LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini, penulis akan memaparkan beberapa teori yang digunakan
untuk mendukung analisis data mengenai tema skripsi. Teori-teori yang akan dibahas
adalah teori kelas kata (hinshi bunrui), pengertian joshi dan klasifikasi joshi,
pengertian shuujoshi dan pembagian shuujoshi, serta fungsi partikel yo dan ne.
“文中での働き(統語的機能)に基づいて語を分類したものを「品詞」という。”
Terjemahan:
“品詞とは単語を、形態・文中での機能・語彙的意味という三つの観点から分類し
たものである。”
7
8
Terjemahan:
Katou, Saji, dan Morita dalam buku Nihongo Gaisetsu menyebutkan ada dua
jenis pengelompokan kata yaitu jiritsugo (自立語) dan fuzokugo (付属語).
1. Jiritsugo (自立語)
Yang dimaksud dengan jiritsugo adalah kata yang muncul di bagian awal
kalimat dan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada kata lainnya. Kelas kata
yang termasuk dalam pengelompokan jiritsugo adalah taigen (meishi, suushi,
daimeishi), yougen (doushi, keiyoushi, keiyoudoushi), fukushi, rentaishi,
setsuzokushi, dan kandoushi.
Taigen (体言)
Yougen (用言)
3. Fukushi (副詞)
Kata yang tidak memiliki penafsiran sebagai kata benda dan dapat
memodifikasi kata lain yang dapat ditafsirkan disebut fukushi.
10
4. Rentaishi (連体詞)
5. Setsuzokushi (接続詞)
6. Kandoushi (感動詞)
Kata yang tidak memiliki arti sebagai kata benda, digunakan untuk
menunjukkan secara langsung ungkapan perasaan, kata seru dan
kekaguman disebut kandoushi.
2. Fuzokugo (付属語)
Fuzokugo adalah kata yang terbentuk bersama dengan kata yang dapat berdiri
sendiri dan selalu melekat di belakang jiritsugo, dan merupakan kata yang tidak
dapat berdiri sendiri atau harus melekat pada kata lainnya. Kelas kata yang termasuk
dalam fuzokugo adalah jodoushi dan joshi.
Contoh: が, は, の,と, など, や, から (ga, wa, no, to, nado, ya, kara)
“助詞は、付属語(単独では文節にならない語)の一種で、活用がなく、常に他の語
の下について具体的な意味を表す。”
Joshi wa, fuzokugo (tandoku de wa bunsetsu ni naranai go) no isshu de, katsuyou
ga naku, tsuneni hoka no go no shita ni tsuite gutaiteki na imi o arawasu.
Terjemahan:
“Joshi adalah jenis kata yang tidak memiliki penafsiran di dalam fuzokugo (kata yang
tidak dapat menjadi kalimat di dalam jiritsugo),dan selalu mewakili makna khusus di
belakang kata lain.”
1. Kakujoshi (格助詞)
2. Fukujoshi (副助詞)
3. Kakarijoshi (係助詞)
12
4. Kantoujoshi (間投助詞)
5. Setsuzokujoshi (接続助詞)
6. Shuujoshi (終助詞)
Shuujoshi adalah partikel yang terdapat di akhir kalimat dan digunakan untuk
mewakili ungkapan perasaan seperti keragu-raguan, larangan, perintah, ajakan, dan
sebagainya. Katou, Saji dan Morita (1989:129) dalam buku Nihongo Gaisetsu
mendefinisikan shuujoshi sebagai berikut.
“終助詞は文末にあって、まとめられたことがらの表現に対し、確かだとか、不確か
だとかいう話し手の判定の気持ちを直接に表し、同時にそれを聞き手に伝える働き
かけの気持ちを表している。”
13
Terjemahan:
(2) お島って変わった名ですよ。
(Itu adalah perubahan nama pulau, lho.)
(Masuoka, 1991:96)
“この場合、命令・禁止の最も基本的な表現のあり方は、話し手が聞き手の
意向に反して行為を強制するということである。”
Terjemahan:
“Dalam situasi ini bentuk ungkapan perintah yang paling dasar adalah
pembicara memaksa tindakan yang berlawanan dengan kehendak lawan
bicara.”
(Masuoka, 1991:99)
(4) 変なこと言うなよ。
(Jangan mengatakan hal-hal yang aneh.)
(Masuoka, 1991:99)
16
“「よ」が付加されることが依頼の表現力を強めることにつながるのは、「よ」
という形式が表す、話し手の意向が聞き手の意向に対立するという 判断か
ら帰結する事柄である。”
Terjemahan:
(Masuoka, 1991:101)
(6) 見に来てくださいよ。
(Tolonglah datang untuk melihat-lihat.)
(Masuoka, 1991:101)
“この場合、聞き手が同意するかどうか自信が持てないわけであるから、見
込みの不確かさを表す表現や勧誘を繰り返す表現が後続可能である。”
Kono baai, kikite ga douisuru kadouka jishin ga motenai wake dearu kara,
mikomi no futashikasa o arawasu hyougen ya kanyuu o kurikaesu hyougen ga
kouzoku kanou dearu.
Terjemahan:
“Dalam situasi ini, karena pembicara tidak yakin apakah lawan bicara akan
setuju atau tidak, maka dapat diikuti ungkapan yang mewakili ketidakpastian
adanya harapan pada diri pembicara atau ungkapan untuk mengulangi
ajakan.”
(Masuoka, 1991:101)
kuat dari pembicara terhadap lawan bicara. Dalam penggunaan fungsi ini juga
terdapat asumsi yang menyatakan adanya perbedaan kehendak antara
pembicara dan lawan bicara.
(Masuoka, 1991:101)
(Masuoka, 1991:96)
“話し手と聞き手の間のこのような知識のあり方が前提にならなければ、情
報を要求する文が発話される条件は整わないわけである。”
Terjemahan :
(Masuoka, 1991:97)
(10) さっき誰と話していたんだね。
(Tadi kamu berbicara dengan siapa, ya?)
(Masuoka, 1991:97)
Fungsi ne dalam contoh (9) dan (10) digunakan oleh pembicara untuk
meminta kepastian mengenai suatu informasi pada lawan bicara. Dengan
menggunakan fungsi gimonkei pembicara berasumsi bahwa lawan bicara
memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai informasi tersebut
sehingga kalimat gimonkei digunakan untuk menyatakan adanya keinginan
pembicara menyamakan informasi yang dimilikinya dengan informasi yang
dimiliki oleh lawan bicara.
21
“依頼文は本来、聞き手の意向を尊重した表現であり、行為の強制はしな
い。”
Terjemahan :
(Masuoka, 1991:100)
(12) しばらくいっしょにいてね。
(Tetaplah bersamaku sebentar saja.)
(Masuoka, 1991:100)
“聞き手の意向との一致性の判断を表す「ね」が用いられると、行為の実現
が十分に期待できるという意味あいが生じる。”
Terjemahan :
(Masuoka, 1991:101)
(Masuoka, 1991:101)