PENDAHULUAN
2.1 Afiksasi
Seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang bahwasanya afiksasi
adalah proses penambahan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar (Chaer, 2008:
177). Menurut Soegijo (1989: 19) afiksasi adalah proses morfologis dalam rangka
pembentukan kata-kata kompleks. Menurut Putrayasa (2010: 5) afiksasi atau
pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Afiksasi
bisa dikatakan sebagai penambahan afiks dengan tujuan membentuk kata-kata yang
lebih kompleks.
2.2 Afiks
Menurut Ramlan (1997: 55) afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di
dalam satu kata merupakan unsur yang bukan pokok kata, yang memiliki
kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata
baru. Selaras dengan pengertian dari Ramlan, afiks ialah bentuk kebahasaan terikat
yang hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu
kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk
membentuk kata baru (Muslich, 2009: 41). Berangkat dari pengertian di atas bisa
disimpulkan bahwa afiks adalah satuan gramatikal dalam kata, namun bukan
merupakan kata dasar yang mampu membentuk kata dasar baru.
Sufiks
-kan: ambilkan, dengarkan, dan lain-lain
-an: tumpuan, bulanan, dan lain-lain.
-i: turuti, cabuti, dan lain-lain.
-wan: rohaniawan, sastrawan, dan lain-lain.
Simulfiks
ke-an: ketuhanan, kemenangan, dan lain-lain.
peN-an: penciuman, penyamaran, dan lain-lain.
per-an : peraturan, percetakan, dan lain-lain.
ber-an: bersamaan, berlarian, dan lain-lain.
se-nya: selamanya, setahunya, dan lain-lain.
Infiks
-el-: telunjuk, geletar, dan lain-lain.
-em-: gemetar, gemuruh, dan lain-lain.
-er-: seruling, gerigi, dan lain-lain.
Sufiks
-wati: biarawati, santriwati, dan lain-lain.
-is: teoritis, islamis, dan lain-lain.
-man: budiman, seniman, dan lain-lain.
-da: ananda, ayahanda, dan lain-lain.
-wi: manusiawi, duniawi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Afiksasi bisa dikatakan sebagai penambahan afiks dengan tujuan membentuk
kata-kata yang lebih kompleks.
2. Afiks adalah satuan gramatikal dalam kata, namun bukan merupakan kata
dasar yang mampu membentuk kata dasar baru.
3. Afiks produktif dan afiks improduktif dapat dilihat perbedaannya. Jika afiks
itu kemampuan melekatnya tinggi atau besar dalam membentuk kata-kata
baru maka afiks-afiks tersebut tergolong produktif, dan sebaliknya jika afiks-
afiks itu kemampuan melekatnya rendah, hanya mampu melekat pada bentuk
dasar tertentu saja maka afiks-afiks itu tergolong improduktif.
3.2 Saran
Afiks sebagai salah satu ilmu dalam bahasa tentu sangat perlu dipelajari
sebagai salah satu sarana dalam menambah wawasan dan ilmu bahasa. Selain itu
penulis juga berharap agar semakin banyak lagi kajian perihal afiksasi ini.