Anda di halaman 1dari 9

FUNGSI PREFIKS DALAM NOVEL INZA MISOSUUPU

KARYA RYU MURAKAMI

Salimin Nasution1, Syahrial2, Anwar Nasihin2


¹Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
E-mail: wonkbatak@yahoo.co.id
²Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta

Abstract
In this research the writer discuss about function and prefix in Japanese language, they
are prefix dai, fu, hi, mu, shin and zen in Inza Misosuupu novel by Ryu Murakmi. This
research have done by analyze sentences which is use prefix in Japanese language found in
Inza Misosuupu novel by Ryu Murakmi. This research is to describe which function and how
use it in sentences in Inza Misosuupu novel by Ryu Murakmi. Method which is used in this
research is description method. To analyze prefix in Japanese language, the writer use
koizumi theory who says “settouji” or prefix is affix that add in front of root or gokan. To
classify the function and prefix use in Japanese language the writer use Timothy J Vance
theory which is classify function and prefix use in root which is following it. From the result
of research found that function and the way to use it from sixth prefix dai, fu, hi, mu, shin and
zen in Inza Misosuupu novel by Ryu Murakmi, the writer found some similarity and some
different from each prefix itself. Beside that changes of meaning which is can use there is an
addition of root which is following it. Then some prefix can change the category of word
classes which is previously noun become adjective noun.

Keywords: functions, prefix and meaning.

Pendahuluan Setsuji yang diletakkan di depan morfem


Afiks adalah bentuk terikat yang bila yang lainnya disebut 「接頭辞‟settouji‟」
ditambahkan pada bentuk lain akan (awalan), sedangkan setsuji yang diletakkan
mengubah makna gramatikalnya di belakang morfem lainnya disebut 「接尾
(Kridalaksana: 1993:3). Afiks dalam bahasa
辞 „setsubiji‟ 」 (akhiran). Imbuhan inilah
Jepang disebut dengan 接 辞 „setsuji‟.
yang berperan dalam pembentukan kata
Menurut Koizumi (1993:95), 接辞 „setsuji‟ dalam bahasa Jepang.
terbagi atas tiga jenis yaitu: prefiks (接頭辞
Rita (2002) dengan judul makalahnya
„settouji’), sufiks (接尾辞 „setsubiji’), dan
“Aksara kanji pada afiks” menyimpulkan
infiks (接中辞 „setsuchuuji’).
bahwa prefiks fu [ 不 ] berfungsi sebagai
Machida dan Momiyama dalam
pembentuk kata benda dan kata benda yang
Sutedi (2003:44) menggolongkannya Sebagai
menyerupai kata sifat. Prefiks hi [ 非 ]
bagian dari 「 接 辞 „setsuji‟ 」 (imbuhan).
pembentuk kata benda, kata benda tak bebas
dan kata benda yang menyerupai kata sifat.
Prefiks mu [ 無 ] berfungsi sebagai kata Metodologi

keterangan jika diikuti oleh ni [に] atau de Berdasarkan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini, penulis
[ で ], sebagai predikat bila diikuti oleh da
menerapkan metode penelitian deskriptif.
[だ] atau desu [です] dan sebagai pembentuk
Metode deskriptif digunakan semata-mata
kata benda bila diikuti oleh na [な] atau no
hanya berdasarkan fakta yang ada atau
[ の ]. Sedangkan prefiks ni [ に ] berfungsi
fenomena yang memang secara empiris
sebagai pembentuk kata benda bila diikuti masih digunakan oleh penuturnya, sehingga
oleh no [の], dan sebagai predikat bila tidak dapat dipaparkan seperti apa adanya
diikuti oleh da [だ] atau desu [です]. (Sudaryanto, 1992:62).
Sedangkan dalam skripsi yang pernah Dalam mengumpulkan data pada
diteliti oleh Eka (2004) dalam skripsinya penelitian ini penulis menggunakan metode
yang berjudul “morfem terikat derivasional simak yaitu metode pengumpulan data yang
bahasa Jepang” membahas sedikit tentang dilakukan dengan menyimak penggunaan
penggunaan dan proses melekatnya prefiks bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Selanjutnya
dalam bahasa Jepang. diterapkan teknik catat, Sudaryanto
Lidya (2006) dalam skripsinya berjudul (1993:135) menyatakan bahwa teknik catat
“Analisis kosa kata kango (shino/Jepang) adalah pencatatan yang dilakukan pada kartu
kajian struktur dan semantik” membahas yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.
sedikit tentang pembentukan kata dan Dalam metode ini penulis
pemaknaanya yang menggunakan prefiks menganalisis data menggunakan metode agih.
“menyangkal”. Metode agih yaitu metode yang
Berdasarkan penggunaannya, prefiks menggunakan alat penentu bahasa dari
tidak bisa berdiri sendiri dan mempunyai bahasa yang bersangkutan yang menjadi
fungsi dalam bahasa Jepang. Pada penelitian masalah dari penelitian ini (Sudaryanto,
ini penulis akan membahas tentang fungsi 1993:15). Dalam penelitian ini penulis
dan pemakain prefiks dalam bahasa Jepang. menggunakan teknik bagi unsur langsung,
Tujuan dalam penelitian ini untuk yakni cara membagi satuan lingual datanya
mendeskripsikan fungsi dan pemakaian dari menjadi beberapa bagian atau unsur, dan
keenam prefiks dai 大, fu 不, hi 非, mu 無, unsur-unsur yang bersangkutan dipandang

shin 新 dan zen 全 yang terdapat dalam sebagai bagian langsung membentuk satuan

novel Inza Misosuupu karya Ryu Murakami. lingual yang dimaksud (Sudaryanto,
1993:31).
2
1. Fungsi prefiks dai 大
Hasil dan Pembahasan [3] 神聖なものだ、何よりも大事なは
Prefiks
ずだ。
Prefiks dalam bahasa Jepang disebut
Shinseina monoda, nanayori mo daijina
dengan settouji. Koizumi (1993:95)
hazuda. (IMS.1997:80)
mengatakan settouji atau prefiks adalah
Ini benda suci, yang lebih penting
imbuhan yang ditambahkan di depan kata
daripada apa pun.
dasar atau gokan. Prefiks juga dijelaskan
Proses pembentukannya:
dalam kamus Koku Jiten seperti kutipan di
大事な “daijina” = penting,berharga
bawah ini.
事 “koto” = hal, perkara, urusan
せ っとうご[接頭語](名 ) ①
Prefiks + nomina = nomina adjektifa
「文法」単語の前について、意味をそえ、
大 + こと = 大事 な
また調子をととのえる要素。接頭辞。例
Dai + koto = daiji-na
「お顔」「か細い」の「お」「か」。
Besar + hal, perkara, urusan =
(Kaneda, 1995:629) penting, berharga
Settougo (settougo) (na) 1. (bunpou)
Pada data [3] di atas prefiks “dai” [大]
tango no mae ni suite, imi wo soe, mata
yang memiliki makna besar dapat berfungsi
choushi wo toto no eru youso. Settouji. Rei
sebagai morfem derifasional. Prefiks “dai”
(okao) (ka bosoi) no (o) (ka).
[大] pada data [3] di atas dapat berfungsi
Prefiks adalah imbuhan yang
mengubah kelas kata yang tadinya nomina
ditambahkan pada bagian awal sebuah kata
menjadi nomina adjektiva dan dapat
dasar atau bentuk dasar. Settougo sama
mengubah artinya, yang tadinya “koto” [事]
dengan settouji contoh「お顔 „okao’」「か
“hal, perkara, urusan” tetapi setelah
細い „ka bosoi’」yang awalannya adalah
ditambahkan prefiks “dai” [ 大 ] menjadi
「お」dan「か」.
“daiji” [大事] yang artinya menjadi urasan
Timothy J. Vance dalam „Prefiks dan
penting (hal besar). Selain itu, fungsi dari
Sufiks dalam bahasa Jepang‟(1993:
prefiks “dai” [大] pada data [3] di atas adalah
2,4,7,15,20,25) mengemukakan pemakaian
merubah makna sebelumnya menjadi makna
dai 大, fu 不, hi 非, mu 無, shin 新 dan zen
baru.
全 dalam bahasa Jepang sebagai berikut :

3
2. Fungsi prefiks fu 不 atas partikel “ga” [ が ] sebelum kata
[4] 服装が安っぱいということもある “bukakkou” [ 不 格 好 ] merupakan partikel
し、姿形が不格好ということもある。 yang menegaskan kata “bukakkou” [不格好].
Fukusou ga yasuppai to iu koto mo arushi, Prefiks “fu” [不] pada data [4] di atas dapat
sugatakatachi ga bukakkou to iu koto mo mengubah kelas kata yang tadinya nomina
aru. (IMS.1997:42) menjadi nomina adjektiva.
Ada pakaian yang disebut dengan pakaian 3. Fungsi prefiks hi 非
murah dan ada juga pakaian yang disebut
[13] もう明け方でさ、非常識なやつだ
dengan pakaian yang bentuknya kurang
なって思ったんだけど。
menarik.
Mou akegata desa, hijoushikina yatsuda
Proses pembentukannya:
natte omotta ndakedo. (IMS.1997:113)
不 格 好 “bukakkou”= berbentuk kurang
Karena sudah mulai pagi, maka aku pikir
baik
kamu orang yang kurang sopan.
格好 “kakkou” = bentuk/rupa
Proses Pembentukannya:
Prefiks + nomina = nomina adjektiva
非常識 “hijoushiki” = Tidak Waras/gila
不 + 格好 = 不格好な
常識 “joushiki” = pikiran sehat
Fu + kakkou = bukakkou-na
Prefiks + nomina = nomina adjektiva
Tak, non + bentuk, rupa = bentuknya
非 + 常識 = 非常識な
kurang baik
Hi + joushiki = hijoushiki-na
Pada data [4] di atas kata yang
Bukan, tidak + pikiran sehat = Tidak
berawalan “fu” [不] dapat berfungsi untuk
Waras/gila
menegatifkan sebuah makna kata dan
Pada data [13] di atas kata yang
memiliki arti “kurang, tidak baik” kemudian
berawalan “hi” [非] dapat berfungsi untuk
pada data [4] di atas kata dasar “kakkou” [格
menegatifkan sebuah makna kata dasarnya.
好 ] yang artinya “bentuk atau rupa” yang
Dimana “joushiki” [ 常 識 ] mempunyai arti
memiliki arti positif setelah diikuti oleh
“pikiran sehat” tetapi setelah diikuti prefiks
prefiks “fu” [不] maka terjadi perubahan arti
“hi” [ 非 ], maka artinya berubah menjadi
kata yang tadinya positif menjadi negatif.
“tidak waras/gila”. Prefiks “hi” [ 非 ] pada
“kakkou” [格好] yang artinya “bentuk atau
data [13] di atas dapat berfungsi mengubah
rupa” setelah diikuti oleh prefiks “fu” [不]
kelas kata, yang tadinya nomina menjadi
menjadi “bukakkou” [不格好] yang artinya nomina adjektiva.
“bentuknya kurang baik”. Pada data [4] di

4
4. Fungsi prefiks mu 無 [関心] dan diikuti oleh partikel “de” [で]
[14] この国は基本的に外国人に無関 maka prefiks “mu” [ 無 ] akan berfungsi
心で、何かトラブルが起きるとすぐ sebagai kata keterangan, yang menerangkan

に外国人を閉め出してしまう。 pada kata “kuni” [ 国 ], sedangkan fungsi

Kono kuni ha kihonteki ni gaikokujin ni partikel “de” [ で ] pada data [14] di atas
mu-kanshin de, nani ka toraburu ga okiru menerangkan pada kata “gaikokujin” [外国
tosugu ni gaikokujin wo 人]. Selain itu, fungsi prefiks “mu” [無] pada
shimedashiteshimau. (IMS.1997:16) data [14] di atas dapat mengubah kelas kata
Pada dasarnya negara ini tidak peduli yang tadinya nomina menjadi nomina
dengan orang asing, seandainya ada adjektiva.
permasalahan akan segera mencegah
5. Fungsi prefiks shin 新
orang asing untuk ikut campur.
[23] ヨーロッパも新世界も基本的に
Proses pembuntukannya:
はそういう侵略と混血の歴史を持って
無 関 心 mu-kanshin = tidak perhatian,
いて。
tidak peduli
Yooroppa mo shinsekai mo kihontekini wa
関心 kanshin = perhatian, peduli
souiu shinryaku to konketsu no rekishi o
Prefiks + nomina = nomina adjektiva
motte ite. (IMS.1997:233)
無 + 関心 = 無関心な
Pada dasarnya dunia baru Eropa juga
Mu + kanshin = Mukanshin-na
memiliki sejarah ras campuran dengan
Tak, kurang, tanpa + perhatian, peduli
agresi/serbuan tersebut.
= tidak perhatian, tidak peduli
Pada data [14] di atas kata yang
Proses Pembentukannya:
berawalan “mu” [無] dapat berfungsi untuk
新世界 “shinsekai” = dunia baru
menegatifkan sebuah makna kata dan
世界 “sekai” = dunia
memiliki arti “tak, kurang dan tanpa”. Seperti
Prefiks + nomina = nomina
pada data [14] di atas kata dasar “kanshin”
新 + 世界 = 新世界
[関心] yang artinya “perhatian, peduli” jika
Shin + sekai = shinsekai
ditempelkan atau diikuti oleh prefiks “mu”
Baru + dunia = dunia baru
[ 無 ] maka akan merubah makna positif
Pada data [23] di atas kata yang
menjadi negatif yang artinya “tidak peduli”.
berawalan “shin” [ 新 ] dapat berfungsi
Selain itu, pada data [14] di atas prefiks “mu”
sebagai pembentuk kata-kata baru dari kata
[無] ditambahkan pada kata dasar “kanshin”
yang mengikutinya. Seperti kata “sekai” [世
5
界] pada data [23] di atas yang berarti “dunia” data [24] di atas merupakan partikel yang
setelah diikuti oleh prefiks “shin” [新] maka mempunyai fungsi sebagai penyambung kata

terbentuklah kata baru menjadi “shinsekai” benda dengan kata benda.


Kesimpulan
[新世界] yang berarti “dunia baru”. Prefiks
Berdasarkan hasil analisis data yang
“shin” [ 新 ] pada data [23] di atas tidak
telah dilakukan pada bab III, dalam novel
mengubah kelas kata yang tadinya nomina
Inza Misosuupu karya Ryu Murakami, maka
akan tetap menjadi nomina.
penulis dapat menyimpulkan fungsi prefiks
ada yang sama dan ada juga yang berbeda.
6. Fungsi prefiks zen 全
Perbedaan dari masing-masing prefiks dai
[24] たったそれだけのことなのに、全
[大], fu [不], hi [非], mu [無], shin [新] dan
身の集中が必要だった。
zen [全] terletak pada fungsinya. Diantaranya
Tatta soredake no kotonanoni, zenshin no
adalah sebagai berikut: Prefiks fu [不] pada
shūchū ga hitsuyōdatta. (IMS.1997:190)
data 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11 dapat merubah kelas
Untuk hal-hal seperti itu saja, diperlukan
katanya yang tadinya nomina menjadi
banyak konsentrasi seluruh tubuh.
nomina adjektiva, dan pada data 8 dan data
Proses pembentukannya:
12 tidak dapat berubah kelas katanya yang
全身 “zenshin “ = seluruh tubuh
tadinya nomina tetap menjadi nomina, yang
身 “shin” = tubuh
maknanya setelah diberi awalan fu [不] maka
Prefiks + nomina = nomina
akan menjadi keadaan yang tidak
全 + 身 = 全身
menguntungkan, dan prefiks fu [ 不 ] yang
Zen + shin = zenshin
selalu ditempatkan sebelum kata benda atau
Semua, seluruh + tubuh = seluruh tubuh
kata benda yang menyerupai kata sifat.
Pada data [24] di atas prefiks “zen”
Sementara hi [ 非 ] pada data 13 dapat
[全] yang memiliki makna semua bagian atau
merubah kelas kataya yang tadinya nomina
satu keseluruhan dari kata dasarnya. Prefiks
menjadi nomina adjektiva, dan cenderung
“zen” [ 全 ] pada data [24] di atas tidak
untuk lebih melibatkan penilaian netral dari
mengubah kelas kata, yang tadinya nomina pada buruk selain itu, prefiks hi [非] selalu
akan tetap menjadi nomina. Selain itu, fungsi
ditempatkan sebelum kata benda. Sedangkan
dari prefiks “zen” [全] pada data [24] di atas
mu [無] pada data 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
menjelaskan tentang kata yang diikutinya.
bisa merubah kelas katanya yang tadinya
Adapun partikel “no” [の] yang mengikuti
nomina menjadi nomina adjektiva,
kata yang dibubuhi prefiks “zen” [全] pada sedangkan pada data 21 dan data 22 tetap
6
menjadi nomina. Prefiks mu [無] cenderung yang penulis miliki. Namun, berkat bantuan
kepada ketidakberadaan atau kekurangan. dan masukan dari berbagai pihak yang tidak

Kata yang berawalan mu 無 dapat berfungsi dapat penulis sebutkan satu persatu, akhirnya

sebagai kata keterangan jika diikuti oleh skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima
partikel ni [に], dan sebagai predikat apabila
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
diikuti oleh partikel da [ だ ]. Adapun
persamaan fungsi dari prefiks fu [不], hi [非], 1. Ibu Dra. Hj. Puspawati, M.S. sebagai

dan mu [無] adalah sama-sama bisa merubah Dekan Fakultas Ilmu Budaya

makna positif menjadi negatif pada kata Universitas Bung Hatta;

dasar yang diikutinya. 2. Ibu Dr. Diana Kartika. Sebagai Ketua

Persamaan fungsi dari prefiks shin Jurusan Sastra Asia Timur Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta;
[新] pada data 23 dan dai [大] pada data 3
3. Bapak Syahrial, S.S, M.Hum. sebagai
adalah sama-sama untuk menyatakan
Pembimbing I yang telah meluangkan
keadaan, dapat mengubah arti kata dan
waktu, membimbing, dan
membentuk kata baru. Sementara fungsi dari
memberikan masukan-masukan
prefiks zen [全] pada data 24 menyatakan
dalam penyusunan skripsi ini;
makna keseluruhan pada kata dasar yang
4. Bapak Drs. Anwar Nasihin, M.Hum.
mengikutinya. Selain itu, fungsi prefiks zen
sebagai Pembimbing II yang telah
[全] pada data 24 tidak mengubah kelas kata,
meluangkan waktu, membimbing,
dan menerangkan pengembangan dari kata
serta memberikan arahan dalam
dasarnya.
penyusunan skripsi ini;
5. Ibu Dra. Dewi Kania Izmayanti,
Ucapan Terima Kasih
M.Hum selaku dosen pembimbing
Alhamdulillahi rabbil „alamin, segala
akademik yang telah memberikan
puji dan syukur penulis ucapkan kepada
banyak bantuan, dan masukan dari
Allah SWT, atas rahmat dan karunia-NYA
awal sampai selesai kuliah;
serta petunjuk yang telah dilimpahkan
6. Ibu Nur Sumie Ali, S.Pd. sebagai
kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat
penguji dan juga telah meluangkan
penulis selesaikan.
waktu untuk penulis memperbaiki
Dalam penyelesaian Skripsi ini ronbun yang masih jauh dari
penulis banyak mengalami kesulitan dan sempurna;
kesalahan karena keterbatasan pengetahuan

7
7. Bapak Eduardus Agusli, S.S. yang 15. Prisgatias Panida yang membantu
telah meluangkan waktu, dalam pembuatan proposal dan
meminjamkan buku-buku dan penterjemahan;
membantu dalam menyelesaikan 16. Kak Ita yang telah banyak membantu
skripsi ini; dalam penulisan skripsi ini;
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu 17. Kepada seluruh teman-teman
Budaya Universitas Bung Hatta; seperjuangan saje 08 Fienda, Imel,
9. Seluruh karyawan Tata Usaha Dian, Riska, Risel, Helni, Nita,
Fakultas Ilmu Budaya Universitas K‟Adek, Chery, Dani, Linda, Ria,
Bung Hatta; Ichel dan Yurike enrile sing 08 yang
10. Teristimewa orang tuaku tercinta, telah memberikan semangat dan
Ibunda tersayang dan Ayahanda membantu penulis dalam
tercinta yang telah memberikan menyelesaikan skripsi ini, yang tidak
dukungan moril maupun materil dan bisa penulis sebutkan namaya satu
limpahan kasih sayang yang tak persatu, terima kasih atas masukan
terhingga, pengorbanan, perhatian dan kebersamaannya.
serta do‟a yang tak pernah putus yang 18. Pada senior saje 06 bg Teddy, kak
selalu mengiringi langkah penulis; Sonia, mbak Laila dan pada senior
11. Abangku Saliman Nasution, Amk., yang lainnya
SKM dan adikku Jainuddin Nasution, 19. Pada junior saje 09 Riche, Shifa,
S.HI tercinta yang selalu memberikan Echa, Nisa, Dian, Dina, Citra, Hari,
dukungan dan selalu mendoakan yang Dia, Sisil dan pada junior PGSD 09
terbaik kepada penulis; Siska, Sari terima kasih atas motivasi
12. Teman sekaligus adikku Yuzzah dan kebersamaannya;
Aryati Siregar, S.Hum, yang telah Kemudian tidak lupa kepada semua
memberikan bantuan, motivasi dan pihak yang telah memberikan semangat dan
do‟a dalam menyelesaikan skripsi ini; sumbangan pikiran dalam menyelesaikan
13. Mutia Annisa Rudagi, S.Hum, yang penulisan skripsi ini. Penulis mengharapkan
telah membantu mencari judul dan berbagai kritik dan saran yang bersifat
memberikan semangat kepada membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat.
penulis;
Daftar Pustaka
14. Ali Imran yang telah membantu
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum.
dalam pengajuan judul dan sekaligus
Jakarta: Rineka Cipta.
dalam pembuatan proposal;
8
Eka, Sri. 2004. “Morfem Terikat Derifasional _________. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Bahasa Jepang”. Skripsi. Padang. Analisis Bahasa, Yogyakarta: Duta
Universitas Bung Hatta. Wacana University Press.
Kaneda dkk. 1995. Kokujiten. Tokyo: Sutedi, Dedi. 2003, Dasar Dasar Linguistik
Sanseido. Bahasa Jepang. Bandung:
Koizumi, Tamotsunicho. 1993. Nihongo Humaniora Utama Press.
Kyoushi No Tame No Gengogaku Vance, Timothy J. 1993. Prefiks dan Sufiks
Nyumon. Tokyo. Daishuukan Dalam Bahasa Jepang. Jakarta:
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Kesaint Blanc.
Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Lidya, 2006. “Analisis kosa kata kango
(shino/Jepang) kajian struktur dan
semantik”. Skripsi. Padang
Universitas Bung Hatta.
Machida Ken & Momiyama Yousuke
(1997,terbitan ke-3), Yoku Wakaru
Gengogaku Nyuumon, Tokyo: Bareru
Perseru
Murakami, Ryu. 1997. In The Miso Soup.
Tokyo: Gentousabunko.
Nasihin, Anwar. 2008. Dasar-dasar Kajian
Morfologi Jepang. Padang: Bung
Hatta University Press.
Ramlan. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia.
Yogyakarta : Karya Muda.
Rita, 2002.“Aksara kanji pada afiks”.
Makalah. Padang: Universitas Bung
Hatta.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik,
Yogkyakarta: Gajah mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai