Dosen Pembimbing :
Oleh :
Kelompok III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iman kepada Allah adalah mengakui adanya Allah yang maha pencipta
semua mahkluk, pada hakikatnya iman kepada Allah bagi manusia sudah terjadi
ketika manusia sudah terjadi ketika manusia iyu dilahirkan,
manusiamembutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak.
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa
menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa
melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan
membahas tentang Iman kepada Allah dan Malaikat. Rukun akidah yang kedua
setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada
malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan
dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah
kepada nabi-Nya.
Zat Allah adalah sesuatu yang ghaib, akal manusia tidak mungkin dapat
memilarkan zat Allah, oleh sebab itu mengenai adanya Allah, kita harus puas
dengan apa yang di jelaskan Allah melalui firman-firmannya dan bukti-bukti
berupa adanya alam semesta ini.Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun
Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat,
walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka
menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak
seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui
jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah
berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi
pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-
laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
B. Rumusan Masalah
1. Ayat-ayat apa saja yang merujuk tentang iman kepada Allah?
2. Ayat-ayat apa saja yang merujuk tentang iman kepada Malaikat?
3. Bagaimana pengenalan terhadap Allah swt?
4. Bagaimana pengenalan terhadap Malaikat?
C. Tujuan makalah
1. Agar mahasiswa/i mengetahui ayat-ayat tentang iman kepada Allah
2. Agar mahasiswa/i mengetahui ayat-ayat tentang iman kepada Malaikat
3. Agar mahasiswa/i mengetahui pengenalan terhadap Allah
4. Agar mahasiswa/i mengetahui pengenalan terhadap Malaikat
1
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Baqarah : 163
163. dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan
melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah :
163)
Tafsir Jalalain :
“Dan Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Maha Esa,” (pangkal ayat 163).
Dialah Allah, Tuhan Pencipta. Berdiri sendiri Dia didalam kekuasaan dan
PenciptaanNya, tidak bersekutu Dia dengan yang lain. Mustahil berbilang Tuhan
itu; sebab kalau Dia berbilang, pecahlah kekuasaan. Mustahillah alam yang telah
ada ini diciptakan oleh kekuasaan yang berbilang. Dia adalah Esa dalam sifatNya
sebagai Illah, sebagai Tuhan pencipta. Dan Dia adalah Esa dalam sifatNya sebagai
pemelihara, sebagai Rabb; “ Tidak ada Tuhan melainkan Dia”.1
2
Yang maha murah arti dari Ar-Rahman; maka Ar-Rahman adalah satu
diantara sifatNya yang berhubungan dengan diriNya sebagai Illah, sebagai Tuhan
Pencipta. Ar-Rahman adalah sifat Tetap pada diriNya. Sehingga untuk kejelasan
sifat tetap ar-rahman itu, sifat ini selalu dimulai dengan memakai Alif-lam (Al).
Ar-rahim ialah sifatNya dalam keadaanNya sebagai Rabb, sebagai Tuhan
pemelihara. Maka membekaslah Ar-Rhim Tuhan pada pemeliharaan.
Inilah pokok pendirian agama. Bila pokok yang pertama ini sudah
dipegang oleh seorang hamba, berarti dia telah memasuki pintu gerbang
kepercayaan. Maka dihmpunkanlah dia ke dalam ucapan syahadat pendek La
Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan melainkan Allah).
Tidak ada Tuhan yang patut aku sembah melainkan Allah. Tidak ada
Tuhan tempat aku meminta tolong melainkan Allah.
Menarik perhatian kita apa pada ayat ini ialah karena terlebih dahulu dia
menerangkan Allah dalam keEsaanNya: “Dan Tuhan kamu adalah Tuhan yang
Maha Esa.” Artinya bahwasanya dalam menciptakan alam ini Dia tidak bersekutu
dengan yang lain; “La Ilaha Illa Huwa”. Tidak ada Tuhan melainkan dia
sendirinya. Sebab itu tidak ada yang layak buat dipuja dan disembah, melainkan
Dia. Kalau Allah yang menciptakan Alam, bukanlah kepada berhala kita meminta
terima kasih.2
Al-Baqarah : 255
2
HAMKA, Tafsir Al-Azhar Juzu’ I . Hlm.37
3
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-
apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
[161] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu
Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
Tafsir Jalalain :
Tafsir Al-Maraghy :
Tuhan yang Haq dan wajib disembah, hanyalah Allah yang Esa. Allah
adalah tempat berlindung, yang mempunyai kerajaan dunia dan langit;3 maha
hidup; tidak pernah mati; pengatur hamba-hambaNya; pemelihara, pengasuh dan
pemberi rezeki.
3 Ahmad Musthafa Al-Maraghy, Terjemah Tafsir Al-Maraghy Juzu’ 3 (Semarang : Toha putra, 1986). Cet.I
hlm. 19
4
Allah tidak pernah tidur dan tidak pernah terserang kantuk. Apabila Allah
mempunyai sifat seperti itu, berarti Allah selalu ada mengatur hamba-hambaNya
disegala waktu, baik siang atau malam.
Setiap yang ada dilangit dan dibumi, bernyawa ataupun tidak, semuanya
adalah milik hamba Allah. Semuanya tunduk terhadap kekuasaanNya dan
Allahlah yang mengatur segala urusan mereka, termasuk yang memelihara
keadaan mereka.4
Pengertian ayat ini adalah pengukuhan untuk kedua kalinya terhadap ayat
pertama yang mengandung arti keberadaan Allah. Sekaligus merupakan hujjah
atas kesendirian Allah. Sebab Allah lah yang menciptakan bumi dan langit serta
isinya.
5
Seseorang yang sudah jelas akan mendapatkan siksa dari Allah tidak ada
seorangpun yang berani memintakan ampunan agar ia diselamatkan dari siksaan
tersebut. Dan orang yang jelas-jelas berhak mendapatkan ridha Allah, maka ketika
dirinya melakukan kesalahan lantaran terpeleset, dirinya tidak akan berpaling
terus menerus bergelimang dalam perbuatan batil dan dosa. Ia akan tetap
melaksanakan apa yang telah dijanjikan Allah dalam kitabNya dan terus berjalan
sesuai dengan garis yang telah ditetapkan yakni ridha Allah swt.
6
Pada dasarnya, pengetahuan Allah itu meliputi segala yang dicapai oleh
hamba-hambaNya. Allah pun mengetahui terhadap apa saja yang belum merka
ketahui yang menyangkut masalah makhluknya.
Allah swt., Maha Luhur dari segala apa yang menyamai dan
menyerupaiNya. Allah maha besar dari segala yang selainNya. Kebesaran
kekuasaan Allah adalah suci, tidak memerlukan siapa saja yang memberitahukan
tentang makhlukNya. Maha Suci Allah, tiada sesuatu yang bisa mendesakNya
agar Allah merubah pendirianNya dalam membalas semua amal perbuatan hamba-
hambaNya.
Tafsir Al-Azhar :
7
Bertambah dipelajari keadaan manusia, bertambah kita tafakur akan kekuasaan
Tuhan. Niscaya timbullah pertanyaan: Siapa Tuhan? Tuhan itu ialah : ALLAH.
Tidak ada Tuhan melainkan Dia.
Apa arti Tuhan? Tuhan ialah menurut naluri manusia wajib dipuji dipuja,
disembah disanjung. Tuhan ialah kekuasaan tertinggi yang mutlak yang diakui
ADAnya oleh akal manusia yang sehat. Dia tidak dapat ditangkap oleh panca
indra dan tidak kelihatan oleh mata, tetapi akal murni. Manusia mengakui akan
adanya kekuasaan tertinggi itu. Bekas perbuatannya inilah yang membuktikan
bahwa DIA ADA. Bertambah mendalam pengetahuan manusia membuktikan
adanya akal raya, akal agung. Kecil rasanya manusia di hadapan akal yang agung
itu. Sehingga akhirnya ahli filsafat keagamaan sampai kepada kesimpulan akal
(logika) bahwa yang ADA itu ialah ILMU. Maka ilmu adalah salah satu daripada
sifatNya atau namaNya.6
Dalam akal mencari-cari itu datanglah tuntunan ayat ini : yang ADA itulah
ALLAH! Tidak Tuhan, artinya ada yang patut dipuja, disembah, dimuliakan,
melainkan DIA. Sebab tidak ada yang berkuasa seperti DIA. “Yang hidup, yang
berdiri sendiriNya”. Mustahil artinya tidak serupa dalam akal bahwa segala yang
didapati hidup ini adalah hidup dengan sendirinya, atau dia hidup tetapi hidupnya
itu berasal dari tidak apa-apa atau bersumber dari yang mati.
Al-Ikhlas : 1-4
8
Tafsir jalalain :
َّللا أ َ َحد} فَا َ ََّّلل َخبَر ُه َو َوأ َ َحد َّ سلَّ َم ع َْن َربّه فَنَ َز َل {قُ ْل ُه َو َ ع َل ْي ِه َوَ َّللاَّ صلَّى َ النَّبِ ّي
ٍّ َبَدَل ِم ْنهُ أ َ ْو َخبَر ث
ان
علَى الد ََّوام َ صود فِي ا ْل َح َوا ِئج ُ ص َمد} ُم ْبتَدَأ َو َخبَر أ َ ْي ا ْل َم ْق َّ {َّللا ال
َّ
{ولَ ْم يُولَد} َِل ْن ِتفَا ِء الحدوث عنه َ سته َ اء ُم َجا َن ِ َ{لَ ْم َي ِلد} َِل ْن ِتف
ّ ع َل ْي ِه ِْلَنَّهُ َم َح
ط َ {ولَ ْم يَك ُْن َلهُ ُكفُ ًوا أ َ َحد} أَ ْي ُمكَافِئ ًا َو ُم َماثِ ًًل َولَهُ ُمتَعَ ِلّق ِب ُكفُ ًوا َوقُ ِ ّد َم َ
سم يكن عنخبرها رعاية للفاصلة ) سورة ْ ِا ْلقَصْد بِالنَّ ْفي ِ َوأ ُ ِ ّخ َر أ َ َحد َو ُه َو ا
(7١١٣الفلق
Tafsir Al-Maraghy :
Allahlah yang menjadi tempat bergantung semua hambanya dan mereka juga
menghadapkan dirinya kepadanya untuk meminta agar permintaan mereka itu
dikabulkan tanpa perantara atau koneksi. Dengan demikian, tampak salahlah
akidah kaum musyrik arab yang mengharuskan adanya perantara atau koneksi
ketika minta kepada Tuhan. Juga tampak salah akidah agama-agama lain yang
mempunyai kedudukan khusus disisi Tuhan dalam memenuhi kehendak mereka.
Karenanya, mereka minta kepada para perantara baik masih hidup atau sudah mati
dengan khusyu’ dan merendahkan diri. Mereka berziarah kekubur-kubur para
perantara itu, seperti khusyu’nya mereka menghadap Tuhan, bahkan lebih takut
dibanding takutnya kepada Tuhan.
Maha suci Allah dari mempunyai anak. Ayat merupakan jawaban terhadap
kaum musyrik arab yang mempunyai dugaan bahwa malaikat adalah anak
perempuan Allah. Juga merupakan bantahan untuk orng nasrani yang mengatakan
bahwa Isa Al-Masih itu anak Allah.
9
(tidak diperanakkan). Sebab, jika Allah itu diperanakkan berarti sama
dengan selain Allah. Berarti Allah itu tadinya tidak ada menjadi ada. Maha suci
Allah dari semuanya itu.
Tidak Tuhan yang menyamai Allah, ayat ini merupakan jawaban terhadap
keyakinan orang-orang yang bodoh, yang beranggapan bahwa Allah itu ada yang
menyamaiNya dalam seluruh perbuatannya. Keyakinan seperti ini juga dianut
oleh kaum musyrik arab yang mengatakan bahwa para malaikat itu adalah sekutu
Allah.
َش ْعبَةُ ع َْن أ َ ِبي َج ْم َرة ُ غ ْند ٌَر قَا َل َح َّدث َ َنا ُ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْبنُ بَش ٍَّار قَا َل َح َّدثَنَا
ع ْب ِد ا ْلقَ ْي ِس َ اس فَقَا َل إِ َّن َو ْف َد ِ َّاس َوبَ ْي َن الن َ قَا َل ُك ْنتُ أُت َ ْر ِج ُم بَ ْي َن ا ْب ِن
ٍ َّعب
ُسلَّ َم فَقَا َل َم ْن ا ْل َو ْف ُد أ َ ْو َم ْن ا ْلقَ ْو ُم قَالُوا َر ِبي َعة َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ أَت َ ْوا النَّ ِب َّي
شقَّ ٍة ُ غ ْي َر َخ َزايَا َو ََل نَدَا َمى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ ِم ْن َ فَقَا َل َم ْر َحبًا ِبا ْلقَ ْو ِم أ َ ْو ِبا ْل َو ْف ِد
ست َ ِطي ُع أ َ ْن نَأْتِ َيكَ إِ ََّل ْ ض َر َو ََل َن َ بَ ِعي َد ٍة َوبَ ْينَنَا َوبَ ْينَكَ َهذَا ا ْل َح ُّي ِم ْن ُكفَّ ِار ُم
شه ٍْر َح َر ٍام فَ ُم ْرنَا ِبأ َ ْم ٍر نُ ْخ ِب ُر ِب ِه َم ْن َو َرا َء َنا نَ ْد ُخ ُل ِب ِه ا ْل َجنَّةَ فَأ َ َم َر ُه ْم َ فِي
اَّللِ ع ََّز َو َج َّل َوحْ َدهُ قَا َل
َّ ان ِب ِ ْ ِبأ َ ْربَ ٍع َونَ َها ُه ْم ع َْن أ َ ْر َب ٍع أَ َم َر ُه ْم ِب
ِ اْلي َم
ُش َها َدة َ سولُهُ أ َ ْعلَ ُم قَا َل ُ َّللاُ َو َر َّ اَّللِ َوحْ َدهُ قَالُوا َّ اْلي َما ُن ِب ِ ْ َه ْل تَد ُْرو َن َما
َّ ص ََل ِة َوإِيتَا ُء
الزكَا ِة َّ َّللا َوإِقَا ُم الِ َّ سو ُل ُ َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر َّ أ َ ْن ََل إِلَهَ إِ ََّل
اء َوا ْل َح ْنت َ ِم ِ َّس ِم ْن ا ْل َم ْغنَ ِم َونَ َها ُه ْم ع َْن ال ُّدب َ طوا ا ْل ُخ ُم ُ ان َوت ُ ْع َ ض َ ص ْو ُم َر َم َ َو
ُ ظو ه ُ َير َو ُربَّ َما قَا َل ا ْل ُمقَيَّ ِر قَا َل احْ ف ُ
ِ ش ْعبَة ُربَّ َما قَا َل النَّ ِق ُ ت قَا َل ِ ََّوا ْل ُم َزف
َوأ َ ْخبِ ُروهُ َم ْن َو َرا َء ُك ْم
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Ghundar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu
Jamrah] berkata aku pernah menjadi penerjemah antara [Ibnu 'Abbas] dan orang-orang,
8
Al-Maraghy, Terjemah Tafsir Al-Maraghy. hlm. 466
10
katanya; bahwasanya telah datang rombongan utusan Abdul Qais menemui Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Utusan
siapakah ini atau kaum manakah ini?" Utusan itu menjawab: "Rabi'ah". Lalu Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Selamat datang kaum atau para utusan dengan
sukarela dan tanpa menyesal". Para utusan berkata: "Wahai Rasulullah kami datang dari
perjalanan yang jauh sementara diantara kampung kami dan engkau ada kampung kaum
kafir (suku) Mudlor, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan
suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan
kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk
surga." Lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang minuman.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan
melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-
satunya, beliau berkata: "Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?"
Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjelaskan: "Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadlan dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta
rampasan perang". Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang mereka dari empat
perkara, yaitu dari meminum dari dari al hantam, ad Dubbaa` dan al Muzaffaat. Syu'bah
menerangkan; terkadang beliau menyebutkan an naqir dan terkadang muqoyyir (bukan
naqir). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "jagalah semuanya dan
beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian". (HR. Bukhari dan Muslim) 9
9
Muhammad Fuad Abdul Baqi, AL-LU’LU’ Wal Marjan (Jakarta timur: UMMUL QURA, 2012).
Cet.III hlm.63
10
Sukiman, TAUHID (Medan : Panjiaswaja Press, 2011) hlm.9
11
Inilah jalan yang ditempuh salihin yaitu hamba-hamba Allah yang
arif kepada keagungan zat Nya dan ketinggian kadarNya.
Adapun sifat yang wajib bagi Allah dan yang mustahil bagi Allah
dalam tabel berikut : 12
11
Ibid., hlm.10
12
Sukiman, TAUHID . hlm.22
12
bilang
7 Qudrat Maha kuasa ‘ajzu Lemah
8 Iradat Maha Karahah Terpaksa
berkehendak
9 Ilmu Maha mengetahui Jahlu Bodoh
10 Hayat Maha hidup Maut Mati
11 Sama’ Maha mendengar ‘Ashammu Tuli
12 Bashar Maha melihat A’ma Buta
13 Kalam Maha berkata- Bukmun Bisu
kata
14 Kaunuhu Qadiran Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
kuasa ‘ajizan lemah
15 Kaunuhu Muridan Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
berkehendak mukrohan terpaksa
16 Kaunuhu ‘Aliman Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
mengetahui jahilan bodoh
17 Kaunuhu Hayyan Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
hidup mayyitan mati
18 Kaunuhu Sami’an Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
mendengar ashiman tuli
19 Kaunuhu Keadaannya maha Kaunuhu a’ma Keadaannya
Bashiran melihat buta
20 Kaunuhu Keadaannya maha Kaunuhu Keadaannya
Mutakalliman berkata-kata abkarna bisu
Adapun sifat yang harus bagi ALLAH swt. Ada satu sifat yaitu :
memperbuat segala yang mungkin atau meninggalkannya.
13
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(QS.Al-a’raaf : 180)
Tidak seorang pun yang dari sahabat nabi yang menta’wilkan salah
satu sifat allah swt. Atau mengatakan bahwa zhahir sifat itu bukan yang
14
dimaksud. Akan tetapi mereka beriman kepada maknanya dan
mengartikannya sebagaimana zhahirnya. Mengetahui bahwa sifat-sifat
allah itu tidak seperti sifat-sifat segala makhluk ciptaan-Nya.13
2. Bukanlah orang-orang yang menafikan salah satu sifat allah swt. Karena
takut dengan tasybih (takut terjerumus kepada keyakinan menyerupakan
atau menyamakan allah dengan yang makhluk-Nya) itu berarti telah
menyamakan sifat-sifat allah dengan sifat makhluk.
13
Sukiman, TAUHID . hlm.19
15
5. Zat Ketuhanan
14
Sukiman, TAUHID . hlm.24
16
Artinya : Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha
mengetahui. (QS.Al-an’Am : 103)
Mereka itu tidak seperti manusia yang suka makan, minu, tidak
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, jadi mereka itu memang
mempunyai suatu alam yang tersendiri, berdiri dalam bidangnya sendiri,bebas
menurut hal-ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa
diterapkan kepada manusia, misalnya hubungannya denga kebendaan, (materi
keduniaan), juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam
rupa manusia atau bentuk lain yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan.
Hal ini jelas sekali sebagaimana kedatangan Jibril a.s ketempat syaidah
Maryam pada saat itu ia menjelmakan dirinya dalam bentuk dan rupa
manusia, sebagaimana disebutkan dalam al-quranul karim :
15
Sukiman, TAUHID . hlm.41
17
18
71. dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu Dia tersenyum, Maka
Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan
dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.
73. Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang
ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan
atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha
Pemurah."
16
Sukiman, TAUHID . hlm.44
19
285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS.Al-Baqarah : 285)
3. Sifat-sifat Malaikat
17
Sukiman, TAUHID .hlm.45
20
[729] Nabi Luth a.s. merasa susah akan kedatangan utusan-utuaan Allah
itu karena mereka berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth
Amat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk melakukan homo
sexual. dan Dia merasa tidak sanggup melindungi mereka bilamana ada
gangguan dari kaumnya.
4. Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan izin Allah, Allah
berfirman:
21
5. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan karenanya mereka tidak makan
dan tidak minum, tidak kawin dan tidak beranak. Mereka tidak tidur
dan mempunyai sifat manusia. Seperti sakit, lupa, ketawa, mengeluh,
kecewa, dan sebagainya. Allah mencela orang-orang kafir yang
mengatakan bahwa malaikat itu mempunyai isteri.
19. dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah
hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai orang-orang
perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat
itu? kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban. (QS.Al-Zukhruf: 19)
4. Tugas-tugas Malaikat
22
192. dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan semesta alam,
193. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), (QS.Asy-
Syu’ara: 192-193)
23
17. dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. dan pada
hari itu delapan orang Malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas
(kepala) mereka. (QS.Al-Haqqah: 17)
5. Malaikat Ridwan yang diberi tugas oleh Allah menjaga surga dengan
dibantu oleh beberapa Malaikat seperti yang disebut dalam al-quran:
7. Malaikat kiraman dan katibin atau Raqib atau ‘atid yang diberi tugas
oleh Allah untuk mencatat amalan manusia. Allah swt. berfirman:
24
10. Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang
mengawasi (pekerjaanmu),
11. yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu
itu),
12. mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.al-Infithar: 10-
12)
Dan dalam hadis yang shahih disebutkan bahwa malaikat turut serta
bersama makmum membaca “amin” dalam shalat jama’ah. Juga turut hadir dalam
menyaksikan shalat jama’ah subuh dan shalat isya’. Demikian juga malaikat turut
hadir menyaksikan majlis zikir seperti tersebut dalam hadis yang diriwayatkan
oleh imam bukhari dan imam muslim.18
Namun begitu, kita harus selalu sadar akan kehadiran malaikat bersama
kita pada setiap waktu sehingga kita senantiasa menjaga diri dari setiap perbuatan
dan perkataan yang keji dan munkar. Malaikat ada yang bertugas menulis semua
perbuatan dan perkataan atau ucapan kita.dari itu beriman kepada malaikatakan
menghindari diri kita melakukan perbuatan mungkar dan sebaliknya
mengemarkan kita melakukan amalan yang baik walaupun kecil. Dan ini akan
dicatat oleh malaikat dan akan diperhitungkan nanti pada hari hisab. Biasanya
orang yang akan melakukan amalan mungkar yang dilarang agama jika ia sendiri,
tidak dilihat atau diketahui orang, seperti mencuri, ataupun bersama orang yang
18
Sukiman, TAUHID . hlm.52
25
sepakat dalam perbuatan itu. Dan seandainya ia beriman kepada allah sungguh-
sungguh kepadanya malaikat yang senantiasa hadir bersamanya dan mencatat
amalan itu, maka tentunya perbuatan mungkar itu tidak dilakukannya. Nabi
muhammad bersabda dalam suatu hadis yang artinya :
Disini jelaslah kepada kita betapa erat hubungan iman dengan amal yang
shaleh. Semakin kuat iman seorang semakin banyak pula amal baik yang
dilakukan dan perkataan yang baik diucapkan. Demikian pula sebaliknya, iman
menuntut seorang muslim untuk selalu menjadi seorang hamba allah yang baik
dan jujur disegala tempat dan masa.
Yang jelas bahwa manusia itu lebih utama dan lebih mulia daripada
malaikat itu, sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untuk
menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh allah swt. Kepada mereka
itu mengenai nama-nama benda yang tertentu, sedangkan adam as. Dapat
menjelaskan dengan tepat dan benar. Jadi allah ta’ala telah memuliakan manusia
itu dengan menguraikan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat
itu, juga manusia itu diberikan keistimewaan untuk mengenal, mengetahui,
mema’rifati bermacam-macam benda dan barang. Selain itu allah memerintahkan
malaikat untuk memberi penghormatan kepada adam as. Sebagai bukti bahwa
allah ta’alab sengaja menunjukan bahwa manusia lah yang lebih utama dan mulia
daripada malaikat itu sendiri.19
Mereka taat terhadap semua perintah allah, dan menjauhi segala larangan-
Nya adalah suatu hal yang semestinya karena mereka tidak diberi nafsu syahwat.
Jadi tidak ubahnya berkembang kempisnya jantung., mengalirkan darah dengan
gerakan kedua paru-paru ketika bernafas, sedangkan manusia tidak semudah itu
dalam beribadah, berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia
harus berjuang dengan segenap tenaga dan jiwa, melawan kehendak hawa nafsu,
memerangi ajakan syaitan memaksa diri untuk melakukan taat dan bekerja keras
guna menyempurnakan kesucian jiwa, meluhurkan ruh, dan membersihkan hati
19
Sukiman, TAUHID . hlm.54
26
baik ia melakukan itu dengan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut
terhadap siksa.
Disinilah letak perbedaan yang jelas bahwa manusia itu memang lebih
mulia daripada malaikat.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan beriman kepada Allah :
B. Saran
Demikianlah makalah tentang iman kepada Allah dan Iman kepada
malaikat Allah yang telah kami paparkan. Kami menyadari makalah jauh dari
sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah
ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Baqi, Muhammad Fuad. 2012. AL-LU’LU’ WAL MARJAN. Jakarta timur :
UMMUL QURA. Cet.III