I. Tujuan
II.
PRINSIP KERJA
Persiapan Bahan
Penghalusan/grinding (tumbuk)
Pengayakan (Sieving)
III.
IV.
Dasar Teori
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel padatan
yang mempunyaI berbagai ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan
juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan
ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu
metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang
seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan
menggunakan alat pengayakan. . Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk
dari
proses
lebih
besar
pengayakan/penyaringan
daripada
ukuran
ada
(dua),
lubang-lubang
ayakan
Ukuran
yaitu
(oversize).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines),
lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau
buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999,
halaman 386).
Tujuan dari proses pengayakan ini adalah: [Taggart,1927]
Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing)
atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan
kembali proses peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.
2.
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki
kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu
melintang dan lainnya membujur.
3.
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi
screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4.
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan
menyumbat screen
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai
ukuran
lubang
ayakan
semakin
kecil.
Setiap pemisahan
padatan
sekumpulan partikel dengan bentuk bola, karena bentuk bok memiliki luas permukaan
yang lebih kecil untuk setiap satuan massa, pada perhitungan akan menghasilkan luas
permukaan spesifik yang minimal. Jika partikel menyimpang dari bentuk bola, maka
setidak-tidaknya akan selalu didapatkan luas permukaan sudut-sudut yang lebih besar
dibandingkan dengan partikel partikel bentuk bola. Massa n buat partikel pada suatu
size interval ke i (ukuran partikel antara (dp 2 dpi) dengan massa jenis partikel, p dan
diameter rata-rata, dpi adalah :
Massa Interval (OP) OPi = n . p . /6 d3 pi
Luas permukaan seluruh bola pada size interval adalah :
ABi = n . . dpi2
Luas permukaan total dari seluruh
menjumlahkan semua luas permukaan setiap size interval yang dihitung berdasarkan
rumus diatas tetapi karena nilai dpi, pada setiap saat interval tidak diketahui. Maka luas
permukaan hanya merupakan suatu nilai pendekatan yang kasar. Kesalahan yang ada
dapat dikurangi, jika lebar size interval dipilih sangat kecil. Jika dihubungkan dengan
size analisis maka artinya harus digunakan ayakan dalam jumlah yang sangat banyak.
Kesalahan ini akan benar-benar hilang, jika secara teoritis digunakan lebar size interval
yangh berbeda secara infinitesimal (tdk terhingga). Itu berarti OP pada size interval akan
menyusut menjadi, dOP sedangkan luas permukaannya menjadi, d AB sebesar :
Stationary screen
Dynamic screen.
V.
Prosedur Kerja
kompressor,
Setelah itu, tiap-tiap ayakan ditimbang bobopt kosongnya menggunakan neraca
analitik,
Setelah ditimbang, ayakan disusun pada Sieve berdasarkan ukuran lubang ayakan
VI.
Data Pengamatan
A. Percobaan waktu 5 menit
Diameter lubang
ayakan (Dp) (mm)
OP (kg)
0,63
0,00072
0,355
Diameter lubang
ayakan0,2
(Dp) (mm)
0,63
0,112
0,355
0
0,2
Total
0,112
0,16155
OP (kg)
0,25534
0,00013
0,07008
0,15131
0,01064
0,27186
0,49833
0,10686
0,02595
Total
0,50212
VII.
Perhitungan
Menghitung Dp
Dp=DpatasDpbawah
Dp = (0,63 0,355) mm
= 0,275
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut ;
Diameter lubang
ayakan (Dp) (mm)
0,63
0,355
0,2
0,112
0
Delta Dp (mm)
0
0,275
0,155
0,088
0,112
OP
jumlahOP
OP %
Percobaan 1
Percobaan 2
0,63
0.001445
0,000295
0,355
0,324183
0,301342
0,151
0,512391
0,43388
0,112
0,14063
0,212818
0,021351
0,051701
Menghitung M*Dp
Diameter
lubang ayakan
(Dp)
0,63
0,355
0,151
0,112
0
P=
M*Dp
Percobaan Percobaan
1
2
0
0
0.137041
0.138083
0.077241
0,077829
0,043853
0,044187
0,055813
0,056273
OP
MDp
Misalkan dihitung nilai P% pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm
P=
0,001445
=1,178846
0,13704
Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;
Diameter lubang
ayakan (Dp)
0,63
0,355
0,2
0,112
0
P%
Percobaan1
0
1,178846
3,305751
1,598065
0190637
Percobaan 2
0
1,09579
2,977228
2,418382
0,461614
COP%
Percobaan 1
0,001445
0,325628
0,325628
0,838019
1
0,63
0,355
0,2
0.112
0
Percobaan 2
0,000259
0.301601
0.735482
0,948299
1
Menghitung CUP%
CUP =1COP
Misalkan dihitung nilai CUP% pada percobaan 1 dengan nilai DP = 1 mm
CUP% =
=
1 0,001445
0.1817
Berdasarkan metode perhitungan yang sama diterapkan pada data lain, maka
diperoleh data;
Dp
CUP%
Percobaan 1
Percobaan 2
0,63
0,998555
0,999741
0,355
0.674372
0.698399
0,2
0.161981
0.264518
0.112
0.21351
0.051701
n
o
dp lebar
ayakan (mm)
0,63
0,355
0,2
0,112
total
op
(kg)
0,000
13
0,151
31
0,217
86
0,106
86
0,025
96
0,502
12
OP %
0,000
259
0,301
342
0,433
88
0,212
818
0,051
701
Dp
M*
Dp
P%
0
0,27
5
0,15
5
0,08
8
0,11
2
0
0,138
08
0,077
83
0,044
19
0,056
24
0
1,095
79
2,799
228
2,418
382
0,461
614
C%OP
0,000
259
0,301
601
0,735
482
0,948
299
C%UP
0,9997
41
0,6983
99
0,2645
18
0,0517
01
C%OP
C%UP
0.5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
dp(mm)
n
o
dp lebar
ayakan (mm)
0,63
0,355
0,2
0,112
total
op
(kg)
0,000
72
0,161
55
0,255
34
0,070
08
0,010
64
0,498
33
OP %
0,001
445
0,324
183
0,512
391
0,140
63
0,021
351
Dp
M*
Dp
P%
0
0,27
5
0,15
5
0,08
8
0,11
2
0
0,137
04
0,077
24
0,043
85
0,055
81
0
1,178
846
3,305
751
1,598
065
0,190
637
C%OP
0,001
445
0,325
628
0,838
019
0,978
649
C%UP
0,9985
55
0,6743
72
0,1619
81
0,0213
51
C%UP
C%OP
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
dp(mm)
VIII. Pembahasan
Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan pelaksanaan praktikum ini, yaitu untuk
menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi proses sieving dan melakukan analisa
terhadap diameter partikel (Dp) dan Dp melalui pengamatan grafik.
Berdasarkan Data pengamatan dan Hasil perhitungan, diketahui bahwa factorfaktor yang mempengaruhi proses sieving antara lain
;
a.Gaya grafitasi,
Dengan adanya gaya gradfitasi bumi, maka otomatis hal tersebut akan mempengaruhi
proses bergeraknya partikel menuju ke bawah untuk melewati ayakan.
b. Besar getaran dari alat sieve
Dengan pemberian power getaran dari alat sieve, maka sampel dalam alat akan
terguncang dan memaksa partikel melewati ayakan. Selain itu, dengan adanya getaran
tersebut maka partikel akan mengalami tumbukan yang bias saja membuatnya hancur
dan diameternya menjadi semakin kecil sehingga mudah melewati ayakan.
c.Diameter partikel
Tentu kita ketahui bahwa semakin kecil diameter partikel maka semakin mudah pula
partikel tersebut melewati ayakan.
Sedangkan berdasarkan pengamatan data di grafik diperoleh data sebagai berikut
Data Dp
Grafik 1
Grafik 2
=
=
0,29 mm
0,27 mm
Data Dp
Grafik 1
Grafik 2
=
=
0,2 mm
0,2 mm
Berdasarkan data di atas, maka diketahui nilai diameter partikel mayoritas atau
paling banyak adalah 0,29 mm pada percobaan 1 dan 0,27 mm pada percobaan 2.
Sedangkan selisih diameter partikel yang diperoleh dari pengamatan diagram blok
diperoleh data mm pada percobaan 1 dan
mm pada percobaan 2.
Jika terdapat kesalahan dalam hasil yang kami peroleh, hal tersebut dikarenakan
kelalaian kami dalam melaksanakan dan kesalahan pengamatan praktikum.
IX.
KESIMPULAN
bahan padat dengan ukuran partikel beragam sesuai dengan yang diinginkan.
kurva kumulatif C%OP vs dp tingkat kecepatan pengayakan terdapat pada
percobaan pertama (t=5 menit) yg product nya terdapat pada pan (0,29 mm)
dibanding pada percobaan 2 (t=10 menit) yg terdapat pada pan (27 mm) .
kurva frekuensi P% vs size interval dp kecepatan ayakan berdasarkan titik puncak
pada percobaan 1 (t=10 menit) titim puncak terdapat pada pan 3 sekitar (0,2 mm)
sedangkan pada percobaan 2 (t=5 menit) titik puncak terdapat pada 3 pan sekitar
(0,2mm).
X.
Daftar Pustaka
file:///D:/PNUP(CHEMENG)/33112002%20(KSP)/Sieve%20%20Wikipedia,
%20the%20free%20encyclopedia.htm
https://tsffaunsoed2009.wordpress.com/2012/05/22/metode-dan-teknikpengayakan-untuk-menentukan-ukuran-partikel-dalam-teknologi-farmasi/
Sieving
Pembimbing
Kelompok
: II
Tgl.praktikum
: 4 Maret 2014
Nama
: AHMAD ALI
Nim
Kelas
: 33113029
: 2B