Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN RESEPSI

SASTRA DAN FEMINISME


SASTRA

Kezia Widya Agnes (1901511034)

Sri Widyastuti (1901511038)

Ni Made Deani Murti (1901511041)

Aliffia Adani (1901511043)

Fahmi Fachtur Rachman (1901511047)


DEFINISI RESEPSI SASTRA
• Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggapan.
• Dalam arti luas resepsi diartikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian
makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon terhadapnya.
• Menurut Pradopo (2007:218) resepsi adalah ilmu keindahan yang didasrkan pada
tanggapan pembaca terhadap karya sastra.
• Teori resepsi tidak hanya memahami bentuk suatu karya sastra dalam bentangan
historis berkenaan dengan pemahamannya.
• Teori resepsi menuntut bahwa sesuatu karya individu menjadi bagian rangkaian
karya lain untuk mengetahui arti dan kedudukan historisnya dalam konteks
pengalaman kesastraannya.
• Pradopo (2007:210-211) mengemukakan bahwa penelitian resepsi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
Sinkronis : penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra dalam masa satu
periode
Diakronis : penelitian resepsi terhadap sebuah teks sastra yang menggunakan
tanggapan-tanggapan pembaca pada setiap periode
PENERAPAN METODE PENELITIAN
RESEPSI SASTRA
Penelitian resepsi sastra pada penerapannya mengacu pada proses pengolahan tanggapan pembaca
atas karya sastra yang dibacanya. Tugas resepsi adalah meneliti tanggapan pembaca yang berbentuk
interpretasi, konkretisasi, maupun kritik atas karya sastra yang dibaca.
 Penerapan Metode Resepsi Sinkronis
Metode sinkronis adalah metode yang menggunakan tanggapan pembaca sezaman, artinya
pembaca yang digunakan sebagai responden berada dalam satu periode waktu. Penelitian dengan
metode ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis tanggapan pembaca sezaman dengan Teknik
wawancara maupun Teknik kuesioner. Oleh karena itu metode sinkronis dapat digolongkan
menjadi penelitian eksperimental.
 Penerapan Metode Resepsi Diakronis
Penelitian dengan metode diakronis merupakan penelitian yang dilakukan terhadap tanggapan
pembaca dalam beberapa periode. Tetapi periode waktu yang dimaksud masih berada dalam satu
rentang waktu. Umumnya penelitian metode diakronis dilakukan atas tanggapan pembaca yang
berupak kritik sastra, baik yang termuat dalam media massa maupun dalam jurnal ilmiah.

• Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa resepsi pembaca atas karya sastra bergantung pada
periode pembaca itu berada. Perbedaan periode memengaruhi tanggapan yang diberikan pembaca
terhadap suatu karya sastra.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
METODE PENELITIAN RESEPSI SASTRA
• Masing-masing metode dalam penelitian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Begitu juga dalam
penelitian resepsi sastra. Masing-masing metode, baik sinkronis maupun diakronis, mempunyai
kelebihan dan kelemahan.
• Menurut beberapa ahli penelitian sinkronis mempunyai beberapa kelemahan dari segi proses
kerjanya, karena termasuk penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental dinilai sangat rumit,
khususnya dalam penelitian responden, pemilihan teks sastra, dan penentuan teori. Sehingga
apabila diterapkan untuk karya sastra yang terbit beberapa tahun yang lalu, akan sulit membedakan
antara tanggapan yang dulu dan masa sekarang, karena terbentur masalah waktu.
• Kelebihan dari penelitian sinkronis atau eksperimentak ini antara lain :

1) Responden dapat ditentukan tanpa harus mencari artikel kritik sastranya terlebih dahulu.
2) Penelitian resepsi sinkronis dapat dilakukan secara langsung tanpa menunggu kemunculoan kritik
atau ulasan mengenai karya sastra.
3) Dapat dilakukan pada karya sastra popular.
• Dalam metode diakronis ini, peneliti juga dapat menerapkan teori lain, seperti teori intertekstualitas,
teori sastra bandingan, teori filologi, dan beberapa teori lain yang mendukung penelitian resepsi
diakronis.
• Kelemahan penelitian resepsi diakronis akan dirasakan oleh para peneliti pemula. Karena umumnya,
karya sastra yang dikenal banyak orang diteliti resepsinya oleh peneliti terdahulu, misalnya pada
penelitian tanggapan atas Belenggu, Madame Bovary, Sri Sumarah, dan Bawuk
SEJARAH PERKEMBANGAN FEMINISME
• Memasuki decade 1970-an hingga saat ini, perempuan mulai menjelajah ranah sastra. Mereka mulai
menulis novel yang ditandai dengan lahirnya novel yang menghadirkan tokoh-tokoh perempuan
dengan pribadi yang kuat, mandiri, bahkan berani menyuarakan sikapnya. Munculnya para
pengarang perempuan di tahun 1970-an, tentu dipengaruhi oleh budaya popular yang berkembang
pada waktu itu.
• Asal pemikiran feminisme ini sebenarnya berasal dari Perancis, yaitu ketika terjadi revolusi
Perancis dan masa pencerahan. Mesikpun pemikiran feminisme ini bersumber dari negara menara
Eiffel tersebut, tetapi gerakannya sangat gencar dilakukan di Amerika. Feminisme sebenarnya
diakibatkan ketidakpuasan kaum perempuan terhadap sistem patriarki yang dirasakan telah lama
menindas hak-hak perempuan di Eropa barat. Ada beberapa aspek yang turut mempengaruhi
terjadinya gerakan feminisme, yaitu aspek politik, agama, serta aspek ideologi.
PENGERTIAN FEMINISME
• Sugihastuti (2002:18) berpendapat bahwa feminisme adalah Gerakan persamaan antara laki-laki dan
perempuan di segala bidang baik politik, ekonomi, Pendidikan, social, maupun kegiatan
terorganisasi yang mempertahankan hak serta kepentingan perempuan.
• Menurut Redyanto Noor (2005:99) feminisme adalah Gerakan yang memusatkan oerhatian pada
perjuangan perempuan dalam menempatkan eksistensinya.
• Dari beberapa pendapat yang dikemukakan, feminism diidentikkan dengan sebuah Gerakan kaum
perempuan yang memperjuangkan persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum perempuan
dalam berbagai sisi kehidupan.
• Di dalam karya sastra, pendekatan ini mencoba melihat hubungan tokoh wanita dalam karya,
hubungannya dengan tokoh lain, dan sikap pengarang terhadap tokoh wanita di dalam karya yang
dihasilkannya.
ALIRAN FEMINISME
Ada beberapa perspektif yang digunakan dalam menjawab permasalahan perempuan, antara lain :
1. Feminisme Liberal, aliran ini muncul akibat dari kritik terhadap pendeskriminasian kaum
perempuan dalam hal persamaan kebebasan individu dan nilai moral.
2. Feminisme Marxis, aliran ini menjelaskan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi karena
adanya pembedaan kelas dalam masyarakat.
3. Feminisme Sosial, aliran ini meneliti tokoh perempuan dari sudut pandang sosialis, yaitu menurut
kelas-kelas masyarakat.
4. Feminisme Radikal, aliran ini menggambarkan bahwa perempuan ditindas oleh system social
patriarkis. Aliran ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu system kelas ekonomi dan system kelas seks.
POKOK-POKOK PIKIRAN FEMINISME
DALAM
o Kekerasan terhadapNOVEL
perempuan
Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu kejahatan kemanusiaan yang melanggar HAM.
Kekerasan terhadap perempuan sudah banyak terjadi sejak dulu, namun sayangnya terkadang hal itu
dianggap wajar. Sebagai contoh kekerasan yang sering terjadi adalah (a) kekerasan fisik, (b)
kekerasan psikis / emosional, © kekerasan seksual, (d) kekerasan ekonomi.
o Kemandirian tokoh perempuan

Hal ini dapat diartikan sebagai keadaan atau kondisi seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai