuk sekolah guru
( kweekschool) dan anak-anak priyai sering menggunakan profesi
guru sebagai batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan dikantor
pemerintahan yang lebih terhormat dalam pandangan mereka. Tak
ada persyaratan untuk menjadi calon siswa. Sekolah guru dan tak
ada sekolah yang mempersiapkan siswa untuk itu. Syarat satu-
satunya adalah usia(minimal 14 dan maksimal17 tahun) dan
inipun tak dapat dipastikan karena tidak adanya surat kelahiran.
Ada kalanya calon tanpa berpengetahuan bahasa Melayu,
nerhitung dan membaca harus diterima. Karena itu sekolah guru
pada taraf permulaannya tak ubahnya sekolah rendah
A. KESIMPULAN
Profesi guru pada zaman dahulu tepatnya pada zaman
kerajaan hindhu budha sering disebut petapa. Guru pada zaman
ini identik dengan keagamaan. Tetapi pada zaman detik-detik
proklamasi indonesia, saat itulah rakyat berjuang agar negara
ini bertahan dan terus merdeka. Tepat seratus hari kemerdekaan
Indonesia, diadakannya kongres I PGRI di Surakarta, kemudian
di teruskan pada tanggal 25 November 1945 di sebut sebagai
hari lahirnya PGRI.
Kelahiran PGRI sebagai wadah organisasi guru yang sedang
berevolusi kemerdekaan,ini merupakan manifestasi akan
keinsyafan dan rasa tanggung jawab kaum guru Indonesia.
Semua ini agar memenuhi kewajiban akan pengabdiannya serta
partisipasinya kepada perjuangan menegakkan dan mengisi
kemerdekaan Negara RI.
B. SARAN

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah:

1. Sebaiknya profesi guru harus dijunjung tinggi karena telah banyak


pengorbanan-pengorbanan yang terjadi.

2. Hendaknya kaum guru mengetehaui akan sejarah kelahiran profesi


guru agar kaum guru sekarang mengajar muridnya dengan
sungguh-sungguh.

3. Para guru harus merasa beruntung mempunyai profesi sebagai


guru,karena dapat menghasilkan anak didik yang berguna bagi
bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai