Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tanaman dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu dengan
perbanyakan generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan
perbanyakan tanaman melalui bagian generatif tanaman seperti benih yang
dihasilkan dari persilangan. Sementara Perbanyakan secara vegetatif adalah
cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian
tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi dan akar, untuk
menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
Perbanyakan vegetatif dapat dibagi menjadi dua yaitu secara alami dan
buatan. Pada proses secara buatan dibagi lagi menjadi dua macam antara lain
perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat, yaitu okulasi, grafting,
kultur jaringan. Lalu perbanyakan vegetatif tanpa perbaikan sifat, yaitu
cangkok dan stek (daun, batang, akar).
Pada praktikum Teknologi

Produksi

Benih

kali

ini

akan

mempraktikkan metode perbanyakan vegetatif dengan cara okulasi pada


tanaman mawar dan grafting pada tanaman bougenville.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum perbanyakan vegetatif adalah untuk
mengetahui cara melakukan proses okulasi dan grafting guna memperbanyak
tanaman mawar dan gougenville.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum berikut adalah mahasiswa mampu
menerapkan perbanyakan vegetatif buatan dengan cara okulasi dan grafting.

II.
II.1

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Perbanyakan vegetatif

II.1.1 Definisi perbanyakan vegetatif alami


Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah
yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan
biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan
manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui
tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon) (Ashari, S. 1995).
Vegetative reproduction is a form of asexual reproductionin plants. It is
a process by which new organisms arise without production of seeds or spores.
It can occur naturally or be induced by horticulturists (Hartmann, 1997).
Perbanyakan vegetatif adalah bentuk dari reproduksi aseksual pada tanaman.
Ini adalah proses dimana organisme baru timbul tanpa produksi benih atau
spora . Hal ini dapat terjadi secara alami atau diinduksi dengan horticulturists.
II.1.2 Macam perbanyakan vegetatif alami
Menurut Ashari, S (1995), perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara
alami dapat berupa sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Tunas
Umbi
Rizoma
geragih (stolon)

II.1.3 Kelebihan dan kekurangan perbanyakan vegetative alami


Keuntungan Perbanyakan vegetatif alami :
dapat dipraktekkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji

sifat pohon induk diturunkan ke generasi berikutnya


masa juvenil relatif pendek
mempercepat persediaan bibit
Kelemahan Perbanyakan vegetatif alami:
infeksi sistemik oleh virus dapat menjalar ke semua tanaman
bahan tanam akan menghabiskan tempat, tidak seperti biji
periode penyimpanan bahan tanam pendek
mekanisme perbanyakan pada beberapa tanaman tidak praktis
(Ashari, S. 1995).
2.2 Definisi macam- macam perbanyakan vegetatif
2.2.1 Definisi perbanyakan vegetatif buatan
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara
buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak
menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan
bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara
vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki cambium (Ashari, S. 1995).
Way through vegetative reproduction (without mating), which does not
occur naturally but was made or occurred accidentally by humans (Hartman et
al, 1997). Cara reproduksi secara vegetatif (tanpa kawin) yang tidak terjadi
secara alami melainkan dibuat atau disengaja terjadi oleh manusia.
2.2.2 Macam perbanyakan vegetatif buatan
Berikut

merupakan

Mangoendidjojo, W. (2003):

macam

perbanyakan

vegetatif

buatan

menurut

1). Teknik stek atau cutting


Stek merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif yang
dapat dilakukan menggunakan organ akar, batang, maupun daun tanaman. Tanaman
yang distek, salah satu organ tanamannya dipotong dan bisa langsung ditanam pada
media penanaman.Teknik stek banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias
dan buah, seperti anggur (Vitis vinivera), markisa (Passiflora edulis), sukun
(Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), apel (Malus sylvestris), lada
(Piper nigrum), dan vanili (Vanila planifolia).
2). Teknik cangkok
Teknik cangkok (marcottage atau air layerage) banyak dilakukan untuk
memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara
lain, seperti stek, biji, atau sambung. Tanaman yang biasa dicangkok umumnya
memiliki kambium atau zat hijau daun, seperti mangga (Mangifera indica), sukun
(Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), alpukat (Persea americana),
dan lain-lain. Tanaman lain yang tidak berkambium dan bisa diperbanyak dengan
sistem cangkok adalah salak dan jenis-jenis bambu.
3). Teknik penyusuan
Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan
perakarannya. Keuntungannya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi pengerjaannya agak
merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon
induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugiannya penyusuan hanya dapat
dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan
akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk. Oleh karena itu penyusuan
hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara
sambungan dan okulasi, misalnya alpukat (Persea americana), belimbing (Averrhoa
carambola), durian (Durio zibethinus).

4). Teknik okulasi


Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif
dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan
dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau
ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas
membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua
tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman
bergabung menjadi satu tanaman baru. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak
dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium
lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus
sp.).
5). Teknik sambung
Teknik sambung merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif yang banyak dilakukan oleh para petani dan penangkar bibit buah-buahan.
Teknik sambung dilakukan dengan menyambungkan atau menyisipkan batang atas ke
batang bawah. Batang bawah yang digunakan bisa berasal dari biji, stek, bahkan
tanaman yang sudah tua untuk diremajakan atau diganti dengan varietas baru. Contoh
tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera
indica), manggis (Garcinia mangostana), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea
americana), dan jeruk (Citrus sp.).
2.2.3 Kelebihan dan kekurangan perbanyakan vegetative buatan
Menurut Purnomosidhi, et al., (2012) teknik perbanyakan vegetatif memiliki
keuntungan dan kerugian:

Keuntungan : 1). Jangka waktu berbuah lebih cepat 2). Sifat turunan
sama dengan induk 3). Sifat-sifat yang diinginkan dari dua tanaman
dapat digabung (misalkan sifat tanaman yang akarnya tahan terhadap
iklim setempat digabung dengan sifat tanaman yang berbuah manis).

Kerugian : 1). Sistem perakaran kurang baik (khususnya untuk teknik


stek dan cangkok) 2). Membutuhkan keahlian khusus.

2.2.4 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetative


buatan
Menurut Ashari, S. (1995), faktor yang mempengaruhi perbanyakan vegetatif
buatan antara lain :
1). Bahan tanam
2).ZPT
3). Genetik
4). Suhu
5). Cahaya
6).Kandungan karbohidrat.

III.

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum Teknologi Produksi Benih
untuk materi perbanyakan vegetatif antara lain:
Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2016
Waktu

: 07.25 08.40 WIB

Tempat: Lab. Pemuliaan Tanaman


3.2 Alat dan Bahan

Tanaman Mawar
: Objek okulasi
Tanaman Bougenville : Objek Grafting
Pisau/Cutter
: Memotong bagian tanaman
Plastik Wrap
: Mengikat kedua bagian tanaman yang disambungkan
Kamera
: Mendokumentasikan kegiatan

3.3 Cara Kerja


Okulasi
Siapkan alat dan bahan

Induk mawar A

Ambil mata tunas

Induk mawar B

Buat sayatan pada batang

Buka sayatan untuk


meletakkan mata tunas A

Balut hasil tempelan tunas


dengan plastik

Beri label identitas


kelompok

Pengamatan dan dokumentasi setiap 1


minggu sekali
3.1.1

Grafting
Siapkan alat dan bahan

Batang bawah

Batang atas

Pemotongan batang atas

Pembelahan batang bawah

Penyambungan batang atas


dan batang bawah

Penyungkupan

Pemelilharaan selama 5 minggu


dan sertakan pengamatan dan
dokumentasi

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Berupa tabel yang tersedia di halaman bawah)


4.1.1 Hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode okulasi
Minggu keNo

Parameter Pengamatan

Saat Munculnnya

tunas

Panjang tunas

Warna tunas

4.1.1

Hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode grafting

Parameter

Pengamatan

1
2

Minggu ke1

Saat munculnya

tunas
Warna batang

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode
okulasi
Berdasarkan data dari tabel pengamatan diatas menunjukkan bahwa untuk
proses perbanyakan vegetatif secara okulasi tidak berhasil. Hal ini tampak dari
berbagai parameter yang diamati yaitu saat munculnya tunas, panjang tunas, dan

warna tunas. Tidak berhasilnya proses okulasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satunya yaitu cara pengirisan atau pemotongan bagian tanaman yang akan
dilakukan okulasi. Pemotongan yang salah dapat berdampak teririsnya kambium pada
batang induk dan tentunya hasil metabolisme tidak akan sampai pada bagian tanaman
yang lain karena kambium berfungsi untuk lalu lintas makanan dari daun ke tubuh
tanaman (Hamid, 2011).
Selain contoh faktor internal diatas, faktor eksternal juga mampu
mempengaruhi keberhasilan okulasi seperti suhu dan cahaya. Bila suhu dan intensitas
cahaya yang diterima terlalu tinggi, maka okulasi tidak akan berhasil sebab tanaman
mengalami kekeringan.
4.2.2 Pembahasan hasil perbanyakan vegetatif buatan dengan metode
grafting
Dari tabel pengamatan proses perbanyakan vegetatif secara grafting diatas,
data menunjukkan bahwa kegiatan ini tidak berhasil sebab dari berbagai parameter
pengamatan yang dilakukan tidak ada tanda-tanda tanaman mengalami pertumbuhan
tunas pada bagian grafting, dan tidak ada perubahan warna batang. Pada dasarnya
kedua metode baik okulasi maupun grafting hampir sama, namun bentuk
potongannya berbeda. Menurut Ashari (1995), dalam melakukan grafting perlu
diperhatikan polaritas batang atas dan batang bawah. Jika posisi ini terbalik,
sambungan tidak akan berhasil baik karena fungsi xylem sebagai pengantar hara dari
tanah maupun floem sebagai pengantar asimilat dari daun akan terbalik arahnya.

V.

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini didapatkan hasil bahwa kedua proses baik okulasi
maupun grafting tidak menunjukkan keberhasilan perbanyakan vegetatif. Gagalnya
proses okulasi dan grafting ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik internal
maupun eksternal. Perbanyakan secara okulasi diterapkan pada tanaman mawar
sedangkan grafting diterapkan pada tanaman bougenville dimana keduanya tidak
muncul tunas sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini tidak berhasil.

V.2 Saran
Kegiatan praktikum telah berjalan baik dan lancar. Kelas praktikum juga
cukup terbilang kondusif untuk mnerima materi praktikum. Asisten pun telah
menjalankan tugasnya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Purnomosidhi P, Tarigan J, Surgana M, Roshetko JM. 2012. Teknik Perbanyakan
Vegetatif. Lembar Informasi AgFor No 2. Bogor, Indonesia. World
Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Offi ce. 6p.
Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada Berbagai
Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol. IV (2) : 97104
Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997. Plant Propagation Principles and Practices.
6th ed. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New York.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai