Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Pembelajaran Matematika

Saat ini teori belajar yang dikemukakan Polya sangatlah memberikan bantuan bagi para
pendidik dan anak didikannya karena dapat memecahkan masalah terutama dalam dunia
Matematika. Penerapan yang sudah digunakan disekolah-sekolah membuat anak didik
menjadi lebih gampang dalam mempelajari Matematika. Salah satu contoh penerapan yang
dilakukan oleh sekolah dasar yaitu Proses pembelajaran matematika di SDN Pojok 01 guru
hanya menerangkan materi berdasarkan yang terdapat pada buku, dalam pembelajaran guru
hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sulitnya memberikan bimbingan
siswa untuk menemukan prosedur atau cara dalam pemecahan masalah yang mudah dipahami
dan diterapkan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam
memahami materi luas persegi panjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan problem solving menurut polya
untuk meningkatkan hasil belajar luas persegi panjang di kelas III SDN Pojok 01 kabupaten
blitar serta mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran luas persegi
panjang melalui model problem solving di kelas III SDN Pojok 01 kabupaten Blitar.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian siswa kelas III SDN Pojok 01 Kabupaten
Blitar dengan jumlah 15 siswa. Teknik yang digunakan untuk mendukung data penelitian ini
meliputi: observasi, tes, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Penerapan model Problem Solving pada materi luas persegi panjang yaitu memahami
masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan pemeriksaan kembali.
Hasil penelitian ini melalui model Problem Solving dapat mengatasi masalah pembelajaran.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik
pula. Persentase ketuntasan belajar siswa pada pra tindakan adalah 33,33%, pada siklus I
80%, pada siklus II 100%.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan problem solving
dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Pojok
01, oleh karena itu disarankan model problem solving dapat dijadikan alternatif untuk
diterapkan dalam pembelajaran Matematika selanjutnya. Sebaiknya dalam penilaian hasil
belajar siswa, guru tidak hanya berpedoman pada tes tulis tetapi juga menerapkan penilaian
proses.
Kase`p, Dimas. 2008. Problem Solving dalam Profesi Keguruan.
http://dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/02/t-05-problem-solving-approach-dalam-
pk.pdf. Akses: 20 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai