Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Marfandi

NIM : 2169010318

1. Mencari definisi morfologi menurut para ahli sebanyak 10!


1. Mulyana (2007: 5), menyatakan bahwa istilah „morfologi‟ diturunkan dari bahasa
Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang susunan atau
bagian-bagian kata secara gramatikal. Dulu, ilmu ini lebih dikenal dengan sebutan
morphemics, yaitu studi tentang morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan
dinamika bahasa, istilah yang kemudian lebih populer adalah morfologi.
2. Verhaar (1996: 97), menyatakan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal, sedangkan Samsuri
(1988: 15), mendefinisikan morfologi sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur
dan bentuk-bentuk kata. 
3. Cristal (198:232–233) Morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau
bentuk kata, utamanya melalui pengguanaan morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke
dalam dua bidang: yakni telaah infleksi (inflectional morfhology). Dan telaah pembentukan
kata (lexical or derivational morphology). Analisi morfemik bagian dari telaah linguistik
sikronis; analisis morfologis diterapkan terhadap telaah historis. Analisis morfologis
dilakukan dalam berbagai bentuk.
4. Bauer (1983:33)Morfologi membahas struktur internal bentuk kata. Dalam morfologi, analisis
membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya, dan berusaha untuk menjelaskan
kemunculan setiap formatif. Morfologi dapat dibagi ke dalam dua cabang utama, yaitu
morfologi infleksional dan pembentukan kata yang disebut morfologis leksikal.
5. O’Grady dan Dobrovolsky (1989:89-90) Morfologi adalah komponen tata bahasa generative
tranformasional (TTG) yang membicarakan struktur internal kata. Teori morfologi umum
yang berurusan dengan pembahasan secara tepat mengenai jenis – jenis kaidah morfologi
yang dapat ditemukan dalam bahasa – bahasa alamiah. Morfologi khusus merupakan
seperangkat kaidah yang mempunyai fungsi ganda. Pertama, kaidah – kaidah ini berurusan
dengan pembentukan kata baru. Kedua, kaidah – kaidah ini mewakili pengetahuan penutur
asli yang tidak disadari tentang struktur internal kata yang sudah ada dalam bahasanya.
6. Menurut Ramlan (1978:2) Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau
mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahanperubahan struktur kata
terhadap golongan dan arti kata.
7. Menurut Nida (1974: 1) Menyatakan bahwa morfologi adalah suatu kajian tentang morfem-
morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.
8. Zaenal Arifin dan Juaiyah Morfologi adalah bentuk, makna, dan fungsi. Morfologi adalah
ilmu bahasa tentang seluk-beluk bentuk kata (struktur kata).
9. Samsuri (1988: 15), mendefinisikan morfologi sebagai cabang linguistik yang mempelajari
struktur dan bentuk-bentuk kata.
10. Definisi marfologi menurut Rusmaji (1993: 2) morfologi mencakup kata, bagian-bagiannya,
dan prosesnya.
2. kaitan morfologi dengan ilmu lainnya.
1. Kaitan Morfologi dengan Fonologi
Keterkaitan morfologi dengan fonologi yang diberi istilah morfofonemik. Secara konseptual,
morfofonemik merupakan sebuah kaidah. Bloomfield (1933) sebagaimana diintisarikan oleh Lass
(2011: 70-72) mengemukakan bahwa terminologi morfofonemik merujuk kepada kaidah-kaidah
mutasi: a) satu bunyi yang dapat merubah satu bunyi ke bunyi lain, atau mengganti satu bunyi
dengan yang lainnya; b) proses perubahan bunyi sebagai akibat bertemunya dua unsur bahasa
pembentuk sebuah kata; c) adanya hubungan khusus antara dua fonem atau lebih, karena
hubungan itu sebagian tergantung kepada, atau dapat diperkirakan dari. Chaer (2008: 43)
menjelaskan morfofonemik adalah suatu kajian disejajarkan secara konseptual dengan
terminologi morfonologi atau morfofonologi.
2. Kaitan Morfologi dan Etimologi
Etimologi adalah penyelidikan mengenai asal usul kata serta perubahan-perubahannya dalam
bentuk dan makna, Kridalaksana (2011: 47). Misalnya, menurut hasil pengamatan penulis, dalam
kamus Bahasa Indonesia yang terbit sebelum tahun 2012-an terdapat kata tablet bermakna ‘pil
atau obat’; tetapi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi
memperkenalkan konsep baru bahwa kata tabletbermakna ‘sistem operasi komputer yang berbasis
linux untuk bertelepon’. Di samping, kata telepon, ada kata telepon pintar, telepon genggam,
telepon seluler, telepon rumah. Selain itu ada kata sel dan ada juga kata seluler. Di samping kata
unduh, ada kata mengunduh; di sisi lain, ada kata unggah, mengunggah, dan ada pula kata
unggas.
3. Kaitan morfologi dengan leksikologi
Leksikologi dan morfologi merupakan disiplin ilmu lingustik yang sama-sama menyoroti kata
sebagai objek kajian. Perbedaan di antara keduanya, kalau morfologi mempelajari makna kata,
yang muncul karena peritiwa gramatik, (grammatical meaning). Suatu peristiwa yang
menunjukkan hubungan unsur-unsur bahasa, seperti hubungan morfem akar dengan morfem
terikat untuk membentuk satuan yang lebih besar yakni kata. 
4. Kaitan Morfologi dan Sintaksis
Sintaksis merupakan tataran gramatika sama dengan morfologi. Perbedaannya, sintaksis
mempersoalkan pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atas satuan-satuan yang lebih
besar dalam bahasa. (Kridalaksana, 2011: 179). Satuan terkecil analisis sintaksis adalah kata,
sedangkan morfologi satuan terbesar analisisnya adalah kaat. Contoh: Bila pupil mengecil hal ini
disebut miosis, dan bila pupil membesar atau melebar disebut midriasis. Otot polos yang
mengecilkan pupil disarafi oleh serabuti parasimpatis, sedangkan otot yang melebarkan pupil
pupilodiator disarafi oleh serabut simpatis torakolumbal. (Lumbantobing, 2013: 41). Hubungan
antar kata yang membentuk kalimat di atas menjadi fokus telaah sintaksis, sedangkan
pembentukan kata seperti kata: disarafi, pupil, mengecil, serabuti serabut merupakan objek kajian
morfologi.
5. Kaitan Morfologi dengan Pragmatik
Pragmatik merupakan kajian yang memberlakukan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi-
tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi; atau aspek-aspek pamakaian bahasa atau konteks
luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran. Titik singgung antara pragmatik
dengan morfologi adalah sama-sama mempersoalkan makna satuan bahasa. Contoh: Pertanyaan
diajukan oleh penutur 1 (disingkat P1): Bagaimana mewujudkan ketahanan pangan nasional?
Kalimat jawaban disampaikan oleh penutur 2 (disingkat P2): Perlu ada langkah inovasi teknologi.
Inovasi dilakukan dalam upaya meningkatkan produktifitas pertanian dengan cara
mengembalikan daya dukung lahan dan mengeliminasi penggunaan sarana pertanian sintetis,
seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. (Suswono, 2012:14) 

Anda mungkin juga menyukai