Anda di halaman 1dari 5

BAHAN PPT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut kurikulum subjek akademis, teori
pendidikan pribadi disebut kurikulum humanistik, teori pendidikan teknologi disebut kurikulum
teknologis dan dari pendidikan interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi sosial.

1. Kurikulum Subjek Akademis

Model kurikulum subjek akademis merupakan model konsep kurikulum tertua yang bersumber dari
pendidikan klasik (berorientasi pada masa lalu). Dalam model kurikulum subjek akademis semua ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu sedangkan fungsi dari
pendidikan adalah memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Model ini
menempatkan belajar sebagai suatu usaha untuk menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang
dikatakan berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi
pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru. Kurikulum subjek akademis bersifat intelektual
dimana kurikulum inisangat mengutamakan pengetahuan dan menitik beratkan pada isi pendidikan. Isi
pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu, oleh karena itu nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi
kurikulum hampir sama dengan. nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika,
ilmu kealaman, sejarah dan sebagainya. Kurikulum model subjek akademis berasumsi bahwa melalui
penguasaan pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu inilah manusia dapat memahami dunia
sekitarnya. Guru sebagai penyampai bahan ajar memegang peranan penting dalam pelaksanaan
kurikulum ini karena guru harus menguasai semua pengetahuan yang ada dalam kurikulum dan menjadi
ahli dalam bidang-bidang study yang diajarkan. Lebih jauh, guru dituntut bukan hanya menguasai materi
pendidikan, tetapi ia juga menjadi model bagi siswa. Guru adalah yang “digugu” dan “ditiru” (diikuti dan
dicontoh). Proses belajar pada siswa tergantung pada materi pelajaran yang dipelajari, misalnya seorang
siswa yang belajar fisika, harus melakukan kegiatan belajar sebagaimana seorang ahli fisika
melakukannya. Hal seperti itu akan mempermudah proses belajar fisika bagi anak.

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi
dan evaluasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut; a. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah
pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”. b. Metode yang paling banyak digunakan adalah ekspositori dan inkuiri. c. Organisasi isi
pada kurikulum subjek akademik terdiri dari beberapa pola yaitu corelated curiculum, unified atau
concentreted curiculum, integrated curiculum dan problem solving curriculum. d. Evaluasi pada model
kurikulum subjek akademik menggunakan berbagai bentuk evaluasi yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan sifat mata pelajaran

Kelebihan dari model kurikulm subjek akademis adalah sangat praktis, mudah disusun dan mudah
digabungkan dengan tipe lain, selain itu para pengambang kurikulum tidak perlu menyusun dan
mengembangkan bahan sendiri, mereka tinggal memilih bahan materi ilmu yang telah dikembangkan
para ahli disiplin ilmu, kemudian mengorganisasikannya secara sistematik. Sedangkan kekurangan dari
model kurikulum subjek akademis diantaranya adalah;

a. Para ahli disiplin ilmu sering memiliki sifat ambivalen terhadap evaluasi. Satu pihak melihatnya
sebagai suatu kegiatan yang sangat berharga, yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Pada
pihak lain mereka menghawatirkan kegiatan evaluasi dapat mempengaruhi hubungan guru dan siswa.
Maka, evaluasi yang dilakukan dalam waktu singkat tidak dapat memberikan gambaran yang benar
tentang perkembangan dan penguasaan siswa. b. Pemilihan materi pelajaran dari sekian banyak disiplin
ilmu yang ada. Apabila ingin memiliki penguasaan yang cukup mendalam maka jumlah disiplin ilmunya
harus sedikit. Apabila hanya mempelajari sedikit disiplin ilmu maka penguasaan para siswa akan sangat
terbatas, sukar menerapkannya dalam kehidupan masyarakat secara luas. Apabila disiplin ilmunya cukup
banyak, maka tahap penguasaannya akan mendangkal. Siswa akan tahu banyak tetapi pengetahuannya
hanya sedikit-sedikit. c. Para pengembang kurikulum subjek akademik lebih mengutamakan penyusunan
bahan secara logis dan sistematis daripada menyelaraskan bahan pembelajaran dengan kemampuan
berfikir anak. Mereka umumnya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajar dan karakteristik
siswa. d. Para pengembang kurikulum subjek akademik kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat
setempat.

2. Kurikulum Humanistik Humanistik berasal dari kata dasar human yang berarti manusia atau personal.
Sesuai dengan namanya kurikulum humanistik lebih mengedepankan sifat humanisme (kemanusiaan)
dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan dasar aliran pendidikan yang melingkupinya yaitu aliran
pendidikan pribadi atau personalized education yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Aliran ini lebih memberikan ruang utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa
anak atau 7 siswa adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Siswa dianggap mempunyai
potensi, kemampuan dan kekuatan untuk berkembang.

Kurikulum humanistik merupakan kurikulum yang lebih mementingkan proses daripada hasil. Oleh
karena itu evaluasi dalam kurikulum ini tidak memiliki kriteria pencapaian yang pasti karena sasarannya
adalah perkembangan peserta didik supaya menjadi manusia yang terbuka dan mandiri. Kurikulum ini
melihat proses belajar sebagai sebuah manfaat untuk siswa di masa depan. Sasaran utama kurikulum
model ini adalah bagaimana memaksimalkan perkembangan anak supaya menjadi manusia yang
mandiri. Proses belajar yang baik adalah aktivitas yang mampu memberikan pengalaman yang bisa
membantu siswa untuk mengembangkan potensinyaKedudukan guru dalam kurikulum humanistik
adalah sebagai pendorong bagi siswa untuk mencari pengalaman belajar, mengembangkan 8
pengetahuan dan memecahkan permasalahan sendiri.

Kelebihan dari model kurikulum ini adalah dapat menciptakan hubungan emosional yang baik antara
guru dan siswa, terciptanya situasi pembelajaran yang permisif, releks dan akrab serta mengurangi
kerenggangan maupun keterasingan dengan lingkungan sekitar. Sedangkan kelemahannya dapat
diidentifikasi sebagai berikut; a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi
perkembangan individu peserta didik. b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta
didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik. c. Kurikulum ini kurang
memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan d. Dalam kurikulum ini prinsip-prinsip
psikologis yang ada kurang terhubungkan

3. Kurikulum Teknologis Terdapat korelasi yang positif antara ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan akan berdampak positif terhadap teknologi yang dihasilkan. Demikian
pula sebaliknya, kemajuan teknologi juga berpengaruh besar terhadap perkembangan model konsep
kurikulum.

Model kurikulum teknologis dikembangkan berdasarkan pemikiran teknologi pendidikan. Model ini
sangat mengutamakan pembentukan dan penguasaan kompetensi, dan bukan pengawetan dan
pemeliharaan budaya dan ilmu seperti pada pendidikan klasik. Model kurikulum teknolgi berorientasi
pada masa sekarang dan yang akan datang, sedangkan pendidikan klasik berorientasi pada masa lalu.
Kurikulum ini juga menekankan pada isi kurikulum. Suatu kompetensi yang besar diuraikan menjadi
kompetensi yang lebih kecil sehingga akhirnya menjadi perilakuperilaku yang dapat diamati atau diuku

Sukmadinata (1997:97) menyatakan bahwa ciri-ciri kurikulum teknologis dapat ditemukan pada empat
bagian yaitu pada tujuan, metode, organisasi bahan, dan evaluasi. a. Tujuan diarahkan pada penguasaan
kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku hasil belajar yang dapat diukur. Tujuan yang masih
bersifat umum dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil (tujuan khusus), yang di dalamnya
terkandung aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. b. Metode pengajaran bersifat individual. Setiap
siswa menghadapi tugas sesuai dengan kecepatan masing-masing. c. Bahan ajar atau isi kurikulum
banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan
sesuatu kompetensi. Bahan ajar yang besar disusun dari bahan ajar yang lebih kecil dengan
memperhatikan urutan-urutan penyajian materi dalam pengorganisasiannya. 10 d. Evaluasi dilakukan
kapan saja. Ketika siswa telah mempelajari suatu topik/subtopik, ia dapat mengajukan diri untuk
dievaluasi. Fungsi evaluasi ini antara lain sebagai umpan balik: bagi siswa dalam penyempurnaan
penguasaan suatu satuan pelajaran (formatif), bagi program semester (sumatif), serta bagi guru dan
pengembang kurikulum. Bentuk evaluasi umumnya obyektif tes.

Seperti halnya model yang lain, model kurikulum ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari model ini adalah: a. program pengajaran yang menggunakan alat-alat yang berbau teknologi,
khususnya teknologi terbaru, secara umum lebih menyenangkan dan terkesan up to date. b. dengan
model pengajaran berbasis teknologi, standar penguasaan siswa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
model-model lain. c. Dengan model pengajaran berbasis teknologi, informasi dapat digambarkan
dengan berbagai cara. Pengetahuan menjadi lebih mudah diakses oleh siswa di mana saja dan kapan
saja, karena teknologi memiliki jangkauan yang luas. Sedangkan kelemahan dari model kurikulum
teknologi dapat diidentifikasi sebagai berikut; a. Model ini terbatas untuk mengajarkan bahan ajar yang
kompleks atau membutuhkan penguasaan tingkat tinggi (analisis, sintetis, evaluasi) juga bahan ajar yang
bersifat afektif. Sehingga perlu adanya variasi 11 dalam penggunaan teknologi yang memungkinkan
penyampaian bahan ajar yang kompleks. b. Pengajaran teknologis sukar untuk dapat melayani bakat-
bakat siswa belajar dengan metode-metode khusus. c. Pengembangan kurikulum teknologi
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun hal ini sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. d.
Model teknologi ini hanya menekankan pada efektivitas produk saja, sedangkan perhatian untuk
mengubah lingkungan seperti organisasi sekolah, sikap guru dan cara pandang masyarakat sangat
kurang.

4. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional, yang bertolak dari pemikiran manusia
sebagai mahluk sosial. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan berintikan kerjasama dan
interaksi. Dengan demikian, kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problem-problem yang
dihadapi masyarakat.

Konsepsi kurikulum ini mengemukakan bahwa pendidikan bukanlah merupakan upaya sendiri,
melainkan merupakan kegiatan bersama, interaksi, dan kerja sama. Interaksi atau kerja sama dapat
terjadi pada siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan orang di lingkungannya. Dengan kerja
sama semacam ini, para siswa berusaha memecahkan problem-problem yang dihadapi dalam
masyarakat agar menjadi masyarakat yang lebih baik. Pendidikan, menurut konsepsi kurikulum
rekonstruksi sosial ini memiliki pengaruh, mengubah, dan memberi corak baru kepada masyarakat dan
kebudayaan

Tujuan utama kurikulum jenis ini adalah untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai
permasalahan manusia dan kemanusiaan. Melalui model kurikulum ini peserta didik diarahkan untuk
dapat menghadapi tantangan, termasuk di dalamnya ancaman dan hambatan. Dalam kurikulum
rekonstruksi sosial guru berperan utnuk membantu siswa menemukan minat dan kebutuhannya. Guru
juga berperan dalam menghubungkan tujuan peserta didik dengan manfaat lokal, nasional dan
internasional. Para peserta didik diharapkan dapat menggunakan minatnya dalam menemukan jawaban
atas permasalahan sosial yang dibahas di kelas

Seperti halnya model yang lain, model kurikulum ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari model ini adalah: a. Kurikulum ini berorientasi ke masa depan yang memfokuskan pada penggalian
pada sumber sumber alam, kesejahteraan masyarakat, masalah air, dan lain – lain b. Kurikulum ini
menghendaki adanya kerjasama dalam kegiatan belajar, saling menghargai, suasana belajar yang
kondusif, dan tidak ada kompetitif karena satu dengan yang lain saling ketergantungan. c. Dalam
kegiatan evaluasi siswa turut serta memilih, menyusun dan menilai bahan yang akan diujikan. d. Sasaran
evaluasi tidak hanya terfokus pada tingkat penguasaan siswa tetapi lebih penting bagaimana dampak
kegiatan sekolah terhadap perubahan masyarakat.

Sedangkan kelemahan dari model kurikulum rekonstruksi sosial adalah: a. Kesulitan dalam menganalisis
pemacahan masalah sosial yang kompleks sehingga diperlukan bantuan para ahli disiplin ilmu dalam
menganalisis memecahkan masalah sosial dan membuat kebijakan sosial. b. Kurikulum ini sukar
diterapkan, penyebabnya adalah interpretasi para ahli tentang perkembangan dan masalah-masalah
sosial berbeda. Kemampuan warga untuk ikut serta dalam pemecahan juga bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai