Anda di halaman 1dari 22

Surrogate Mother

( Sewa Rahim )
• Mata Kuliah : Filsafat dan Sejarah Pemikiran MIPA
• Nama Dosen : Associate Prof. Dr. Virgana. MA
• Kelas : S2 Non Reguler Kelas Sabtu A MIPA 1A
• Penyaji : Kelompok 4

Agus Setiawan Fluni Apriyani Endah Sulistyorini Siti Rofingah Dwi Andini
NPM 20207279100 NPM 20207279079 NPM 20207279036 NPM 20207279085 NPM 20207279017
Surrogate Mother
( Sewa Rahim )
APA ITU SEWA RAHIM?

Proses penanaman ovum seorang wanita yang subur beserta


sperma suaminya yang sah ke dalam rahim wanita lain
dengan imbalan sejumlah uang atau tanpa balasan karena
berbagai sebab

Surrogate Mother ialah suatu teknologi in vitro yang


dilakukan oleh petugas medis dimana spermatozoa dan
ovum yang sudah masak dipertemukan di cawan petri
sehingga menghasilkan embrio, kemudian embrio
tersebut dipindahkan ke dalam rahim perempuan.

- Ovum dan Sperma disewakan


- Dikandung oleh wanita lain
- Anak yang dilahirkan itu diberikan
- kepada pemilik benih
TUJUAN
Menyewa wanita yang bersedia mengandung sampai dengan melahirkan bayi
tersebut. Wanita tersebut dibutuhkan sebagai pengganti bagi wanita yang tidak
bisa mengandung dengan alasan :
1. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk hamil secara normal karena
suatu penyakit atau kecacatan yang menghalanginya untuk hamil dan
melahirkan anak.
2. Rahim wanita tersebut dibuang karena pembedahan.
3. Wanita ingin memiliki anak tetapi tidak mau menjalani proses kehamilan,
melahirkan dan menyusui anak serta keinginan untuk memelihara bentuk tubuh
dengan menghindari akibat dari proses kehamilan dan kondisi tubuh setelah
melahirkan.
4. Wanita yang ingin memiliki anak tetapi telah mengalami menopause.
5. Wanita yang ingin mencari pendapatan dengan menyewakan rahimnya
kepada orang lain
Dalam melakukan in vitro fertilization, transfer embrio
dilakukan dalam tujuh tingkatan dasar yang dilakukan oleh
petugas medis, yaitu :
1. Wanita diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk
merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang
diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru
dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.
2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui
pemeriksaan darah dan pemeriksaan ultrasonografi.
3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum
(pungsi) melalui vagina dengan tuntunan ultrasonografi.
4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur
tersebut dibuahi dengan sel sperma suami yang telah
diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik.
5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di
dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari
pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20 jam kemudian
dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi
pembuahan sel
6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini
kemudian diimplantasikan ke dalam rahim wanita. Pada
periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan.
7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio
diimplantasikan tidak terjadi menstruasi dilakukan
pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu
kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi
DAMPAK POSITIF

- Sama-sama mendapatkan keuntungan


- Dari pihak penyewa mendapat keuntungan
memiliki keturunan selain alasan mengapa
memilih jalan menyewa rahim.
- Dari pihak yang menyewakan tentunya
mendapatkan materi yang telah disepakati
sebelumnya
DAMPAK NEGATIF

- Si wanita akan dipandang hina oleh masyarakat karena dianggap


telah hamil di luar nikah, mengandung anak hasil perzinahan, dan
setelah melahirkan pun, pandangan rendah pada sosok wanita ini
tak akan hilang begitu saja. Dalam hal ini wanita sewaan
mengalami kerugian fisik, mental, maupun moral.
- Semua agama melarang sewa rahim, perilaku zina karena
dilakukan tanpa ikatan perkawinan, haram sesuai fatwa MUI, dan
dilarang oleh hukum Indonesia.
- Dalam surat dan akta kelahiran si bayi pun tertera nama ibu
kandung yang sebenarnya adalah ibu angkat yang telah menyewa
rahim wanita malang itu. Jadi selama hidupnya si bayi tidak akan
pernah merasakan kasih sayang ibu kandung yang sebenarnya.
Bayi yang dilahirkanpun mengalami kerugian fisik dan psikis.
Bentuk – Bentuk Penyewaan Rahim
1. Benih suami istri + rahim wanita lain
Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma),
kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Proses seperti
ini digunakan dalam keadaan isteri memiliki benih yang baik, akan
tetapi rahimnya dibuang yang di sebabkan oleh pembedahan,
memiliki cacat rahim yang di akibatkan oleh penyakit yang kronis
atau sebab-sebab yang lain.

2. Benih suami istri telah meninggal +


rahim wanita lain
Sama dengan bentuk yang
pertama, kecuali benih yang telah
disenyawakan dan dibekukan kemudian
dimasukkan ke dalam rahim perempuan
yang di sewa selepas kematian pasangan
suami isteri itu.
3. Benih istri dg benih bukan suami +
rahim wanita lain
Ovum isteri disenyawakan
4. Benih bukan istri dg benih suami + rahim
dengan sperma lelaki lain (bukan
wanita lain
suaminya yang sah ) dan dimasukkan ke
dalam rahim wanita lain. Dalam hal ini Sperma suami disenyawakan dengan
ovum wanita lain (bukan istri yang sah),
adalah pada situasi seorang suami
kemudian dimasukkan ke dalam rahim wanita
mandul dan isteri ada halangan atau lain. Hal ini terjadi apabila isteri terkena atau
kecacatan pada rahimnya tetapi benih memiliki penyakit pada ovari, sedangkan
isteri dalam keadaan baik. rahimnya tidak mampu untuk menjalani
proses kehamilan, atau isteri telah mencapai
tahap putus haid (monopause)

5. Benih suami istri + rahim istri kedua


Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan,
kemudian dimasukkan ke dalam rahim isteri yang
lain dari suami yang sama. Dalam keadaan ini isteri
yang lain sanggup mengandungkan anak suaminya
dari isteri yang tidak boleh hamil.
Harga Sewa Rahim
Harga sewa rahim di India hanya US$ 5.000-
6.000 atau Rp 50-60 juta (kurs 10.000/US$) per bayi.
Sedangkan biaya sewa rahim untuk pasangan asing dari
barat dikenai biaya US$ 15.000-20.000 atau Rp150-200
juta. Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan sewa rahim
di Amerika Serikat yang sebesar US$ 100.000 atau Rp 1
miliar per bayi.
Sedangkan di Indonesia sempat marak kasus sewa rahim
pada Januari 2009, pada tahun itu artis yang berinisial ZM
diberitakan melakukan penyewaan rahim untuk bayi
tabung dari pasangan suami istri pengusaha. Artis tersebut
mendapatkan imbalan satu unit mobil dan uang sebesar
Rp 50 juta dari penyewaan rahim tersebut.
Pandangan Hukum Agama Tentang Sewa
Rahim

(1)Islam
- Tidak adanya hubungan perkawinan antara
pemilik sperma dengan pemilik rahim
- Tidak sah rahim itu menjadi barang jual beli
- Mengharamkan segala hal yang membawa
kepada perselisihan antar manusia
- Melarang pencampuran nasab
- Terlantarnya anak dan menyebabkan orang
tua melepaskan tanggung jawab
Pandangan Ulama Mengenai Penyewaan Rahim :

Para Ulama’ bersepakat tentang pengharaman sewa rahim dalam keadaan


berikut :
1. Menggunakan rahim wanita lain selain istri
2. Percampuran benih antara suami dan wanita lain
3. Percampuran benih istri dengan lelaki lain
4. Memasukkan benih yang disenyawakan selepas kematian suami istri.
Fatwa MUI
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia memfatwakan
sebagai berikut :
(a) Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan
suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak
ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.

(b) Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan


rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan
pada isteri pertama) hukumnya haram, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan
masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan
dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang
mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
(2) Katolik dan Kristen

Hukum alamiah dari prokreasi manusia (penghamilan) hanya boleh


dilakuakan melalui perkawinan/ persetubuhan yang wajar.”

Pembuangan sperma merupakan perbuatan yang dipandang jahat


oleh Allah. Pernikahan yang dikehendaki Allah adalah pernikahan
satu partner, sehingga bila dalam meperoleh keturunan melibatkan
perempuan lain maka dianggap mengkhianati kekudusan
pernikahan, sehingga kesetiaan menjadi faktor dalam hubungan
suami isteri.
(3) Hindu

Penyewaan rahim dengan prosedur-prosedur yang benar maupun


rahim sebagai fungsi ekonomis sangatlah tidak etis, karena agama
hindu menegaskan bahwa penciptaan manusia adalah hak dan
kedaulatan Tuhan. Meskipun dengan ilmu pengetahuan yang
berkembang saat ini, manusia dapat menciptakan ciptaan yang
baru tetapi, integritas sebagai manusia harus dihormati, artinya
manusia harus menghormati dirinya sendiri sebagai ciptaan Tuhan
yang paling luhur.
(4) Budha

Perkawinan adalah suatu pilihan dan bukan kewajiban.


Seseorang boleh memilih hidup berumah tangga ataupun hidup
sendiri.
Hidup berumah tangga ataupun tidak adalah sama saja.
Masalah terpenting adalah kualitas kehidupannya. Apabila
seseorang berniat berumah tangga, maka hendaknya ia
konsekuen dan setia dengan pilihannya, melaksanakan segala
tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Dengan
demikian, inseminasi tidak diperbolehkan dalam agama budha.
Pandangan Hukum di Indonesia tentang Sewa
Rahim

Sewa rahim tidak mungkin dijalankan di Indonesia, dengan


berbagai alasan berikut ini:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan


Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, untuk memperoleh keturunan
harus melalui perkawinan yang sah, sementara pada kasus
sewa rahim, anak yang dilahirkan bisa saja bukan berasal
dari suatu ikatan perkawinan yang sah apabila wanita yang
sebagai ibu pengganti/surrogate berstatus gadis atau janda,
2. Pasal 72 (b) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, kasus surrogate mother/sewa rahim melalui proses
yang dapat dikatakan adanya unsur perendahan terhadap
martabat seorang manusia terkhusus bagi Wanita (ibu penganti)
yaitu yang menyewakan rahim dengan berharap mendapatkan
imbalan materi serta juga melanggar kebiasaan norma di
masyarakat Indonesia dan agama,

3. Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009tentang


Kesehatan, upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan,
bahwa pembuahan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri
dan bukan ditanamkan di Rahim wanita lain (ibu penganti)
diharuskan di rahim isteri yang memiliki ovum.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Reproduksi, bahwa reproduksi dengan bantuan
dapat dilakukan dengan pasangan suami istri yang terikat
perkawinan sah dan mengalami ketidak suburan untuk
memperoleh keturunan. Dilaksanakan dengan menggunakan
hasil pembuahan sperma dan ovum dari pasangan suami istri
yang bersangkutan dan ditanamkan di dalam isteri dari mana
ovum yang berasal.

Si Pelanggar akan dikenakan sanksi pidana Pasal 82 UU No.


23 tahun 1992 tentang kesehatan.
Pemecahan masalah sewa rahim

- Jika sepasang suami isteri yang sama-sama subur tapi sperma


suami tidak pernah sampai secara tepat di dalam rahim isterinya,
pemecahannya adalah: suami disuruh masturbasi lalu sperma
yang keluar ditanamkan ke dalam rahim isterinya lewat tabung
FIV.

- Jika sepasang suami isteri subur tapi ternyata sel yang


menghubungkan telur dengan rahim terblokade. Pemecahannya
dilakukan di luar rahim. Setelah terjadi pembuahan, segera
ditanamkan kembali ke rahim si ibu.

- Jika rahim wanita lemah sedangkan suami subur dan isterinya


juga, pemecahannya adalah dengan melakukan pembuahan di
luar rahim lalu menitipkan bakal bayi itu ke rahim isteri lainnya
yang sah (tentunya si lakilaki harus terlebih dahulu beristeri lebih
dari satu).
Kesimpulan
• Sewa rahim/ibu pengganti adalah proses memasukan
benih suami istri ke dalam rahim wanita lain dengan
imbalan uang atau lain hal.
• Semua agama melarang/mengharamkan sewa rahim
karena merupakan perbuatan zina.
• Hukum Indonesia melarang sewa rahim dan
mengeluarkan fatwa haram.
• Di masyarakat dianggap ibu pengganti sebagai wanita
yang hamil diluar nikah
• Boleh dilakukan jika satu pasang suami istri (proses bayi
tabung)

Anda mungkin juga menyukai