Anda di halaman 1dari 20

KONSTRUKSI KAYU RINGAN

Nama Kelompok:

Nabila Faidza Sudartha - 1603213162

Sharla Rahma Martiza - 1603210074

Kelas: DI-45-05

Dosen Pengampu :

Aida Andrianawati, S.T, M. Sn.

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF

TELKOM UNIVERSITY

2022
I. Definisi

Kayu adalah bahan bangunan yang fleksibel, serbaguna, dan berkelanjutan. Kayu telah
digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Selain digunakan dalam konstruksi
bangunan, bahan baku serbaguna ini juga banyak digunakan di bidang bisnis seperti industri
mebel dan tekstil rumah tangga. Syarat kayu sebagai bahan bangunan ialah mampu menahan
bermacam-macam beban yang bekerja, aman dalam jangka waktu yang direncanakan,
mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya, serta mempunyai
ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.

Kayu mempunyai sifat-sifat yang harus diperhatikan, seperti :


1. Secara Kimiawi
● Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam;
● Semua kayu bersifat anisotropik;
● Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis;
● Kayu dapat diserang oleh hama, penyakit dan mudah terbakar terutama
dalam keadaan kering.

2. Secara Fisik
● Keawetan;
● Warna, Tekstur;
● Arah serat;
● Kesan raba;
● Bau dan rasa;
● Pola gambar;
● Каyu mempunyai sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air;
● semakin tinggi BJ (berat jenis) kayu, maka kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.

3. Secara Mekanik
● Kekuatan tarik kayu;
● Kekuatan tekan kayu;
● Kekuatan geser kayu;
● Kekuatan lentur kayu;
● Kekakuan kayu;
● Keuletan kayu;
● Kekerasan kayu;
● Kekuatan belah kayu.
II. Kelas Awet Kayu & Kuat Kayu

Kelas awet kayu adalah tingkat kekuatan alami suatu jenis kayu terhadap pengaruh
kelembaban iklim dan cuaca, serta serangan hama.

● Kelas awet I (25 tahun)


● Kelas awet II (15-25 tahun)
● Kelas awet III (10-15 tahun)
● Kelas awet IV (5-10 tahun)
● Kelas awet V (<5 tahun)

Kelas kuat kayu adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis
(beban) layu yang terdiri dari berat jenis, keteguhan lengkung mutlak (klm), dan keteguhan tekan
mutlak (ktm). Kelas kuat kayu dinyatakan dalam Kelas Kuat I, I, III. IV dan V. Makin besar
angka kelasnya makin rendah kekuatannya. Berikut adalah tabel kelas kuat kayu :

III. Kelebihan Kayu :


● Bahan Alami yang dapat diperbaharui;
● Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna;
● Memberi efek hangat;
● Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah;
● Dapat meredam suara.

IV. Kekurangan Kayu :


● Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga lainnya;
● Mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu;
● Untuk mendapatkan bahan baku dengan diameter yang lebar sangat. terbatas/sulit;
● Kayu mudah terbakar terutama dalam keadaan kering.

V. Jenis - Jenis dan Struktur Kayu

Ada beberapa jenis kayu yang biasa digunakan dalam konstruksi, antara lain :

1. Kayu Jati
Jenis kayu yang selalu diminati dalam dunia furniture dan berharga mahal. Hal itu
karena kayu jati memiliki ketahanan yang kokoh serta kuat, tahan lama, tahan terhadap
jamur, rayap, dan serangga lainnya. Di samping itu juga karena kayu ini memiliki
keindahan dekoratif dengan teksturnya yang halus dan warna yang memikat seiring
bertambahnya umur kayu. Selain diolah menjadi perabot rumah dan elemen dekorasi,
kayu jati juga digunakan sebagai pelapis lantai, dinding, dan bahan konstruksi bangunan
lainnya. Selain itu, kayu jati termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II.
Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus,
dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.
Hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di
pulau Jawa. Penggunannya paling cocok untuk diaplikasikan pada pintu dan bingkai,
lantai, furniture, dll.

Sumber:https://artikel.rumah123.com/news-content/img/2021/10/12162625/Harga-Kayu-Jati_1.jpg
2. Kayu Merbau
Digunakan sebagai alternatif pengganti kayu jati karena memiliki tekstur yang
cukup keras dan stabil. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Seperti jati, Merbau cukup mahal serta warnanya
eksotik, baik untuk dijadikan lantai kayu berjenis parquet. Di bidang konstruksi, kayu ini
cocok untuk penyangga dan atap rumah. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
Paling banyak terdapat di Kalimantan, Sumatera, Maluku dan Papua. Struktur kayu ini
juga sangat cocok untuk pintu, lantai, dll karena tampilannya yang sangat artistic dna
berkesan mahal serta mewah.

Sumber:https://1.bp.blogspot.com/-tVHD9b9WJ0A/XovxYqFHx2I/AAAAAAAAA_s/1f2F-ZY1lAommlvNubaLV
O2x1NK7n9wuACLcBGAsYHQ/s1600/29.jpg

3. Kayu Meranti Merah


Termasuk jenis kayu keras. Biasa digunakan sebagai bahan bangunan, terutama di
dalam ruangan. Kayu pohon Meranti tidak cocok untuk penggunaan di luar ruangan atau
outdoor karena sensitif terhadap cuaca. Kayu Meranti memiliki dua jenis kayu, kayu
meranti muda dan kayu merah tua, keduanya sama kualitasnya sebagai bahan bangunan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak
ditemui di hutan di pulau kalimantan.
Sumber :https://ahlipbj.co.id/wp-content/uploads/2021/06/harga-kayu-mahoni-per-log.jpg

4. Kayu Bangkirai
Termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut di permukaan. Kayu bangkirai termasuk
jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering BENGKIRE menjadi pilihan bahan
material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dell. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.

Sumber:http://2.bp.blogspot.com/_8gelhJcBXas/SV7-DQ6U72I/AAAAAAAAAko/bqETOjS3ZP0/s400/IMG_0922.
jpg?w=144

5. Kayu Kamper
Memiliki keunggulan yang kuat terhadap serangga, lebih ringan dan lebih murah
daripada jati. Disebut pohon kapur barus karena aromanya yang unik. Meskipun tidak
setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan
indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di
hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
Sumber:https://www.bramblefurniture.com/journal/wp-content/uploads/2020/03/1-furniture-kayu-kamper-768x576.j
pg

6. Kayu Ulin
Merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan. Memiliki nilai ekonomis yang sangat
tinggi. Hal tersebut dikarenakan karakteristiknya yang kuat dan tahan terhadap perubahan
suhu, kelembaban, dan tahan terhadap pengaruh air laut. Kayu Ulin dikenal dengan nama
daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk
jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm,
tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan
tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan,
sirap (atap kayu), papan lantai, kosen, bahan untuk bangunan jembatan, bantalan kereta
api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

Sumber:https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_webp,q_glossy,ret_img,w_724/https://www.ruparupa.com/blog/wp-conte
nt/uploads/2021/12/gusaran-kayu-ulin.jpeg

Terdapat juga kayu kayu lainnya. Contohnya adalah kayu Karet, kayu Gelam, Kayu Akasia,
Kayu Kelapa
Di pasaran ukuran Kayu pada umumnya sudah ditentukan antara lain 6 x 6 cm, 7 x 7 cm,
8 x 8 cm kemudian terdapat pula ukuran 8 x 12 cm, 10 x 10 cm, 12 x 12 cm, ukuran ukuran
tersebut dipakai pada kayu balok. Biasanya digunakan sebagai tiang pondasi bangunan. Untuk
ukuran kayu 2 x 15 cm, 2 x 20 cm, 3 x 25 cm, 3 x 30 cm, 4 x 40 cm ukuran kayu ini berupa
ukuran-ukuran yang dipakai dan digunakan dalam pembuatan kayu papan pada lantai rumah
panggung atau dinding rumah kayu. ada juga ukuran 4 x 6 cm, 4 x 8 cm, 5 x 7 cm, 5 x 10 cm
ukuran kayu tersebut untuk kayu kaso atau usuk yang hanya digunakan sebagai pondasi
kuda-kuda, pondasi atap dan dinding. Selanjutnya terdapat ukuran kayu 2 x 3 cm, 3 x 4 cm
ukuran kali ini disebut ukuran kayu reng, biasanya digunakan sebagai pondasi untuk memaku
atau memasang atap seng.
Dari seluruh ukuran kayu yang telah disebutkan biasanya dijual dalam ukuran panjang 3
meter sampai 4 meter. Jika membutuhkan kayu yang lebih panjang dari kayu yang dijual di
pasaran maka diperlukan sambungan kayu. sambungan kayu ini adalah 2 batang kayu atau lebih
yang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
VI. Peralatan Kerja Konstruksi Lantai Kayu
1. Gergaji Kayu

2. Palu Besi

3. Palu Kayu
4. Siku

5. Meteran

6. Pemahat

7. Mesin Gergaji Pemotong Stationer

8. Mesin Gergaji Pembelah Stationer


9. Mesin Ketam Penebal Stationer

10. Mesin Ketam Perata Stationer

11. Amplas

12. Paku
VII. Konstruksi Lantai Kayu
Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan kantor maksimal 4
lantai. Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu (parket) yang dipasang di atas rangkaian
balok-balok dan papan lantai dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam
beton.
Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat juga terbuat dari papan yang panjang,
dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-balok yang dipasang pada arah lebar dari
luasan lantai. Maksud pemasangan adalah untuk memperoleh jarak terkecil sehingga balok yang
digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu dilakukan peninjauan tersendiri
untuk pemasangan balok-baloknya.
Pemasangan balok diatur sebagai berikut :

● Pada bagian tepi ruangan (dekat tembok), balok dipasang pada jarak 5 s.d. 10 cm
dari tembok agar air dari tembok tidak langsung mengenai balok.
● Ukuran ruangan setelah dikurangi (2x 5 s.d. 10) dibagi menjadi bagian yang
sama dengan jarak sekitar 75 s.d. 100 cm, tergantung dari ukuran balok yang
akan digunakan.
● Pada beberapa balok dipasang angker pada kedua sisinya dengan berselang pada
setiap balok dalam satu luasan lantai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
gerakan mendatar pada saat lantai dibebani.
● Pada tembok yang dapat bergerak bebas, (tembok luar) dipasang angker yang
melalui dua balok. (angker penghubung). Untuk tembok bagian dalam tidak perlu
diberi angker penghubung.
● Untuk luasan lantai yang cukup besar, perlu dilakukan pemecahan tersendiri
dengan prinsip mengusahakan balok yang panjang-panjang tidak terlalu banyak.
Perletakan papan lantai tergantung pada pemasangan balok-baloknya. Papan lantai akan
tegak lurus dengan balok-baloknya. Bila diinginkan arah papan lantai yang seragam pada seluruh
bangunan, maka pemasangan balok tidak bisa mengikuti prinsip mengusahakan jarak terkecil.
Pemasangan balok ada 2 macam:
● Lapisan bersih, bila balok-balok dapat dilihat dari bawah
● Lapisan kotor, balok-balok tidak dapat dilihat dari bawah
Pemasangan angker juga ada dua macam, mengikuti pemasangan baloknya:
● Lapisan bersih, angker tidak boleh kelihatan dari bawah
● Lapisan kotor, posisi angker bebas karena baloknya tidak terlihat

Pada pemasangan balok lapisan bersih, ada dua tipe pemasangan:


Papan lantai terlihat dari bawah, sekaligus berfungsi sebagai langit-langit (plafond). Di
bawah papan lantai diberi langit-langit (plafond) tersendiri, sehingga akan ada rongga udara.
Rongga udara akan berfungsi menahan suara dari atas, menampung debu yang lolos lewat
sela-sela antar papan lantai. Rongga udara dapat juga diisi dengan gabus yang berfungsi selain
menahan suara juga sebagai penahan suhu. Langit-langit (plafond) dapat juga diletakan di atas
balok sedangkan papan lantai diletakkan di atas balok tulangan.
Konstruksi lantai kayu tergantung dari tipe lantai kayu itu sendiri. Inilah beberapa tipe
lantai kayu:

1. Lantai Solid Hardwood


Tipe lantai kayu ini memiliki ketebalan 18 mm dan memiliki alur lidah di bagian
tengah. Kayu ini memiliki kelebihan, seperti lebih awet dan mudah diamplas. Sedangkan
kekurangannya yaitu berpeluang untuk susut dari ukuran sebelumnya. Hal inilah yang
kemudian mempengaruhi konstruksi lantai kayu. Saat pemasangan usahakan untuk
sisakan berapa milimeter pada tiap-tiap pertemuan dua kayu dan tutup dengan plint kayu.

Sumber:https://lh3.googleusercontent.com/-YTJd6OolhCQ/YBfHNsjPnxI/AAAAAAAABtc/2_it-M-4AogzZ5qHvR
BW7zGEKJ9Lw4MSACLcBGAsYHQ/w640-h300/1.jpg

2. Lantai Engineered Hardwood


Tipe lantai kayu ini serupa dengan kayu pana an akan terbagi dalam sebagian
susunan kayu yang disusun dengan cara melintang. Sebelum dipasang sebaiknya terlebih
dahulu membuat leveling supaya lantai kayu ini terlihat semakin menawan. Lantai kayu
ini memiliki kualitas jauh lebih baik daripada lantai kayu lainnya.

Sumber:https://lh3.googleusercontent.com/-YTJd6OolhCQ/YBfHNsjPnxI/AAAAAAAABtc/2_it-M-4AogzZ5qHvR
BW7zGEKJ9Lw4MSACLcBGAsYHQ/w640-h300/1.jpg

VIII. Langkah - Langkah Pemasangan Lantai Kayu


1. Balok-balok utama dirakit untuk ditempatkan pada lokasi sesuai dengan gambar kerja
berdasarkan persyaratan dan instruksi kerja
2. Siapkan balok balok kayu yang akan menjadi rangka kayu, ketam dan potong sesuai
dengan kebutuhan pada gambar kerja

3. Lokasi balok-balok anak dimensi (5/7, panjang 100 cm) disiapkan sesuai dengan gambar
kerja atau instruksi kerja

4. Bahan balok anak yang telah dipilih, dipotong sesuai gambar kerja atau instruksi kerja

5. Buatlah tekikkan coakkan pada balok anak yang digunakkan sebagai sambungan untuk
menghubungkan rangka dinding kayu
6. Batas permukaan balok anak di atas balok induk dimensi (6/12, panjang 190 cm)ditandai
menggunakan benang

7. Balok-balok anak dipasang di atas balok induk, dengan jarak sesuai dengan gambar kerja
dan/atau instruksi kerja

8. Pelapisan anti rayap dilakukan sesuai dengan spesifikasi dan instrusi keria

9. Komponen-komponen papan lantai disiapkan sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi
10. Lokasi papan pertama ditentukan berdasarkan bentuk ruang dan rancangan penutup
lantai, Papan pertama dipasang secara paralel, Papan-papan diatur berdasarkan warna dan
pola seratnya sesuai rancangan sebelum pemasangan papan dilanjutkan

11. Buatlah tanda paring agar posisi papan tidak tertukar

12. Setelah perakitan awal rangka dan papan kayu dilakukan, maka naikkan komponen2
lantai kayu tersebut ke atas kap holding

13. Dimulai dari pemasangan balok induk, kemudian cek kerataannya menggunakan water
pass
14. Hubungkan balok-balok induk dan balok-balok anak dengan cara memakukannya sesuai
berdasarkan tanda yang telah dibuat

15. Papan-papan diatur dengan posisi sambungan berada di atas bagian tengah balok rangka
lantai

16. Papan penutup dipasang sesuai dengan instruksi kerja untuk pertemuan antara lantai dan
dinding yang terdapat jarak, Belah papan sesuai ukuran untuk dijadikan papan penutup

17. Tandai bagian papan yang harus dicoak, letakkan papan di atas balok rangka kayu
IX. Daftar Pustaka

https://youtu.be/X2wfSZ1t3_Y
https://www.youtube.com/watch?v=n8E3FN_E6SU
https://www.youtube.com/watch?v=OHFtvFEnTeg&t=628s
https://www.constructionplusasia.com/id/material-kayu/
https://courtina.id/struktur-lantai-kayu/
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan
https://www.lantai-kayu.id/2018/04/pengertian-lantai-kayu_56.html

Anda mungkin juga menyukai