Anda di halaman 1dari 16

SIEVING

I. Tujuan

Untuk memisahkan partikel batu merah berdasarkan prinsip pengayakan.


Untuk menentukan Oversize product, oversize product percentage (OP)%,

Probability percentage (size interval) P%, cumulative percentage ( C%OP)


Tujuan dari preaktikum ini adalah untuk memahami prinsip dari proses sieving dan
melakukan analisa terhadap ukuran partikel sampel.

II.

PRINSIP KERJA
Persiapan Bahan
Penghalusan/grinding (tumbuk)
Pengayakan (Sieving)

III.

Alat & Bahan


A. Alat
Kompressor
Timbangan
Wadah plastik
Sieve
Sendok
B. Bahan
: Batu merah yang telah dihaluskan 500 gram

IV.

Dasar Teori
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan
yang mempunyaI berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan
juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan
ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu
metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang
seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan
menggunakan alat pengayakan. . Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk

dari

proses

lebih

besar

pengayakan/penyaringan
daripada

ukuran

ada

(dua),

lubang-lubang

ayakan

Ukuran

Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)

yaitu

(oversize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines),
lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau
buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999,
halaman 386).
Tujuan dari proses pengayakan ini adalah: [Taggart,1927]
Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing)
atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan
kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.

Mencegah masuknya undersize ke permukaan.Pengayakan biasanya dilakukan dalam


keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10
mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang
halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran


ayakan adalah :
1.

Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

2.

Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki
kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu
melintang dan lainnya membujur.

3.

Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi
screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

4.

Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan
menyumbat screen

Standar ukuran ayakan (screen)


Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik). Yang
dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square inch),
sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar
material yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut prosentase
opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
Komposisi air dalam material yang akan diayak
Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak

Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai

ukuran

lubang

ayakan

semakin

kecil.

Setiap pemisahan

padatan

berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur partikel dari 76


mm sampai dengan 38 m. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan
material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran
yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :

Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.


Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering
untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan
pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20
in sampai dengan ukuran 35 in.
Analisis Ayak
Ayak standar digunakan untuk mengukur besarnya partikel (dan distribusinya)
dalam jangkauan ukuran antara 3 sampai 0,0015 in (76 sampai 38 m). Ayak-ayak uji itu
terbuat dari anyaman kawat, sedang rapat anyaman (mesh) dan ukuran kawatnya
dibakukan dengan teliti. Bukaan ayakan itu berbentuk bujursangkar. Setiap ayak itu
diindentifikasi menurut mesh (rapat ayak ) perinci. Bukaan sebenarnya tentulah lebih
kecil dari angka meshnya, karena tebal kawat tertentu harus juga diperhitungkan juga.
Luas Permukaan Distribusi Diameter Ukuran Partikel
Diandaikakan suatu bulk (timbunan Partikel

menjadi Padatan) terdiri atas

sekumpulan partikel dengan bentuk bola, karena bentuk bok memiliki luas permukaan
yang lebih kecil untuk setiap satuan massa, pada perhitungan akan menghasilkan luas
permukaan spesifik yang minimal. Jika partikel menyimpang dari bentuk bola, maka

setidak-tidaknya akan selalu didapatkan luas permukaan sudut-sudut yang lebih besar
dibandingkan dengan partikel partikel bentuk bola. Massa n buat partikel pada suatu
size interval ke i (ukuran partikel antara (dp 2 dpi) dengan massa jenis partikel, p dan
diameter rata-rata, dpi adalah :
Massa Interval (OP) OPi = n . p . /6 d3 pi
Luas permukaan seluruh bola pada size interval adalah :
ABi = n . . dpi2
Luas permukaan total dari seluruh

size interval didapatkan dengan cara

menjumlahkan semua luas permukaan setiap size interval yang dihitung berdasarkan
rumus diatas tetapi karena nilai dpi, pada setiap saat interval tidak diketahui. Maka luas
permukaan hanya merupakan suatu nilai pendekatan yang kasar. Kesalahan yang ada
dapat dikurangi, jika lebar size interval dipilih sangat kecil. Jika dihubungkan dengan
size analisis maka artinya harus digunakan ayakan dalam jumlah yang sangat banyak.
Kesalahan ini akan benar-benar hilang, jika secara teoritis digunakan lebar size interval
yangh berbeda secara infinitesimal (tdk terhingga). Itu berarti OP pada size interval akan
menyusut menjadi, dOP sedangkan luas permukaannya menjadi, d AB sebesar :

Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis:

Stationary screen

Dynamic screen.

Beberapa alat ayakan :


1. Stationary
2. Grizzly
3. Vibrating
4. Oscillating
5. Reciprocating
6. Tromel/Revolving
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:

kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.

Kisaran ukuran ( size range),

Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),

Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.

Ayakan kering atau basah.


Pemilihan screen berdasarkan ukuran disajikan di fig. 19 14 (Perry, 7th ed.).

V.

Prosedur Kerja

Batu bata dihancurkan hingga halus dan ditimbang sebanyak 500 g,


Saat bersamaan ayakan dibersihkan menggunakan udara bertekanan tinggi dari

kompressor,
Setelah itu, tiap-tiap ayakan ditimbang bobopt kosongnya menggunakan neraca

analitik,
Setelah ditimbang, ayakan disusun pada Sieve berdasarkan ukuran lubang ayakan

(ukuran paling besar berada di atas),


Sampel tadi kemudian diletakkan pada ayakan yang terletak paling atas,
Alat Sieve dipasang lalu diatur waktu dan skala getarannya kemudian dinyalakan,
Setelah selesai, tiap ayakan diambil lalu ditimbang dengan sampelnya,
Percobaan dilakukan dua kali dengan waktu operasi berbeda,
Alat kembali dibersuihkan setelah selesai.

VI.

Data Pengamatan
A. Percobaan waktu 5 menit
Diameter lubang
ayakan (Dp) (mm)

OP (kg)

0,63

0,00072

0,355
Diameter lubang
ayakan0,2
(Dp) (mm)
0,63
0,112
0,355
0
0,2
Total
0,112

0,16155
OP (kg)
0,25534
0,00013
0,07008
0,15131
0,01064
0,27186
0,49833
0,10686

0,02595

Total

0,50212

B. Percobaan waktu 10 menit

VII.

Perhitungan

Menghitung Dp
Dp=DpatasDpbawah
Dp = (0,63 0,355) mm

= 0,275
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut ;
Diameter lubang
ayakan (Dp) (mm)
0,63
0,355
0,2
0,112
0

Delta Dp (mm)
0
0,275
0,155
0,088
0,112

Menghitung Oversize Product Percentage (OP%)


OP =

OP
jumlahOP

Misalkan dihitung nilai OP% pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm


0.00072
OP =
=0,001445
0.49833
Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;
Diameter
lubang
ayakan (Dp)

OP %
Percobaan 1

Percobaan 2

0,63

0.001445

0,000295

0,355

0,324183

0,301342

0,151

0,512391

0,43388

0,112

0,14063

0,212818

0,021351

0,051701

Menghitung M*Dp

MDp= jumlah OPDp

Misalkan dihitung nilai M*Dp pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm


MDp=0.498330.275=0.137041
Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;

Diameter
lubang ayakan
(Dp)
0,63
0,355
0,151
0,112
0

P=

M*Dp
Percobaan Percobaan
1
2
0
0
0.137041
0.138083
0.077241
0,077829
0,043853
0,044187
0,055813
0,056273

Menghitung probability percentage (P%)

OP
MDp
Misalkan dihitung nilai P% pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm
P=

0,001445
=1,178846
0,13704

Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;
Diameter lubang
ayakan (Dp)
0,63
0,355
0,2
0,112
0

P%
Percobaan1
0
1,178846
3,305751
1,598065
0190637

Percobaan 2
0
1,09579
2,977228
2,418382
0,461614

Menghitung Cumulative percentage Oversize Product (COP%)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut ;


Dp

COP%

Percobaan 1
0,001445
0,325628
0,325628
0,838019
1

0,63
0,355
0,2
0.112
0

Percobaan 2
0,000259
0.301601
0.735482
0,948299
1

Menghitung CUP%
CUP =1COP
Misalkan dihitung nilai CUP% pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm
CUP% =
=

1 0,001445
0.1817

Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;
Dp

CUP%
Percobaan 1

Percobaan 2

0,63

0,998555

0,999741

0,355

0.674372

0.698399

0,2

0.161981

0.264518

0.112

0.21351

0.051701

Data Waktu 5 menit

n
o

dp lebar
ayakan (mm)

0,63

0,355

0,2

0,112

total

op
(kg)
0,000
13
0,151
31
0,217
86
0,106
86
0,025
96
0,502
12

OP %
0,000
259
0,301
342
0,433
88
0,212
818
0,051
701

Dp

M*
Dp

P%

0
0,27
5
0,15
5
0,08
8
0,11
2

0
0,138
08
0,077
83
0,044
19
0,056
24

0
1,095
79
2,799
228
2,418
382
0,461
614

C%OP
0,000
259
0,301
601
0,735
482
0,948
299

C%UP
0,9997
41
0,6983
99
0,2645
18
0,0517
01

GRAFIK dP vs C%OP dan C%UP


"waktu 5 menit"
1.5
1
C%OP dan C%UP

C%OP
C%UP

0.5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
dp(mm)

Dari grafik di atas, diperoleh nilai Dp sebesar 0,29 mm

Data Waktu 10 menit

n
o

dp lebar
ayakan (mm)

0,63

0,355

0,2

0,112

total

op
(kg)
0,000
72
0,161
55
0,255
34
0,070
08
0,010
64
0,498
33

OP %
0,001
445
0,324
183
0,512
391
0,140
63
0,021
351

Dp

M*
Dp

P%

0
0,27
5
0,15
5
0,08
8
0,11
2

0
0,137
04
0,077
24
0,043
85
0,055
81

0
1,178
846
3,305
751
1,598
065
0,190
637

C%OP
0,001
445
0,325
628
0,838
019
0,978
649

C%UP
0,9985
55
0,6743
72
0,1619
81
0,0213
51

GRAFIK dp vs C%OP dan C%UP


"waktu 10 menit"
1.2
1
0.8

C%UP

C%OP dan C%UP 0.6


0.4

C%OP

0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
dp(mm)

Dari grafik di atas, diperoleh nilai Dp sebesar 0,27 mm

VIII. Pembahasan

Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan pelaksanaan praktikum ini, yaitu untuk
menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi proses sieving dan melakukan analisa
terhadap diameter partikel (Dp) dan Dp melalui pengamatan grafik.
Berdasarkan Data pengamatan dan Hasil perhitungan, diketahui bahwa factorfaktor yang mempengaruhi proses sieving antara lain
;
a.Gaya grafitasi,
Dengan adanya gaya gradfitasi bumi, maka otomatis hal tersebut akan mempengaruhi
proses bergeraknya partikel menuju ke bawah untuk melewati ayakan.
b. Besar getaran dari alat sieve
Dengan pemberian power getaran dari alat sieve, maka sampel dalam alat akan
terguncang dan memaksa partikel melewati ayakan. Selain itu, dengan adanya getaran
tersebut maka partikel akan mengalami tumbukan yang bias saja membuatnya hancur
dan diameternya menjadi semakin kecil sehingga mudah melewati ayakan.
c.Diameter partikel
Tentu kita ketahui bahwa semakin kecil diameter partikel maka semakin mudah pula
partikel tersebut melewati ayakan.
Sedangkan berdasarkan pengamatan data di grafik diperoleh data sebagai berikut

Data Dp
Grafik 1
Grafik 2

=
=

0,29 mm
0,27 mm

Data Dp
Grafik 1
Grafik 2

=
=

0,2 mm
0,2 mm

Berdasarkan data di atas, maka diketahui nilai diameter partikel mayoritas atau
paling banyak adalah 0,29 mm pada percobaan 1 dan 0,27 mm pada percobaan 2.
Sedangkan selisih diameter partikel yang diperoleh dari pengamatan diagram blok
diperoleh data mm pada percobaan 1 dan

mm pada percobaan 2.

Jika terdapat kesalahan dalam hasil yang kami peroleh, hal tersebut dikarenakan
kelalaian kami dalam melaksanakan dan kesalahan pengamatan praktikum.
IX.

KESIMPULAN

Sieving merupakan suatu sistem pengayakan dimana kita dapat memperoleh

bahan padat dengan ukuran partikel beragam sesuai dengan yang diinginkan.
kurva kumulatif C%OP vs dp tingkat kecepatan pengayakan terdapat pada
percobaan pertama (t=5 menit) yg product nya terdapat pada pan (0,29 mm)

dibanding pada percobaan 2 (t=10 menit) yg terdapat pada pan (27 mm) .
kurva frekuensi P% vs size interval dp kecepatan ayakan berdasarkan titik puncak
pada percobaan 1 (t=10 menit) titim puncak terdapat pada pan 3 sekitar (0,2 mm)
sedangkan pada percobaan 2 (t=5 menit) titik puncak terdapat pada 3 pan sekitar
(0,2mm).

X.

Daftar Pustaka

file:///D:/PNUP(CHEMENG)/33112002%20(KSP)/Sieve%20%20Wikipedia,

%20the%20free%20encyclopedia.htm
https://tsffaunsoed2009.wordpress.com/2012/05/22/metode-dan-teknikpengayakan-untuk-menentukan-ukuran-partikel-dalam-teknologi-farmasi/

Laboratorium Satuan Operasi 1


Semster IV 2014/2015

Sieving

Pembimbing
Kelompok

: Dra Abigael Todingbua, M.Si

: II

Tgl.praktikum

: 4 Maret 2014

Nama

: AHMAD ALI

Nim
Kelas

: 33113029
: 2B

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGRI UJUNG PANDANG
2014/2015

Anda mungkin juga menyukai