Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam berbasis industri
ektraktif lahan. Pemanfaatan kayu sebagaimana di ketahui yakni guna mendukung
pembangunan fisik gedung, perumahan, jembatan dan bahkan sebagai penopang
pembangunan jalan. Berkembang pemanfaatan kayu juga dapat digunakan sebagai
bahan penunjang furniture kursi, meja lemari, deck dan bahan pajangan.
Berkembangnya pengetahuan dan teknologi limbah dan bahan kayu merambah ke
ranah teknologi sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Pengertian kayu adalah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan
pohon-pohon di hutan alam maupun hutan tanaman industri yang merupakan bagian
dari pohon tersebut, setelah di perhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak
dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan (Dumanauw, 1990).

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia,


Hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar yaitu mencapai 99,6 juta Ha atau
52,3% dari luas wilayah Indonesia. Luasan hutan tersebut tersebar di Papua,
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra serta pulau Jawa. Meskipun di Jawa terdapat
penurunan yang signifikan akibat pertanian dan dan pemukiman penduduk dan
pembangunan ruang publik lainnya. Sementara di Kalimantan dan Sumatra alih fungsi
hutan menjadi pertanian dan perkebunan skala besar. Dari hutan yang luas tersebut
setidaknya terdapat 4000 jenis kayu yang 267 diantaranya kayu yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, seperti Kayu Keruing, Meranti, Agathis, Belian (ulin), Kayu Jati, Kayu
Akasia. Dari jenis kayu yang di komersialisasikan yakni jenis kayu bulat yang
merupakan salah satu bentuk kekayaan alam Hutan di Indonesia. Pada Tahun 2020
kayu bulat di Indonesia mencapai 61,02 juta meter kubik. Namun jumlah kayu buat
yang signifikan dan masif berpengaruh pada kelestarian hutan di Indonesia yang kian

1
terancam. Pemerintah kemudian bersama mitra pembangunan lainnya mengambil
langkah untuk melakukan penmbahan nilai dengan pengerjaan kayu gergajian.

Perlu diketahui bahwa tidak semua kayu dapat di gergaji atau di potong
sembarangan, maka disini Mahasiswa di gerakkan untuk memperdalam pengetahuan
terkait teknik cara serta teknologi dalam arah dan bidang pemotongan kayu. Pengerjaan
pemotongan kayu yang tepat akan mendapatkan nilai lebih yang tinggi, dengan
menampakkan serat kayu yang artistik tentu mendpatkan arah dan bidang yang tepat.
Maka dari itu makalah kali ini akan mengupas arah dan bidang potong kayu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yakni :
1. Mengetahui 3 arah utama kayu
2. Mengetahui 3 bidang utama kayu

C. Tujuan Masalah
Arah dan bidang potong kayu di maksudkan agar mahasiswa memahami proses,
menentukan dan membedakan pola arah dan bidang kayu sesuai peruntukkannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum melakukan pengolahan kayu maka kita mesti melihat struktur


penampang kayu saat mulai di tebang. Secara umum kita akan melihat pada potongan 3
bagian berbeda, yaitu Kulit Kayu (Brak), Kayu Gubal (Sapwood), dan Kayu Teras
(Heartwood). Kulit kayu sebagaimana adalah lapisan terluar dari batang pohon, lapisan
keras berfungsi untuk melindungi lapisan bagian dalam. Sedangkan kayu dalam terdiri
dari lapisan lembut. Lapisan ini akan berfungsi sebagai sarana distribusi sari makanan
dan air di dalam pohon. Terdapat pula lapisan kambium yan berperan dalam produksi
lapisan kulit dan lapisan kayu yang membentuk sel kulit kayu bari dan tumbuh ke arah
sel kayu gubal.

Kayu Gubal adalah sel-sel kayu yang dibentuk oleh kambium. Setiap kayu
dibentuk pohon bermula sebagai kayu gubal. Bagian ini terdiri dari berbagai macam sel
hidup duman azat makanan air disimpan dan didistribusikan. Setiap kayu yang dibentuk
di dalam pohon bermula dari kayu gubal. Kayu gubal lebih mudah membusuk dan
terserang jamur serta menyust dan berubah bentuk dikeringkan. Kadar air yang tinggi
pada kayu gubal idealnya digunakan sebagai bahan furniture atau bahan bangunan.
Pada areal tengah kayu gubal membentuk sel hidup dengan lapisan yang disebut kayu
teras.

Kayu Teras berbeda berfungsi sebagai penyimpanan zat makanan dan air,
melainkan sebagai struktur penopang pohon. Terdapat banyak sel dengan senyawa zat
kimia berkumpul pada lapisah kayu teras, memberikan daya tahan dan sta biltas , serya
melindungi kayu dai jamur dan ancaman biologisnya. Kayu tersas ideal dapat
digernukan sebagai bahan furniture dan pembangunan.

Jika kita perhatikan setelah melakukan pemotongan secara silang kita bisa
melihat pola lingkaran konsentris dengan lingkaran pertumbuhan. Pola tersebut dikenal
pula dengan istilah lingkaran tahunan yang bertambah setiap tahunnya.

3
Setelah mengetahui sekilas tentang struktur batang pohon maka kita bisa
melanjutkan ke bagian arah dan bidang potong kayu.

1. Arah Potong Kayu


Terdapat 3 arah potong kayu yang umum di gunakan di Indonesia, yakni arah
Longitudinal atau axial adalah arah sejajar dengan arah serat atau sumbu batang.
Selain itu biasa dikenal dengan arah potong silang di lakukan dengan memotong
kayu tegal lurus terhadap arah pertumbuhan pohon. Biasa digunakan untuk mengatur
panjang bongkahan kayu atau ingin menunjukkan pola lingkar pertumbuhan pohon.
Potongan ini memotong langsung ujung-ujung serar pada kayu, pola lingkar
pertumbuhan pohon terlihat.
Kedua yakni arah Radial, potongan radial dilakukan dengan memotong searah
jari-jari kayu dan sesuai dengan arah serat. Potongan radial dilakukan dengan
memotong searah jari-jari kayu dan seuai pertumbuhan pohon. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan potongan yang memanjang dengan pola serat kayu cenderung lurus dan
teratur, serta meminimalisir terbukanya sel rongga kayu. Potonngan mesti
memperhitungkan dimensional, sehingga kayu tidak mengalami penyusutan dan
pembengkakan akibat proses pelembaban dan pelapukan.
Ketiga Potongan Tangensial dilakukan dengan memotong tegak lurus dengan arah
jari-jari kayu dan sesuai arah pertumbuhan pohon. Potongan yang memanjang dengan
pola serat kayu cenderung lurus dan teratur, serta banyak rongga sel kayu yang tidak
terbuka. Potongan ini dihasilkan dengan memperhatikan pola serat kayu yang unik
dengan kombinasi garis lurus dan bergelombang. Pola serat kayu yang stabil akan
menghasilkan pola potongan yang rapi namun jika pola serat tidak stabil maka
menghasilkan potongan yang kurang baik pula. Hal ini di picu dari banyaknya rongga
kayu yang terbuka kayu rentan akan penyusutan dan pembengkakan yang signifikan
disebabkan perubahan kelembaban.
Ketiga arah potong kayu tersebut perlu di perhatikan untuk menjadikan
potongan kayu yang artifisial mempunyai nilai dan cantik serah serat. Jadi sebelum
melakukan pemotongan mesti mengetahui arah serat jangan asalan jika tak mau hasil
potongan akan berantakan.

4
2. Bidang Potong Kayu
Adapun bidang utama kayu akan berpengaruh pada sifat anissotropis kayu yang
dihasilkan, artinya kemampuan kayu dalam mempertahankan bentuk dari penyusutan
dan pembengkakan yang di pengaruhi kadar air. Secara umum terdapat 3 bidang
utama kayu yakni melintang (Trasnversal), yakni bidang tegak lurus dengan sumbuh
pohon atau tegak lurus arah serat.
Kedua Bidang Tangensial yakni untuk jenis kayu daun lebar yang dikenal
dengan memotong kayu tegak lurus salah satu jari-jari kayu, searah serat tidak melalui
sumbu kayu. Bidang tangensial tersebut bagian lebarnya tegak lurus dengan salah satu
jari-jari atau tangensial terhadap lingkaran tumbuh.
Ketiga yakni Radial untuk jenis kayu daun lebar daun jenis jarum. Bidang radial
ini bagian lebarnya searah dengan jari-jaro kayu atau radial terhadap lingkaran
tumbuh. Bidan yang di peroleh dengan memotong kayu tegak lurus dengan sumbu
kayu.

3 Bidang Utama Kayu

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Sebelum melakukan tindakan arah potong mesti melihat struktur kayu, sehingga
tampak jelas mana bagian Kulit Kayu, Kayu Gubal dan Kayu Teras. Hal ini untuk
menentukan arah bidang pemotongan kayu sehingga menyesuiakan bahan bangunan
nantinya akan di gunakan untuk apa saja. Jika salah melakukan tindakan arah
pemotongan kayu maka hasil akan kurang optimal dan bahkan tidak dapat digunakan.
Terdapat 3 arah potong kayu yakni arah longitudinal atau axial sejajar dengan arah
serat dan sumbu batang, arah radial searah sejajar dengan arah jari-jari kayu tegak
lurus dengan arah serat, dan ketiga yakni arah tangensial yakni tegak lurus arah
aradial atau salah satu jari-jari searah dengan lingkaran tumbuh.

B. Saran
Sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak
patut memahami dan mengerti tentang pengetahuan kayu, yang kemudian nantinya
akan bermanfaat dalam proses pengolahan hasil kayu. Sehingga peran mahasiswa
dapat menaikkan nilai – nilai yang dapat di tonjolkan dari olahan hasil kayu.
Tentunya makalah ini banyak terdapat kekurangan dikarenakan itu penting untuk
memberikan saran dan masukan sehingga kedepan akan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai