Dosen Pengampu :
Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunianya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tetang pengenalan pupuk.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pupuk Silabase
dan Struvite di program studi Teknik Kimia Fakultas Teknik pada Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT selaku dosen mata kuliah
Teknologi Pupuk Silabase dan Struvite
2. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan membantu
makalah ini
3. Segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Kami juga saling mengapresiasi satu sama lain karena telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk bekerja sama agar makalah ini dapat terselesaikan
sebagai pemenuhan tugas. Kelompok kami berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi siapapun yang membacanya sebagai bahan untuk menambah ilmu
pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk
meningkatkan kualitas dan menyempurnakan makalah ini maupun makalah
selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.2 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
II.1 Definisi Pupuk Silica.....................................................................................3
II.1.1 Manfaat Pupuk Berbasis Silica...................................................................3
II.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Berbasis Silica....................................4
II.2 Definisi Pupuk Struvite.................................................................................8
II.2.1 Kelebihan dan Kekurangan......................................................................10
II.2.2 Sumber Pembuatan dan Proses Pembuatan Struvite................................10
II.3 Perbedaan Pupuk Bebasis Silika dan Pupuk Struvite..................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
III.1 Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
unsur silika dalam tanaman dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
berbagai jenis penyakit. Unsur hara Si berperan penting dalam pertumbuhan dan
produktivitas tanaman padi. Menurut Martanto (2001) Si merupakan unsur yang
terbanyak diserap oleh tanaman padi. Serapan Si oleh tanaman padi sekitar 10 kali
nitrogen, 20 kali posfor, 6 kali kalium dan 30 kali calsium. Menurut Makarim et
al. (2007) silika berperan dalam membaiknya sistem fotosintesis karena daun
yang terlapisi silika lebih tegak tidak terkulai, serta daya serap akar lebih baik
terhadap hara, sedangkan kelebihan besi (Fe), aluminum (Al), dan mangan (Mn)
yang sering menghambat perkembangan akar dapat dikurangi. Silika dapat
melindungi permukaan jaringan tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap
penyakit, hama, dan kekeringan dengan cara mengurangi evaporasi berlebihan.
Meningkatkan kualitas gabah/beras, silika melindungi kulit gabah sejak
perkembangannya (fase bunga, matang susu, hingga matang) dari hama. Upaya
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan alternatif teknik budidaya salah satunya
yaitu dengan memberikan silika. Tanaman padi membutuhkan silika lebih banyak
dari pada tanaman lainnya. Saat ini penggunaan Si sebagai pupuk pada budidaya
tanaman padi di Indonesia masih jarang ditemui. Kondisi ini dikarenakan
mahalnya bahan baku sehingga biaya usaha yang dikeluarkan petani akan
semakin besar. Oleh karena itu, penting nya pemahaman tentang pupuk silika
untuk mencari alternatif sumber Si yang mudah didapat dengan harga yang
terjangkau.
1.2 Tujuan
1. Bagaimana tahapan proses dalam pembuatan pupuk silika?
2. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari pupuk berbasis silika?
3. Apa perbedaan pupuk berbasis silika dengan pupuk jenis yang lainnya?
1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu menambah informasi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu budidaya dan teknologi
produksi tanaman dengan pupuk berbasis silika.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
II.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Berbasis Silica
1. Kelebihan
1) Penguatan dinding sel
Silika pada tanaman diakumulasikan pada jaringan yang disimpan pada
retikulum endoplasma dan dinding sel dan ruang antar sel. Sehingga tanaman
yang diaplikasikan silika biasanya daunnya akan lebih tebal dan keras. Selain itu
kerontokan bunga juga akan berkurang.
2) Memaksimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman
Berdasarkan penelitian dan aplikasi di lapangan bahwa tanaman yang
diaplikasikan silika memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat baik, karena
silika mampu meningkatkan kapasitas fotosintesis pada tanaman. Indikatornya
adalah laju pertumbuhan, tinggi tanaman yang lebih baik dan jumlah
percabangannya lebih banyak jika dibandingkan tanaman tanpa aplikasi silika.
3) Memaksimalkan pertumbuhan generatif tanaman
Berdasarkan penelitian dan hasil aplikasi di lapangan bahwa tanaman yang
memiliki kandungan silika cukup memiliki kemampuan untuk memproduksi buah
yang lebih banyak.
(Abdurrosyid, 2014)
4) Memperkuat Akar
Karena kemampuan silika untuk mempertebal dinding sel, sehingga
penambahan silika dapat meningkatkan kekerasan akar. Akar yang lebih keras ini
akan mempermudah akar untuk menembus lapisan tanah yang keras untuk
menyerap air yang dibutuhkan oleh tanaman pada kondisi kekeringan tanpa harus
merusak jaringan akar.
(Yulia, 2017)
5) Mencegah kekeringan
Pupuk silika terlibat dalam fortifikasi tanaman melawan oksidasi membran
sel, yang mengarah ke perlindungan berbagai struktur dan fungsi tanaman yang
mengalami kondisi kekeringan Tanaman yang kekurangan unsur hara silika secara
keragaan akan terlihat lebih lemah dan lebih rentan terhadap cekaman biotik
5
maupun abiotik. Pemberian pupuk silika dapat meningkatkan kandungan
polisakarida pada dinding sel sehingga sel menjadi lebih kuat dan tidak mudah
mengalami kerusakan akibat kekeringan, aplikasi pupuk silika juga mampu
merangsang ketahanannya terhadap kondisi kekeringan melalui mekanisme
pengerasan, pemanjangan dan perluasan akar serta stomata yang tetap membuka
lebih lebar.
(Guerreiro, 2016)
6) Perlindungan terhadap hama dan penyakit
Dengan meningkatnya kekuatan dinding sel tanaman padi, maka tanaman padi
tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Dengan terbentuknya lapisan
nanosilika pada permukaan batang tanaman membuat hama menghindar. Selain
itu lapisan nanosilika itu kalau termakan oleh hama, dapat membuat saluran
pencernaan serangga pengunyah seperti ulat dan belalang bisa rusak. Selain pada
hama belalang dan ulat, pupuk silika juga mampu melindungi tanaman dari
penyakit yang disebabkan jamur Pyricularia grisea Sacc (sinonim Pyricularia
oryzae). Penyakit ini menyerang daun, buku, dan leher malai tanaman padi. Pupuk
silika juga dapat menghambat serangan bakteri pada tanaman padi seperti
penyakit kresek (hawar daun), yang menyerang daun dan titik tumbuh tanaman
padi. Kresek ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas compestris pv oryzae.
(Tohir, 2019)
7) Menjaga kesuburan tanah
Pupuk silika mampu mengurangi keasaman pada permukaan tanaman,
sehingga efektif menghambat perkembangbiakan jamur yang menyerang
tanaman. Beberapa penyakit yang disebabkan jamur pada tanaman padi adalah
blas, bercak daun cokelat, busuk pelepah daun, dan fusarium (Tohir, 2019). Pupuk
silika juga dapat mengurangi pengaruh keracunan Mn, Fe, dan Al yang sering
terjadi pada tanah-tanah masam dan tanah-tanah berdrainase buruk. Selain itu,
juga dapat meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah (Candra, 2019).
2. Kekurangan
Pemberian pupuk silika, jika semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka
kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi. namun
6
pemberian dengan konsentrasi yang berlebihan justru akan mengakibatkan
timbulnya gangguan-gangguan pada pertumbuhan tanaman untuk batang dan
daun menguning jika berlebihan menggunakan silika (Musliqhi, 2021).
7
pembakaran dalam furnace terlebih dahulu sebelum dilarutkan dengan
kalium hidroksida yang bersuhu di atas titik lebur campuran kurang lebih
di atas 1200℃. Lalu, hasil pembakaran selanjutnya didinginkan, dan di-
grinding hingga terbentuk pupuk kalium silika powder. Apabila diinginkan
bentuk pupuk berupa granul, maka dibutuhkan proses granulasi.
Pembentukan pupuk silbase dari abu daun bamboo menghasilkan kadar
kalium sebesar 10,93% dan kadar silika sebesar 1,5% (Wibowo, 2020)
2. Pupuk Kalium Silika Dengan Proses Kalsinasi Berbasis Batuan Trass
Batu Trass memiliki kandungan silika sekitar 30% - 50%. Memiliki
kandungan silika yang relatif kecil batu trass masih bisa dijadikan alternatif
untuk dijadikan bahan baku pembuatan pupuk silikat yang diaplikasikan pada
lahan-lahan marjinal, lahan rawa (lahan gambut, masam, lebak), lahan tadah
hujan, lahan kering, daerah emdemik penyakit, keracunan besi dan lahan
berdrainasi buruk yang membutuhkan kandungan silika yang relatif rendah.
Proses pembuatan pupuk silbase dari batuan trass antara lain
1. Batuan trass dikecilkan ukurannya sampai 100 mesh
2. Tambahkan KOH dengan perbandingan batuan trass : KOH sebesar 20:3
3. Aduk sampai rata sambil ditetesi aquadest
4. Kalsinasi selama 1 jam pada suhu 1250℃
5. Dinginkan kemudian haluskan
Pembentukan pupuk silbase dari batuan trass menghasilkan kadar kalium
sebesar 22,2% dan kadar silika sebesar 23,6% (Siswanto, 2017)
3. Pupuk Multinutrient Berbasis Silika Dari Limbah Geothermal Sludge Dengan
Proses Asidifikasi
Ketersediaan pupuk Nasional mengalami penurunan, hal ini disebabkan
keterbatasan ketersedia an bahan baku dalam produksi pupuk sehingga
dibutuhkan pengembangan produksi pupuk melalui pengembangan bahan
baku alternatif. Salah satu bahan baku alternatif yang dapat dikembangkan
sebagai pupuk adalah geothermal sludge yang mengandung silika sebesar
92,7%. Berdasarkan kebutuhan ion silika yang cukup besar dan pentingnya
ion silika bagi tanaman, maka perlu dikembangkan produk berbasis silika
8
yang memuat beberapa komponen yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Untuk itu dicoba mengolah silika dari limbah PLTPB (geothermal sludge)
dengan proses asidifikasi menggunakan berbagai jenis asam. Proses
polimerisasi ini telah dikembangkan untuk mendapatkan silika mesopori.
Menggunakan metode yang hampir sama diharapkan akan diperoleh gel silika
(Si) yang mengandung lebih dari satu unsur makro pupuk yaitu N, P dan K
Proses pembuatan :
1. Reaksikan 50 gr geothermal sludge dengan 500 ml larutan KOH 2N pada
suhu 1000℃ selama 60 menit.
2. Larutan kalium silika yang diperoleh dari hasil ekstraksi kemudian
diencerkan dengan penambahan air demineralisasi hingga lima kali
sebanyak 100 ml.
3. Larutan kalium silika yang telah diencerkan kemudian diasamkan
(asidifikasi) menggunakan asam nitrat 1N untuk menghasilkan gel K-Si-N,
dan menggunakan asam fosfat 1N untuk menghasilkan gel K-Si-P dengan
derajat keasaman (pH) yaitu 5. Penambahan asam dihentikan hingga
mencapai pH yang diinginkan. Proses asidifikasi membutuhkan waktu
polimerisasi (aging) tertentu agar polimerisasi berjalan sempurna.
4. Gel yang terbentuk dalam proses polimerisasi selanjutnya dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 1000℃. Gel yang telah mengalami
proses pengeringan akan memadat dengan ukuran yang tidak seragam
sehingga dibutuhkan proses pengecilan ukuran
5. Pengecilan ukuran dilakukan dengan cara ditumbuk kemudian diayak
dengan screen 100 mesh
Pembentukan pupuk silbase dari Geothermal Sludge menghasilkan kadar
kalium sebesar 33,4% dan kadar silika sebesar 18,01% (wahyudi, 2019)
9
cara mereaksikan senyawa Mg2+ (magnesium), NH4+ (amonium), dan PO43-
(fosfat). Reaksi pembentukan kristal struvite terjadi apabila konsentrasi reaktan
pembentuk struvite dalam larutan melebihi kelarutan produk yang dihasilkan
(Ksp). Sehingga terbentuk struvite sesuai reaksi mengikuti persamaan dibawah
ini.
Mg2+ + NH4+ + PO43- + 6H2O → MgNH4PO4 6H2O. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)
Unsur yang terkandung dalam kristal struvite merupakan unsur-unsur yang
juga diperlukan oleh tanaman, sehingga kristal struvite dapat digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan pupuk untuk tanaman. Pupuk struvite dapat juga
disebut sebagai pupuk yang tidak mudah larut atau pelepasan nutrisinya secara
perlahan (slow release fertilizer). Kristal struvite mengandung unsur fosfor yang
dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan pupuk struvite. Produksi
pupuk yang mengandung fosfor selama ini menggunakan batuan fosfat sebagai
sumber fosfornya. Jika batuan fosfat ini diambil secara terus menerus maka
sumber batuan fosfat ini lama kelamaan akan habis. Pupuk struvite ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk yang lain diantaranya adalah
mempunyai daya larut yang rendah terhadap air,mudah dibuat, memiliki
kandungan yang lebih murni, mudah dalam pemakaian, tidak berbau, dan nutrisi
terkonsentrasi pada satu kesatuan. Oleh karena itu, struvite yang dipergunakan
sebagai pupuk hanya perlu ditambahkan sesekali pada tanaman karena sifatnya
yang slow release.
(Edahwati, 2021)
Kegunaan pupuk berbasis struvite
Struvite banyak di gunakan pada tanaman seperti rumput-rumputan, bibit
pohon, tanaman hias,sayuran dan rumput taman sebagai pupuk dan memperoleh
hasil yang baik. Kemudiaan juga struvite dapat menjadi pupuk yang sangat
alternatif untuk beberapa tanaman seperti gula bit yang memerlukan magnesium.
Selama proses penerapan struvite pada tanaman, struvite tidak biasa merusak akar
karena karakteristik struvite yang merupakan pupuk lepas lambat (Muhammad,
2020). Berikut beberapa kegunaan pupuk yang berbasis struvite yaitu :
1. Membantu fotosintesis dan respirasi
10
2. Membantu dalam penyusunan asam nukleat
3. Memperkuat akar dan batang sehingga tidak mudah roboh
4. Meningkatkan imunitas tanaman terhadap hama dan penyakit
5. Membantu pembentukan aroma alami tanaman
6. Pembentukan nutrisi tanaman
7. Meningkatkan bobot buah pada tanaman
8. Meningkatkan produktifitas tanaman
9. Meningkatkan ketahanan dan daya simpan hasil panen Ketika
pengangkutan serta penyimpanan. (Anonim, 2018).
11
struvite terjadi apabila konsentrasi reaktan pembentuk struvite dalam larutan
melebihi kelarutan produk yang dihasilkan (Ksp).
12
Unsur magnesium untuk pembentukan struvite menggunakan kandungan
magnesium yang terdapat pada dolomit. Dolomit sendiri merupakan batuan
sedimen alami yang termasuk rumpun mineral karbonat. Dolomit merupakan
mineral gabungan dari dua karbonat yakni magnesium karbonat (MgCO 3) dan
kalsium karbonat (CaCO3). Proses pembuatan struvite dengan bahan batuan
dolomit adalah sebagai berikut :
1. Mengisi tangki dengan dolomite, H3PO4, dan larutan NH4OH dengan
perbandingan konsentrasi Mg:NH4:PO4 = 1:1:1 kemudian membuat larutan
NaOH 2N yang diisikan pada tangki berbeda dengan tangki pertama.
2. Mengisi reaktor sekat dengan campuran dolomite, H3PO4, dan larutan NH4OH
hingaa mencapai ketinggian ¾ dari reaktor serta NaOH yang akan digunakan
sebagai pengontrol pH.
3. Menyalakan kompresor untuk mengalirkan udara ke reaktor dengan laju alir
0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25 liter/menit.
4. NaOH dimasukkan sedikit demi sedikit dengan membuka kran pada selang
sehingga tercapai pH yang diinginkan. Jika pH telah tercapau tunggu hingga
proses berjalan steady state.
5. Endapan struvite yang dihasilkan kemudian dikeringkan pada suhu ruangan
selama 48 jam.
Pembentukan struvite dari batuan dolomit dihasilkan kandungan P sebesar
58,3% dan kandungan Mg sebesar 14,2% dengan menggunakan laju alir udara 1
liter/menit (Adiman, 2020).
13
banyak, pengaturan yang tidak tepat, dan menghemat waktu retensi yang optimal
saat pembuatan biogas dapat menjadi hasil pengukuran kadar NPK rendah.
Proses pembuatan struvite menggunakan bahan baku limbah biogas adalah
sebagai berikut :
1. Mencampurkan air limbah biogas, MgCl2, dan NH4OH dengan perbandingan
molar 1:1:1 dalam volume 1000 ml reaktor bersekat miring.
2. Menambahkan NaOH 2N untuk mengatur pH yang ditentukan.
3. Mengalirkan udara pada reaktor.
4. Endapan yang terbentuk disaring dan dikeringkan pada suhu kamar selama
kurang lebih 48 jam.
Pembentukan struvite dari limbah biogas ini mengandung P sebesar 41,3%
dan Mg sebesar 6,1% (Prismasella, 2020).
14
pupuk silika sendiri diketahui dapat mengurangi pengaruh keracunan mangan
(Mg), besi (Fe), dan Aluminium (Al), mencegah akumulasi mangan (Mn) pada
daun tebu yang berupa spot spot hitam (Sugiyanta, 2018).
15
2. Pupuk Struvite
Struvite (Magnesium Ammonium Phosphate) adalah sejenis kristal putih yang
mengandung unsur magnesium, amonium, dan fosfat. Rumus molekul dari
struvite adalah MgNH4PO4.6H2O. Unsur yang terkandung dalam kristal struvite
merupakan unsur-unsur yang juga diperlukan oleh tanaman, sehingga kristal
struvite dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk untuk
tanaman. Pupuk struvite dapat juga disebut sebagai pupuk yang tidak mudah larut
atau pelepasan nutrisinya secara perlahan. Kristal struvite mengandung unsur
fosfor yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan pupuk struvite
(Edahwati, 2021).
16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan,Sedangkan Silika merupakan unsur hara juga bagi tanaman,
yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan adanya unsur silika dalam
tanaman dapat meningkatkan daya tahan tanaman terdapat berbagai jenis
penyakit.
2. Pupuk berbasis silika memiliki beberapa keunggulan yaitu pupuk silika
bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan
daya sanggah batang dan untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap serangan hama dan penyakit, sedangkan kekurangan dari pupuk
berbasis silika yaitu silika tidak termasuk ke dalam unsur hara esensial
bagi tanaman,pupuk silika hanya dianggap sebagai beneficial element atau
unsur hara yang hanya dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman graminae saja dan pupuk silica dapat merusak tanah apabila
unsur silika terlalu banyak di dalam tanah.
3. perbedaan pupuk silica ,pupuk fosfat dan pupuk struite yaitu pada pupuk
silica berbentuk padat / Kristal,pada pupuk fosfat berbentuk cair dan pada
pupuk struite berbentuk Kristal putih ortorombik,unsur utama yang
terkandung pada pupuk silica yaitu silica (SiO2) ,unsur hara utama yang
terkandung pada pupuk fosfat adalah fosfat (PO43-), sedangkan unsur hara
utama yang terkandung pada pupuk struite adalah magnesium ammonium
phospat (MgNH4PO4.6H2O).
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid 2014, Manfaat Silika untuk Tanaman, https:// www. kampustani.com/
manfaat -silika-untuk-tanaman/, diakses pada 13 Maret 2023
Anonim, 2018. Manfaat pupuk phospat untuk tanaman kelapa sawit., Diakses pada
tanggal 13 maret 2023, pukul 19:37, Melalui link : https://mitalom.com/pupuk-
dan-pemupukan/3341/manfaat-pupuk-phospat-tsp-sp36-sp18-untuk-tanaman-
kelapa-sawit/
Budi, dkk 2009, ‘PEMBUATAN PUPUK FOSFAT DARI BATUAN FOSFAT
ALAM SECARA ACIDULASI’, Jurnal Teknik, Vol: 30, Issue:2, hh 93-98.
Candra, S.D., Ngatimun, & Judul S. 2019, Aplikasi Nano Silika pada Tanaman,
Probolinggo: LPPM UPM
Edahwati., Sutiyono., Anggriawan, R. (2021). Pembentukan Pupuk Struvite dari
Limbah Cair Industri Tempe dengan Proses Aerasi The Formation of Struvite
Fertilizer from Tempeh Industrial Wastewater by Aeration Process. In Jurnal
Teknologi Lingkungan (Vol. 22, Issue 2).
Guerriero, G., Jean F. H dan Sylvain L. 2016. Silicon and the Plant Extracellular
Matrix. Frontiers in Plant Science www.frontiersin.org 1 April 2016 Volume 7
Muhammad, T., Adiman, F., Feriyanto, A., & Sutiyono, L. E. (2020). Mineral Struvite
Dari Batuan Dolomit Dengan Reaktor Kolom Sekat Struvite Minerals From Rock
Dolomites With Bulkhead Reactor Coloum. In Jurnal Teknik Kimia (Vol. 14,
Issue 2).
Musliqhi, S.S.A. 2021, Pengaruh waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk silika cair
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine Max L.) varietas
Anjasmoro, Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Wibowo A.S 2020, “Pembuatan Pupuk Cair Kalium Silika Berbahan Baku Abu Daun
Bambu”, Journal of Chemical and Process Engineering, Vol. 01, No. 01.
Tohir, Winarno. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta:
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan.
Sugiyanta, dkk 2018, ‘Pemberian Pupuk Silika Cair untuk Meningkatkan
Pertumbuhan, Hasil, dan Toleransi Kekeringan Padi Sawah’, Jurnal Agron, Vol:
46, Issue:2, hh 153-160.
18
Yulia, M. 2017. Pengaruh Penyemprotan Kombinasi Silika Dan Boron terhadap
Pertumbuhan, Produksi, dan Mutu Benih Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill).
Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
19