Anda di halaman 1dari 10

MORFOLOGI

Disusun Oleh
Kelompok 5

Ditta Declona Br Sitepu (2215010066)


Difani Br Tarigan (2215010067)
Iren agresia br Tarigan  (2215010053)
PENGERTIAN MORFOLOGI

Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi


satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk
dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah
bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan
makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang
bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam
morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan
makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang
disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek
pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural
objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas
kata.
Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan
kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur
terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu
bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata
duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan
perubahan arti pada kata duga.
1. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan
artinya, misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar
tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan
morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a.      Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata,
terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata
beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki
arti.
b.     Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran
kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu
pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak
memiliki arti.
Afiksasi

Afiksasi sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks


(imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan
kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi
disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi dalam bahasa
Indonesia sangat memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada
suatu kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa
aglutinatif.  Afiks dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu
akan sangat bergantung pada segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah
H. (2011), macam afiks dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya,
serta produktifnya, yaitu:
Afiksasi

Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan


morfem lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan morfem terikat
dan tidak pernah berdiri sendiri di dalam sebuah kalimat. Afiks sendiri tidak
mempunyai makna, tetapi selalu terikat pada bentuk dasarnya. Afiks juga
merupakan pembentukan kata yang paling umum dikenal. Lebih singkatnya, Afiks
merupakan imbuhan. Afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada suatu
satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.
Syarat-syarat kata untuk dapat menjadi afiksasi :
Kata afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk
membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata makanan, kata ini terdiri dari
dua unsur langsung, yaitu kata makan yang di sebut bentuk bebas dan –an yang di
sebut bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti:
kata timbangan, minuman, bungkusan, pikiran, buatan, satuan, gambaran.
Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis
(tertulis) selalu melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua, artinya
antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan, karena apabila dipisahkan akan
mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga dengan kata kehendak, kekasih dan ketua.
Berbeda halnya dengan bentuk di seperti pada kata di rumah, di pekarangan, di kamar, tidak
dapat di golongkan afiks, karena sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempinyai sifat bebas.
Demikian halnya dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak
dapat di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan itu dalam
bentuk terikat.
Macam-macam afiks
1. Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi.
Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi
menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah
maupun dari bahasa asing.
2. Infiks ( Sisipan)
                        Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara
umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal
pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi.
3. Sufiks (Akhiran)
                        Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah
mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut safiksasi. Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya,
man, wati, in, wi, kah.
4. Konfiks (Awalan dan akhiran)
                        Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata. Imbuhan
ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
·         Ber-an        : berdatangan, berkenalan
·         Pe-an         : pegunungan, pedalaman
·         Ke-an         : kedatangan, keterlambatan
·         Ter-an        : terselesaikan
·         Me-kan      : memanfaatkan
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang pengertian Morfologi dan beserta
pokok bahasan lain yang terkandung dalam pengertian Morfologi,dapat
ditarik sedikit kesimpulan sebagai berikut :
a. Pengertian Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk
membentuk sebuah kata.
b. Di dalam ilmu morfologi kita bisa membahas pengertian morfem dan
jenis-jenisnya, morf, alomorf, serta hal-hal yang terkait dengan
morfologi

Anda mungkin juga menyukai