1. Pengertian Kurikulum Subjek Akademik Kurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru. Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan sosial. Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu: a. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan sekedar mengingatnya. b. Studi yang bersifat integrative Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema- problema yang ada. Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan: 1) Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying theme) 2) Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu. 3) Menyatuka berbagai cara/metode belajar. c. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
2. Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:
a. Bertujuan untuk pemberian ide pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”. b. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan inkuiri. c. Materi/ide-ide diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya. 3. Pola-pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis a. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep suatu pelajaran yang dikorelasikan dengan pelajaran lainnya. b. Unifyied atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran displin ilmu. c. Integrated curriculum yaitu sama halnya dengan unifyied curriculum, namun yag membedakan pada integrated curriculum tidak nampak lagi displin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupa tertentu. d. Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yag diperoleh dari berbagai displin ilmu.
B. KONSEP KURIKULUM HUMANISTIK
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu john dewey (progressive education) dan J.JRousseau (romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Olehkarena itu, peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif. 2. Menghormati individu peserta didik. 3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat. a. Karakteristik kurikulum humanistic Kurikulum humanisik mempunyai beberapa karakteristikberkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman ataupengetahuan berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah prosesperkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan,integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri,orang lain dan belajar. Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baikantara guru dengan murid.Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbedadengan yang biasa. Model lebih mengutamakan proses daripada hasil. b. Kelemahan kurikulum humanistic 1) Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagiperkembangan individual peserta didik. 2) Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu pesertadidik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragamanpeserta didik 3) Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakatsecara keseluruhan. 4) Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurangterhubungkan.
C. KURIKULUM REKONTRUKSI SOSIAL
kurikulum rekontruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliranpendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri,melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama atau interaksi bukanhanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa,siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan dengan sumber belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakatyang lebih baik. Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun1920- an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwaselama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial. Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannyatentang rekonstruksi sosial. Dalam masyarakat demokratis, seluruh wargamasyarakat harus ikut serta dalam perkembangan dana pembaharuan masyarakat.Untuk melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting.
1. Ciri dari desain kurikulum kontruksi sosial
c. Asumsi d. Masalah-masalah sosial yang mendesak e. Pola-pola organisasi 2. komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosisal a. Tujuan dan isi kurikulum b. Metode c. Evaluasi D. Kurikulum berbasis kompetensi