Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian
Timbangan

1.1.1 Pengertian Timbangan Digital


Yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis dengan tenaga listrik.
Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa
angka digital pada layar bacaan.

1.1.2 Ketelitian Neraca Analitik


Timbangan analitik berdasarkan ketelitiannya dibagi atas
1. Timbangan analitik, dengan ketelitian 0,1 mg
2. Timbangan semi mikro, dengan ketelitian 0,01 mg
3. Timbangan mikro, dengan ketelitian 0,001 mg
4. Timbangan ultra mikro, dengan ketelitian, 0,0001 mg

1.1.3 Istilah Dan Definisi


Bobot yang dapat diabaikan adalah ≤ 0,5 mg
Bobot tetap adalah bobot dengan beda penimbangan berturut turut tidak lebih dari
0,5 mg atau sisa yang ditimbang setelah zat dikeringkan/dipijarkan lagi 1 jam

Timbang lebih kurang artinya toleransi +10 %


Timbang saksama artinya toleransi + 0,1%

1.1.4 Pengertian Timbangan Manual


Timbangan manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis
dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator
berupa jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala.
1.1.4 Ketelitian Timbangan Manual (Timbangan Milligram)
Merupakan FI edisi III, ada 3 macam timbangan obat yang meliputi:
Timbangan kasar: daya beban 250-1000 g, dan kepekaannya 200 mg

       Timbangan gram halus: daya beban 100-200 g, dan kepekaannya 50 mg


       Timbangan milligram: daya beban 10-50 g, dan kepekaannya 5 mg

1|Page
1.1.6 Penimbangan Berdasarkan CPOB Tahun 2012 Diantara Nya Adalah
a.) Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan
pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari
siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang
lengkap. Pengendalian terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut
untuk produksi, dari gudang, area penyerahan, atau antarbagian produksi,
adalah sangat penting.

b.) Cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahanawal,


bahan pengemas, produk antara, dan produk ruahan hendaklah

c.) Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan termasuk bahan tambahan yang telah diserahkan
sebelumnya ke produksi, hendaklah didokumentasikan dengan benar.

d.) Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
yang telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belumdaluwarsa
yang boleh diserahkan.

e.) Untuk menghindarkan terjadinya kecampurbauran, pencemaran


silang,hilangnya identitas dan keraguan, maka hanya bahan awal, produk
antara dan produk ruahan yang terkait dari satu bets saja yang boleh
ditempatkan dalam area penyerahan. Setelah penimbangan,penyerahan dan
penandaan, bahan awal, produk antara dan produkruahan hendaklah
diangkut dan disimpan dengan cara yang benar sehingga keutuhannya
tetap terjaga sampai saat pengolahan berikutnya.

f.) Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awalhendaklah


diperiksa kebenaran penandaan, termasuk label pelulusan dari Bagian
Pengawasan Mutu.

g.) Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yangdipakai
hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.

h.) Untuk tiap penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukanpembuktian


kebenaran identitas dan jumlah bahan yang ditimbangatau diukur oleh dua
orang personil yang independen, dan pembuktiantersebut dicatat.

i.) Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga kebersihannya.Bahan


awal steril yang akan dipakai untuk produk steril hendaklah ditimbang dan
diserahkan di area steril (lihat Glosarium: Ruang Steril).

j.) Kegiatan penimbangan dan penyerahan hendaklah dilakukan


denganmemakai peralatan yang sesuai dan bersih.

2|Page
k.) Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkanhendaklah
diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani olehsupervisor produksi
sebelum dikirim ke area produksi.

l.) Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets hendaklah
disimpan dalam satu kelompok dan diberi penandaan yang jelas.

3|Page
BAB II
2.1 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum dilaksanakan antara lain :
a. Untuk membandingkan kepekaan, daya beban, takaran, dan berbagai

persyaratan yang tercantum pada Farmakope Indonesia IV sesuai dengan kriteria

senyawa aktif antara timbangan milligram dan timbangan digital.

b. Untuk mengecek kepekaan timbangan yang ada di lab.

2.2 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian antara lain :

1. Mampu menggunakan timbangan kasar, timbangan halus, dan timbangan

analitik dan mempertimbangkan kepekaan, daya beban, takaran dan

berbagai persyaratan yang tercantum dalam Farmakope Indonesia IV

sesuai dengan kriteria senyawa aktif.

2. Mampu menghitung persentasi kesalahan persentase kesalahan yang masih

dapat diterima.

3. Menghitung persentase kesalahan dalam menimbang dengan

memperhitungkan jumlah zat yang ditimbang dan sensitivitas alat

timbangnya.

4. Mampu menentukan bobot zat yang biasa ditimbang.

5. Mampu menghitung bobot zat terkecil yang bisa ditimbang dengan

mempertimbangkan persentasi kesalahan dan sensitivitas timbangan.

4|Page
6. Mampu menjelaskan dan menunjukkan teknik penimbangan yang benar

terhadap semua jenis timbangan, baik dengan zat cair maupun zat padat

dengan kesalahan tidak lebih dari 5% .

2.3 BAHAN PRAKTIK

Bahan-bahan yang digunakan untuk praktik antara lain :


1. Tablet Promed sejumlah 10 tab

2.4 ALAT PRAKTIK


Alat praktik yang digunakan untuk praktik antara lain :
1. Pinset

2. Timbangan gram halus

3. Timbangan analitik

4. Perkamen

2.5 CARA KERJA MENGGUNAKAN TIMBANGAN

Ada dua jenis timbangan yang digunakan dalam praktikum yaitu :

1. Timbangan gram halus


2. Timbangan digital

5|Page
A. Penimbangan Menggunakan Timbangan Gram Halus

Cara Kerja :

Sebelum timbangam obat dipakai, periksa dulu apakah letaknya sudah tepat,

dengan cara:

a. Meja timbangana harus datar, dilihat dari waterpass/batu duga. cara:

dengan mengatur skrup di kiri kanan meja timbangan.

b. lengan timbangan harus datar. cara : lihat jarum timbangan yang letaknya

tepat ditengah skala.

c. Piring timbangan beratnya harus seimbang. Cara: dengan mengatur skrup

lawan.

d. Timbangan mg digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya

kurang dari 1 gram.

e. Waktu akan menimbang, di atas kedua pinggan timbangan selalu

diletakkan kertas (perkamen) sebagai alas.

f. Anak timbangan terletak sebelah kiri dan bahan obat yang ditimbang

terletak sebelah kanan.

6|Page
B. Menimbang Obat

a. Setelah timbangan sudah tepat dan sudah setara, lalu letakan tablet promed

di sebelah kanan, dan letakkan anak timbangan disebelah kiri

b. Timbang promed tab satu persatu sampai 10 tablet lalu, lalu catat hasil

berat tablet nya kedalam buku hasil praktikum.

C. Penimbangan Menggunakan Timbangan Digital

Timbangan digital yang dipakai adalah timbangan digital model Sartorius.

D. Cara Kerja

a. Timbangan dihidupkan paling sedikit 5 menit sebelum digunakan.

b. Buka tutup timbangan lalu letakan kertas perkamen diatas platform

timbangan. Nol kan timbangan dengan cara menekan tombol “Tare” yang

terletak di ujung sebelah kiri tombol. Kemudian akan muncul “0.00x” pada

layar timbangan (weight display)

c. Gunakan pinset yang bersih untuk meletakan bahan obat yang akan

ditimbang pada kertas perkamen.

d. Timbang paramed tab satu persatu sampai 10 tab, lalu catat hasil berat

tablet nya kedalam buku hasil praktikum.

7|Page
2.6 HASIL PENIMBANGAN
 Hasil penimbangan dengan timbangan manual (timbangan gram halus).

1. 551 mg
2. 550 mg
3. 550 mg
4. 552 mg
5. 553 mg
6. 552 mg
7. 550 mg
8. 552 mg
9. 551 mg
10. 551 mg

Ʃ= jumlah data
10
= 5510
10
= 551 mg + 0,000%

SD = 551 mg – 551 mg
= 0 mg

SD = 551 mg + 0,00%
= 551 mg

 Hasil penimbangan dengan timbangan digital (timbangan ohaus)


1. 670 mg
2. 640 mg
3. 660 mg
4. 660 mg
5. 660 mg
6. 630 mg
7. 660 mg
8. 650 mg
9. 660 mg
10. 650 mg

8|Page
Ʃ= jumlah data
10
= 6510
10
= 651 mg + 0,05 %

SD = 5,385165 mg
= 0,05%

SD = 651 mg - 0,05%
= 650,95 mg

650,95 – 651,05

9|Page
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil dari praktik yg diteliti kemarin membuktikan bahwa timbangan
manual dan timbangan digital memiliki standar deverensi yg berbeda dimana
timbangan manual memiliki kepekaan 0,05gr dan timbangan digital memiliki
kepekaan 0,01gr sehingga lebih sensitive timbangan digital. Karena perbedaan
sensitivitas, yang pada akhirnya mengakibatkan hasil pertimbangan dengan
menggunakan timbangan yg berbeda yaitu digital dan manual dari 10 tablet obat
yang sama memiliki hasil akhir yang berbeda dimana SD timbangan manual 551
mg dan SD timbangan digital 650,95 – 651,05. Selain faktor sensitivitas
timbangan yg berbeda, faktor lingkungan pun mempengaruhi hasil SD setiap
timbangan seperti, goyangan meja, helahan nafas, suhu kamar, serta kebersihan
piring timbangan, dan tangan seorang farmasis. Maka dari itu dibutuhkan
ketelitian dan pengetahuan atas landasan teori yg akan kita praktikan. Dapat
disimpulkan bahwa hasil timbangan dari timbangan manual dan digital berbeda.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Martin,A., dkk, 2010, Farmasi Fisik II, Penerbit UI Press, Jakarta

Lachman,L.,H.A. Lieberman, 1986, The theory and practice of Industrial


pharmacy,3rd Edition, Lea & Febiger, Philadephia.

Sinko, P.J., 2011, Martin’s Physical pharmacy and Pharmaceutical Science, 6 th


Edition, Lipincott William and Wilkins, Philadephia

https://farmasiindustri.com/cpob/download-cpob-2012-petunjuk-operasional-
penerapan-pedomancpob-jilid-1-2-dan-sarana-penunjang-kritis-industri-
farmasi.html
https://pemburuilmusains.wordpress.com/2017/04/29/tata-cara-menimbang-2/b
https://www.alatalatlab.com/tag/fungsi-timbangan-digital/
https://www.academia.edu/34805851/cara-menimbang-menggunakan-Neraca-
Digital

11 | P a g e
LAMPIRAN

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai