Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 PKR LATIHAN SOAL

Nama : HENDRIANUS INDRA


NIM : 836956854

1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar (20?


2. Sebutkan dan jelaskan 7 (tujuh) prinsip pengembangan kurikulum (20)!
3. Jelaskan prosedur dasar pengembangan kerangka Rencana Pembelajaran (RP) secara singkat
dan jelas (20)!
4. Sebutkan dan jelaskan 5 (lima) prinsip dalam menetapkan topik pembelajaran kelas rangkap
(20)!
5. Sebutkan dan jelaskan 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan (20)!

Jawab :

1. Untuk mengidentifikasi lingkungan sebagai sumber belajar, kita dapat memberikan tanda
check list (V) pada tabel identifikasi sumber lingkungan. Dari beberapa sumber lingkungan
yang disebutkan pada tabel tersebut, pasti beberapa di antaranya tersedia di tempat kita
mengajar. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar adalah berikut ini.
a. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan).
b. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan).
c. Tempat tersebut cukup aman untuk digunakan sebagai sumber belajar (keamanan)
d. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian).
Untuk menentukan sumber yang akan digunakan, terlebih dahulu harus sudah mempersiapkannya
melalui suatu perencanaan dan program. Rencana ini didiskusikan dengan guru dan Kepala Sekolah.

2. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :


a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan". Hal ini
mengandung makna bahwa pengembangan potensi peserta didik dalam konteks
lingkungannya un merupakan kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu
Prinsip kedua dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini
mengandung makna bahwa antarsubstansi kurikulum dikembangkan secara saling
berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi atau
dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.” Hal
ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan
untuk mengakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan praktek dalam dunia
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Prinsip Keempat dinyatakan bahwa "Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan." Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum
harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi
bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan
nyata di lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Prinsip Kelima dinyatakan bahwa "Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan." Hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum harus menjadi wahana pengembangan
kompetensi secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang
satu dengan yang lainnya memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat
Prinsip Keenam dinyatakan bahwa "Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya." Hal
ini mengandung makna bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta
didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa "Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

3. Cara menyusun rancangan kegiatan belajar


proses belajar adalah intinya dari kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran harus
menghasilkan terjadinya proses belajar pada diri murid. Agar kegiatan pembelajaran tidak
gagal, sejak awal harus disusun "rancangan"-nya. Yang dimaksud dengan "rancangan atau
disain" dalam kegiatan pembelajaran adalah kerangka pikir yang melukiskan bentuk
penataan interaksi guru-murid-sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Penataan interaksi ini mencakup urutan prosedur atau langkah yang akan dilalui oleh guru
dan murid serta jenis dan bobot isi kegiatan yang akan berlangsung pada setiap langkah
prosedur tersebut. Ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model yakni
model Weil Murphy dan McGreal tahun 1986. Model dasar ini memiliki lima langkah
sebagai berikut:
1. Orientasi atau Pendahuluan
Guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi.
2. Pengembangan
Guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan model atau langkah,
dan mengecek pengertian murid.
3. Latihan terstruktur
Guru memandu kegiatan kelompok murid, dan memberi balikan kepada murid, dan
murid memberi tanggapan.
4. Latihan terbimbing
Murid-murid berlatih memahami konsep baru atau keterampilan, guru memantaunya,
dan selanjutnya murid-murid berlatih lebih lanjut di luar kelas.
5. Latihan bebas atau mandiri
Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar kelas dan murid melanjutkan
latihan mandiri.

Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas, yakni Proses Belajar Arahan
Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS). (Knowles dalam Miller,
1991:228). PBAS ditandai oleh kemandirian murid, sumber belajar yang memadai, berorientasi tugas
dan masalah, dan motivasi instrinsik yang berdasarkan perasaan ingin tahu. Di lain pihak, menurut
Kagan (dalam Miller, 1991: 210) PBMKS ditandai oleh proses berbagai ide dan pengalaman melalui
pengelolaan suasana keterbukaan, komunikasi, pemecahan masalah secara bersama, pencapaian ide
terbaik, saling mendorong dan menghargai, dan pembinaan kerja sama kelompok. Kedua format
pembelajaran ini merupakan sarana konseptual yang sangat tepat untuk digunakan dalam PKR.

4. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menetapkan topik pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran kelas rangkap.
Pertama : Berorientasi kepada tujuan
Kedua Disesuaikan dengan karakteristik murid (kelas, usia, kemampuan)
Ketiga : Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru
Keempat : Layak sarana pendukung
Kelima : Tidak bersifat dipaksakan
Prinsip pertama mengandung arti bahwa topik yang dipilih harus bertolak dari tujuan dan
terarah pada tujuan. Dengan demikian dalam PKR dengan dua mata pelajaran untuk dua
kelas yang berbeda dan dilakukan dalam satu ruangan, pengintegrasian atau perpaduan
dalam satu topik besar tidaklah merupakan keharusan. Kecuali bila kedua mata pelajaran
tersebut mempunyai inti dan arah tujuan yang sama. Biasanya hal ini dapat dilakukan bila
dua mata pelajaran yang akan ditangani dengan PKR itu termasuk ke dalam satu bidang
studi, IPS atau IPA. Prinsip kedua mengandung arti bahwa penetapan topik yang terpadu
atau terpisah selalu mengingat dan memperhatikan keadaan murid. Bila suatu rencana PKR
mencakup perangkapan kelas I, II, III atau IV, V, VI penetapan topik yang terpadu dapat
dilakukan. Tetapi bila perangkapan kelas itu akan dilakukan antara kelas I atau II atau III
dengan IV atau V atau VI, penetapan topik yang terpisah kelihatan lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara kependidikan. Prinsip ketiga mengandung maksud perlunya
guru untuk menyadari kemampuannya dalam mengelola PKR dengan topik yang telah
dipilihnya. PKR dengan satu topik yang terpadu tentu cara berbeda dari PKR dengan dua
topik yang berbeda. Prinsip keempat mengingatkan guru akan perlunya memanfaatkan
sarana pendukung belajar murid yang tersedia dan atau dapat diadakan. Prinsip kelima
memperingatkan kita sebagai guru tidak memaksakan diri karena dorongan atau desakan
pihak luar hanya karena sekedar untuk turut ramai-ramai.

5. Dalam menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan, jangan semua
topik diajarkan melalui kelompok kecil dan perseorangan. Untuk itu, perlu diperhatikan
rambu-rambu berikut.
1) Tidak semua topik dapat diajarkan melalui kelompok kecil dan perseorangan. Hal-hal
yang bersifat umum, seperti pengarahan, penjelasan umum atau hal-hal yang berupa
informasi, sebaiknya diberikan dalam bentuk interaksi klasikal (kelas besar).
2) Dalam pembelajaran kelompok, langkah pertama yang harus dikerjakan guru adalah
mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
Langkah ini merupakan landasan dan sangat menentukan keberhasilan kegiatan
berikutnya.
3) Kegiatan kelompok kecil yang efektif harus diakhiri dengan kulminasi (puncak
kegiatan), yang dapat berupa laporan, rangkuman, pajangan, pemantapan atau
sejenisnya, yang memungkinkan siswa saling belajar.
4) Dalam pembelajaran perseorangan, guru perlu mengenal siswa secara pribadi hingga
kondisi belajar dapat diatur dengan cepat.
5) Kegiatan dalam pembelajaran perseorangan dapat berupa bekerja bebas dengan bahan
atau petunjuk yang telah disiapkan guru dan belajar mandiri sesuai dengan jadwal
kegiatan. Belajar perseorangan dapat dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil,
kegiatan klasikal atau berakhir dengan supervisi langsung dari guru.

Anda mungkin juga menyukai