Anda di halaman 1dari 6

2.

TRANSFORMASI KALIMAT
Transformasi berasal dari bahasa Inggris transformation yaitu suatu proses mengubah bentuk
bahasa menjadi bentuk-bentuk yang lain, baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks,
maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana (Keraf dalam Natawidjojo, 1986: 37).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka transformasi kalimat berupa pengubahan bentuk kalimat menjadi
bentuk kalmat lain. Pengubahan tersebut akan berakibat makna yang dikandung oleh kalimat mengalami
perubahan juga. Perubahan bentuk kalimat ini untuk memperoleh penggunaan bentuk kalimat yang
bervariasi di samping itu menyangkut informasi yang akan disampaikan kepada pembaca akan berarah.
Jenis transformasi sebagai berikut.
a. Transformasi jeda yaitu dengan menggunakan jeda.
b. Transformasi aposisi yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
c. Transformasi setara yaitu dengan menggunakan kata tugas dare.
d. Transformasi disyungtif dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi
e. Transformasi opini yaitu dengan menggunakan kata tugas benar/tidak benar.
f. Transformasi total yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negatif.
Transformasi yang dilakukan terhadap kalimat akan menghasilkan daya kalimat sebagai sarana penyaji
informasi kepada pembaca. Pembaca diminta mengikuti alur pikir yang disajikan oleh penulis. Penulis
dapat membius pembaca melalui kalimat-kalimat yang ditulis. Pembaca dapat memperoleh informasi
seperti yang diinginkan oleh penulis sehingga efektiflah penggunaan kalimat.
1) Transformasi jeda
Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan setelah
mengucapkan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Misalnya:
Kalimat tunggal yang ditampilkan dengan beberapa jeda,
(1) Ibu Yuni seorang guru.
(2) Ibu, Yuni seorang guru.
(3) Ibu Yuni, seorang guru
(4) Ibu, Yuni, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat (1) yang masih meragukan menjadi kalimat (2), (3), dan (4)
yang memiliki maksud berbeda. Kalimat (2) yang berprofesi sebagai guru adalah Yuni; kalimat (3) yang
berprofesi sebagai guru Ibu Yuni; dan (4) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan Yuni. Tanda baca
(,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam. Penulis sering melupakan bahwa
pembaca dalam memahami tulisannya harus diberi petunjuk yang jelas agar mereka memahami informasi
yang disampaikannya. Informasi yang tidak bisa dipahami oleh pembaca mengakibatkan tulisan seorang
penulis tidak komunikatif.
Perhatikan kalimat berikut.
(a) Istri mandor cantik sarjana pendidikan.
(b) Masalah rumah ditanggung bapak Ponijan.
(c) Kakek Tenty ibu Suparmin seorang penata rambut penghuni kampung ini:
Coba tulislah bentuk transformasinya dan kemukakanlah informasi yang ditampilkan oleh kalimat harus
perubahannya. Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan transformasi
jeda.
Misalnya:
(a) Aduh. Tanda berita
(b) Aduh! Tanda seru
(c) Aduh?! Tanda oralis
(d) Aduh ....? Tanda retoris
(e) Aduh? Tanda tanya
2) Transformasi aposisi
Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas yang (monovalen).
Misalnya:
(a) Almari itu dipakai tempat baju.
(b) Almari itu dijual.
Bentuk transformasinya:
(a) Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.
(b) Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.
Kalimat (a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi di depan (bagian depan/ kontur
depan) sedangkan gagasan kedua menempati posisi di belakang. Pembentukan kalimat tranformasi
aposisi ini bisa menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan dideskripsikan berurutan. Transformasi
aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Deskripsi yang akurat selalu memperhatikan gagasan
utama dulu baru menyajikan gagasan tambahan. Karangan deskripsi mengandalkan keahlian penulis
dalam membuat bentuk-bentuk kalimat transportasi aposisi.
Perhatikan kalimat berikut.
a) Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.
b) Pemuda ini memberi ucapan selamat ulang tahun kepadaku.
c) Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.
Buatlah kalimat transformasi aposisinya.
Ramulah menjadi (a)+(b)+(c);(a)+(c)+(b);(b)+(a)+(c);(b)+(c)+(a);(c)+(b)+(a) dan (c)+(a)+(b).
Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan deskripsi akan menjadi
bahan pertimbangan bagi seorang penulis.
3) Transformasi setara
Transformasi setara menggunakan kata tugas dan Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat
majemuk setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.
Misalnya:
a) Hujan turun dan pohon tumbang.
b) Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama. Perhatikan kalimat berikut.
a) Hujan turun dan sudah wisuda.
b) Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat tersebut. Penulis nampak memaksa gagasan yang
berbeda disatukan dalam satu kalimat tersebut.
Perhatikan juga contoh:
(a) Rudi mendekatiku.
(b) Rudi menciumku.
(c) Polisi mengejar perampok.
(d) Polisi menembak perampok.
Apakah logis bila dua gagasan (a) dan (b) atau (c) dan (d) disatukan dengan kata tugas dan? Orientasi
yang dimiliki oleh tindakan tersebut berbeda? Tindakan yang dilakukan tidak sarna nilainya. Tindakan
tersebut tentu dilakukan satu mendahului tindakan yang lain. Penulis perlu menilai gagasan sebelum
menggunakan transformasi setara.
4) Tranformasi disyungtif
Perubahan bentuk kalimat menghasilkan kesamaan atau ketidaksarnaan. Penggunaan kata atau untuk
menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.
Misalnya:
a) Ida makan atau Ibu tidur.
b) Ida kanan, tetapi Ibu tidur
c) Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d) Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.
Perhatikan kalimat berikut.
Berikan alasan terhadap penggunaan dan dan atau!
(a) Anda boleh beralasan ini dan itu.
(b) Anda boleh beralasan ini atau itu.
Berikan alasan terhadap penggunaan atau dan tetapi!
(a) Amran boleh meminang Anis atau Wati.
(b) Amran boleh memakai baju saja atau celana saja.
(c) Amran boleh meminang Yunita, tetapi Wati.
(d) Amran boleh memakai baju saja, tetapi celana saja.
5) Tranformasi opini
Opini merupakan pandangan yang dimiliki oleh penulis. Transformasi opini merupakan pendapat
subjektif si penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki oleh si penulis. Penulis yang
dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat. Pendapat yang berorientasi
kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau
sanggahan menggunakan kata tugas tidak benar.
Misalnya:
a) Benar, bahwa Ani mengikut semester pendek ini.
b) Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering disajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang terjadi di dalam kehidupan.
Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis penulis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan dan adu argumen yang serius manakala digunakan dalam
komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.
6) Transformasi total
Transformasi total atau duplik. Penulis menampilkan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat
Misalnya:
a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada dirumah.
b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdasarkan transformasi disyungtif yang mempergunakan kata atau dan
tetapi

3. KALIMAT TOPIK
Topik ialah pokok pembicaraan atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis mulai kegiatannya.
Wujud topik yang akan dibicarakan ada dua:
a) topik yang berupa bentuk kata
b) topik yang berupa bentuk kalimat.
a) Topik yang berupa bentuk kata
Misalnya:
1) Terorisme (bentuk kata berimbuhan): teror + isme
2) BBM (bentuk singkatan)
3) Pilkada (bentuk akronim)
4) Antikorupsi (bentuk berimbuhan)
5) Tsunami (bentuk kata)
b) Topik yang berupa kalimat Misalnya:
1) Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
2) Krisis BBM
3) Demokrasi rakyat terbentuk melalui pilkada.
4) Kondisi sekolah pascatsunami
5) Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi
Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja transitif. Kata kerja teransitif
menghendaki kehadiran objek. Cara menyusun kalimat topik yaitu dengan mengganti verba transitif
dengan kata tugas.
c) Fungsi Kalimat Topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Dapat dipakai sebagai judul karya tulis,.
2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3) Dapat dipakai dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan Sebagainya.
d) Cara Menyusun Kalimat Topik
1) Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok Ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai
penemuan baru.
Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat luas. Penulis dapat mengangkat hal
tersebut sebagai topik. Inspirasi
penulis kadang tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis kadang lebih mementingkan kebutuhan
masyarakat biasa. Topik yang dimikian dapat diterima oleh pembaca.
(5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan. Perluasan
yang dilakukan ini sebenarnya
sebagai usaha ke arah pemfokusan pembicaraan.
Misalnya:
(1) Koperasi merupakan kekuatan ekonomi rakyat.
(2) Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai