Sintaksis/
Cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang
struktur kalimat, atau kaidah-kaidah yang
mengatur suatu kalimat dalam suatu bahasa,
seperti unsur-unsur pembentuk kalimat.
Bab I
Gramatika Bahasa
Jepang
A. Pengertian
Kokugo Bunpo
Nihongo no Bunpo
Kokugo kyoiku
Nihongo kyoiku
Contoh:
Contoh I:
Contoh II:
Tango
Iwabuchi menyebut
tango dengan istilah go.
Di dalam sebuah
kalimat go secara
langsung membentuk
bunsetsu. Cara-cara
pembentukannya dapat
dibagi menjadi jiritsugo
dan fuzokugo.
Fuzokugo
Tango yang tidak dapat berdiri
sendiri dan tidak memiliki arti.
Tidak dapat membentuk
bunsetsu, jika tidak
digabungkan dengan jiritsugo.
Joshi dan jodoshi.
2. Bunsetsu
Satuan bahasa yang merupakan bagian-bagian kalimat, atau
merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada tango.
Contoh:
Bunsetsu
Bun (kalimat)
Danraku
(paragraf/alinea)
Bunshoo
(wacana)
Kalimat dalam bahasa Jepang disebut bun. Satuan yang lebih besar
dari bun adalah danraku (paragraf/alinea). Danraku biasanya
terbentuk dari kumpulan bun yang saling berkaitan. Beberapa
danraku yang berkaitan sehingga menjadi bunshoo (wacana), yakni
satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk
karangan yang utuh dan memiliki kesimpulan. Misalnya makalah,
novel, buku dsb.
C. Kelas kata
Mengena
l
konjungs
i/deklina
si
Tidak
mengena
l
konjungs
i/deklina
si
Mengena
fuzokugo
Menja
di
predik
at
Mjd
subjek
jiritsugo
tango
dooshi
l
konjungs
i/deklina
Tidak
si
mengena
l
konjungs
i/deklina
Keiyoodoos
hi
taige
n
Mjd
keterang
an
Tdk mjd
subjek
jodoos
hi
joshi
Keiyooshi
yoogen
Tdk mjd
keterang
an
meishi
yooge
n
taige
n
penya
mbun
g
Tdk
penya
mbun
g
fukus
hi
rentais
hi
setsuzo
kushi
kandos
hi
3. Keiyoudoshi (adj-na)
Memiliki definisi dan fungsi yang sama dengan keiyoushi. Yang
membedakan dengan keiyoushi, bila dituliskan dalam kalimat
akan diakhiri dengan /na/ atau /desu/, /deshita/, /dearu/, /da/,
/deatta/. Keiyoushi juga disebut kata sifat golongan dua.
Contoh: kirei (cantik), jouzu (pandai)
4. Meishi (nomina)
Menyatakan kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara,
orang, benda, keadaan, kejadian dsb. Meishi tidak memiliki
perubahan bentuk. Disebut juga taigen, dapat berdiri sendiri dan
bisa menjadi subjek, predikat, keterangan dalam sebuah kalimat.
Contoh: kutsu (sepatu), tsukue (meja)
5. Rentaishi (prenomina)
Hanya berfungsi menerangkan meishi (nomina), tidak dapat
menjadi subjek atau predikat.
Contoh: kono (ini), sono (itu), ano (itu)
6. Fukushi (adverbia)
Kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menerangkan doshi,
keiyoushi, keiyoudoshi, walaupun tanpa mendapat bantuan dari
kata-kata lain. Tidak dapat berubah dan berfungsi menyatakan
tingkat suatu aktifitas, suasana, atau perasaan pembicara.
Contoh: zutto (terus), totemo (sangat)
7. kandoshi (interjeksi)
Pada umumnya menyatakan ekspresi perasaan, cara memanggil,
cara menjawab, dsb. Tidak menjadi subjek atau keterangan. Tidak
memiliki perubahan bentuk
Contoh: hora (perasaan), moshimoshi
(memanggil)
8. Setsuzokushi (konjungsi)
Menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat, antar
frase. Tidak bisa menjadi subjek, predikat, atau objek dan tidak
dapat menerangkan kata lain. Tidak memiliki perubahan bentuk.
Contoh: soshite (lalu), suruto (dengan
demikian).