Anda di halaman 1dari 136

TAUHID

Mengesakan Allah dalam hal-


hal yang merupakan
Berasal Dari Bahasa Arab kekhususan bagi Allah, baik
Yaitu dalam hal rububiyyah-Nya,
uluhiyyah-Nya, maupun
)‫توحيد‬-‫يوحد‬-‫)وحد‬
asma’ (nama-nama) dan
Yang artinya mengEsakan. sifat-sifat-Nya, dan tidak ada
sekutu bagi Allah dalam
semua hal tersebut.
TAUHID

ASMA’ WA
RUBUBIYAH ULUHIYAH
SHIFAT
1. TAUHID RUBUBIYAH
Mengesakan Allah dalam hal
perbuatan-perbuatan-Nya, seperti
menciptakan, menguasai, mengatur,
dan yang lainnya dari perbuatan-
perbuatan Allah yang tidak ada sekutu
dan tandingan bagi Allah dalam hal
tersebut.
Allah berfirman: “Ingatlah (hanya)
bagiNyalah menciptakan dan
memerintah, Maha Suci Allaah, Rabb
semesta alam”
[QS. Al-A’raaf: 54].
2. TAUHID ULUHIYYAH
Menyendirikan/mengesakan Allah
dalam ibadah, dan disebut juga “tauhid
ubudiyyah”. Maka yang berhak untuk
diibadahi hanyalah Allah, sebagaimana
dalam firman-Nya: “Demikianlah,
karena sesungguhnya Allah, Dia-lah
(satu-satunya) yang (memiliki hak
untuk disembah), dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain Allah
itulah yang batil.”
[QS. Luqman: 30].
3. TAUHID ASMA’ WA SYIFAT
Menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT
sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Allah
untuk diriNya maupun yang telah ditetapkan oleh
Rasulullah SAW Tanpa mentakwil/MERAMAL (Ta’wil),
memisalkan (tamtsil), menanyakan bagaimananya
(Takyif) dan meniadakan (Ta’thil) dari nama dan
sifat tsb. Hali ini pula harus disertai dengan
meniadakan kekurangan-kekurangan dan aib-aib
yang ditiadakan oleh Allah terhadap diriNya, dan
apa yang ditiadakan oleh Rasulullah -shallallahu
‘alaihiwa sallam- bagi Allah ta’ala, karena
Allah ta’ala sesungguhnya maha sempurna dan
sangat jauh dari aib ataupun kekurangan.
TAKWIL

ASMA’
TA’THIL
WA TAMTSIL
SHIFAT

TA’KYIF
Allah Ta’ala telah menyatakan bahwa Ia
memiliki nama-nama yang husna (baca:
sangat baik/indah) dan Ia memerintahkan kita
untuk berdo’a dengan nama–namaNya, Allah
telah berfirman di dalam Al-Qur’an :
‫ن فَي أ َ ْس َمائَ َِه‬ َِ ‫َين يُ ْل َحدُو‬
َِ ‫لِل األسماء الحسنى فادعوه بها و ذَ ُروا الّذ‬
َِّ َ ‫َو‬
َِ ُ‫ن َما َكانُوا يَ ْع َمل‬
‫ون‬ َِ ‫سيُ ْجزَ ْو‬
َ
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka berdoalah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam nama-namaNya nanti mereka akan
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (Al-A’raf :
180).
PEMBAGIAN TAUHID ASMA’ WA SYIFAT

Pertama: Al-Itsbat(penetapan),
yakni kita menetapkan semua nama dan
sifat bagi Allah, dari apa yang telah Allah
tetapkan sendiri dalam kitab-Nya atau
apa yang ditetapkan Rasul-Nya dalam
sunnahnya.
Kedua: Nafyul Mumatsalah
(meniadakan penyerupaan/penyamaan), yakni
bahwa kita tidak menyamakan/menyerupakan
Allah dengan selain-Nya dalam nama-nama dan
sifat-sifat-Nya

ُ ‫س ِمي َُع ا ْلبَ ِص‬


َ‫ير‬ َ ‫سَ َك ِمثْ ِل َِه‬
َّ ‫ش ْيءَ َۖ َو ُه ََو ال‬ َ ‫لَ ْي‬
[QS. Asy-Syuura: 11]
BAGAN KEUTAMAAN SYAHADAT
BAGAN KANDUNGAN
SYAHADAT
Al-qur’an Sebagai Sumber ajaran Islam
Yang Pertama
Menurut Bahasa:
Menurut Istilah:
Ditinjau dari segi bahasa, Al-
Qur’an berasal dari bahas arab • Al-Qur’an berarti kalam Allah
SWT yang diturunkan kepada Nabi
yakni bentuk jamak dari isim
Muhammad saw sebagai mukjizat,
masdar dari dan disampaikan dengan jalan
kata ‫ قرأ – يقرأ – قرآنا‬atau qara’a- mutawatir dari Allah SWT atas
yaqro’u-qur’anan yang perantara malaikat jibril. Membaca
mengandung arti bacaan atau Al-qur’an juga dinilai sebagai
sesuatu yang di baca berulang- ibadah kepada Allah SWT.
ulang.
FUNGSI

Al-huda Al-furqon Peringatan &


Sumber Ajaran Isalam Asy-syifa’
(Petunjuk) (Pembeda) Pelajaran

Manusia/umum
Hak & Batil Ibadah Kisah para nabi Fisik
(Qs. Albaqorah.2:185)

Orang yang bertakwa


Umat terdahulu (baik
& beriman ( Benar & Salah Hukum Psikis
& buruk)
Qs.Fussilat .41 :44)

Halal & Haram Politik

Ekonomi DLL
 1. Akidah
bahwa Allah Swt adalah yang maha segala-galanya. Di samping itu,
akidah di dalam Al-Qur’an juga meliputi rukun iman seperti keyakinan
terhadap Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat serta qada dan
qadar. "Rasul (Muhammad saw) beriman kepada apa yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), ”Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka
berkata, ”Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami,
dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. al-Baqarah : 285)
 Kandungan selanjutnya adalah persoalan ibadah
(hubungan antara manusia dengan Allah Swt) dan
muamalah (hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya). Al-Qur’an memberi petunjuk dan
tata cara yang lengkap berkaitan dengan ibadah
kepada Allah dan hubungan antar manusia.
 Hukum Allah Swt yang tertuang di dalam Al-Qur’an
tentu merupakan hukum yang paling adil. Oleh
karena itu, kita sebagai umat Islam harus selalu
merujuk kepada Al-Qur’an dalam menetapkan hukum
tertentu. Hal ini sejalan dengan QS. An-Nisa ayat 105
yang artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kitab kepadamu dengan membawa kebenaran agar
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang
telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah),
karena (membela) orang-orang yang berkhianat."
 Selain mengandung perintah, Al-Qur’an juga
menceritakan kejadian umat terdahulu agar kita dapat
mengambil pelajaran dari masa lalu. Salah satu contoh
adalah yang tertulis dalam Surah Yusuf ayat 111 yang
artinya,"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.
(Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya,
menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
 Banyak ilmuwan yang telah membuktikan bahwa ilmu
pengetahuan yang senantiasa berkembang setiap
zaman telah dibahas terlebih dahulu di dalam Al-
Qur’an berabad-abad yang lalu. Oleh sebab itu, apa
yang ada di dalam Al-Qur’an harus selalu dijadikan
rujukan dalam penelitian ilmu pengetahuan termasuk
teknologi. Dalilny Sebagai berikut : Katakanlah:
Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu
sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu
(pula)". (QS.Al-Kahfi 109).
Akidah

Ibadah dan
Rujukan muamalah
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
Al-qur’an

Sejarah dan
kisah-kisah Persoalan
umat hukum
terdahulu
 1. Konten Al- Qur’an Tetap Sepanjang Masa, Tanpa Revisi
Jaminan keawetan Al-Qur’an ini secara langsung dijamin oleh Allah
Subhanahu wa taala dalam QS. Al Hijr ayat 9.
َ ‫ظ‬
‫ون‬ ُ ِ‫ِإ َّنا َن ْح ُن َن َّز ْل َنا ال ِذِّ ْك َر َو ِإ َّنا َلهُ َل َحاف‬
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al Hijr ayat 9)
 2. Terjaga dari Kontradiksi
Di dalam Al-Qur’an tidak terdapat pertentangan antara satu perintah dengan
perintah lainnya Setiap perintah, larangan, dan berita bersifat melengkapi satu
sama lainnya. Sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 82:
َ ‫َان ِم ْن ِعن ِد‬
ً ِ‫غ ْي ِر هللاِ لَ َو َجدُوا فِي ِه ا ْختِالَفا ً َكث‬
‫يرا‬ َ ‫ان َولَ ْو ك‬ َ ‫أَفَالَ يَت َ َدبَّ ُر‬
َ ‫ون ا ْلقُ ْر َء‬
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang
banyak di dalamnya”.(QS An-Nisa ayat 82)
 3. Mudah Dihafalkan
Dalam surat Al- Qamar ayat 32, Allah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah
dipelajari dan dihafalkan. Al-Qur’an adalah kitab cerdas yang membuat orang
merenung dan melatih kemampuan asosiasi dengan pemisalan yang ada di
dalamnya
‫ان ِلل ِذِّ ْك ِر‬
َ ‫س ْرنَا ا ْلقُ ْر َء‬
َّ َ‫َولَقَ ْد ي‬
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. (QS Al-
Qamar ayat 32)
 4. Bahasa Al-Qur’an Tak dapat Ditiru
Al-Qur’an menggunakan bahasa arab yang sangat tinggi. Walau Anda
memahami bahasa fusha (bahasa tinggi) sekalipun, Anda tak akan bisa
menandingi bahasa Al-Qur’an. Walau Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam adalah seseorang yang berbudi luhur dan berbicara dengan bahasa
sopan, tidak mungkin Rasulullah yang membuatnya.
Surat Yunus ayat 38 mempertegas hal ini,
‫ور ٍة ِ ِّمثْ ِل ِه‬
َ ‫س‬ُ ‫ون ا ْفت َ َرا ُه قُ ْل فَأْتُوا ِب‬
َ ُ‫أ َ ْم َيقُول‬
Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”.
Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya … “. ( QS. Yunus ayat 38)
 5. Membacanya adalah Kebaikan
Membaca Al-Qur’an adalah kegiatan yang mendatangkan banyak sekali pahala. Pahala
ini akan meningkat seiring dekatnya interaksi kita dengan Al-Qur’an, mulai dari
membaca arti dan tafsirnya, memahami, hingga menghafalkannya.
ٌ ‫ٌ َح ْر ٌ َولَ ٌم َح ْر ٌ َو ِمي ٌح َح ْر‬ َ ‫سنَةٌ َوا ْل َح‬
ٌ ‫سنَةُ ِبعَش ِْر أ َ ْمثَا ِل َها لَ أَقُو ُ الح َح ْر ٌ َولَ ِن ْن أ َ ِل‬ َ ‫َّللا فَلَهُ ِب ِه َح‬
ِ َّ ‫ب‬ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكتَا‬
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan
setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‫الــم‬
ialah satu huruf, akan tetapi ‫ا‬satu huruf, ‫ل‬satu huruf dan ‫م‬satu huruf. (HR. Bukhari
 6. Al-Qur’an adalah Mental Healer
Terkait dengan salah satu isu yang populer di media sosial saat ini, mental
health, Al-Qur’an dapat berkontribusi dalam memberi ketenangan batin bagi
setiap orang.Bagi penderita gangguan mental, selagi melakukan pengobatan
disarankan untuk membarenginya dengan meningkatkan interaksi dengan Al-
Qur’an.
‫شيَتْ ُه ُح‬ َ ‫س ِنينَةُ َو‬
ِ ‫غ‬ َّ ‫علَ ْي ِه ُح ال‬
َ ْ‫سونَهُ بَ ْينَ ُه ْح ِإ َّل نَ َزلَت‬
ُ ‫ار‬ َ ‫َّللاِ َويَت َ َد‬
َّ ‫اب‬ َ ُ‫َّللاِ يَتْل‬
َ َ ‫ون ِكت‬ َّ ‫ت‬ ٍ ‫اجت َ َم َع قَ ْو ٌم فِي بَ ْي‬
ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ْ ‫َما‬
َّ ‫الر ْح َمةُ َو َحفَّتْ ُه ُح ا ْل َمالَئِنَةُ َوذَك ََر ُه ُح‬
ُ‫َّللاُ فِي َم ْن ِع ْن َده‬ َّ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada
mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat
dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya”. (HR.
Muslim)
 7. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an Nyata dan Lebih
Terperinci
Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak kisah-kisah. Sebut saja kisah Keluarga
Imran, Kisah Nabi Musa, Kisah SIti Maryam, Kisah Nabi Daud, dan kisah Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri. Kisah-kisah ini menceritakan
perjuangan nabi-nabi atau kesesatan yang dilakukan suatu kaum sebagai
pelajaran bagi kita yang hadir di generasi mendatang.
Kebenaran kisah ini telah divalidasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam
berbagai firman-Nya.
Misalkan, validasi pada kisah Nabi Musa dan Fir’aun:
ِ ِّ ‫سى َو ِف ْرع َْو َن ِبا ْل َح‬
‫ق‬ َ ‫علَ ْيكَ ِمن نَّ َب ِإ ُمو‬
َ ‫نَتْلُوا‬
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan
benar”. (QS. al-Qashash ayat 3)
 8. Al- Qur’an adalah Satu-Satunya Kitab yang Memintakan
Syafaat Bagi Pembacanya
Tak ada satupun kitab yang memintakan syafaat di hari akhir kepada
pembacanya kecuali Al- Qur’an.
‫ص َحا ِب ِه‬ َ ‫آن فَ ِإنَّهُ يَأْتِي يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة‬
ْ َ ‫ش ِفيعًا ِِل‬ َ ‫ا ْق َر ُءوا ا ْلقُ ْر‬
“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat
memohonkan syafa’at bagi orang yang membacanya (di dunia)”. (HR. Muslim).
 9. Al-Qur’an adalah Hakim Semua Kitab
Sebelumnya
Al-Qur’an adalah kitab terakhir dan paling sempurna yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :
‫علَ ْي ِه‬ ِ ‫ص ِ ِّدقًا ِلِّ َما بَ ْي َن يَ َد ْي ِه ِم َن ا ْل ِنتَا‬
َ ‫ب َو ُم َه ْي ِمنًا‬ ِ ِّ ‫اب بِا ْل َح‬
َ ‫ق ُم‬ َ َ ‫َوأ‬
َ َ ‫نز ْلنَآإِلَ ْيكَ ا ْل ِنت‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. (QS al-Maidah
ayat 48)
 10. Al-Qur’an adalah Kitab Peradaban
Al-Qur’an adalah kitab peradaban, yang darinya suatu kaum dapat dimuliakan.
Pelajarilah Al-Qur’an agar minimal pribadi kita dapat berubah menjadi lebih baik. Dari
‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu
dengan ‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada
waktu itu ‘Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar pun bertanya
kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk
lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”.
Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama kami.” ‘Umar
bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”.
Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan
ahli di bidang fara’idh/waris.” ‘Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi
wa sallam memang telah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab
ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang
lain.”.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin).
Sepanjang
Masa,

Al-Qur’an
Tanpa
adalah Kitab
Kontradiksi
Peradaban

Hakim KEISTIMEWAAN Mudah


Semua Kitab
AL-QUR’AN Dihafalkan
Sebelumnya

Al-Qur’an
Bahasa Al-
adalah
Qur’an Tak
Mental
dapat Ditiru
Healer

Membacanya
adalah
Kebaikan
PAI Materi 3

Al-Hadits
Sebagai Sumber Ajaran Islam Yang ke 2
Menurut Bahasa:
Hadis atau al- hadits menurut
bahasa adalah al- jadid yang
artinya (sesuatu yang baru) Menurut Istilah :
artinya yang berarti Pengertian hadits menurut
menunjukkan kepada waktu ulama hadits adalah:
yang dekat atau waktu yang َ ُ‫أ َ ْق َوا لُهُ وا َ ْفعَا لُه‬
ُ‫وت ََ ْق ِر َِي َْراُُه‬
singkat seperti Artinya: “Segala perkataan Nabi
‫ْث العَ ْه ِد ِفى أْ ِإل ْس ََل ِم‬
ُ ‫ َح ِدي‬orang yang SAW, perbuatan, dan taqrirnya
baru masuk/ memeluk islam).
Ada juga yang mengatakan hadits
adalah perkataan atau ucapan
Macam-macam hadits
terima atau
Bentuk Rowi Kualitasnya
di tolak

Qauliyah Mutawatir Shohih Diterima

Fi’liyah Masyur Hasan Ditolak

Taqririyah Ahad Dhoif

Maudhu
Istilah dalam Hadits

Silsilah Orang yang


Sanad menghubungkan ke
matan hadits

Isi Hadita/Lafadz-lafadz
Mustolah hadits Matan
tujuan hadits

Orang- orang yang


Rowi memberitakan haits atau
meriwayatkan hadits
Contoh sanad, Matan & Rowi hadits
Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits
▪ Periode 1. Zaman NABI
❖ Para sahabat mengadukan langsung kepada nabi SAW
❖ Sibuk menghafal Al-qur’an/takut tercampur
❖ Belum ada budaya menulis/lebih banyak menghafal
▪ Periode ke 2 (khulafa urrasidin)
❖ Sahabat ikut keluar mekah ke daerah eksapansi (mesir, syam
dll)
❖ Umar Bin Khottob-banyak menpelajari alqur’an
❖ Abu bakar- kesaksian 1 orang jika akan meriwayatkan hadits
❖ Ali bin abi tholib- bersumpah jika akan meriwayatkan hadita
Fungsi haditas
1. Bayan At-Taqrir (Memperjelas isi Al Quran)
Bayan At-Taqrir yang berarti memperjelas isi dari Al-Quran. Sebagai contoh hadits
yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni:
“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai
ia berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah)

Hadits diatas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” - (QS.Al-Maidah:6)
2. Bayan At-Tafsir (Menafsirkan isi
Al Quran)
 yang berarti memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi Al
Quran yang masih bersifat umum (mujmal) serta memberikan
batasan-batasan (persyaratan) pada ayat-ayat yang bersifat mutlak
(taqyid).
 “Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri,
maka beliau memotong tangan pencuri tersebut dari pergelangan
tangan”
Hadist diatas menafsirkan surat Al-maidah ayat 38:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah” - (QS.Al-Maidah: 38)
3. Bayan At-Tasyri’ (Memberi kepastian
hukum Islam yang tidak ada di Al Quran)
 ialah sebagai pemberi kepastian hukum atau ajaran-ajaran
islam yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Biasanya Al
Quran hanya menerangkan pokok-pokoknya saja.
 “Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam
pada bulan Ramadhan satu sha’ kurma atau gandum untuk
setiap orang, beik merdeka atau hamba, laki-laki atau
perempuan” - (HR. Muslim).
4. Bayan Nasakh (Mengganti
ketentuan terdahulu)
 Para ulama mendefinisikan Bayan Nasakh berarti ketentuan yang datang
kemudian dapat menghapuskan ketentuan yang terdahulu, sebab ketentuan yang
baru dianggap lebih cocok dengan lingkungannya dan lebih luas.
 Contohnya:
“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”
Hadits ini menasakh surat QS.Al-Baqarah ayat 180:
“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-
tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak
dan karib kerabat secara ma’ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertaqwa” - (QS.Al-Baqarah:180)Untuk fungsi hadits sebagai Bayan Nasakh ini
ada perdebatan di kalangan ulama. Ada juga yang berpendapat Bayan Nasakh
bukanlah fungsi hadits.
FUNGSI HADITAS TERHADAP AL-QUR’AN

Bayan At-Taqrir

FUNGSI
HADITAS
Bayan Nasakh TERHADAP Bayan At-Tafsir
AL-QUR’AN

Bayan At-Tasyri’
Ijma’ qiyash dan Ijtihad Sebagai
Pengembangan Hukum Islam
secara Bahasa ِ‫اتفاقِجميعِالمجتهدِينِمنِالمسلمينِفيِعصرمن‬
ِِ‫المصورِبعدِؤفاةارسولِعلِحكمِشرعيِفيِواقع‬
• Secara bahasa ijma’ berarti ‫الوقائع‬
sepakat, consensus. )‫)إجماع‬
Ijma’ dengan arti “ sepakat”, Konsensus semua mujtahid
ijma’ dalam artian ini dapat muslim pada suatu masa setelah
dilihat dalam Q.S. Yusuf : 15: Rasul wafat atas suatu hukum
َِ ‫َيَابَ َِِا ْل ُج‬
‫ب‬ َ ِ‫ِوأَجْ َمعُواِأ َ ْنِيَِ ْجعَلُوهُِفَي‬
َ ‫فَلَ ّماِذَ َهبُواِبَ َه‬ syara’ mengenai suatu kasus”
 Dalam penetapan ijma’ sebagai sumber
hukum ketiga setelah Al-Qur’an dan As-
Sunnah, banyak dari berbagai golongan yang
berbeda pendapat mengenai boleh dipakai
atau tidak ijma’ dalam penetapan hukun
agama. Akan tetapi mayoritas ulama
menganjurkan mengikuti ijma’
1. Adanya kesepakatan sejumlah mujtahid pada suatu masa tentang suatu
peristiwa yang terjadi, kesepakatan ini harus dari sejumlah mujtahid dan
tidak dipandang ijma’ jika hanya ada seorang mujtahid. Dalam
pengambilan suatu keputusan memerlukan banyak orang untuk
mengkolaborasikan pandangan-pandangan yang akan menghasilkan
kesepakatan yang falid dan dapat diterima oleh semua kalangan,
sehingga semakin banyaknya mujtahid akan menghasilkan keputusan
yang mufakat
2. Kesepakatan para mujtahid itu harus berasal dari semua tempat dan
golongan. Tidak dipandang ijma’ jika kesepakatan tersebut hanya
berasal dari satu tempat saja. Pengambilan suatu keputusan harus dari
segala sudut, tidak pandang golongan, ras, suku atau apapun karena
hasil keputusan tersebut akan digunakan oleh semua ummat.

3. Kesepakatan para mujtahid itu harus nyata, baik dinyatakan dengan


lisan maupun dapat dilihat dalam perbuatan.
4. Kesepakatan itu adalah kesepakatan yang bulat dari seluruh mujtahid.
Tidak dipandang ijma’, jika kesepakatan itu hanya berasal dari sebagian
besar mujtahid saja sedangkan sebagian kecil lainnya menyalahinya.
Sanad ijma’ dapat berupa nash Al-Qur’an,
As-sunnah, atau qiyas. Contoh ijma’ yang
sandaranya adalah Al-Qur’an adalah
kesepakatan para mujtahid tentang
haramnya menikahi nenek, sebab sandaranya
adalah Al-qur’an : Telah diharamkan bagi
kalian ibu-ibu kalian “ karena maksud dari
kata ibu adalah yang asal secara mutlak, yaitu
setiap orang yang dinasabkan kepadanya dan
nenek masuk dalam kategori ini ( ibunya ibu)
Mengangkat Pemimpin setelah nabi wafat.
 Ijma’ merupakan hujjah syar’iyyah yang wajib
diaplikasikan.

1. Ijma’ Menurut Pandangan Al-Qur`ân.

‫اِو ََلِتَفَ ّرقُوا‬


َ ً‫َِّللاَِ َج َميع‬ َ َ‫َوا ْعت‬
ّ ‫ص ُمواِبَ َح ْب َل‬

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada


tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai…. [Ali ‘Imrân/3:103]
 2. Ijma’ Menurut Pandangan Sunnah

Dari ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu


berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
 ُِ‫ِاَلثْنَِْي َنِأ َ ْبعَد‬
َ َ‫ِمن‬ َ ‫ِو ُه َو‬َ ‫اح َد‬
َ ‫ِال َو‬ْ ‫طانَ ِ َم َع‬ ِّ ‫ِو ْالفُ ْرقََِِفَإَ ّنِال‬
َ ‫ش ْي‬ َ ‫ِو َإيّا ُك ْم‬ َ ‫علَ ْي ُك ْمِبَ ْال َج َما‬
َ َِ ‫ع‬ َ
َ ‫ِال َجنّ َِِفَعَلَ ْي َهِ َب ْال َجما‬
َِِ ‫ع‬ ْ َِ ‫و َم ْنِأ َ َرا َدِ َب َح ْب َح‬Tetaplah
َ bersama jamaah
dan waspadalah terhadap perpecahan.
Sesungguhnya setan bersama satu orang, namun
dengan dua orang lebih jauh. Dan barang siapa
yang menginginkan surga paling tengah maka
hendaklah bersama jamaah.
Secara bahasa
secara terminologis/ Istilah
qiyas berasal dari bahasa Arab, qiyas
merupakan bentuk masdar dari qasa qiyas ialah menetapkan sesuatu
- yaqisu ( )‫ يقيس‬-ِ‫قاس‬yang berarti perbuatan yang belum ada ketentuan
ukuran, mengetahui ukuran sesuatu. hukumnya, berdasarkan sesuatu
Atau dapat diartikan dengan ِ‫تقديرِشيء‬ hukum yang sudah ditentukan oleh
ِ‫بشيءِآخر‬yaitu mengukur sesuatu nash, disebabkan adanya persamaan
dengan sesuatu yang lainnya.Juga diantara keduanya.
dapat diartikan mengukur
a. Pokok (Ashl)
Sesuatu yang telah ditetapkan hukumnya oleh nash, ini disebut dengan
ashal atau maqis alaih atau musyabbah bih yang artinya
“diserupai/disamai/tempat menyerupakan”
b. Cabang (Furu’)
Sesuatu yang belum ditemukan hukumnya secara jelas dalam nash, ini
disebut dengan furu’ atau maqis atau musyabbah, yang artinya “yang
disamakan/yang diserupkan).
c. Hukum Pokok (Hukum Ashl)
Hukum yang telah disebutkan dalam nash pada ashal, disebut dengan
hukum ashal, dan dikehendaki hukumnya berlaku untuk cabang.
d. ‘Illat
‘Illat, adalah alasan hukum yang terdapat pada ashal dan terlihat pula
pada furu’. Alyasa Abu Bakar menjelaskan bahwa ‘illat itu merupakan
sesuatu yang harus jelas, relatif dapat diukur, mengandung relevansi
sehingga kuat dan dialah yang menjadi alasan penetapan suatu
ketentuan hukum.[19]
3. Hukum
1. Pokok
Pokok
(Hukum Ashl) (Ashl)

2. Cabang
4. Illat
(Furu’)
Qiyas
Aulaa

Qiyas Qiyas
Syabah Musawi

Qiyas
Dilalah
1. Qiyas Aulaa
ْ َ ‫ِاأل‬
َِ ‫ص‬
‫ل‬ ِْ َ‫ِمن‬ َ ‫اال ُح ْك َمِفَ ْي َه‬ ِْ َ‫ِو َكان‬
ْ ‫ِالفَ ْرعُِأ َ ْولَىِ َب‬ َ ‫ِال َعلُِِّفَ ْي َهِ ُم ْو َجبًَِِ َل ْل ُح ْك َم‬
ْ ‫َت‬ْ ‫ َما َكان‬
“yaitu apa-apa yang ‘illat padanya mewajibkan adanya
hukum dan keadaan far’un lebih utama mendapatkan
hukum (tersebut) daripada ashl.”[24]
Contoh mengqiyaskan memukul orang tua dengan
mengatakan “cis”, kedua perbuatan tersebut haram
hukumnya karena mempunya ‘illat “menyakiti”.
Allah SWT berfirman :
....‫ِوَلِت َ ْن َه ْر ُه َما‬
َ ‫ف‬ ٍّ ُ ‫فَالِتَقُ ْلِلَ ُه َماِأ‬.... 
Artinya : “....Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan ‘cis’ dan
janganlah kamu membentak mereka....” (QS. Al-Isra’:
23).
2. Qiyas Musawi
ِ‫ص َل‬ ْ ‫سا َويًاَِِب‬
ْ ْْ ‫اال ُح ْك َمِ َف ْي َهِ َل‬ ْ َ‫ِو َكان‬
َ ‫ِالفَ ْرعُِ ُم‬ َ ‫ِال َعلُِِّ َف ْي َهِ ُم ْو َج َبًِِ َل ْل ُح ْك َم‬
ْ ‫َت‬ْ ‫ َما َكان‬
“yaitu apa-apa yang ‘illat padanya mewajibkan adanya hukum dan
keadaan far’un sama dengan ashl untuk mendapatkan hukum”.
Contoh mengqiyaskan seseorang yang membakar harta anak yatim
dengan memakan harta anak yatim, yang hukumnya adalah haram,
dengan ‘illat harta tersebut akan lenyap, habis, dan tidak bisa
dimanfaatkan.
Allah SWT berfirman :
‫يرا‬ َ ِ َ‫صلَ ْون‬
ً ‫س َع‬ ْ َ‫سي‬ َ ‫اِو‬
َ ‫َار‬ ُ ُ‫ظ ْل ًماِ َإنّ َماِيَأ ْ ُكلُونَ ِفَيِِب‬
ً ‫طونَ َه ْمِن‬ ُ ِ‫ِاليَتَا َمى‬ ْ ‫ َإ ّنِالّذَينَِيَأ ْ ُكلُونَ ِأ َ ْم َوا َل‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Qiyas Aulaa dan Musawi bisa disebut sebagai Qiyas ‘Illat karena qiyas ini
mempunyai kesamaan furu’ dengan ashl karena adanya persamaan ‘illat.
3. Qiyas Dilalah
ُ‫ِول َِك ْنَِلَِت َ ُك ْو ُنِ ُم ْو َج َبًِِلَ ِه‬ ْ َ‫عل‬
َ ‫ىِال ُح ْك َم‬ ْ ‫َت‬
َ ًَِِ‫ِال َعلُِِّ َف ْي َهِ َدال‬ ْ ‫ َما َكان‬
“yaitu apa-apa yang ‘illat padanya, menunjukkan
kepada hukum, tetapi tidak mewajibkannya.”
Menurut Ibn Qoyyim Al-Jauziyah, yang dimaksud
dengan qiyas dilalah adalah mengumpulkan
antara sumber (pangkal) dengan cabangnya
berdasarkan petunjuk ‘illat dan kemestiannya.
Contoh mengqiyaskan wajibnya zakat pada harta
anak kecil dengan orang dewasa, dengan ‘illat
keduanya merupakan harta yang dapat
berkembang dan bertambah.
4. Qiyas Syabah
‫صلَي َْنِفَِيُ ْل َح ُقِبَأ ْكثَ َر َه َماِ َش ْب ًها‬ ْ َ‫اسِ َكان‬
ْ ‫ِالفَ ْرعُِفَ ْي َهِ ُمتَ َردَِدًابَيْنَ ِأ‬ ٌ َ‫قَي‬ 
yaitu qiyas yang keadaan furu’ padanya bolak-balik antara kedua ashl lalu ia
dihubungkan dengan ashl yang lebih banyak persamaan dengannya.”
Contoh seorang hamba yang cacat karena kejahatan orang lain, apakah
dalam masalah ganti rugi (dhaman), ia diqiyaskan kepada orang yang
merdeka karena sama-sama anak Adam, atau diqyaskan kepada benda
karena ia harta milik. Persamaanya dengan harta lebih banyak daripada
persamaanya dengan orang merdeka, karena dapat dijual, dihibahkan, dan
diwaqafkan.
Allah SWT berfirman :
ِ‫ِولَ ْمِيُ ْب َدهَاِلَ ُه ْمِقَا َل‬
َِ ‫فِفَيِنَ ْف َس َه‬
ُ ‫س‬ َ َ ‫ل فَأ‬
ُ ‫س ّرهَاِيُو‬ َ ‫س َرقَ ِأ َ ٌخِلَه‬
ُِ ‫ُِم ْنِقَ ْب‬ َ ِ‫قَالُواِ َإ ْنِيَ ْس َر ْقِفَقَ ْد‬ 
َِ‫صفُون‬ َ َ ‫َّللاُِأ َ ْعلَ ُمِ َب َماِت‬ َ ً‫أ َ ْنت ُ ْمِش ٌَّرِ َم َكان‬
ّ ‫اِو‬
Artinya : ” Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah
mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan
kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia
berkata : "Kamu lebih buruk kedudukanmu dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu terangkan itu". (QS. Yusuf : 77).
5. Qiyas Adwan
َِ ‫ص‬
‫ل‬ ْ ‫ِم َن‬
ْ ْ‫ِال‬ ْ َ‫ِالفَ ْرعُِأ ْد َو َنِب‬
َ ‫اِال ُح ْك َمِفَ ْي َِه‬ ْ ‫ان‬َ ‫اسِ َك‬
ٌ َ‫ قَي‬
yaitu qiyas yang furu’nya lebih rendah
kedudukannya daripada ashl untuk
mendapatkan hukum yang sama”.
Contoh menqiyaskan perhiasan perak bagi
laki-laki dengan perhiasan emas, yang
hukumnya adalah haram, dengan ‘illat
berbangga-bangga, sombong, riya, dll.
Ibadah
Konsep Ibadah Sosial dalam Islam
(Hablum minannas)
 ‫يد ِم ْن ُهم‬ ُ ‫ مَا ُأ ِر‬¤ ‫ن‬ ِ ‫َاْلنسَ إِ ََّّل لِيَ ْع ُب ُدو‬
ِْ ‫نو‬ َّ ‫ج‬ ِ ‫ت ْال‬
ُ ‫خلَ ْق‬ َ ‫َومَا‬
ُ ‫ه َو ال َّر َّز‬ ََّ ‫ن‬ َّ ِ‫ إ‬¤ ‫ن‬ ْ َ ُ َ
‫اق ُذو‬ ُ ‫َّللا‬ ِ ‫و‬ ُ
‫م‬ ‫ع‬
ِ ‫ط‬ ُ
‫ي‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ُ
‫يد‬ ‫ر‬
ِ ‫ق ومَا‬
‫أ‬ ٍ ‫من ِرِّ ْز‬ ِّ ِ
ُ ‫م ِت‬
‫ين‬ َ ‫ْال ُق َّو ِة ْال‬
 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah
kepadaKu. Aku tidak menghendaki rizki
sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan
kepadaKu. Sesungguhnya Allah Dia lah Maha
Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi
sangat kokoh.” [QS. Adz-Dzaariyaat: 56-58]
 Ibadah ghairu mahdah atau yang bisa disebut
ibadah umum merupakan hubungan sesama
manusia dan manusia dengan alam yang
memiliki nilai ibadah.
 Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat
secara detail, semua diserahkan kepada
manusia itu sendiri. Ibadah ghairu mahdhah
berbeda dengan ibadah mahdhah, , ibadah
ghairu mahdhah adalah segala amalan yang
diizinkan
4 prinsip

Tata cara tidak


Tidak ada dalil harus Asasnya ada
Bersifat rasional
yang melarang berdasarkan manfaat
contoh dari nabi
MEMBANTU MENOLONG
TETANGGA ORANG SAKIT

MEMBERI MAKAN
SEMUA KATIFITAS
ORANG YANG
POSITIF
MEMBUNTUHKAN
Akhlak dan Etika dalam Islam

PAI MATERI 7
PENGERTIAN AKHLAK DAN ETIKA

Istilah :
Bahasa:
pengetahuan
Akhlak berasal dari bahasa Arab
jama’ dari bentuk yang menjelaskan tentang baik
mufradatnya“khuluqun” yang dan buruk (benar dan salah),
berari mengatur pergaulan manusia,
dan
budi pekerti, perangai, tingkah
laku dan tabiat. menentukan tujuan akhir dari
usaha dan pekerjaannya.
MENURUT PARA AHLI
 Ibnu Maskawaih :
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa
ila af’aaliha min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yaitu sifat
yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
 Imam Al Ghazali:
Akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
DIRI

Mahmudah/Terpuji Madzmumah/Tercela
(Baik) (buru)
ETIKA DAN MORAL
❑ Etika berasal dari bahasa yunani “
ethes ’’ artinya adat. Etika adalah ilmu yang
meyelidki baik dan buruk dengan
memperhatikan perbuatan manusia sejauh
yang diketahui oleh akal pikiran.
 moral berasal dari bahasa Latin “ mores ” yang
berarti kebiasaan. Persamaan antara akhlak
dengan etika adalah keduanya membahas
masalah baik dan buruk tingkah laku manusia.
PERBEDAAN AKHLAQ, ETIKA & MORAL

berdasarkan
Akhlaq ajaran Allah
dan Rasul-Nya.

Etika & bertitik tolak


dari pikiran
Moral manusia
AKHLAK ISLAM

 dapat dikatakan sebagai aklak yang islami


adalah akhlak yang bersumber pada ajaran
Allah dan Rasulullah.
 Akhlak islami ini merupakan amal perbuatan
yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi
indikator seseorang apakah seorang muslim
yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan
buah dari akidah dan syariah yang benar.
 Secara mendasar, akhlak Islam erat kaitannya
dengan kejadian manusia yaitu khaliq (
pencipta ) dan makhluq ( yang diciptakan ).
Rasulullah diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki
hubungan makhluq ( manusia ) dengan khaliq (
Allah Ta’ala ) dan hubungan baik antara
makhluq dengan makhluq.
AKLAK BERTINGKAT-TINGKAT

Sedang Baik

Baik
Buruk
sekali

Sangat TUGAS ROSUL


sempurna
Buruk (menyempurnakan)

“ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang agung ”


(QS. Al-qolam: 4)
FIRMAN ALLAH SWT DALAM SURAH AL-AHZAB:
21 :
 “ Sesungguhya pribadi Rasulullah merupakan
teladan yang baik untukkamu dan untuk orang
yang mengharapkan menemui Allah dan hari
akhirat dan mengingat Allah sebanyak-
banyaknya”
Kholiq

Aklak Makhluk
Aklak

Syariat

Akidah
MEMBIASAKAN HAL INI UNTUK MELATIH
AKHLAK
1. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaat, baik bagi diri
maupun orang lain.
2. Adil dalam memutuskan hukum tanpa membedakan kedudukan, status sosial
ekonomi, maupun kekerabatan.
3. Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
4. Pemurah dan suka menafkahkan rezeki baik ketika lapang maupun sempit.
5. Ikhlas dalam beramal semata-mata demi meraih ridha Allah.
6. Cepat bertobat kepada Allah ketika berdosa.
7. Jujur dan amanah.
8. Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup.
9. Penuh kasih sayang.
10. Lapang hati dan tidak balas dendam
11. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik.
12. Rela berkorban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama Allah.
SABDA RASUL TENTANG AKHLAK
 Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ashz meriwayatkan bahwa
Rasululullah saw pernah bersabda:
‫خلُق‬ ُ ‫م‬ ُ ‫سن‬
ْ ‫َك‬ َ ‫ح‬ ْ َ‫م أ‬ ْ َ‫ن أ‬
ْ ‫خي َِر ُك‬ ْ ‫ن ِم‬ َّ ِ‫إ‬
“ Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah
yang paling baik akhlaknya
” (HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)
 Dari al-Haritsah bin Wahb, ia berkata, Rasulullah
bersabda :
‫ و َََّل ْالج َْعظَ ِري‬،ُ‫ج َّن ْة الَج َّواظ‬َ ‫ل ْال‬ ُ ‫خ‬ ُ ‫َّل َ ی َْد‬
“Tidak akan masuk jannah orang yang kasar dan kaku.”
(HR. at-Tirmidzi)
Beriman

PEMBAGIAN AKHLAK Taat,

Ikhlas

Khusyuk

Huznudz
dzan,

Kepada Allah Tawakal

Syukur

Sabar

Bertasbih

Istighfar

Takbir

Do’a
menyelamatkan
manusia

membina akhlak
yang mulia
Kepada Menteladaninya,
Rosul krn
menjelaskan Al-
Qur’an

mewariskan
hadits
makanan yang halal dan baik

menahan pandangan dan memelihara kemaluan

busana Muslimah

Akhlak Setia ( al-Amanah )

Terhadap Diri Benar ( as-Shidqatu )


Sendiri
Adil ( al-‘adlu ),

Memelihara kesucian ( al-Ifafah )

Malu ( al-Haya )

Keberanian ( as-Syajaah ),

Kekuatan ( al-Quwwah ),

Hemat ( al-iqtishad )
Mencintai mereka melebihi rasa cinta kita terhadap
kerabat yang lain.

Lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan

Merendahkan diri di hadapannya.

Akhlak Orang Tua


Terhadap
Berdoa untuk mereka dan meminta doa kepada mereka
Keluarga

Berbuat baik kepada mereka sepanjang hidupnya.


Adik dan
kakak
Berterima kasih kepada mereka.

Menyayangi yang muda


menghormati yang tua
Memuliakan tamu

Menghormati nilai dan norma yang


berlaku dalam masyarakat
Saling menolong dalam melakukan
kebajikan takwa.
Menganjurkan anggota masyarakat
berbuat baik dan mencegah perbuatan
Akhlak Terhadap jahat.
Masyarakat
Memberi makan fakir miskin

Bermusyawarah dalam segala urusan


kepentingan bersama.
Menunaikan amanah yang telah
diberikan oleh masyarakat kepada kita

Menepati janji.
Islam dan kesehatan
(Makanan dan Minuman dalam Islam)

PAI MATERI KE 8
Manusia memiliki beberapa kebutuhan primer.
Salah satu kebutuhan primer manusia adalah
makanan dan minuman. Hidup manusia akan
terancam jika tidak makan dan minum dalam
jangka waktu tertentu. Dengan demikian
pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
makanan dan minuman berkaitan erat dengan
pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs ), pemeliharaan
akal (hifz al-‘aql) dan pemeliharaan harta (hifz al-
mal) dalammaqasid al-syari’ah.
Halal

Makanan
Thoyib
Dalam Islam

Proporsional
PENGERTIAN MAKANAN

 Makanan menurut bahasa adalah terjemahan


dari kata tha'am bentuk tunggal dari athi'mah.
Dalam bahasa Indoensia makanan berarti
segala yang boleh dimakan seperti penganan,
lauk pauk dan kue-kue .( W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia , (Jakarta:
Balai Pustaka, 1976), h. 623. Lihat pula Ibnu Manzhur,Lisan al-'Arab , Jilid III (t.t: Dar al-Ma'arif, t.t.h), h. 2673)
PENGERTIAN MINUMAN
Minuman menurut bahasa adalah terjemahan dari
kata syarab ( = ) ‫شراب‬minuman . Syarab adalah
nama dari sesuatu yang dapat diminum, yaitu segala
sesuatu yang ditidak dikunyah.5 Kata Syarab ( ‫شراب‬
,)juga dipakai dalam arti minuman yang
memabukkan.6 Secara terminologi, kata syarab
berarti sesuatu yang diminum, baik berupa air biasa,
amupun air yang sudah melalui proses pengolahan,
yang sudah berubah warna dan rasanya. Dalam al-
Qur'an kata syarab digunakan dengan makna yang
sama, baik dalam konteks minuman dunia, maupun
minuman akhirat. Dalam kedua konteks ini dipahami,
bahwa pada dasarnya maksud syarab atau minuman,
adalah makna lafzhi, yaitu benar-benar minuman.
AYAT-AYAT BERKENAAN DENGAN MAKANAN DAN
MINUMAN

Al-Qur'an sangat memperhatikan masalah


makanan dan minuman. Dalam al-Qur'an
disebutkan kata tha'am ( = ) ‫طعام‬makanan
dan yang seasal dengan nya terulang 48 kali.
Sedangkan kata syarab ( = ) ‫شراب‬minuman
dan yang terkait dengannya terdapat 38 ayat
al-Qur'an yang menyebutkannya.
1. Q.S. AL-BAQARAH [2]:57:

“Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami


turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". 8
Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah
Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka
Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang
Menganiaya diri mereka sendiri.”
Cara
mendapatkannyta
Halal

dzatnya

Bergizi Baik Buat


tubu
MAKANAN Thoyib
Tidak ada efek
negatif bagi yang
mengonsumsi

Tidak Belebihan

Proporsional
Jika berlebih
untuk fakir miskin
 Perintah untuk memakan makanan yang halal dan
thayyib yang identik dengan ayat 168 al-Baqarah dan
ayat 88 al-Maidah adalah ayat 114 al-Nahl. Dengan
demikian, nampak jelas bahwa konsep dan dasar-dasar
dalam memelihara kesehatan sudah diatur dalam al-
Qur'an yang diturunkan sejak 14 abad yang lampau.
Ajaran Al-Qur'an dalam pemeliharaan kesehatan tidak
bertentangan dengan ilmu kedokteran, bahkan justru
ilmu kedokteran itulah yang mengadopsi konsep-konsep
dan nilai-nilai tentang pemeliharaan kesehatan yang
diisyaratkan oleh Al-Qur'an.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkanbagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang”.
MENURUT RASYID RIDHA, ALLAH

Darah diharamkan, karena darah itu


Allah mengharamkan bangkai hewan
adalah tempat yang paling baik untuk
yang mati dengan sendirinya
pertumbuhan bakteri-bakteri. Darah yang
karena berbahaya bagi kesehatan.
diharamkan adalah darah yang mengalir.

Babi diharamkan, karena babi itu jorok, Babi diharamkan, karena babi itu jorok,
makanannya yang paling lezat adalah makanannya yang paling lezat adalah
kotoran dan najis. kotoran dan najis.
Ada sebuah kaidah
Allah SWT tidak memerintahkan dan melarangf
sesuatu kecuali mengandung kemaslahatan
bagi hambanhya
PAI MATERI KE 9

Islam dan kesehatan


(KB dan Aborsi dalam perspektif
hukum Islam)
DEFINISI

A. Secara etimologi
KB berasal dari kata keluarga dan B. Secara terminologi
berencana. Apabila kata ini dipisah, Secara terminologi keluarga
maka “keluarga” mempunyai arti berencana adalah upaya mengatur
tersendiri, demikian juga dengan kata kelahiran anak, jarak dan usia ideal
“berencana”. Yang dimaksud di sini melahirkan, mengatur kehamilan
ialah unit terkecil di dalam masyarakat melalui promosi, perlindungan dan
yang anggota-aggotanya adalah ayah bantuan sesuai hak reproduksi untuk
dan ibu atau ayah, ibu dan anak. mewujudkan keluarga yang
Satuan kekerabatan yang sangat berkualitas.
mendasar dalam masyarakat.
C. SEJARAH KEMUNCULAN KB
• Ide keluarga berencana dimunculkan dari teori mengenai penduduk
yang dikemukakan oleh Thomas Robert Maltus yang hidup pada
1774-1824.Yang kemudian timbul bermacam-macam pandangan
sebagai perbaikan teori Maltus tersebut. Maltus mengatakan bahwa
pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar
antara penduduk dan kebutuhan hidup.
• Pada intinya, teori ini didasarkan oleh kekhawatiran maltus akan
meningkatnya populasi penduduk sehingga menyebabkan
kemiskinan dan berujung pada kegagalan suatu bangsa serta
mengurangi kekuatan negara. Sehingga menurutnya, ada faktor-
faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia.
D. SEJARAH KB DI DUNIA ISALAM
• Lahirnya istilah pembatasan keturunan di negara Islam,
merupakan hasil upaya dari Amerika dan Eropa, dengan
tujuan untuk menanggulangi krisis ekonomi yang sedang
menimpa suatu bangsa tertentu tanpa membedakan antara
negara maju dan negara berkembang. Pada awalnya, ide ini
disebarkan secara tertutup, kemudian sedikit demi sedikit
masuk ke negara-negara islam. Ketika Israel dan Amerika
Serikat menjajah Palestina dengan mengusir penduduk
serta merampas harta kekayaannya, kemudian mereka
khawatir dan takut terhadap meningkatnya angka kelahiran
umat Islam di Palestina. Mereka mencetuskan ide
pembatasan angka kelahiran untuk memerangi umat Islam
secara perlahan-lahan lewat perang idiologi
E. JENIS KONTRASEPSI

Metode Azl

Metode
pantang
berkala
seksual (KB Kontrapsi Metode
kalender,
suhu basal
badan, dan
Alami Penyusuan

lendir
serviks)
F. KONTRASEPSI BUATAN

a.
Kondom

f. Sterilisasi b. Vasektomi

Kontrasepsi
buatan

e. AKDR, IUD
(Intra c. Suntik KB
Uterine Laki-laki
Divice)

d.
Kontrasepsi
Hormonal
KONTRASEPSI BUATAN

a. Kondom
Mengenai hukum kondom, sampai saat ini
ulama membolehkan. Saran penulis harus
memilih kondom yang tidak mengandung
spermaticid. Ini karena ada sebagian ulama
berpendapat bahwa mematikan sperma
termasuk pembunuhan. Sedangkan hukum
spermaticid menurut pendapat para ulama
adalah tidak membolehkannya.
 b. Vasektomi
Pemotongan saluran keluarnya sperma
(saluran vas deferens)
Hukumny a Para ulama sepakat
mengharamkannya karena selama ini yang
terjadi adalah pemandulan.
c. Suntik KB Laki-laki
Saat ini sedang dilakukan penelitian
terhadap kontrasepsi hormonal pria yang
mengandung testosteron dan progesteron.
Suntikan testosteron enantat 200 mg per
minggu akan menyebabkan azoospermia
d. Kontrasepsi Hormonal
Termasuk di dalamnya antaralain pil, suntik,
susuk/norplant/implanon.
Hukum metode ini adalah boleh. Tetapi
syaikh Utsaimin melarang pemakaian yang
terus menerus karean bisa menjadi KB
permanen dan menimbulkan efek samping
yang berbahaya bagi wanita.
e. AKDR, IUD (Intra Uterine Divice)
Mekanisme kerjanya ialah menciptakan
lingkungan yang tidak kondusif karena adanya
reaksi benda asing. Kondisi ini menyebabkan
penyerbukan leukosit yang dapat
menghancurkan sperma, ovum bahkan
blastocysta. (Bisa permanen, cara pakainya
harus memperlihatkan aurat wanita
Jadi, hukum AKDR/ IUD adalah tidak boleh.
f. Sterilisasi
Mekanisme kerjanya adalah memotong atau
mengikat saluran tuba fallopi (saluran telur)
untuk menghambat pembuahan antara
sperma dan sel telur.
Kesimpulan hukum sterilisasai wanita adalah
haram karena pembatasan keturunan
permanen.
HUKUM KB DALAM ISLAM

Litandzim
TUJUAN
KB
Litahdid
KB DENGAN TUJUAN LITANDZIM (MENGATUR
JARAK)
 Pada tahun 1953 M Lajnah Fatawa al-Azhar menetapkan
bahwa penggunaan obat-obatan untuk mencegah kehamilan
sementara tidaklah haram, sebagaimana pendapat Syafi’iyah.
Terlebih apabila dihawatirkan kehamilan yang berturut-turut
tanpa ada jeda normal akan membahayakan seorang ibu.
berdasarkan firman Allah ,‫ﷻ‬
‫س َر‬ ُ ‫س َر و َََّل ُي ِري ُد بِ ُك‬
ْ ‫م ْال ُع‬ ُ ‫َّللا بِ ُك‬
ْ ‫م ْال ُي‬ ُ َّ ‫ُي ِري ُد‬
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki
kesusuahan bagimu…”(QS: Al-Baqarah: 185)
KB DENGAN TUJUAN LITTAHDID
(MEMBATASI KETURUNAN)
 Di dalam kitab Fiqih an-Nawazil dijelaskan bahwa apabila
melakukan KB dalam rangka membatasi keturunan secara
mutlak hukumnya adalah haram baik penerapan yang bersifat
umum kepada masyarakat atau yang bersifat
peroranganKecuali bagi orang yang berada pada suatu
keadaan yang mengharuskannya melakukan hal ituSebab
memperbanyak keturunan merupakan sebuah perintah yang
sangat dianjurkan di dalam Islam. Dan nasl adalah salah satu
dari dharuriyatul khamsah yang telah disepakati kewajiban
menjaganya oleh para ulama.
ABORSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

 Bila ditinjau dari segi linguistik, dalam


perspektif syara’, kata “abortus” atau “aborsi”
dikenal dengan ungkapan al-Ijhadh atau Ishqat
al-Haml, yang berarti men jauhkan, mencegah,
7 atau dengan kata lain didefinisikan sebagai
keluarnya atau gugur nya kandungan dari
seorang ibu yang usia kandungannya belum
mencapai 20 minggu
ABORSI

(abortus therapeuticus)
aborsi setelah ditiupkan (abortus nontherapeuticus)
ruh sebelum ditiupkan ruh
(ABORTUS THERAPEUTICUS)
ABORSI SETELAH DITIUPKAN RUH

 Aborsi yang dilakukan setelah berusia 120 hari dan sudah


ditiupkan ruh, fukaha bersepakat haram hukumnya. Karena
hal itu dianggap sama dengan membunuh nyawa manusia
yang sudah berwujud.
 Sebaliknya, pengguguran kandungan yang dilakukan atas
dasar diagnosis dokter, atau disebut juga abortus
therapeuticus, para fukaha telah sepakat menyatakannya
boleh. Alasannya adalah untuk menyelamatkan jiwa si ibu dari
bahaya yang mengancamnya tanpa melihat usia kandungan
atau janin.
(ABORTUS NONTHERAPEUTICUS) SEBELUM
DITIUPKAN RUH

 A. Tanpa Alasan sara’ (hukumnya Haram)


 B. Dengan Alasan terbagi menjadi 3 pendapat

1. Membolehkan
2. memakruhkan
3. Mengharamkan
PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN

 Imâm al-Subki & Imâm al- Ramli dari kelompok


mahzab Syâfi’i.
berpendapat bahwa pengguguran kandungan
dari hasil perbuatan zina, dibolehkan asal
masih berupa nuthfah atau ‘alaqoh, yaitu
sebelum delapan puluh hari.
 (hadis yang diriwayatkan oleh Bukhâri dan
Muslim tentang penciptaan janin yang berusia
40 hari baru kemudian ditiupkan ruh.)
PENDAPAT YANG MEMAKRUHKAN

 Ibn Rusyd, dari kelompok mahzab Maliki & Ibn


Wahban
 berpendapat bahwa pengguguran kandungan dibolehkan jika karena uzur.
jika tidak, maka hukumnya makrûh. ahli tahqîq berkata, “maka kebolehan
mengugurkan kandungan itu harus diartikan karena dalam keadaan uzur,
atau dengan pengertian bahwa ia tidak berdosa seperti dosanya
membunuh”.
 pada masa Rasulullah, telah terjadi suatu pertengkaran atau perkelahi an antara
dua orang wanita dari suku Huzail. Salah satunya yang tengah hamil dilempar batu
dan mengenai perut nya. Akibatnya, janin atau bayi dalam kandungannya itu
meninggal. Ketika persoalan tersebut diadukan kepada Rasulullah, pembuat
jarîmah tersebut (yang melempar) dikenakan sanksi hukum ghurrah, yaitu
seperduapuluh diyat. (TIDAK DI QISHOS)
PENDAPAT YANG MENGHARAMKAN
 Imâm al-Ghazâli berpendapat bahwa hukum pengguguran
kandungan haram secara mutlak, bahkan sejak bertemu nya
sperma laki-laki dan ovum wanita.
(al-Mukminûn [23]: 14)
 Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpaldarah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
 Dalam ayat di atas, terutama tentang kata-kata “Khalqan Âkhar” yang ditakwil dan ditafsirkan
bahwa sebelum membentuk “mahluk lain” memang ada fase-fase tertentu yang secara
bertahap sudah dianggap mempunyai ruh atau suatu kehidupan, yaitu rûh hayawâni dan rûh
insâniyah
PAI MATERI KE 10

Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi dalam Sistem


Muamalah Islam
FALSAFAH EKONOMI ISLAM
Kunci falsafah ekonomi Islam terletak pada hubungan manusia dan Tuhan,
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta serta
tujuan hidupnya di muka bumi. Hubungan manusia dengan tuhannya
dirumuskan dengan tauhid yang hakekatnya adalah penyerahan diri yang
bulat kepada Allah, baik yang menyangkut ibadah maupun panggilan hidup
untuk menciptakan pola kehidupannya. Sedangkan menyangkut hubungan
manusia dengan alam semesta, Islam menetapkannya bahwa alam semsta
dengan segala sumber daya dan tenaga yang dikandungnya disediakan
Allah SWT. Bagi manusia untuk dimanfaatkan, tetapi semua itu adalah milik
Allah semata ( Siddiqi, 1986)
“ milik Allahlah segala yang dilangit dan di bumi “(Q.S. Al-Baqarah [2] : 284
)
MASALAH PEMILIKAN

1. Pemilikan pribadi menurut Islam


Mengikuti hak pemilikan adalah hak pengelolaan, penggunaan, dan
pengembangan serta sesuai dengan syarat yang dilakukan dengan cara-cara
yang baik dan halal serta sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama. Meskipun
demikian, kepemilikan hakiki tatap pada Allah SWT., sedangkan manusia
memegang hak miliknya sebagai titipan ( amanat ) yang harus
dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya sesuai dengan peraturan dan hukum
yang terdapat dengan jelas dalam syariat-Nya.
Hasil
usaha
sendiri
Iqhta Warisan

Sumber-
sumber
Mahar pemilikan Hibah

Infak Hadiah

Sodaqoh
Riba

Pencurian
Iklan yang (Merampas
menipu hak Orang
lain)

Perdagangan
Bersumpah
yang
atas barang
merusak
dagangan Usaha kesehatan
yang
dilarang

Bisnis judi,
Manipulasi (
hiburan
ghasy )
maksiat

Ikhtikar (
menimbun Penyuapan
barang )
PENGERTIAN MUAMALAH

 Menurut fiqih, muamalah ialah tukar menukar


barang atau sesuatu yang memberi manfaat
dengan cara yang ditentukan.
 Yang termasuk dalam hal muamalah adalah
jual beli, sewa menyewa, upah mengupah,
pinjam meminjam, urusan bercocok tanam,
berserikat dan lain-lain.
ASAS – ASAS TRANSAKSI EKONOMI DALAM
ISLAM
 Ekonomi adalah sesuatu yang berkaitan
dengan cita-cita dan usaha manusia untuk
meraih kemakmuran, yaitu untuk
mendapatkan kepuasan dalam memenuhi
segala kebutuhan hidupnya.
 Transaksi ekonomi maksudnya perjanjian atau
akad dalam bidang ekonomi, misalnya dalam
jual beli, sewa-menyewa, kerjasama di bidang
pertanian dan perdagangan. Contohnya
transaksi jual beli.
PRINSIP DASAR TRANSAKSI DALAM ISLAM

a. Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan


transaksi, kecuali apabila transaksi itu menyimpang dari hukum syara’,
misalnya memperdagangkan barang haram. (Lihat Q. S. Al-Ma’idah, 5: 1)
ُ ْ ِ‫م ُنوا أَ ْو ُفوا ب‬
‫ما ُي ْتلَى‬َ َّ ‫م إِال‬
ِ ‫عا‬َ ‫ة األَ ْن‬
ُ ‫م‬َ ‫هي‬ِ َ ‫ب‬ ْ
‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬ ْ
‫ت‬ َّ‫حل‬
ِ ‫أ‬ ‫ع ُقو ِد‬
ُ ‫ال‬ َ َ‫ين آ‬
َ ‫ذ‬ِ َّ ‫ يَا أَيُّ َها ال‬
ُ ‫ك‬
َ ‫م‬
‫ما‬ ُ ‫ح‬ َ َّ ‫ن‬
ْ َ‫َّللا ي‬ َّ ‫م إ‬
ِ ٌ ‫ح ُر‬ ُ ‫م‬ ْ ‫د َوأَ ْن ُت‬ َّ
ِ ‫الص ْي‬ ‫حلِِّي‬ِ ‫م‬ َ ‫م‬
ُ ‫غ ْي َر‬ ْ ‫ك‬ُ ‫علَ ْي‬َ
Artinya : [5:1] “Hai orang- orang yang beriman, ]1/‫ُي ِري ُد [المائدة‬
penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya”.
b. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan
secara bebas tetapi penuh tanggung
jawab, tidak menyimpang dari hukum syara’ dan adab
sopan santun.
c. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa
ada paksaan dari pihak mana pun.
َ ‫ل إِ ََّّل أَ ْن تَ ُك‬
‫ون‬ ‫ط‬
ِ ‫ا‬َ ‫ب‬ ْ ِ‫م ب‬
‫ال‬ ْ ُ ‫م بَ ْين‬
‫َك‬ ْ ‫ك‬ُ َ‫يَا أَيهَا الَّ ِذينَ آ َم ُنوا ََّل تَ ْأ ُك ُلوا أَ ْموَال‬
ِ
‫ان‬ َ َّ ‫ن‬
َ ‫َّللا َك‬ ْ ‫س ُك‬
َّ ِ‫م ۚ إ‬ َ ‫م ۚ و َََّل تَ ْق ُت ُلوا أَ ْن ُف‬
ْ ‫اض ِم ْن ُك‬ٍ ‫ن تَ َر‬ ْ ‫تِجَا َرة َع‬
‫حيما‬ ِ ‫م َر‬ ْ ‫بِ ُك‬
Artinya : (4:29) “Hai orang – orang yang beriman,
janganlah kalian saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyanyang
Kepadamu”.
d. Islam mewajibkan agar setiap transaksi,
dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas
karena Allah SWT, sehingga terhindar dari
segala bentuk penipuan, dst. Hadis Nabi
SAW menyebutkan: ”Nabi Muhammad SAW
melarang jual beli yang mengandung
unsur penipuan.” (H.R. Muslim)
e. Adat kebiasaan atau ’urf yang tidak
menyimpang dari syara’, boleh digunakan
untuk
menentukan batasan atau kriteria-kriteria
dalam transaksi. Misalnya,dalam akad sewa
-menyewa rumah.
PENERAPAN TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM

1. Jual Beli
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua
kata yang mengandung makna berlawanan
yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan Asy Syira’a
yang artinya Beli. Menurut istilah hukum
Syara, jual beli adalah penukaran harta
(dalam pengertian luas) atas dasar saling rela
atau tukar menukar suatu benda (barang)
yang dilakukan antara dua pihak dengan
kesepakatan (akad) tertentu atas dasar suka
sama suka (lihat QS Az Zumar : 39, At Taubah
: 103, hud : 93)
RUKUN DAN SYARAT JUAL BELI
Berakal

PELAKU Baligh

Berhak
menggunakan
hartanya.

Suci atau bersih dan halal barangnya


Sigat/ Ucapan
Ijab Kabul

tidak berada dalam proses penawaran


dengan orang lain

bukan hasil monopoli yang merugikan

Barang yang
tidak boleh ditaksir (spekulasi)
Jual Beli
diperjual belikan,
syaratnya

dijual adalah milik sendiri atau yang


diberi kuasa

Barang itu dapat diserahterimakan

Harga yang disepakati harus jelas


jumlahnya

Khiyar majlis.

Khiyar
(Memilih)
Khiyar syarat

Khiyar ‘aibi.
2. SIMPAN PINJAM

 Pengertian simpan pinjam


Ariyah ( simpan pinjam) ialah memberikan manfaat sesuatu yang halal
kepada yang lain untuk untuk di ambil manfaatnya dengan tidak merusak
zatnya, agar dapat di kembalikan lagi zat barang tersebut. Setiap yang
mungkin dikembalikan lagi zat barang tersebut.
Firman allah SWT :
 ‫وتعاونواعلى البر والتقوى وَّلتعاونواعلى اَّلثم والعدوان‬.
 “bertolonglah kamu atas kebijakan dan taqwa kepada allah, dan janganlah
kamu tolong menolong dalam perbuatann dosa dan be rmusuhan “
( al-Maidah: 2)
Sudah baligh dan
berakal sehat

Yang berpiutang dan tidak meminta


yang berutang pembayaran

Rukun Simpan Pinjam


Barang (uang) yang
diutangkan atau
tidak boleh menunda –
dipinjamkan adalah milik
nunda
sah dari yang
meminjamkan
3. IJARAH (UPAH-MENGUPAH)
 Menurut bahasa Ijarah berarti upah, sewa, jasa atau imbalan.
Mazhab Syafi’i mendefinisikan Ijarah sebagai transaksi dengan
imbalan tertentu.
ُ ‫ُُ ْع‬
ِ َ ‫ط ْاَّل‬
}‫ج ْي َر َق ْب ََل َ ْنيَجِ َّف ُع ُر َق ُه {رواهابويعليوابنماجهوالطبرنيوالترمذي‬
A. MACAM – MACAM IJARAH

§Ijarah yang
bersifat pekerjaan
dengan cara
Ijarah yang bersifat
mempekerjakan
manfaat :sewa
seseorang untuk
menyewa rumah,
melakukan suatu
toko, kendaraan
pekerjaan.
Pembantu rumah dan aneka busana,
dll.
tangga, buruh
bangunan, tukang
jahit, dll.
Orang
yang
berakad

Sigat Rukun Sewa/


dan ijab
kabul Ijarah imbalan

Manfaat
Kedua orang
yang
bertransaksi
baligh dan
berakal sehat

Kondisi
Upah/ sewa barangnya
dalam transaksi diketahui dan
Ijarah harus jelas bermanfaat bagi
penyewa

Syarat
Objek Ijarah
adalah sesuatu
Ijarah Objek Ijarah bisa
diserahkan dan
dipergunakan
yang biasa
secara langsung
disewakan dan tidak cacat

Hak yang
Objek Ijarah
disewakan tidak
merupakan
termasuk suatu
sesuatu yang
kewajiban bagi
penyewa dihalalkan syara’
SIFAT AKAD/ TRANSAKSI IJARAH

 Jumhur ulama berpendapat bahwa akad/


transaksi ijarah bersifat mengikat, kecuali ada
cacat atau barang tersebut tidak bisa
dimanfaatkan. Karena bersifat mengikat,
kematian salah satu pihak yang menyewakan
atau penyewa tidak membatalkan Ijarah.
Manfaat dari sewa menyewa termasuk harta
yang bisa diwariskan.

Anda mungkin juga menyukai