Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI PUPUK SILBASE DAN STRUVITE

Dosen Pengampu :
Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT

Disusun oleh : Kelompok 2


1. Dicky Candra 18031010165
2. Anis Rohmawati 19031010032
3. Ayu Septiyafani 19031010092
4. M. Iqbal Khadafi 19031010094
5. Hanum Estu Nurani 19031010162
6. Jonathan Fayol Sinaga 19031010174
7. Syahfira Ainuri Arofah 19031010176
8. Dimas Anugrah Ramadhan 19031010193
9. Abid Alghifari 19031010197
10. Aulia Putri Damayanti 19031010203

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunianya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tetang pengenalan pupuk.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pupuk Silabase
dan Struvite di program studi Teknik Kimia Fakultas Teknik pada Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Oleh karena itu, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. T. Ir. Dyah Suci Perwitasari, MT selaku dosen mata kuliah
Teknologi Pupuk Silabase dan Struvite
2. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan membantu
makalah ini
3. Segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Kami juga saling mengapresiasi satu sama lain karena telah meluangkan
waktu dan pikirannya untuk bekerja sama agar makalah ini dapat terselesaikan
sebagai pemenuhan tugas. Kelompok kami berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi siapapun yang membacanya sebagai bahan untuk menambah ilmu
pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk
meningkatkan kualitas dan menyempurnakan makalah ini maupun makalah
selanjutnya.

Surabaya, 13 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.2 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
II.1 Definisi Pupuk Silica.....................................................................................3
II.1.1 Manfaat Pupuk Berbasis Silica...................................................................3
II.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Berbasis Silica....................................4
II.2 Definisi Pupuk Struvite.................................................................................8
II.2.1 Kelebihan dan Kekurangan......................................................................10
II.2.2 Sumber Pembuatan dan Proses Pembuatan Struvite................................10
II.3 Perbedaan Pupuk Bebasis Silika dan Pupuk Struvite..................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................15
III.1 Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Table 1 Hasil Uji Analisa XRF Abu Daun Bambu……………………6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia banyak sekali memiliki sumber daya alam, diantaranya yaitu
tambang pasir dan batuan. Batuan dan tambang pasir mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi kehidupan manusia contohnya yaitu digunakan untuk bahan
batu batako, industri semen, dan campuran bahan bangunan. Dengan banyaknya
manfaat dari batuan tersebut, maka sayang sekali jika Indonesia yang memiliki
banyak cadangan bahan baku menyia-nyiakannya. Satu lagi contoh manfaat dari
batuan yaitu bisa diubah menjadi pupuk kalium silika dengan mereaksikannya
dengan kalium. Contoh batuan yang bisa diambil silikanya yaitu batuan trass.
Batu trass adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi
kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah.
Bahan galian trass yang terdapat di alam umumnya berasal dari batuan piroklasik
dengan komposisi andesitis yang telah mengalami pelapukan secara intensif
sampai derajat tertentu.Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang
diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses
reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air.
Nutrisi yang biasanya dibutuhkan oleh tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur
hara, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). Peranan ketiga unsur hara
(N), (P) dan (K) sangat penting dan mempunyai fungsi yang saling mendukung
satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pada saat tanaman mengalami pertumbuhan unsur tanah yang diambil oleh
tanaman tidak hanya unsur N, P, dan K saja tetapi ada unsur lain yaitu Silika (Si).
Namun tidak semua jenis tanaman mengambil unsur silika, tetapi tanaman seperti
padi, tebu dan jagung akan mengambil unsur Silika ini dari dalam tanah. Silika
merupakan unsur hara juga bagi tanaman, yang sangat bermanfaat bagi tanaman
padi, karena dengan adanya unsur silika dalam daun padi, daun padi akan tetap
tegak dan padi tidak mudah roboh. Daun padi yang tetap tegak tersebut akan
sangat bermanfaat dalam melakukan proses fotosintesa. Disamping itu adanya

1
unsur silika dalam tanaman dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
berbagai jenis penyakit. Unsur hara Si berperan penting dalam pertumbuhan dan
produktivitas tanaman padi. Menurut Martanto (2001) Si merupakan unsur yang
terbanyak diserap oleh tanaman padi. Serapan Si oleh tanaman padi sekitar 10 kali
nitrogen, 20 kali posfor, 6 kali kalium dan 30 kali calsium. Menurut Makarim et
al. (2007) silika berperan dalam membaiknya sistem fotosintesis karena daun
yang terlapisi silika lebih tegak tidak terkulai, serta daya serap akar lebih baik
terhadap hara, sedangkan kelebihan besi (Fe), aluminum (Al), dan mangan (Mn)
yang sering menghambat perkembangan akar dapat dikurangi. Silika dapat
melindungi permukaan jaringan tanaman sehingga tanaman lebih tahan terhadap
penyakit, hama, dan kekeringan dengan cara mengurangi evaporasi berlebihan.
Meningkatkan kualitas gabah/beras, silika melindungi kulit gabah sejak
perkembangannya (fase bunga, matang susu, hingga matang) dari hama. Upaya
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan alternatif teknik budidaya salah satunya
yaitu dengan memberikan silika. Tanaman padi membutuhkan silika lebih banyak
dari pada tanaman lainnya. Saat ini penggunaan Si sebagai pupuk pada budidaya
tanaman padi di Indonesia masih jarang ditemui. Kondisi ini dikarenakan
mahalnya bahan baku sehingga biaya usaha yang dikeluarkan petani akan
semakin besar. Oleh karena itu, penting nya pemahaman tentang pupuk silika
untuk mencari alternatif sumber Si yang mudah didapat dengan harga yang
terjangkau.

1.2 Tujuan
1. Bagaimana tahapan proses dalam pembuatan pupuk silika?
2. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari pupuk berbasis silika?
3. Apa perbedaan pupuk berbasis silika dengan pupuk jenis yang lainnya?

1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu menambah informasi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu budidaya dan teknologi
produksi tanaman dengan pupuk berbasis silika.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Pupuk Silica


Pupuk silika (Si) sangat bermanfaat bagi tanaman padi. Selain dapat
memperkuat batang tanaman padi sehingga tahan rebah, pupuk silika juga dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen padi. Pupuk silika merupakan
pupuk yang mudah larut dan mengandung minimal 25% SiO 2. Pupuk silika ini
biasanya berbentuk granul, untuk tanaman yang membutuhkan Si tinggi seperti
padi, jagung, dan tebu. Selain dalam bentuk granul, ada juga pupuk silika yang
dijual dalam bentuk pekatan larut air. Biasanya unsur silika tersebut
dikombinasikan dengan kalium (K). Komposisi pupuknya terdiri atas SiO 2 dan
K2O.

II.1.1 Manfaat Pupuk Berbasis Silica


Pupuk silika sendiri memiliki banyak manfaat dibandingkan pupuk kimia
yang lain seperti urea, ZA, NPK, dan lain-lain. Hal ini dapat terjadi karena
tanaman lebih banyak memerlukan unsur hara silika dibandingkan dengan unsur
nitrogen. Secara umum, unsur silika pada pupuk silika sendiri diketahui dapat
mengurangi pengaruh keracunan mangan (Mg), besi (Fe), dan Aluminium (Al),
mencegah akumulasi mangan (Mn) pada daun tebu yang berupa spot spot hitam,
menguatkan batang sehingga tahan kokoh tidak mudah roboh, meningkatkan
ketersediaan unsur hara P dalam tanah, mengurangi transpirasi, sedangkan pada
ketimun unsur silika dapat mengurangi penyakit embun tepung, dan dapat juga
meningkatkan kesehatan tanaman secara umum. Peran silika dalam pertahanan
tanaman sangat penting, karena mengingat silika yang mampu menambah
pertahanan fisik atau kimia. Terdapat penelitian sebelumnya suatu tanaman yang
diberi perlakuan dengan menambahkan silika didapatkan struktur daun,
kandungan nutrisi dan air, kepadatan trikomanya semuanya terkontrol lebih baik
daripada yang tidak diberi.

4
II.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Berbasis Silica
1. Kelebihan
1) Penguatan dinding sel
Silika pada tanaman diakumulasikan pada jaringan yang disimpan pada
retikulum endoplasma dan dinding sel dan ruang antar sel. Sehingga tanaman
yang diaplikasikan silika biasanya daunnya akan lebih tebal dan keras. Selain itu
kerontokan bunga juga akan berkurang.
2) Memaksimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman
Berdasarkan penelitian dan aplikasi di lapangan bahwa tanaman yang
diaplikasikan silika memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat baik, karena
silika mampu meningkatkan kapasitas fotosintesis pada tanaman. Indikatornya
adalah laju pertumbuhan, tinggi tanaman yang lebih baik dan jumlah
percabangannya lebih banyak jika dibandingkan tanaman tanpa aplikasi silika.
3) Memaksimalkan pertumbuhan generatif tanaman
Berdasarkan penelitian dan hasil aplikasi di lapangan bahwa tanaman yang
memiliki kandungan silika cukup memiliki kemampuan untuk memproduksi buah
yang lebih banyak.
(Abdurrosyid, 2014)
4) Memperkuat Akar
Karena kemampuan silika untuk mempertebal dinding sel, sehingga
penambahan silika dapat meningkatkan kekerasan akar. Akar yang lebih keras ini
akan mempermudah akar untuk menembus lapisan tanah yang keras untuk
menyerap air yang dibutuhkan oleh tanaman pada kondisi kekeringan tanpa harus
merusak jaringan akar.
(Yulia, 2017)
5) Mencegah kekeringan
Pupuk silika terlibat dalam fortifikasi tanaman melawan oksidasi membran
sel, yang mengarah ke perlindungan berbagai struktur dan fungsi tanaman yang
mengalami kondisi kekeringan Tanaman yang kekurangan unsur hara silika secara
keragaan akan terlihat lebih lemah dan lebih rentan terhadap cekaman biotik

5
maupun abiotik. Pemberian pupuk silika dapat meningkatkan kandungan
polisakarida pada dinding sel sehingga sel menjadi lebih kuat dan tidak mudah
mengalami kerusakan akibat kekeringan, aplikasi pupuk silika juga mampu
merangsang ketahanannya terhadap kondisi kekeringan melalui mekanisme
pengerasan, pemanjangan dan perluasan akar serta stomata yang tetap membuka
lebih lebar.
(Guerreiro, 2016)
6) Perlindungan terhadap hama dan penyakit
Dengan meningkatnya kekuatan dinding sel tanaman padi, maka tanaman padi
tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Dengan terbentuknya lapisan
nanosilika pada permukaan batang tanaman membuat hama menghindar. Selain
itu lapisan nanosilika itu kalau termakan oleh hama, dapat membuat saluran
pencernaan serangga pengunyah seperti ulat dan belalang bisa rusak. Selain pada
hama belalang dan ulat, pupuk silika juga mampu melindungi tanaman dari
penyakit yang disebabkan jamur Pyricularia grisea Sacc (sinonim Pyricularia
oryzae). Penyakit ini menyerang daun, buku, dan leher malai tanaman padi. Pupuk
silika juga dapat menghambat serangan bakteri pada tanaman padi seperti
penyakit kresek (hawar daun), yang menyerang daun dan titik tumbuh tanaman
padi. Kresek ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas compestris pv oryzae.
(Tohir, 2019)
7) Menjaga kesuburan tanah
Pupuk silika mampu mengurangi keasaman pada permukaan tanaman,
sehingga efektif menghambat perkembangbiakan jamur yang menyerang
tanaman. Beberapa penyakit yang disebabkan jamur pada tanaman padi adalah
blas, bercak daun cokelat, busuk pelepah daun, dan fusarium (Tohir, 2019). Pupuk
silika juga dapat mengurangi pengaruh keracunan Mn, Fe, dan Al yang sering
terjadi pada tanah-tanah masam dan tanah-tanah berdrainase buruk. Selain itu,
juga dapat meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah (Candra, 2019).
2. Kekurangan
Pemberian pupuk silika, jika semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka
kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi. namun

6
pemberian dengan konsentrasi yang berlebihan justru akan mengakibatkan
timbulnya gangguan-gangguan pada pertumbuhan tanaman untuk batang dan
daun menguning jika berlebihan menggunakan silika (Musliqhi, 2021).

II.1.3 Sumber dan Proses Pembuatan Pupuk Berbasis Silika


1. Pembuatan Pupuk Cair Kalium Silika Berbahan Baku Abu Daun Bambu

Table 1 Hasil Uji Analisa XRF Abu Daun Bambu


Pembuatan : Proses produksi pupuk kalium silika ini dapat dilakukan dengan
dua macam reaksi kimia.
A. Silika (SiO2) direaksikan dengan kalium karbonat (K2CO3). Pada proses
ini, silika dicampurkan dengan kalium karbonat dan dilakukan
pembakaran dalam furnace terlebih dahulu sebelum dilarutkan dengan
kalium karbonat dengan temperatur di atas titik lebur campuran kurang
lebih di atas 1200 ℃. Kemudian hasil pembakaran selanjutnya
didinginkan, dan dilanjutkan dengan digrinding hingga terbentuk pupuk
kalium silika powder. Apabila diinginkan bentuk pupuk berupa granul,
maka dibutuhkan proses granulasi
B. Silika (SiO2) direaksikan dengan kalium hidroksida (KOH). Pada proses
ini, silika dicampur dengan kalium hidroksida (KOH) dan dilakukan

7
pembakaran dalam furnace terlebih dahulu sebelum dilarutkan dengan
kalium hidroksida yang bersuhu di atas titik lebur campuran kurang lebih
di atas 1200℃. Lalu, hasil pembakaran selanjutnya didinginkan, dan di-
grinding hingga terbentuk pupuk kalium silika powder. Apabila diinginkan
bentuk pupuk berupa granul, maka dibutuhkan proses granulasi.
Pembentukan pupuk silbase dari abu daun bamboo menghasilkan kadar
kalium sebesar 10,93% dan kadar silika sebesar 1,5% (Wibowo, 2020)
2. Pupuk Kalium Silika Dengan Proses Kalsinasi Berbasis Batuan Trass
Batu Trass memiliki kandungan silika sekitar 30% - 50%. Memiliki
kandungan silika yang relatif kecil batu trass masih bisa dijadikan alternatif
untuk dijadikan bahan baku pembuatan pupuk silikat yang diaplikasikan pada
lahan-lahan marjinal, lahan rawa (lahan gambut, masam, lebak), lahan tadah
hujan, lahan kering, daerah emdemik penyakit, keracunan besi dan lahan
berdrainasi buruk yang membutuhkan kandungan silika yang relatif rendah.
Proses pembuatan pupuk silbase dari batuan trass antara lain
1. Batuan trass dikecilkan ukurannya sampai 100 mesh
2. Tambahkan KOH dengan perbandingan batuan trass : KOH sebesar 20:3
3. Aduk sampai rata sambil ditetesi aquadest
4. Kalsinasi selama 1 jam pada suhu 1250℃
5. Dinginkan kemudian haluskan
Pembentukan pupuk silbase dari batuan trass menghasilkan kadar kalium
sebesar 22,2% dan kadar silika sebesar 23,6% (Siswanto, 2017)
3. Pupuk Multinutrient Berbasis Silika Dari Limbah Geothermal Sludge Dengan
Proses Asidifikasi
Ketersediaan pupuk Nasional mengalami penurunan, hal ini disebabkan
keterbatasan ketersedia an bahan baku dalam produksi pupuk sehingga
dibutuhkan pengembangan produksi pupuk melalui pengembangan bahan
baku alternatif. Salah satu bahan baku alternatif yang dapat dikembangkan
sebagai pupuk adalah geothermal sludge yang mengandung silika sebesar
92,7%. Berdasarkan kebutuhan ion silika yang cukup besar dan pentingnya
ion silika bagi tanaman, maka perlu dikembangkan produk berbasis silika

8
yang memuat beberapa komponen yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Untuk itu dicoba mengolah silika dari limbah PLTPB (geothermal sludge)
dengan proses asidifikasi menggunakan berbagai jenis asam. Proses
polimerisasi ini telah dikembangkan untuk mendapatkan silika mesopori.
Menggunakan metode yang hampir sama diharapkan akan diperoleh gel silika
(Si) yang mengandung lebih dari satu unsur makro pupuk yaitu N, P dan K
Proses pembuatan :
1. Reaksikan 50 gr geothermal sludge dengan 500 ml larutan KOH 2N pada
suhu 1000℃ selama 60 menit.
2. Larutan kalium silika yang diperoleh dari hasil ekstraksi kemudian
diencerkan dengan penambahan air demineralisasi hingga lima kali
sebanyak 100 ml.
3. Larutan kalium silika yang telah diencerkan kemudian diasamkan
(asidifikasi) menggunakan asam nitrat 1N untuk menghasilkan gel K-Si-N,
dan menggunakan asam fosfat 1N untuk menghasilkan gel K-Si-P dengan
derajat keasaman (pH) yaitu 5. Penambahan asam dihentikan hingga
mencapai pH yang diinginkan. Proses asidifikasi membutuhkan waktu
polimerisasi (aging) tertentu agar polimerisasi berjalan sempurna.
4. Gel yang terbentuk dalam proses polimerisasi selanjutnya dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 1000℃. Gel yang telah mengalami
proses pengeringan akan memadat dengan ukuran yang tidak seragam
sehingga dibutuhkan proses pengecilan ukuran
5. Pengecilan ukuran dilakukan dengan cara ditumbuk kemudian diayak
dengan screen 100 mesh
Pembentukan pupuk silbase dari Geothermal Sludge menghasilkan kadar
kalium sebesar 33,4% dan kadar silika sebesar 18,01% (wahyudi, 2019)

II.2 Definisi Pupuk Struvite


Struvite (Magnesium Ammonium Phosphate) adalah sejenis kristal putih
yang mengandung unsur magnesium, amonium, dan fosfat. Rumus molekul dari
struvite adalah MgNH4PO4.6H2O. Proses pembentukan struvite adalah dengan

9
cara mereaksikan senyawa Mg2+ (magnesium), NH4+ (amonium), dan PO43-
(fosfat). Reaksi pembentukan kristal struvite terjadi apabila konsentrasi reaktan
pembentuk struvite dalam larutan melebihi kelarutan produk yang dihasilkan
(Ksp). Sehingga terbentuk struvite sesuai reaksi mengikuti persamaan dibawah
ini.
Mg2+ + NH4+ + PO43- + 6H2O → MgNH4PO4 6H2O. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1)
Unsur yang terkandung dalam kristal struvite merupakan unsur-unsur yang
juga diperlukan oleh tanaman, sehingga kristal struvite dapat digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan pupuk untuk tanaman. Pupuk struvite dapat juga
disebut sebagai pupuk yang tidak mudah larut atau pelepasan nutrisinya secara
perlahan (slow release fertilizer). Kristal struvite mengandung unsur fosfor yang
dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan pupuk struvite. Produksi
pupuk yang mengandung fosfor selama ini menggunakan batuan fosfat sebagai
sumber fosfornya. Jika batuan fosfat ini diambil secara terus menerus maka
sumber batuan fosfat ini lama kelamaan akan habis. Pupuk struvite ini memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan pupuk yang lain diantaranya adalah
mempunyai daya larut yang rendah terhadap air,mudah dibuat, memiliki
kandungan yang lebih murni, mudah dalam pemakaian, tidak berbau, dan nutrisi
terkonsentrasi pada satu kesatuan. Oleh karena itu, struvite yang dipergunakan
sebagai pupuk hanya perlu ditambahkan sesekali pada tanaman karena sifatnya
yang slow release.
(Edahwati, 2021)
Kegunaan pupuk berbasis struvite
Struvite banyak di gunakan pada tanaman seperti rumput-rumputan, bibit
pohon, tanaman hias,sayuran dan rumput taman sebagai pupuk dan memperoleh
hasil yang baik. Kemudiaan juga struvite dapat menjadi pupuk yang sangat
alternatif untuk beberapa tanaman seperti gula bit yang memerlukan magnesium.
Selama proses penerapan struvite pada tanaman, struvite tidak biasa merusak akar
karena karakteristik struvite yang merupakan pupuk lepas lambat (Muhammad,
2020). Berikut beberapa kegunaan pupuk yang berbasis struvite yaitu :
1. Membantu fotosintesis dan respirasi

10
2. Membantu dalam penyusunan asam nukleat
3. Memperkuat akar dan batang sehingga tidak mudah roboh
4. Meningkatkan imunitas tanaman terhadap hama dan penyakit
5. Membantu pembentukan aroma alami tanaman
6. Pembentukan nutrisi tanaman
7. Meningkatkan bobot buah pada tanaman
8. Meningkatkan produktifitas tanaman
9. Meningkatkan ketahanan dan daya simpan hasil panen Ketika
pengangkutan serta penyimpanan. (Anonim, 2018).

II.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Struvite


Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Struvite
a. Kelebihan
1. Mempunyai daya larut yang rendah terhadap air
2. Mudah dibuat
3. Memiliki kandungan yang lebih murni
4. Tidak berbau
5. Nutrisi terkonsentrasi pada suatu kesatuan
b. Kekurangan
1. Tanah mengeras karena penggunaan secara terus menerus
2. Pemusnahan mikroorfanisme, bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia
mengubah pH tanah dan membuatnya menjadi asam, peningkatan asam
dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah.
3. Pencemaran air
4. Memicu gangguan kesehatan
(Edahwati, 2021)

II.2.2 Sumber Pembuatan dan Proses Pembuatan Struvite


Proses pembentukan struvite adalah dengan cara mereaksikan senyawa Mg2+
(magnesium), NH4+ (amonium), dan PO43- (fosfat). Reaksi pembentukan kristal

11
struvite terjadi apabila konsentrasi reaktan pembentuk struvite dalam larutan
melebihi kelarutan produk yang dihasilkan (Ksp).

A. Struvite Dari Limbah Cair Industri Tempe


Limbah cair industri tempe dihasilkan dari proses pencucian kedelai,
proses perendaman, perebusan, dan pemasakan dalam pembuatan tempe. Limbah
cair industri tempe memiliki kandungan fosfat (PO 4) yang cukup tinggi.
Kandungan PO4 pada limbah cair industri tempe berkisar ±1089,3 mg/L.
Kandungan fosfat pada limbah cair tempe sangat diperlukan untuk tumbuhan
sebagai nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Kandungan fosfat pada limbah cair
industri tempe ini dapat dimanfaatkan menjadi salah satu bahan pembentuk pupuk
struvite. Caranya yakni mereaksikannya dengan senyawa Magnesium (Mg) dan
Amonium (NH4)
Proses pembuatan struvite meggunakan bahan limbah cair industri tempe :
1. Mencampurkan beberapa bahan seperti Magnesium Klorida (MgCl) sebagai
sumber Mg, Amonium Oksida (NH4OH) sebagai sumber NH4, dan limbah
cair industri tempe sebagai sumber PO4 dengan perbandingan 3:1:1.
2. Campuran dengan perbandingan 3:1:1 dimasukkan ke dalam tangki pertama
kemudian di pompa menuju tangki aerasi dengan laju alir udara 1,25
liter/menit.
3. Larutan Kalium Hidroksida (KOH) dimasukkan ke dalam tangki sampai
diperoleh pH 9. Proses aerasi tetap dilakukan hingga pH yang diperoleh
benar-benar konstan.
4. Endapan yang terbentuk kemudian disaring dan dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan selama kurang lebih 48 jam.
Pembentukan struvite dari limbah cair industri tempe ini menghasillkan
perolehan magnesium dan fosfor sebesar 40,3% Mg dan 43,9% P (Edahwati,
2021).

B. Struvite Dari Batuan Dolomit

12
Unsur magnesium untuk pembentukan struvite menggunakan kandungan
magnesium yang terdapat pada dolomit. Dolomit sendiri merupakan batuan
sedimen alami yang termasuk rumpun mineral karbonat. Dolomit merupakan
mineral gabungan dari dua karbonat yakni magnesium karbonat (MgCO 3) dan
kalsium karbonat (CaCO3). Proses pembuatan struvite dengan bahan batuan
dolomit adalah sebagai berikut :
1. Mengisi tangki dengan dolomite, H3PO4, dan larutan NH4OH dengan
perbandingan konsentrasi Mg:NH4:PO4 = 1:1:1 kemudian membuat larutan
NaOH 2N yang diisikan pada tangki berbeda dengan tangki pertama.
2. Mengisi reaktor sekat dengan campuran dolomite, H3PO4, dan larutan NH4OH
hingaa mencapai ketinggian ¾ dari reaktor serta NaOH yang akan digunakan
sebagai pengontrol pH.
3. Menyalakan kompresor untuk mengalirkan udara ke reaktor dengan laju alir
0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25 liter/menit.
4. NaOH dimasukkan sedikit demi sedikit dengan membuka kran pada selang
sehingga tercapai pH yang diinginkan. Jika pH telah tercapau tunggu hingga
proses berjalan steady state.
5. Endapan struvite yang dihasilkan kemudian dikeringkan pada suhu ruangan
selama 48 jam.
Pembentukan struvite dari batuan dolomit dihasilkan kandungan P sebesar
58,3% dan kandungan Mg sebesar 14,2% dengan menggunakan laju alir udara 1
liter/menit (Adiman, 2020).

C. Struvite Dari Limbah Biogas


Keberadaan limbah biogas yang biasanya dibuang dapat diolah kembali
menjadi produk yang bermanfaat. Teknologi kristalisasi struvit
(MgNH4PO4.6H2O) merupakan suatu proses reaksi yang memanfaatkan ion-ion
dalam limbah air biogas untuk diendapkan menjadi struvit. Pengolahan biogas
memiliki empat hal utama: Pra-pemrosesan, destruksi, pemulihan gas, dan
pemrosesan residu. Residu dalam limbah biogas sangat penting untuk
diperhatikan guna meminimalkan komposisi patogen, pengenceran yang terlalu

13
banyak, pengaturan yang tidak tepat, dan menghemat waktu retensi yang optimal
saat pembuatan biogas dapat menjadi hasil pengukuran kadar NPK rendah.
Proses pembuatan struvite menggunakan bahan baku limbah biogas adalah
sebagai berikut :
1. Mencampurkan air limbah biogas, MgCl2, dan NH4OH dengan perbandingan
molar 1:1:1 dalam volume 1000 ml reaktor bersekat miring.
2. Menambahkan NaOH 2N untuk mengatur pH yang ditentukan.
3. Mengalirkan udara pada reaktor.
4. Endapan yang terbentuk disaring dan dikeringkan pada suhu kamar selama
kurang lebih 48 jam.
Pembentukan struvite dari limbah biogas ini mengandung P sebesar 41,3%
dan Mg sebesar 6,1% (Prismasella, 2020).

II.3 Perbedaan Pupuk Bebasis Silika dan Pupuk Struvite


1. Pupuk Berbasis Silica
Pupuk silika memberikan efek menguntungkan bagi banyak tanaman. Silika
adalah elemen yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan secara
agronomis penting untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas padi.
Selain meningkatkan hasil padi, silika juga dapat meningkatkan ketersediaan hara
(N, P, K, Ca, Mg, S, Zn), menurunkan toksisitas hara (Fe, Mn, P, Al), dan
meminimalkan stres biotik dan abiotik pada tanaman. Silika berperan dalam
toleransi tanaman terhadap stres abiotik dengan meningkatkan aktivitas enzim dan
metabolit antioksidan serta membantu meningkatkan efisiensi dari osmoregulator
dengan mempengaruhi tingkat kandungan air, menurunkan kehilangan air dari
transpirasi, mengatur kecukupan hara, dan membatasi penyerapan ion toksik.
Proses yang digunakan dalam pembuatan pupuk kalium silika yaitu reaksi yang
terjadi apabila Kalium Hidroksida digunakan sebagai sumber Kalium tanpa
menggunakan sumber kalium yang lain. Adapun reaksi kimianya seperti ini,
SiO2 + 2KOH → K2O.SiO2 + H2O
Hal ini dapat terjadi karena tanaman lebih banyak memerlukan unsur hara
silika dibandingkan dengan unsur nitrogen. Secara umum, unsur silika pada

14
pupuk silika sendiri diketahui dapat mengurangi pengaruh keracunan mangan
(Mg), besi (Fe), dan Aluminium (Al), mencegah akumulasi mangan (Mn) pada
daun tebu yang berupa spot spot hitam (Sugiyanta, 2018).

15
2. Pupuk Struvite
Struvite (Magnesium Ammonium Phosphate) adalah sejenis kristal putih yang
mengandung unsur magnesium, amonium, dan fosfat. Rumus molekul dari
struvite adalah MgNH4PO4.6H2O. Unsur yang terkandung dalam kristal struvite
merupakan unsur-unsur yang juga diperlukan oleh tanaman, sehingga kristal
struvite dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk untuk
tanaman. Pupuk struvite dapat juga disebut sebagai pupuk yang tidak mudah larut
atau pelepasan nutrisinya secara perlahan. Kristal struvite mengandung unsur
fosfor yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan pupuk struvite
(Edahwati, 2021).

16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada
tumbuhan,Sedangkan Silika merupakan unsur hara juga bagi tanaman,
yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan adanya unsur silika dalam
tanaman dapat meningkatkan daya tahan tanaman terdapat berbagai jenis
penyakit.
2. Pupuk berbasis silika memiliki beberapa keunggulan yaitu pupuk silika
bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan
daya sanggah batang dan untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap serangan hama dan penyakit, sedangkan kekurangan dari pupuk
berbasis silika yaitu silika tidak termasuk ke dalam unsur hara esensial
bagi tanaman,pupuk silika hanya dianggap sebagai beneficial element atau
unsur hara yang hanya dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman graminae saja dan pupuk silica dapat merusak tanah apabila
unsur silika terlalu banyak di dalam tanah.
3. perbedaan pupuk silica ,pupuk fosfat dan pupuk struite yaitu pada pupuk
silica berbentuk padat / Kristal,pada pupuk fosfat berbentuk cair dan pada
pupuk struite berbentuk Kristal putih ortorombik,unsur utama yang
terkandung pada pupuk silica yaitu silica (SiO2) ,unsur hara utama yang
terkandung pada pupuk fosfat adalah fosfat (PO43-), sedangkan unsur hara
utama yang terkandung pada pupuk struite adalah magnesium ammonium
phospat (MgNH4PO4.6H2O).

17
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid 2014, Manfaat Silika untuk Tanaman, https:// www. kampustani.com/
manfaat -silika-untuk-tanaman/, diakses pada 13 Maret 2023
Anonim, 2018. Manfaat pupuk phospat untuk tanaman kelapa sawit., Diakses pada
tanggal 13 maret 2023, pukul 19:37, Melalui link : https://mitalom.com/pupuk-
dan-pemupukan/3341/manfaat-pupuk-phospat-tsp-sp36-sp18-untuk-tanaman-
kelapa-sawit/
Budi, dkk 2009, ‘PEMBUATAN PUPUK FOSFAT DARI BATUAN FOSFAT
ALAM SECARA ACIDULASI’, Jurnal Teknik, Vol: 30, Issue:2, hh 93-98.
Candra, S.D., Ngatimun, & Judul S. 2019, Aplikasi Nano Silika pada Tanaman,
Probolinggo: LPPM UPM
Edahwati., Sutiyono., Anggriawan, R. (2021). Pembentukan Pupuk Struvite dari
Limbah Cair Industri Tempe dengan Proses Aerasi The Formation of Struvite
Fertilizer from Tempeh Industrial Wastewater by Aeration Process. In Jurnal
Teknologi Lingkungan (Vol. 22, Issue 2).
Guerriero, G., Jean F. H dan Sylvain L. 2016. Silicon and the Plant Extracellular
Matrix. Frontiers in Plant Science www.frontiersin.org 1 April 2016 Volume 7
Muhammad, T., Adiman, F., Feriyanto, A., & Sutiyono, L. E. (2020). Mineral Struvite
Dari Batuan Dolomit Dengan Reaktor Kolom Sekat Struvite Minerals From Rock
Dolomites With Bulkhead Reactor Coloum. In Jurnal Teknik Kimia (Vol. 14,
Issue 2).
Musliqhi, S.S.A. 2021, Pengaruh waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk silika cair
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine Max L.) varietas
Anjasmoro, Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Wibowo A.S 2020, “Pembuatan Pupuk Cair Kalium Silika Berbahan Baku Abu Daun
Bambu”, Journal of Chemical and Process Engineering, Vol. 01, No. 01.
Tohir, Winarno. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta:
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan.
Sugiyanta, dkk 2018, ‘Pemberian Pupuk Silika Cair untuk Meningkatkan
Pertumbuhan, Hasil, dan Toleransi Kekeringan Padi Sawah’, Jurnal Agron, Vol:
46, Issue:2, hh 153-160.

18
Yulia, M. 2017. Pengaruh Penyemprotan Kombinasi Silika Dan Boron terhadap
Pertumbuhan, Produksi, dan Mutu Benih Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill).
Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

19

Anda mungkin juga menyukai