PENDAHULUAN
Produksi
Benih
kali
ini
akan
II.
II.1
TINJAUAN PUSTAKA
Tunas
Umbi
Rizoma
geragih (stolon)
merupakan
Mangoendidjojo, W. (2003):
macam
perbanyakan
vegetatif
buatan
menurut
Keuntungan : 1). Jangka waktu berbuah lebih cepat 2). Sifat turunan
sama dengan induk 3). Sifat-sifat yang diinginkan dari dua tanaman
dapat digabung (misalkan sifat tanaman yang akarnya tahan terhadap
iklim setempat digabung dengan sifat tanaman yang berbuah manis).
III.
METODOLOGI
Tanaman Mawar
: Objek okulasi
Tanaman Bougenville : Objek Grafting
Pisau/Cutter
: Memotong bagian tanaman
Plastik Wrap
: Mengikat kedua bagian tanaman yang disambungkan
Kamera
: Mendokumentasikan kegiatan
Induk mawar A
Induk mawar B
Grafting
Siapkan alat dan bahan
Batang bawah
Batang atas
Penyungkupan
IV.
Parameter Pengamatan
Saat Munculnnya
tunas
Panjang tunas
Warna tunas
4.1.1
Parameter
Pengamatan
1
2
Minggu ke1
Saat munculnya
tunas
Warna batang
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode
okulasi
Berdasarkan data dari tabel pengamatan diatas menunjukkan bahwa untuk
proses perbanyakan vegetatif secara okulasi tidak berhasil. Hal ini tampak dari
berbagai parameter yang diamati yaitu saat munculnya tunas, panjang tunas, dan
warna tunas. Tidak berhasilnya proses okulasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satunya yaitu cara pengirisan atau pemotongan bagian tanaman yang akan
dilakukan okulasi. Pemotongan yang salah dapat berdampak teririsnya kambium pada
batang induk dan tentunya hasil metabolisme tidak akan sampai pada bagian tanaman
yang lain karena kambium berfungsi untuk lalu lintas makanan dari daun ke tubuh
tanaman (Hamid, 2011).
Selain contoh faktor internal diatas, faktor eksternal juga mampu
mempengaruhi keberhasilan okulasi seperti suhu dan cahaya. Bila suhu dan intensitas
cahaya yang diterima terlalu tinggi, maka okulasi tidak akan berhasil sebab tanaman
mengalami kekeringan.
4.2.2 Pembahasan hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode
grafting
Dari tabel pengamatan proses perbanyakan vegetatif secara grafting diatas,
data menunjukkan bahwa kegiatan ini tidak berhasil sebab dari berbagai parameter
pengamatan yang dilakukan tidak ada tanda-tanda tanaman mengalami pertumbuhan
tunas pada bagian grafting, dan tidak ada perubahan warna batang. Pada dasarnya
kedua metode baik okulasi maupun grafting hampir sama, namun bentuk
potongannya berbeda. Menurut Ashari (1995), dalam melakukan grafting perlu
diperhatikan polaritas batang atas dan batang bawah. Jika posisi ini terbalik,
sambungan tidak akan berhasil baik karena fungsi xylem sebagai pengantar hara dari
tanah maupun floem sebagai pengantar asimilat dari daun akan terbalik arahnya.
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini didapatkan hasil bahwa kedua proses baik okulasi
maupun grafting tidak menunjukkan keberhasilan perbanyakan vegetatif. Gagalnya
proses okulasi dan grafting ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik internal
maupun eksternal. Perbanyakan secara okulasi diterapkan pada tanaman mawar
sedangkan grafting diterapkan pada tanaman bougenville dimana keduanya tidak
muncul tunas sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini tidak berhasil.
V.2 Saran
Kegiatan praktikum telah berjalan baik dan lancar. Kelas praktikum juga
cukup terbilang kondusif untuk mnerima materi praktikum. Asisten pun telah
menjalankan tugasnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomosidhi P, Tarigan J, Surgana M, Roshetko JM. 2012. Teknik Perbanyakan
Vegetatif. Lembar Informasi AgFor No 2. Bogor, Indonesia. World
Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Offi ce. 6p.
Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada Berbagai
Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol. IV (2) : 97104
Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997. Plant Propagation Principles and Practices.
6th ed. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New York.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta
LAMPIRAN