Anda di halaman 1dari 25

MORFOLOGI

OLEH KELOMPOK 5
KAJIAN
KEBAHASAAN
Dosen Pengampu: M. Habibi, S. pd, M. pd
Kelompok 5
1. Muhammad Apri Hamdani
2. Mutia Afiska
3. Naila Fitriani
4. Putri Indriani
01
Klasifikasi kata
Klasifikasi kata
1. Verba = merupakan kelas kata yang 2. Nomina = jenis kata yang menerangkan nama
dipakai untuk menyatakan suatu benda atau segala hal yang dapat di bendakan.
tindakan, pengalaman, pengertian Ciri-ciri:
dinamis, keberadaan dan 1. Tidak dapat di ikuti oleh kata “tidak”
lain sebagainya. 2. dapat didahului dan di ikuti oleh numeralia
Ciri-ciri: 3. Dapat di dahului dan di ikuti oleh kata jamak.
1. Verba sebagai predikat atau inti 4. Dapat ikuti oleh nomina lainya
predikat 5. Nomina dapat menduduki fungsi subjek dan
2. Verba menggandung makna dasar objek
dri perbuatan atau aksi 6. Nomina dapat menduduki fungsi predikat
3. Verba tdk dapat diberikan prevks Contoh :
“ter” 1. nomina dasar = dengan satu suku kata : teh,
Contoh: orang tua Dian sangat suka seng, tang,bus dan lap
berkebun 2. Nomina turunan= berprefiks : ibu memasak ikan
di dapur
Klasifikasi kata
3. Adjektiva = merupakan 4. Adverbia = kata keterangan yang
bagian dai Bahasa yang tidak menjelaskan verba adjektiv atau
sulit untuk di pahami, sebab adverbial lain.
jenis kata hampir ada pada Cri-ciri:
setiap percakapan. 1. Menyajikan pembahasan tentang
Ciri-ciri: kata lain
1. Dapat di ubah, di ingakari 2. Tidak bisa di gunakan untuk
atau dibatal menerangkan kata benda/ kata
2. Memberi keterangan ganti benda
penguat 3. Biasanya berada di awal atau akhir
3. Memberikan keterangan kalimat
dengan kata pembanding 4. Dapat di pakai disemua jenis
Contoh : kalimat
- Rumah itu indah dan nyaman Contoh:
Udin paling suka minum kopi
Klasifikasi kata
5. Pronomina = merupakan kata yang
digunakan untuk mensubtitusi atau 6. Numeralia = merupakan kata ang
mengganti kata benda, orang dan tempat menunjukan bilangan atau kuantitas kata
Ciri-ciri: bilangan .
1. Posisi kata ganti bersifat fleksibel Ciri-ciri:
2. Di tulis dari sudut pandang penulis 1. Di gunakan utuk menghitung jumlah ujut
3. Beda dengan b.inggris 2. Jika berada di belakang kata benda
contoh:: 3. Frasa numeralia simpleks koordinatif di
4. Pronomina persona = saya pergi ke paar rangkaikan dengan nomina
Bersama ibu 4. Dapat di bagi beberapa jenis seperti
5. Pronomina prosesifa = sepeda ku dibeli numeralia gugus, tingkat, pecahan, dan
ayah sejak bulan lalu penuh.
6. Pronomina Demonstrativa = ayok pergi ke Contoh:
situ 5. Numeralia penuh=
7. Pronomina iterogativa= siapa yang akan satu,dua,tiga,empat,lima, sdt
6. Bilangan pecah = ½, ¼, ¾, 1/3, dst.
Klasifikasi Kata
7. Preposisi adalah kata yang secara sintaksis terdapat di depan
nomina, adjektiva, atau adverbia dan secara semantis menandai
berbagai hubungan makna antara konsitituen di depan dan
dibelakang proposisi.
Ciri-ciri
1. Proposisi terdiri dari tiga unsur yaitu subjek, prediket,dan kopula
2. Proposisi juga dapat dibedakan berdasarkan luas pengertiannya.
3. Pdapat dibedakan berdasarkan sifat pembenaran atau
penyangkalan.
4. Proposisi dapat pula dibedakan bedasarkan bentuknya.
Contoh:
• Pohon kelapa ini akan ditebang
• Sari memasak tumis ikan.
Proses
02 morfemis
Derivasi zero

Derivasi zero adalah proses pembentukan kata yang


mengubah leksem tunggal menjadi kata tunggal. Leksem
"tidur" yang berupa leksem tunggal, misalnya, dapat
berubah menjadi kata tunggal "tidur" melalui proses
morfemis derivasi zero.
Afiksasi
1. Prefiks
Prefiks (awalan) Jenis afiksasi yang terjadi di dalam bahasa Indonesia
dengan cara menambahkan imbuhan di awal sebuah kata sehingga adanya
perubahan kelas katanya yaitu disebut prefiks atau awalan. Prefiks dikenal
di dalam bahasa Indonesia umumnya berjumlah delapan yaitu ber-, se-,
me-, di-, ter, ke-, pe, per.

2.Infiks (sisipan)
Jenis afiksasi yang terjadi di dalam bahasa Indonesia dengan cara
menyisipkan imbuhan di tengah sebuah kata yang lain disebut dengan
infiks atau sisipan. Penyisipan itu juga akan memberikan perbedaan arti
pada sebuah kata setelah melekatnya sisipan tersebut. Secara umum sisipan
di dalam bahasa Indonesia terdiri atas empat -el, -em, -er, -in. Masuknya
sisipan itu akan memperkaya kosakata di dalam bahasa Indonesia.
Afiksasi
3. Sufiks (akhiran)
Jenis afiksasi yang terjadi di dalam bahasa Indonesia dengan cara
menambahkan afiks di akhir kata disebut dengan sufiks atau akhiran. Sufiks
yang dikenal di dalam bahasa Indonesia seperti akhiran -i, -kan, -an, -nya, -wan.
Kelima akhiran ini juga dapat memberi variasi makna di dalam bahasa
Indonesia. Masing-masing memiliki makna khusus ketika akhiran itu masuk di
dalam kata-kata bahasa Indonesia.

4. Konfiks (awalan dan akhiran)


Jenis afikasi yang terjadi di dalam bahasa Indonesia ketika menggabungkan
awalan dan akhiran pada sebuah kata disebut konfiks. Ada beberapa konfiks
yang sering digunakan di dalam bahasa IndonesiKonfiks (awalan dan akhiran)
Jenis afikasi yang terjadi di dalam bahasa Indonesia ketika menggabungkan
awalan dan akhiran pada sebuah kata disebut konfiks. Ada beberapa konfiks
yang sering digunakan di dalam bahasa Indonesia antara lain, ber-an, ke-an, pe-
(N)-an seperti pem-an, pen-an, penge-an, penye-an, per-an.
Reduplikasi
1. Penggulangan Seluruh
Penggulangan seluruh yaitu bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks.
2. Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian yaitu dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak
diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini
berupa bentuk kompleks.
3. Kata berimbuhan
Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan
inbuhan(afiks).
4. Perubahan bunyi
Reduplikasi perubahan bunyi adalah salah satu jenis reduplikasi dalam
bahasa Indonesia.
5. Reduplikasi semu
Reduplikasi semu adalah salah satu jenis kata ulang dalam bahasa Indonesia.
Reduplikasi semu adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang memang sudah
dalam bentuk kata ulang tanpa proses reduplikasi
Reduplikasi
6. Reduplikasi semantik
Reduplikasi semantik adalah pengulangan makna yang sama dari dua buah kata
yang bersinonim.Reduplikasi semantis merupakan bentukan dari morfem bebas
dan morfem terikat.
7. Reduplikasi berdasarkan makna yang terbentuk.
Berdasarkan makna yang terbentuk, terdapat beberapa jenis reduplikasi,
1. Reduplikasi fonologis: pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti
dasar, misalnya: tetangga, leluhur
2. Reduplikasi morfologis: pengulangan morfem, misalnya: papa, mama.
3. .Reduplikasi sintaktis: pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh
"malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari,
pekerjaan itu tetap dikerjakannya«
4. Reduplikasi gramatikal: pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang
meliputi reduplikasi morfologis dan sintaksis
5. Reduplikasi non-idiomatis: pengulangan kata dasar yang tidak mengubah
makna dasar, contoh "kucing-kucing"
Komposisi
Komposisi adalah susunan atau tata susun yang
berkaitan dengan penyusunan unsur-unsur kesenian
dengan mengaturnya agar menjadi bagus,
teratur, dan serasi.
Pemendekan
Pemendekan adalah proses pemendekan pada bagian
leksem atau gabungan leksem- leksem sehingga
menjadi bentuk yang dipersingkat, tetapi maknanya
tetap sama dengan makna keseluruhan bentuk.
Konversi, modifikasi internal
● konversi adalah proses pembentukan kata dari satu kata ke
kata yang lain tanpa mengubah unsur segmentalnya.

● Modifikasi internal (sering disebut penjumlahan internal atau


modifikasi internal) adalah proses pembentukan kata dengan
menambahkan unsur (biasanya berupa vokal) pada morfem
kerangka tetap (biasanya berupa konsonan).
Suplesi
Suplesi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI),
suplesi diartikan sebagai penambahan atau tambahan
03
Morfofonemik
Pemunculan Fonem
Pemunculan Fonem, yakni munculnya fonem (bunnyi) dalam proses
morfologis yang pada mulanya tidak ada. Misalnya dalam proses
pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca akan memunculkan bunyi
sengau /m/ yang semula
tidak ada. Me + baca : membaca
Contoh lain, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu dalam proses
pengimbuhan sufiks –an pada dasar hari, akan muncul bunyi semi
vokal /y/.
Hari + an : hariyan
Pelepasan Fonem
Pelepasan fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses
morfologi. Misalnya, dalam proses pengimbuhan prefiks ber- pada
dasar renang, maka bunyi /r/ yang ada pada prefiks ber- dilesapkan.
Juga, dalam proses pengimbuhan “akhiran” -wan pada dasar sejarah,
maka fonem /h/ pada dasar sejarah itu dilesapkan. Contoh lain, dalam
proses pengimbuhan “akhiran” –nda pada dasar anak, maka fonem /k/
pada dasar itu menjadi lesap atau dihilangkan.
ber + renang : berenang
sejarah + wan : sejarawan
anak + nda : ananda
Peluluhan Fonem
Peluluhan fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan
dengan fonem lain dalam suatu proses morfologi. Umpamanya, dalam
pengimbuhan prefiks me- pada dasar sikat, maka fonem /s/ pada kata
sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan fonem nasal /ny/ yang
ada pada prefiks meitu. Juga terjadi pada proses pengimbuhan prefiks
pe.
me + sikat : menyikat
pe + sikat : penyikat
Perubahan Fonem
Perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi,
sebagai akibat terjadinya proses morfologi. Umpamanya dalam
pengimbuhan prefiks ber- pada dasar ajar terjadi perubahan bunyi,
dimana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/.
ber + ajar : belajar
Contoh lain, dalam proses pengimbuhan prefiks ter- pada dasar anjur
terjadi perubahan fonem, di mana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/.
ber + anjur : terlanjur
Pergeseran Fonem
Pergeseran fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari satu suku
kata ke dalam suku kata lainnya. Umpamanya, dalam pengimbuhan sufiks –i
pada
dasar lompat, terjadi pergeseran di mana fonem /t/ yang semula berada pada
suku
kata pat menjadi berada pada suku kata ti.
Lompat + i : me.lom.pa.ti
Demikian juga dalam pengimbuhan sufiks –an pada dasar jawab. Di sini
fonem /b/ yang semula berada pada suku kata wab berpindah menjadi berada
pada
suku kata ban.
Ja.wab + an : ja.wa.ban
Ma.kan + an : ma.ka.nan
CUKUP SEKIAN
TERIMA GAJIH

Anda mungkin juga menyukai