Anda di halaman 1dari 16

Jenis dan Ciri Kayu untuk Bahan Konstruksi

Mengenal Jenis dan Ciri Kayu untuk Bahan Konstruksi,Kayu merupakan salah satu material
bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri
tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan
kekuatan.

Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri
Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain agar kita dapat mengetahui
kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan, tentunya juga agar kita tidak
tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya.

Macam-macam Kayu untuk Bahan Konstruksi

KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya
yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan
bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti
tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu
sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu
jati.

Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah
hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan
berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan
sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai
kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas
kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih.
Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan
kualitas kayu tersebut.

KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif
pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu
merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur
serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu
dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat
garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh
subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.

KAYU BANGKIRE/YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas
Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi
sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering
dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri.
Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan
bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking,
dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau.
Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

KAYU KAMPER

kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang
halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena
tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat
II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah
daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di
Kalimantan.

KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk
diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua
bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak
akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya
adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang.
Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna
terang.
KAYU MERANTI MERAH

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda
pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga
tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui
di hutan di pulau kalimantan

KAYU KARET

Botanical Name: Hevea brasiliensis

Family Name: Euphorbiaceae

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah
India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara
lainnya termasuk tanah Jawa.

Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong.
Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa
dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.

Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625
kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan
sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi

KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,


Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya
dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar
biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat
arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan
lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah
yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan
telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna
gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap
kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain
yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan
Kelas Awet I.
KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan
seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang
dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun
bahan meibel-furnitur.

Demikian mengenai materi Mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai
Bahan Konstruksi semoga bermanfaat untuk anda semuanya.

Sumber refrensi :
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
Mau Jasa Arsitek Desain Rumah Berkualitas ?, Dapatkan Diskon spesial untuk pengunjung
blog ini. Kesempatan TERBATAS.
[Klik Disini] untuk memesannya sekarang juga.

enis Kayu untuk Bahan Konstruksi Bangunan


 

Hartiyono (Widyaiswara Madya )

Departemen Bangunan PPPPTK BOE / VEDC Malang

Abstrak

Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama dikenal
masyarakat,didapatkan dari semacam tanaman yang tumbuh di alam dan dapat
diperbaharui secara alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan,
ringan, sesuai dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu
menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light construction).
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya didasari oleh kekuatannya
saja, akan tetapi juga didasari oleh segi keindahannya.

Secara alami kayu memiliki bermacam-macam warna dan bentuk serat,


sehingga untuk bangunan exposematerial kayu tidak banyak memerlukan perlakuan
tambahan. Pada perkembangan teknik penggunaan kayu struktural perlu diperhatikan
sifat-sifat dan jenis-jenis kayu serta faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu,
sambungan dan alat-alat penyambung serta keawetan kayu. Keterbatasan penggunaan
kayu selama ini terjadi dikarenakan keterbatasan kayu alami yang lurus dan relative
panjang sudah jarang didapatkan, serta kayu dengan tingkat kekuatan yang tinggi
sudah semakin berkurang. Oleh karena itu, maka teknologi sambungan dan komposit
material sangat penting pada perancangan struktur kayu.

  

Sifat Sifat Kayu

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.
Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :

1.    Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

2.            Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3.            Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.

4.            Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.

Ada banyak sekali jenis-jenis kayu. Dalam konstruksi dan pemakaian kayu sebagai
bagian dari konstruksi bangunan seseorang harus benar-benar mengetahui dan
memahami sifat-sifat serta jenis-jenis kayu yang biasa digunakan sebagai konstruksi
bangunan itu sendiri.

Kayu memiliki kelebihan sebagai berikut:

1.   Mudah didapatkan di toko-toko material.

2.   Banyak dikuasai oleh tukang lokal.

3.   Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel.

Kelebihan-kelebihan dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan itu sendiri tentu
memberikan keuntungan bagi kita sendiri, namun dibalik kelebihan-kelebihannya itu
kayu juga memiliki kekurangan-kekurangan. Berikut kekurangan dari kayu:

1.  Mudah terbakar, dan dapat dimakan rayap.

2.  Dapat mengembang dan menyusup.

3.   Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di
pasaran adalah 4 meter.

4. Harga kayu semakin lama semakin mahal karena semakin berkurangnya stok
kayu dari alam.
Dibawah ini beberapa jenis kayu yang bisa dipergunakan untuk bahan konstruksi
bangunan :

1. Kayu jati

Kayu ini sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai
dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik
di daerah kering dan berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah
daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh
Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan
PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2
daerah tersebut.Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria
batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada
doreng, ada putih.

Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan


type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing
pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut
dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

2. Kayu Merbau

Kayu mwerbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau
juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan
kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan
melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon
merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon Merbau tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari Irian / Papua.

3. Kayu Bangkirai

Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan
yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu
bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat
ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan
kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material
konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai
banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan
kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara
kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat
baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

4. kayu kamper

Telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau.
Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki serat
kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil
dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak
sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di
hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan
kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

5. Kayu kelapa

Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa
yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa
termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat
mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga
ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa
tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan
warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya
berwarna terang.

6. Kayu meranti merah

jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak
sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak
begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV. Pohon meranti banyak
ditemui di hutan di pulau kalimantan

7. Kayu Karet,
dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di
daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-
negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah Jawa.Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau
dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras.
Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara
435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat
digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi

8. Kayu gelam

sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,


Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang
berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan.
Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.
 

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta
bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu
hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan
dan Kalimantan.Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai,
onglen, belian, tabulin dan telian.Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah
sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan,
sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta
api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin
termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

9. Kayu Akasia (acacia mangium),

mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat
sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan
sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti
mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka
kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

Kesimpulan
1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk digunakan
material dan konstruksi bangunan karena mudah ditemukan dan mudah dibentuk
sesuai keperluan.
2.   Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang cukup
baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3.   Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan  untuk kayu
sebagai bahan konstruksi bangunan.
4.   Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan kelas
mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan non
struktural.Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun
dari tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina tergolong
kelas kuat II-III.
 

Sumber refrensi :
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/jenis-dan-ciri-kayu-untuk-
bahan-konstruksi.html
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Mulyati/Struktur%20Kayu/Materi
%20Pertemuan%20I,II,III.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011-
NANDAN_SUPRIATNA/KB_D-3/Sambungan_Kayu.pdf
http://illbeyourpaparazzi.blogspot.com/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html

KAYU DAN BAJA RINGAN


”Pengalaman mengajar kita untuk belajar sebelum terjun ke medan pengalaman itu sendiri”
(Pramoedya Ananta Toer)

Pengertian kayu secara umum adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan
dalam alam.karena itu tidak hanya merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama dalam
sejarah umat manusia

Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak belukar. Kayu
digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan
bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Secara kimia, kayu tersusun
atas beberapa bagian utama yaitu selulosa dan lignin (id.wikipedia.com).

Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang
mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat: mampu
menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang
direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya;
serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam
konstruksi.

Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai daya penahan tinggi
terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan, relatif murah, dapat diganti dengan
mudah, dan bisa didapat dalam waktu singkat.

Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacat cacat alam seperti arah serat
yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu dan sebagainya. Beberapa kayu
bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu.kayu dapat memuai dan menyusut dengan
perubahan perubahan kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan berjangka lama
sesuatu balok akan terdapat lendutan yang relatif besar. Sifat-sifat karakteristik ini
memperlihatkan perbedaan-perbedaan penting antara kayu dan bahan yang lain, untuk analisa
matematis dalam ilmu kekuatan biasanya diidealisir sebagai bahan yang sempurna akan
homogenitas dan elastisitannya.

Abdurachman dan Nurwati Hadjib, dalam Makalahnya (Pemanfaatan Kayu  Hutan Rakyat
Untuk Komponen Bangunan, 2006) menuliskan tentang Bahan konstruksi dari kayu. Bahan
Konstruksi adalah bahan yang dipergunakan untuk mendukung beban dalam arti memerlukan
analisa/perhitungan yang cukup cermat, dan untuk kayu mencakup bahan-bahan untuk kuda-
kuda, jembatan, tiang pancang dan sebagainya. Wirjomartono(1977) menunjukkan bahwa
penggunaan kuda-kuda kayu dapat menghemat biaya sekitar 40-50% dibandingkan jika
menggunakan baja IWF.  Diperkirakan sekitar 80% konsumsi kayu diperuntukkan pada
bangunan rumah/gedung, sedangkan yang 20% untuk perancah, jembatan, dermaga dan lain-lain.
Penggunaan kayu untuk pembangunan jembatan dan tiang pancang tidak lebih dari 5%. Jika kita
akan bicara tentang kayu sebagai bahan struktur bangunan, maka yang harus diperhatikan antara
lain adalah kekuatan dan keawetan kayu, karena tujuan umum para pemilik bangunan maupun
perencana adalah membangun/mempunyai gedung yang aman dan kuat konstruksinya, biaya
konstruksinya murah, umur bangunan cukup lama serta biaya pemeliharaannya ringan.
Baja Ringan

Baja ringan atau disebut juga Cold Formed Steel (baja canai dingin) adalah komponen struktur
baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin. Profil baja ringan yang
dibentuk dari pelat-pelat yang sudah jadi ini, menjadi profil baja dalam temperatur atmosfir
(dalam keadaan dingin).

Baja ringan menjadi material bangunan yang sedang trend saat ini, rangka atap baja ringan lebih
dominan terkenal dibanding baja ringan untuk struktur lainnya. Hal ini karena gencarnya iklan-
iklan yang menawarkan produk rangka atap baja ringan menggantikan rangka atap dari material
kayu. Mengingat kayu semakin hari semakin langka juga karena harga kayu yang relatif  mahal,
maka pemilihan material rangka atap baja ringan menjadi satu pilihan para kontraktor atau owner
dalam membangun rumah. Selain karena faktor keawetan dan tahan rayap dan karat, rangka atap
baja ringan mempunyai kelebihan yaitu kekuatan struktur yang lebih bagus, seperti lebih kuat
dan lebih kaku.

Kombinasi

Apakah mungkin memadukan kayu dengan rangka atap baja ringan? Untuk sebagian baja ringan
mungkin saja tidak bisa, mengingat keterbatasan bentuk profilnya. Tapi ada juga aplikator baja
ringan yang bisa memadukannya. Hal ini sudah dilakukan dengan membuat variasi rangka atap
baja ringan dengan kayu dalam pekerjaan proyeknya, terlihat pada penyatuan kayu dengan baja
ringan yang dikombinasikan di bagian Jurai Luar dan Overstek kayu diekspos (sesuai permintaan
desain).

Jika tertarik dengan desain kombinasi kayu dengan rangka atap baja ringan, tidak ada salahnya di
konsultasikan dulu dengan aplikator atau fabrikator rangka atap baja ringan agar estetika
bangunan dan desain yang akan dicapai menjadi lebih menarik dan tidak menjadi masalah dalam
pemasangannya.
1. Keuntungan kerugian memakai besi tulangan konvensional dan wiremesh
2. tabel baja H steel
3. Ukuran besi wiremesh m
4. Cara menghitung konversi besi tulangan ke Wire Mesh
5. Contoh perhitungan struktur kolom baja
6. Cara Mengitung jumlah besi balok beton bertulang
7. Kuda-Kuda Baja Ringan
8. Cara menghitung konversi besi tulangan
9. Membeli Baja Ringan
10. berat baja per m3
11. atap rumah tropis
12. Dynabolt untuk Pelat Kaki
13. Attic Dan Rangka Atap Baja Ringan
14. Berat jenis BJ besi = 7850 kg/m3
15. Contoh hitung kebutuhan besi untuk cor dak lantai beton
16. Baja Ringan Carport dan Kanopi
17. Cara menghemat besi di proyek konstruksi
18. Menjamurnya Baja Ringan

Anda mungkin juga menyukai