Anda di halaman 1dari 16

PERALATAN DAPUR TRADISIONAL SEBAGAI WARISAN

KEKAYAAN BUDAYA BANGSA INDONESIA


(Traditional of Kitchen Equipment as Cultural Heritage Richness
of Indonesia Nation)
Lilyk Eka Suranny
Kantor Litbang IPTEK Kabupaten Wonogiri, Brigjen Katamso No.2, Kec. Wonogiri, Wonogiri, Jawa Tengah 57612, Telepon: (0273) 321155,
e-mail: lilik_fd@yahoo.com

INFO ARTIKEL Abstract

Histori artikel: Traditional kitchen equipment has existed since prehistoric people began to recognize the farming.
Along with the development of science and technology, the use of traditional kitchen equipment
Diterima 20 April 2015 is being abandoned by the community. Therefore it is necessary to attempt for preserve this
Direvisi 27 April 2015 traditional kitchen equipment as one of the nations rich heritage. This paper will describe some
Disetujui 4 Mei 2015 traditional kitchen equipment, its benefits and the existence in community. Data was collected
using observation, interviews and literature study. This study used a qualitative descriptive method.
Some traditional kitchen equipment that was found in this study, among others furnace, cormorant,
Keywords: cauldron, wajan, jugs, coconut grated, crock, irus, centong, as well as pestle and mortar. The
benefits derived from the use of traditional kitchen equipment is to have a distinctive flavor, safer
traditional kitchen equipment, and environmentally friendly, more economical and preserve the traditions of the ancestors.
nations rich heritage,
tradition value
Abstrak
Kata kunci:
Peralatan dapur tradisional sudah ada sejak manusia prasejarah mulai mengenal bercocok tanam.
peralatan dapur tradisional,
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemakaian peralatan dapur
warisan kekayaan bangsa, tradisional ini semakin ditinggalkan oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
nilai tradisi melestarikan peralatan dapur tradisional tersebut sebagai salah satu warisan kekayaan bangsa.
Tulisan ini akan membahas beberapa peralatan dapur tradisional, manfaat penggunaannya
serta keberadaan di dalam masyarakat saat ini. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Beberapa peralatan dapur tradisional yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain
tungku, dandang, belanga, wajan, kendi, parutan kelapa, tempayan, irus, centong, serta cobek
dan ulekan. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan peralatan dapur tradisional adalah memiliki
cita rasa yang khas, lebih aman dan ramah lingkungan, lebih ekonomis serta melestarikan tradisi
nenek moyang.

PENDAHULUAN dapur tradisional. Dinamakan peralatan


dapur karena lokasi penggunaannya di
Kebudayaan nasional Indonesia
dapur yaitu untuk memasak. Peralatan
berasal dari gabungan berbagai
dapur tradisional antara satu daerah
kebudayaan daerah. Kebudayaan
dengan daerah lain pada umumnya
daerah merupakan suatu kebiasaan
banyak kesamaan, yang berbeda yaitu
dalam wilayah/daerah tertentu yang
dalam penamaan atau penyebutannya
diwariskan secara turun-temurun
saja. Peralatan dapur tradisional
oleh generasi terdahulu ke generasi
muncul dari proses peradapan manusia
berikutnya. Ada berbagai macam
dalam mempertahankan kehidupannya.
kebudayaan daerah antara lain
Peralatan dapur tersebut dibuat untuk
lagu daerah, tarian daerah, rumah
mengolah bahan makanan dari bahan
adat, peralatan pertanian, peralatan
mentah menjadi bahan makanan yang
memasak, dan sebagainya. Salah satu
siap saji. Setiap rumah tinggal memiliki
unsur kebudayaan daerah yang diangkat
dapur sehingga peralatan dapur
dalam tulisan ini adalah peralatan

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 47
merupakan bagian mendasar bagi Selain untuk memenuhi kebutuhan
setiap keluarga. rumah tangga keluarga, peralatan
Peralatan dapur tradisional sudah dapur juga digunakan untuk mendukung
ada sejak jaman nenek moyang. kegiatan dalam skala besar. Sejarah
Manusia mulai mengenal seni kerajinan bangsa Indonesia mencatat betapa
termasuk pembuatan peralatan dapur pentingnya logistik , diantaranya
sejak mengenal tradisi bercocok tanam peralatan dapur dalam mendukung
(Sartono, 1975: 174). Berbagai bukti strategi perang. Ini mengenai sejarah
arkeologis mengenai penggunaan penyerangan Kerajaan Mataram
peralatan dapur tradisional pada terhadap Batavia yang pada saat
masa lampau yakni penemuan artefak itu dikuasai oleh Belanda. Dalam
(benda-benda sejarah) berupa kreweng penyerangan tersebut, Kerajaan
atau pecahan gerabah. Menurut para Mataram mengalami kekalahan yang
arkeolog yang menelitinya, kreweng disebabkan oleh kurangnya bahan
berasal dari pecahan peralatan untuk makanan (logistik) peperangan.
memasak ada pula yang berasal Kekalahan penyerangan pertama ini
dari peralatan rumah lainnya. Faktor menjadi pembelajaran bagi Kerajaan
yang menyebabkan gerabah banyak Mataram sehingga pada penyerangan
ditemukan pada situs-situs arkeologi kedua logistik dipersiapkan lebih
karena sifat gerabah yang tahan dari matang termasuk peralatan memasak
pelapukan, sehingga mudah pecah yang digunakannya. Sejarah Kerajaan
akan tetapi tidak hancur, relatif tahan Mataram ini membuktikan betapa besar
air dan tahan panas api (Ambar, peran logistik dalam peperangan selain
2008:1). Penelitian mengenai peralatan persenjataan dan strategi perang
memasak tradisional pernah dilakukan (Poesponegoro, 1984:67).
oleh Septiana Astuti pada tahun 2012, Sejalan dengan perkembangan
melakukan kajian mengenai Makna ilmu pengetahuan dan teknologi,
Lesikal Nama Peralatan Rumah Tangga peralatan dapur tradisional sudah
Tradisional di Pasar Gedhe Klaten, dari mulai ditinggalkan dan digantikan
penelitian ini diperoleh nama-nama oleh peralatan dapur modern. Ada
peralatan rumah tangga tradisional di berbagai alasan masyarakat terhadap
Pasar Gedhe Klaten beserta fungsinya beralihnya penggunaan peralatan
yang terdiri dari 44 jenis yaitu peralatan memasak tradisional menjadi peralatan
rumah tangga tradisional yang terbuat memasak yang modern. Pertama,
dari tanah liat, bambu, kayu, batu, dan mereka yang menggunakan peralatan
besi. Penelitian lainnya yaitu penelitian memasak modern menilai lebih praktis,
mengenai Peralatan Dapur Tradisional awet dan mudah penggunaanya.
Aceh oleh Nasruddin Sulaiman, dkk Kedua, bentuknya lebih bagus dengan
pada tahun 1993/1994, dari penelitian balutan teknologi canggih. Ketiga,
tersebut mendiskripsikan nama,jenis, adanya perubahan status sosial
bentuk,bahan dan fungsi peralatan dalam masyarakat. Masyarakat yang
dapur tradisional Aceh. memiliki penghasilan berlebih akan

48 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


berusaha mendapatkan berbagai jenis dilakukan melalui pengamatan dalam
peralatan modern untuk memudahkan masyarakat (observasi), wawancara
mereka dalam menyelesaikan pada beberapa informan, dokumentasi
pekerjaan. Keempat, anggapan dan studi kepustakaan. Pengamatan
bahwa penggunaan peralatan dilakukan pada beberapa daerah
tradisional dapat mengesankan bahwa terutama di pulau Jawa yang masih
pemakainya ketinggalan jaman, kuno, menggunakan peralatan memasak
dan sebagainya. Jika unsur budaya tradisional. Informan dalam penelitian
daerah yang berupa peralatan dapur ini dipilih menggunakan teknik
tradisional ini tidak dilestarikan, maka snowball sampling dengan bantuan
generasi yang akan datang tidak dapat key-informan pada beberapa orang
menikmati ataupun sekedar melihatnya yang masih menggunakan peralatan
sebagai warisan kekayaan budaya memasak tradisional. Selanjutnya
bangsa Indonesia. Dengan demikian dilakukan analisis data berdasarkan
permasalahan utama yang akan fakta dan data yang ditemukan untuk
diungkapkan dalam penelitian ini adalah menguraikan beberapa jenis dan fungsi
bagaimana upaya untuk melestarikan peralatan dapur tradisional, manfaat
peralatan dapur tradisional melalui penggunaannya serta keberadaan di
identifikasi jenis dan fungsinya serta dalam masyarakat saat ini.
manfaatnya bagi masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui jenis HASIL DAN PEMBAHASAN
dan fungsi peralatan dapur tradisional
serta manfaat penggunaannya bagi Peralatan dapur dan fungsinya
masyarakat saat ini. Keberadaan berbagai jenis peralatan
dapur tradisional ini dapat kita temukan
METODE PENELITIAN pada masyarakat di daerah pedesaan.
Kebanyakan kehidupan masyarakat desa
Penelitian ini merupakan penelitian masih memegang teguh tradisi nenek
deskriptif melalui pendekatan kualitatif. moyang termasuk dalam penggunaan
Menurut Nawawi (1983:64), metode peralatan dapur tradisional. Beberapa
penelitian deskriptif memiliki 2 ciri acara yang digelar di pedesaan masih
pokok yaitu memusatkan perhatian menggunakan peralatan dapur tradisional
pada masalah yang diteliti dan misalnya saja hajatan, upacara adat,
menggambarkan fakta-fakta tentang pengajian dan sebagainya. Teknologi
masalah yang sedang diteliti diiringi pembuatan peralatan dapur tradisional
dengan interpretasi rasional. Bagdan sangat sederhana. Bahan baku yang
dan Taylor dalam Moleong (2003:3), digunakan tersedia di alam, misalnya
menyatakan bahwa penelitian tanah liat, bambu, kayu, ataupun batu.
kualitatif merupakan penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang
yang menghasilkan data deskriptif dilakukan beberapa jenis dan fungsi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari peralatan dapur tradisional dapat
dari orang-orang dan perilaku yang diuraikan sebagai berikut:
diamati. Teknik pengumpulan data

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 49
1. Tungku tersebut hanya dapat digunakan untuk
Tungku merupakan bagian yang meletakkan satu alat masak saja, yang
paling utama dalam dapur tradisional. kedua adalah tungku ganda digunakan
Dapur belum dapat berfungsi jika di untuk meletakkan dua alat masak
dalamnya belum ada tungku. Tungku sekaligus. Pada tungku (pawon) ganda
merupakan salah satu komponen dalam ini, lubang tempat memasukkan kayu
proses pengolahan makanan (Aristanti, bakar hanya satu dibagian tengah
2001: 78). Ada beberapa penyebutan sedangkan bagian atas terdiri atas dua
lokal untuk tungku, diantaranya orang lubang yang digunakan sebagai tempat
Jawa menyebutnya pawon, dhingkel dan meletakkan alat memasak. Antara
anglo. Tungku dibuat secara sederhana kedua lubang tempat meletakkan
dan diletakkan secara permanen di alat memasak tersebut tidak disekat
dalam dapur. Tungku terbuat dari batu sehingga api menyebar pada dua arah.
cadas, tanah liat ataupun dari batu Ada juga tungku yang terbuat dari batu
bata. Bahan bakar untuk memasak bata yang disusun sejajar dua baris
menggunakan tungku adalah kayu yang diletakkan melintang yang disebut
bakar. Desain tungku berbentuk persegi dhingkel” (Wawancara Bapak Marno,
panjang dengan panjang kurang 12 Juni 2014).
lebih 95 cm, lebar 60 cm dan tinggi Anglo terbuat dari tanah liat, bahan
30cm dari permukaan lantai, terdapat bakarnya adalah arang. Anglo ini
lubang pembakaran diatas tungku biasanya berbentuk seperti silinder
berdiameter 30 cm yang berfungsi dengan bagian bagian bawah tertutup
untuk meletakkan alat memasak rapat dan bagian atas berbentuk bundar
(Mulyono, 2009: 2). Tungku dibuat yang diatasnya diberi tonjolan sebagai
tertutup disekelilingnya kecuali pada tempat untuk meletakkan alat memasak.
lubang tempat memasukkan kayu bakar Anglo juga memiliki bagian-bagian yang
dan bagian atas tungku agar nyala api memiliki fungsi berbeda-beda yaitu
yang dihasilkan dapat digunakan untuk sarangan anglo dan cangkem anglo
memasak. Dimensi ketinggian tungku (mulut anglo) (Sumintarsih, 2006:20).
jauh dibawah posisi siku penggunanya Ruang disekitar bagian yang menonjol
sehingga mengharuskan pengguna ini berfungsi sebagai tempat aliran
untuk memakainya dengan posisi udara dan api dari lubang bawah. Pada
duduk atau berdiri sambil membungkuk bagian tengahnya yaitu tempat bara
(Mulyono, 2009: 1). Bentuk tungku api terdapat lubang-lubang kecil yang
ada dua macam disesuaikan dengan disebut sarangan. Fungsinya sebagai
kebutuhan pemakainya, yaitu tempat aliran udara yang berasal dari
tungku tunggal dan tungku ganda. arang yang dikipaskan dari lubang
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian bawah. Pada lubang bagian
informan, sebagai berikut: “Pertama, bawah ada satu lubang besar yang
tungku (pawon) tunggal, artinya tungku dinamakan mulut anglo. Apabila mulut

50 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


anglo dikipasi maka udara akan masuk api pada tungku (http://tembi.net).
lewat lubang sarangan kemudian naik Memasak dengan menggunakan bahan
keatas pada tempat bara api sehingga bakar dari kayu bakar ataupun arang
bara api akan menyala. Arang yang akan menghasilkan limbah yang berupa
digunakan sebagai bahan bakar abu. Pada jaman dulu nenek moyang
anglo hendaknya merupakan arang kita telah memanfaatkan limbah abu
yang berkualitas baik sehingga akan tersebut untuk berbagai keperluan.
menghasilkan bara api yang bertahan Ada yang menggunakan sebagai
lama dan tidak mudah menjadi abu. bahan campuran obat tradisional,
Arang yang berkualitas baik ini biasanya sebagai pasta gigi alami dan sebagai
berasal dari kayu-kayu yang keras. abu gosok untuk mencuci perkakas
Arang berasal dari kayu yang dibakar dapur. Ramuan obat yang berasal
dan mengalami proses pendinginan. dari abu dapur sering digunakan oleh
Masyarakat yang masih menggunakan masyarakat pada jaman dulu sebagai
anglo ini mendapatkan bahan bakar obat penurun demam pada anak-anak
yang berupa arang dari pedagang arang terutama bayi, juga dapat mempercepat
ataupun mereka membuatnya sendiri. proses keringnya pusar bayi yang baru
Ada berbagai bentuk dan ukuran dari lahir. Abu dapur juga digunakan sebagai
anglo ini, ada yang besar, sedang pasta gigi alami yang berfungsi untuk
ataupun kecil disesuaikan dengan memutihkan gigi (http://melayuonline.
kebutuhan. Untuk lebih detailnya com). Ibu-ibu rumah tangga pada
berikut wawancara dengan informan: jaman dulu telah memanfaatkan abu
“Anglo yang berukuran besar biasanya gosok untuk membersihkan noda-
untuk memasak dalam skala besar, noda membandel pada perkakas dapur
misalnya pada saat ada hajatan. Anglo terutama noda hitam bekas memasak.
ukuran sedang biasanya digunakan Perkakas dapur akan menjadi bersih
untuk pemakaian rumah tangga dan karena adanya kandungan kalium
anglo dengan ukuran kecil biasanya di dalam abu gosok. Penjelasan
dipergunakan untuk membakar malam ilmiahnya yaitu kalium pada abu dapur
sebagai bahan baku dalam membatik, yang bereaksi dengan air pada saat
membakar dupa/kemenyan yang pencucian akan menghasilkan kalium
merupakan bagian dari peralatan hidroksida yang bersifat basa sehingga
prosesi upacara adat Jawa, ataupun dapat menyebabkan kotoran/noda
juga untuk memasak kue serabi” hitam tersebut dapat terangkat (http://
(Wawancara dengan ibu Sri, 12 Juni penjaskesehatan.blogspot.com).
2014).
Selain digunakan untuk memasak
makanan, tungku ini kadang digunakan
oleh masyarakat di pedesaan
untuk mengusir rasa dingin dengan
menghangatkan badan didekat bara
Gambar 1. Tungku tunggal (kiri) dan tungku ganda (kanan
(dokumentasi Lilyk)

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 51
yang dimasukkan dalam dandang.
Solet digunakan untuk mengaduk nasi
selama ditanak agar hasilnya merata.
Solet terbuat dari bambu ataupun kayu.
Sedangkan kekeb berfungsi untuk
menutup bagian atas kukusan agar cepat
matang dan melindungi nasi yang ditanak
dari kotoran. Kekeb ini ada yang terbuat
dari bambu ataupun dari tanah liat (http://
dermaji.desa.id). Pada masyarakat
pedesaan menanak nasi menggunakan
Gambar 2. Anglo Sumber:(http://tembi.net/ensiklopedi-aneka- dandang dilakukan pada acara-acara yang
rupa/anglo-si-kompor-tanah-liat)
besar misalnya hajatan karena dengan
memakai dandang daya tampung beras
2. Dandang yang akan dimasak lebih besar. Namun
Dandang merupakan alat memasak penggunaan dandang menjadi semakin
tradisional yang sebagian besar langka dijumpai. Saat ini masyarakat
difungsikan untuk menanak nasi. Selain lebih banyak menggunakan peralatan
untuk menanak nasi, dandang oleh memasak modern seperti rice cooker
masyarakat pedesaan juga digunakan ataupun dandang aluminium. Padahal
untuk menanak makanan seperti menanak nasi menggunakan dandang
singkong, ketela rambat, dan umbi- tembaga dinilai lebih enak karena nasi
umbian sejenisnya. Dandang terbuat dari yang dimasak menggunakan dandang
tembaga ,warnanya kuning keemasan lebih tanak dan baunya lebih sedap.
dan bentuknya seperti topi panjang Selain itu dandang tembaga lebih awet
yang terbalik. Pada masyarakat Aceh, dan tidak mudah bocor karena lapisannya
dandang disebut juga kanet dangdang lebih tebal. Pada masyarakat jaman
atau sangku tanoh, masyarakat Gayo dulu pemakaian dandang kental dengan
menyebutnya kukusen (Sulaiman, berbagai mitos yang menyertainya.
1993/1994:28). Cara menanak nasi Sebagai contoh di Jawa mitos yang
dengan menggunakan dandang adalah menyertai penggunaan dandang yakni
dengan mengukusnya. Untuk menanak dapat memancing suara tangisan bayi
nasi selain menggunakan dandang perlu yang baru lahir tanpa tangisan dan
perlengkapan lain misalnya kukusan, memanggil orang yang jauh dari kita agar
kekeb, solet dan penyaton. Kukusan cepat pulang. Caranya yakni dengan
bentuknya kerucut, diletakkan ke dalam memanggil nama si bayi lewat lubang
dandang dengan bagian yang lancip/ dandang. Hal yang sama juga dilakukan
ujungnya berada dibawah. Penyaton untuk memanggil orang agar cepat pulang
diletakkan didalam kukusan pada bagian yakni dengan memanggil nama orang
ujungnya. Penyaton ini difungsikan tersebut dalam lubang dandang (Anonim,
untuk menahan agar nasi yang ditanak 2013). Di Daerah Parangtritis dan Imogiri
pada bagian bawah tidak terkena air Bantul mitos yang menyertai penggunaan

52 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


dandang adalah apabila menggulingkan diperoleh di beberapa pasar tradisional.
dandang pada saat menanak nasi maka Dahulu alat-alat memasak tradisional
harus diruwat agar tidak dimakan Bethara dapat diperoleh dengan sistem barter
Kala (Sumintarsih dkk, 1990/1991: 45). selain dibeli menggunakan uang.
Biasanya mereka menukarkan barang-
barang tertentu misalnya saja padi, beras
ataupun barang lainnya untuk ditukar
dengan peralatan dapur yang diinginkan
(Sulaiman, 1993/1994:19). Apabila telah
rusak atau bocor belanga tidak dapat
diperbaiki dan harus digantikan dengan
yang baru.

Gambar 4. Kuali tanah liat (dokumentasi Lilyk)

Gambar 3. Dandang dan seperangkat alat untuk mengukus


nasi (kukusan dan kekeb) Sumber: http://bebibluu.blogspot. 4. Wajan
com/2014_06_01_archive.html
Salah satu peralatan dapur yang
memegang peranan penting dalam
3. Belanga
kebutuhan rumah tangga adalah wajan.
Merupakan peralatan dapur tradisional Wajan merupakan salah satu peralatan
yang bahan bakunya berasal dari tanah dapur yang digunakan untuk menggoreng,
liat. Bentuknya bundar dengan mulut memasak sayur, menyangrai kacang-
besar, antara bagian atas dan bawah kacangan ataupun menumis makanan.
sama besar kadang di desain dengan dua Masyarakat di daerah Aceh menyebut
kuping sebagai pegangan ataupun tanpa wajan dengan blangong sudu (Sulaiman,
pegangan dibagaian atasnya. Di Jawa 1993/1994:33). Pada jaman dahulu
belanga lebih umum disebut dengan kuali wajan yang digunakan untuk memasak
sedangkan di daerah Aceh belanga sering terbuat dari tanah liat ataupun besi.
disebut dengan blangong (Sulaiman, Namun sekarang sudah jarang sekali
1993/1994:19). Belanga digunakan penggunaan wajan tanah liat atau besi
sebagai tempat untuk menanak nasi, untuk memasak, digantikan dengan wajan
memasak sayur, memanggang ayam, aluminium ataupun stainless steel. Wajan
merebus singkong dan hasil bumi lainnya tradisional dari tanah liat penggunaannya
ataupun juga merebus air. Belanga masih terbatas untuk menyangrai dan
dibuat dengan berbagai ukuran dari yang memasak sayur. Untuk menggoreng
besar, sedang dan ukuran kecil sesuai masyarakat jaman dulu menggunakan
kebutuhan pemakainya. Belanga dapat wajan besi. Wajan besi warnanya hitam

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 53
dan lebih berat jika dibandingkan dengan adalah bulat pada badannya, terdapat
wajan tanah liat. Apabila tidak dirawat leher yang fungsinya sebagai pegangan
dengan baik biasanya wajan yang dan diberi corong kecil pada salah satu
terbuat dari besi ini mudah berkarat. bagiannya untuk menuang air dari dalam
Wajan bentuknya cekung mirip parabola kendi. Pada bagian atas leher kendi diberi
yang dibagian atasnya didesain ada lubang yang agak besar untuk mengisi air
dua telinga yang difungsikan sebagai minum ke dalam kendi.
pegangan. Ukurannya bermacam- Kendi juga dipergunakan dalam
macam disesuaikan dengan kebutuhan upacara adat dan sebagai pelengkap
pemakainya. Wajan dan belanga sesaji. Di Jawa kendi digunakan dalam
bentuknya hampir sama, hanya saja acara perkawinan karena dianggap suci
untuk belanga tingkat kecekungannya dan menyejukkan yang menjadi simbul
lebih dalam. perkawinan yang sempurna. Dalam acara
tersebut mempelai wanita membasuh
kaki mempelai pria dengan air kendi.
Ini melambangkan kesetiaan seorang
istri kepada suaminya. Selain upacara
pernikahan, di Jawa Tengah khususnya
kendi dipergunakan pada upacara
pemakaman. Pada acara pemakaman
Gambar 5. Menyangrai kacang menggunakan wajan tanah liat jenasah, kendi yang berisi air disiramkan
(kiri), wajan besi (kanan (dokumentasi Lilyk) diatas kuburan. Tradisi ini dipercaya
masyarakat untuk menyejukkan arwah
5. Kendi yang telah meninggal. Di Bali kendi
juga dipergunakan pada acara-acara
Kendi adalah tempat atau wadah air
keagamaan (http://id.wikipedia.org).
minum yang terbuat dari tanah liat. Kata
Masyarakat pada jaman dulu percaya
kendi berasal dari bahasa Sansekerta yakni bahwa air yang dimasukkan dalam kendi
kundika yang artinya wadah air minum. berkhasiat untuk kesehatan. Hal tersebut
Pada beberapa daerah di Indonesia ternyata dapat dibuktikan secara ilmiah
kendi ini mempunyai penyebutan yang bahwa air putih yang disimpan dalam
berbeda-beda meskipun fungsinya sama. kendi jauh lebih sehat dan segar daripada
Di Sumatera Barat disebut labu tanah, air minum yang dimasukkan dalam teko
di Batak disebut kandi, di Bali disebut plastik, botol kaca ataupun logam. Kendi
kundi atau caratan, di Sulawesi Selatan terbuat dari tanah liat sehingga pori-
disebut busu, di Aceh disebut geupet pori tanah akan menyebabkan udara
bahlaboh dan di Lampung disebut hibu. luar yang mengandung oksigen mampu
Di Jawa kendi mulai di kenal sejak abad menembus masuk ke dalam kendi. Inilah
ke-9 dengan ditemukannya relief-relief di yang menyebabkan air di dalam kendi
terasa segar dan sejuk karena kaya akan
Candi Borobudur pada teras Kamadhatu
kandungan oksigen.
(http://id.wikipedia.org). Bentuk kendi

54 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


kelapa tradisional saat ini dapat ditemukan
pada masyarakat pedesaan. Selain dari
kayu ada juga parutan kelapa manual
yang terbuat dari bahan seng. Saat ini
parutan kelapa tradisional sudah jarang
digunakan. Masyarakat lebih memilih
menggunakan mesin pemarut kelapa
ataupun blender. Adapula yang mencari
kepraktisan dengan membeli santan
kelapa dalam kemasan.

7. Tempayan
Tempayan atau genthong dalam
bahasa Jawa, berfungsi sebagai wadah
untuk menyimpan persediaan air bersih
Gambar 6. Kendi (dokumentasi Lilyk)
di dapur. Tempayan terbuat dari tanah
liat, bentuknya bulat cembung mengecil
6. Parutan Kelapa kebawah dengan lubang yang cukup
Parutan kelapa besar pada bagian atasnya yang
m e r u p a k a n fungsinya untuk memasukkan air bersih.
peralatan dapur Tempayan dibuat dengan beberapa
tradisional yang ukuran yang besar, sedang maupun
terbuat dari kayu. yang kecil sesuai dengan kebutuhannya.
Parutan kelapa Selain digunakan untuk menyimpan air,
bentuknya persegi tempayan juga dapat digunakan untuk
panjang biasanya menyimpan beras. Pada masyarakat di
terbuat dari papan daerah Aceh, tempayan yang berukuran
kayu pohon mlinjo besar dinamakan peudeuna sedangkan
yang diatasnya tempayan berukuran kecil dinamakan
Gambar 7. Parutan kelapa
dari kayu diberi kawat baja guroe. Di Aceh tempayan ini juga
(dokumentasi Lilyk) yang tajam. digunakan untuk menyimpan minyeuk
Penggunaan kayu pohon mlinjo ini karena brok (jenis minyak kelapa yang dihasilkan
pohon mlinjo mengandung minyak yang dengan sistem pengolahan tradisional),
apabila bercampur dengan parutan tempat menyimpan asam sunti, tempat
kelapa menjadikan rasanya lebih enak. menyimpan cuka jrok (cuka aren) dan
Parutan kelapa tradisional ini dibuat cuka nipah (Sulaiman, 1993/1994:30).
dengan menempelkan kawat baja yang Pada saat ini tempayan banyak digunakan
telah dipotong pada papan kayu sebagai untuk hiasan pada taman saja karena
bahan pembuat parutan kelapa. Kawat masyarakat banyak menggunakan
baja tersebut dipukul sampai menancap tampungan air yang berbahan baku
pada papan kayu. Penggunaan parutan plastik ataupun stainless steel.

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 55
memasak. Centong tradisional terbuat
dari kayu. Saat ini irus dan centong
tidak hanya digunakan untuk memasak
saja, ada yang menggunakannya untuk
sovenir pernikahan yang unik.

Gambar 8. Tempayan dengan ukuran besar dan kecil (gentong)


(dokumentasi Lilyk)

8. Irus dan centong


Irus merupakan alat memasak
tradisional yang berfungsi untuk
Gambar 9. Irus dan centong (dokumentasi Lilyk)
mengaduk sayuran ketika sedang
memasak ataupun untuk mengambil
makanan yang berkuah seperti sup. 9. Cobek dan Ulekan
Irus terbuat dari tempurung kelapa yang Cobek dan ulekan merupakan
dihaluskan dan memiliki pegangan bagian dari peralatan dapur yang sampai
(gagang). Bentuknya hampir menyerupai sekarang masih banyak digunakan oleh
sebuah sendok dengan tangkai masyarakat. Orang Jawa menyebut
lebih panjang, masyarakat di Aceh cobek dan ulekan dengan nama lemper
menyebutnya dengan aweuek (Sulaiman, dan munthu. Masyarakat Aceh menyebut
1993/1994:25). Pada umumnya cobek dengan sebutan batee lada dan
tempurung kelapa yang digunakan menyebut ulekan dengan sebutan ulak-
berdiameter sekitar 10 cm, tangkainya ulak (Sulaiman, 1993/1994:49). Alat ini
lebih panjang dari tangkai sendok, pada berfungsi untuk menghaluskan bumbu,
umumnya sekitar 25-30 cm. Tangkainya menumbuk, melumatkan makanan dan
terbuat dari bambu atau batang yang membuat sambal. Cobek biasanya
dibentuk dengan sistem merautnya, terbuat dari batu alam ataupun tanah liat,
bagian ujungnya yang kecil dimasukkan sedangkan ulekan ada yang terbuat dari
kedalam tempurung yang telah diberi batu ataupun kayu. Namun dari berbagai
lubang (Sulaiman, 1993/1994:25). bahan yang digunakan untuk membuat
Penggunaan irus tempurung kelapa ini cobek dan ulekan paling banyak diminati
semakin jarang karena hadirnya irus adalah yang berasal dari batu karena
dari bahan stainles stell dan aluminium. lebih kuat dan awet. Cobek bentuknya
Centong merupakan perkakas rumah bulat agak cekung dengan ukuran yang
tangga yang berfungsi untuk mengambil bermacam-macam disesuai kebutuhan
nasi ataupun mengaduk nasi pada saat pemakainya. Masyarakat lebih menyukai

56 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


membuat sambal ataupun melumatkan ini semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
bumbu menggunakan cobek dan ulekan Banyak masyarakat yang telah beralih
karena dinilai lebih enak daripada pada peralatan memasak yang lebih
digiling menggunakan blender. Bagi para modern. Mereka beranggapan bahwa
pecinta sambal, sambal yang dibuat peralatan memasak modern lebih praktis,
menggunakan cobek dan ulekan akan awet, bersih dan sebagainya. Padahal
terasa lebih nikmat. Hal inilah yang apabila ditelusur lebih jauh banyak manfaat
digunakan oleh restoran-restoran untuk yang dapat diperoleh dari penggunaan
meningkatkan daya tarik konsumen peralatan dapur tradisional ini. Menurut
yakni dengan menyajikan sambal Setyawan (2009:20) bahwa peralatan
menggunakan cobek kecil. Ada sebagian dapur merupakan suatu kerajinan rakyat
masyarakat Jawa yang masih memegang yang mempunyai nilai seni dan budaya
teguh tradisi menggunakan cobek dan yang tinggi. Berikut penulis mencoba
ulekan sebagai salah satu budaya menguraikan beberapa manfaat yang
dalam suatu pernikahan. Berikut kutipan dapat diambil dari penggunaan peralatan
wawancara dengan informan, “Orang dapur tradisional yaitu:
tua memberikan bekal kepada kedua
a. Memiliki cita rasa yang khas
mempelai berupa cobek dan ulekan
yang dalam hal ini berisi pesan kepada Masyarakat yang masih setia
mempelai untuk dapat saling bekerjasama menggunakan peralatan dapur tradisional
dan saling menjaga keharmonisan dalam dalam memasak beranggapan bahwa
menjalani kehidupan mereka yang baru” rasa yang ditimbulkan dari hasil masakan
(Wawancara dengan bapak Tunggal, lebih nikmat. Makanan yang dimasak
tanggal 15 Januari 2015). Sebuah menggunakan anglo ataupun tungku
pesona dari cobek dan ulekan sebagai tradisional dengan bahan bakar arang dan
peninggalan sejarah yang biasanya kayu akan menimbulkan cita rasa yang
hanya digunakan di dapur ternyata berbeda apabila dibandingkan dengan
memiliki nilai budaya sebagai salah satu makanan yang dimasak menggunakan
kekayaan bangsa. kompor gas ataupun kompor listrik.
Misalnya saja gudeng dan bakmi rebus
yang dimasak menggunakan anglo
dan kuali dari tanah liat rasanya lebih
nikmat daripada dimasak menggunakan
kuali ataupun wajan dari aluminium
dan stainless stell. Tanah liat dapat
menghantarkan panas namun tidak
Gambar 10. Cobek dan ulekan kayu (kiri), cobek dan ulekan
batu (kanan) (dokumentasi Lilyk)
sebaik aluminium ataupun stainless stell.
Pada saat memasak, kuali tanah liat
menangkap panas dari api tungku secara
Manfaat penggunaan peralatan me-
perlahan sehingga proses pematangan
masak tradisional
makanan terjadi secara bertahap. Suhu
Seiring dengan perkembangan jaman, panas yang dihasilkan dari arang dijaga
penggunaan peralatan dapur tradisional agar stabil sehingga masakan lebih

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 57
matang maksimal. Senyawa yang ada kesehatan. Kandungan bahan kimia
dalam kayu bakar ataupun arang ini tersebut akan terakumulasi dalam tubuh
akan keluar melalui asap pembakaran sehingga dapat mengganggu kesehatan
sehingga dapat bercampur dengan manusia. Perkakas memasak yang
masakan menghasilkan aroma yang berasal dari peralatan tradisional akan
khas. Asap ini dapat masuk kedalam kuali lebih terjamin dari sisi kesehatannya
melalui dindingnya yang berpori halus karena tidak ada kandungan bahan kimia
karena terbuat dari tanah liat. Sedangkan berbahaya pada bahan baku maupun
pada panci aluminium ataupun stainless proses pembuatannya. Peralatan dapur
steel merupakan penghantar panas yang tradisional juga dinilai lebih ramah
baik sehingga proses memasak makanan lingkungan. Apabila rusak misalnya
akan lebih cepat. Namun cita rasa yang retak ataupun pecah, akan mudah
dihasilkan kurang mantap. Saat ini sudah terurai kembali ke dalam tanah sehingga
jarang sekali penggunaan peralatan tidak mencemari lingkungan. Berbeda
dapur tradisional untuk memasak, apalagi dengan peralatan dapur modern yang
di perkotaan. Hal inilah yang menjadi berasal dari plastik, melamin, dan yang
inspirasi para pengusaha dibidang kuliner lainnya, apabila telah rusak sampah yang
untuk mendapatkan pangsa pasar dalam ditimbulkan tidak dapat terurai di dalam
mengembangkan usahanya dengan tanah sehingga akan menyebabkan
mendirikan restoran yang bernuansa pencemaran lingkungan.
tradisional. Ternyata banyak konsumen
c. Lebih ekonomis
yang tertarik dan senang menikmati
hidangan yang disajikan pada restoran Memasak dengan menggunakan
tersebut. peralatan dapur tradisional lebih
menguntungkan karena akan dapat
b. L
 ebih aman bagi pengguna dan ramah menghemat biaya kebutuhan rumah
lingkungan tangga. Harga peralatan dapur modern
Penggunaan peralatan memasak lebih mahal dari pada peralatan dapur
modern ternyata memiliki dampak tradisional. Selain itu biaya operasional
yang kurang baik bagi penggunanya. yang dikeluarkan jika menggunakan
Misalnya saja penggunaan kompor gas peralatan dapur modern juga lebih
ataupun kompor listrik, jika tidak hati- mahal. Sebagai contoh jika rumah tangga
hati ataupun lalai akan membahayakan menggunakan kompor gas ataupun
karena gas LPG yang digunakan sebagai kompor listik, maka biaya yang digunakan
bahan bakar dapat meledak. Begitu untuk membeli peralatan tersebut lebih
pula dengan pemakaian alat memasak mahal dibandingkan dengan rumah
modern yang menggunakan listrik, jika tangga yang menggunakan anglo
tidak hati-hati dapat terjadi konsleting atau tungku untuk memasak. Dalam
listrik yang membahayakan. Selain itu pengoperasiannya, kompor listrik maupun
penggunaan alat-alat memasak yang kompor gas membutuhkan bahan bakar
berasal dari aluminium, plastik ataupun yang lebih mahal apalagi dengan semakin
melamin akan berdampak buruk bagi tingginya biaya penggunaan listrik dan

58 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


naiknya harga gas LPG. Sedangkan kemampuan manusia dalam usahanya
pada penggunaan anglo atau tungku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
biaya yang dikeluarkan relatif murah Penemuan terakota (gerabah) dari Trinil,
karena bahan baku pembuatannya Sangiran, menunjukkan kemampuan
berasal dari lingkungan sekitar dan biaya nenek moyang kita di masa lampau dalam
untuk pengoperasiannya relatif murah. berolah seni, termasuk dalam menghiasi
Rata-rata dalam sekali memasak hanya barang yang dihasilkannya (Gustami,
membutuhkan satu kilogram arang jika 2008:24). Meskipun hanya berupa
menggunakan anglo. Sedangkan untuk pecahan-pecahan teracota namun hasil
tungku menggunakan kayu bakar yang temuan tersebut mengisyaratkan betapa
jumlahnya juga relatif sedikit untuk budaya bangsa ini sejak masa lalu telah
keperluan memasak rumah tangga per timbul budaya yang agung atau budaya
harinya. Kayu bakar dan arang tersebut yang adiluhung. Oleh karena itu upaya
mudah diperoleh di lingkungan sekitar pelestarian budaya sangat diperlukan
tempat tinggal ataupun jika membeli untuk tetap mempertahankan budaya
harganya tidak mahal. yang diwariskan oleh nenek moyang kita
terdahulu salah satunya dengan tetap
d. Melestarikan tradisi nenek moyang
menggunakan peralatan dapur tradisional
Penggunaan peralatan dapur ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tradisional merupakan salah satu wujud boleh saja mengikuti perkembangan iptek,
pelestarian budaya yang diwariskan namun tidak serta merta menghilangkan
nenek moyang kita terdahulu. Sebagian budaya tradisional bangsa ini. Tujuannya
besar peralatan dapur tradisional berasal agar para generasi yang akan datang
dari tanah liat yang umumnya dinamakan masih dapat mengenal ataupun melihat
kerajinan gerabah. Tradisi pembuatan berbagai jenis peninggalan nenek
seni kerajinan gerabah ini merupakan moyang mereka terdahulu. Hal-hal
tradisi masa lalu dalam perkembangan kecil dapat diterapkan dalam kehidupan
kebudayaan manusia (Ambar, 1977:1). sehari-hari, misalnya saja bagi para ibu
Telah berabad-abad tanah liat digunakan dapat memperkenalkan kepada anaknya
sebagai bahan baku yang digunakan mengenai pengetahuan peralatan
untuk membuat peralatan rumah tangga memasak tradisional terutama bagi anak
melalui teknik sederhana (Hildawati, perempuannya. Di dunia pendidikan
1990/1991:156). Kegiatan ini tercipta perlu diberikan mata ajar mengenai
sebagai salah satu usaha manusia untuk berbagai peralatan memasak tradisional,
mengatasi kesulitan dalam kehidupannya, sebagai contoh jurusan tata boga
yang berkaitan dengan perlunya wadah yang didalamnya disisipkan pelajaran
yang berfungsi sebagai tempat untuk mengenai penggunaan peralatan dapur
meletakkan bahan makanan, alat tradisional. Hal tersebut merupakan salah
masak, dan lain sebagainya (Sumijati, satu bentuk usaha sosialisasi bagi anak-
1994:302). Berbagai penemuan artefak anak dalam mengenal lingkungan dan
yang merupakan sisa benda-benda di budayanya.
masa lampau ini merupakan bukti adanya

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 59
PENUTUP yang sampai saat ini masih berkembang
Peralatan dapur tradisional di sebagian masyarakat kita. Berbagai
merupakan peralatan yang bersifat manfaat juga dapat diambil dari
tradisional yang diturunkan oleh nenek penggunaan peralatan dapur tradisional
moyang kita terdahulu. Hal yang yang tentunya akan menguntungkan
berhubungan dengan tradisional ini bagi pemakainya, mulai dari harganya
merupakan suatu bentuk yang unik yang lebih ekonomis, ramah lingkungan,
dan sepantasnya dijaga kelestariannya cita rasanya lebih enak serta dapat
sebagai warisan budaya bangsa. melestarikan tradisi nenek moyang.
Perkembangan teknologi saat ini dapat Sejalan dengan perkembangan iptek, saat
mendesak unsur-unsur tradisional yang ini peran peralatan dapur tradisional ini
dikhawatirkan akan dapat menghilangkan ada yang mengalami perubahan dari alat
tradisi ini, sehingga generasi yang akan bantu untuk memasak menjadi asesoris
datang tidak dapat menikmati bahkan hiasan ataupun sovenir tamu. Peran
untuk sekedar mengetahuinya saja. berbagai elemen dalam masyarakat
Jiwa nasionalis sangat diperlukan dalam sangat mempengaruhi eksistensi
upaya pelestarian budaya tradisional ini. keberadaan peralatan dapur tradisional
Generasi yang memiliki jiwa nasionalis dalam kehidupan masyarakat. Selain jiwa
akan menganggap bahwa melestarikan nasionalis yang dimiliki oleh masyarakat,
budaya merupakan suatu kebanggaan peran pemerintah juga sangat diperlukan
bukan paksaan. Berdasarkan hasil dalam pelestarian budaya yakni sebagai
penelitian beberapa jenis dan fungsi pelindung, pengambil kebijakan, fasilitator
dari peralatan dapur tradisional dapat yang mendukung pelestarian budaya
diuraikan dalam penelitian ini antara lain: bangsa. Harapannya agar budaya asli
tungku, dandang, belanga, wajan, kendi, bangsa Indonesia dapat dipertahankan
parutan kelapa, tempayan, irus, centong, agar tidak di klaim sebagai budaya
serta cobek dan ulekan. Peralatan dapur bangsa lain.
tradisional mengandung nilai budaya

60 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1, Juni 2015: 47-62


DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Astuti. 1977. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ambar, Astuti. 2008.Keramik: Ilmu dan Proses Pembuatannya.Yogyakarta: Jurusan
Kriya Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Aristanti. 2001. Asia Industrial and Institutional Stove Compendium. Yogyakarta:
ARECOP.
Astuti, Septiana. 2012. Kajian Makna Lesikal Peralatan Rumah Tangga Tradisional
di Pasar Gedhe Klaten (skripsi). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Bahasa Jawa Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hildawati, Sidharta. 1990/1991.”Seni Keramik Modern” dalam Muchtar Kusuma
Atmaja, et al., Perjalanan Seni Rupa Indonesia:Dari Zaman Prasejarah Hingga
Masa Kini. Bandung: Panitia Pameran KIAS 1990-1991.
Gustami. 2008. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Kriya Fakultas
Seni Rupa ISI.
Moleong, Lexy.2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyono, G. 2009. Kajian Ergonomi Pada Tungku Masak Dapur Tradisional
Masyarakat Desa Sukorejo Kediri. National Conference Applied Ergonomics
2009. Surabaya: Jurusan Desain Interior Fakultas Seni dan Desain Universitas
Kristen Petra.
Nawawi, H. 1983. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Poesponegoro, M. dan N. Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta
: Balai Pustaka.
Sartono, Kartodirdjo, dkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Setyawan, Abi Dharma Bakti. 2009. Analisis Morfo-Semantis Nama Peralatan Dapur
di Kabupaten Pemalang (Skripsi). Yogyakarta: Program Studi Bahasa Jawa
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Yogyakarta.
Sulaiman, N., R. Sufi, A. H. Rasyid. 1993/1994. “Peralatan Dapur Tradisional Aceh”.
Daerah Istimewa Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian
Proyek Pembinaan Permuseuman.
Sumintarsih, 2006. “Pawon Dalam Budaya Jawa”. Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1,
No.1, Juni 2006. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Hlm. 20.
Sumijati, Atmosudiro.1994.”Gerabah Prasejarah di Liang Bua, Melolo, dan Lewoleba”.
Disertasi untuk memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Sastra pada Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
Sumintarsih, dkk. 1990/1991. Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional DIY. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Peralatan Dapur Tradisional Sebagai Warisan Kekayaan Budaya Bangsa, Lilyk Eka Suranny 61
INTERNET

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2612 diakses tanggal 4 Agustus 2014.


http://tembi.net/selft/0000/jawa/anglo.htm diakses tanggal 10 Agustus 2014.
http://arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/dandang--spesialis-
untuk-adang-nasi-4293.html diakses tanggal 5 Agustus 2014.
http://penjaskesehatan.blogspot.com/2013/10/memutihkan-gigi-dengan-abu-gosok.
html diakses tanggal 6 Agustus 2014.
http://dermaji.desa.id/2013/06/10/dandang/ diakses tanggal 2 Agustus 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kendi diakses tanggal 5 Agustus 2014.
http://bebibluu.blogspot.com/2014_06_01_archive.html diakses tanggal 5 Agustus
2014.

62 Jurnal Arkeologi Papua, Volume 7, No.1 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai