2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur
Pada pecobaan adsorpsi isoterm terdapat tujuan yaitu menentukan adsorpsi
isoterm menurut Freundlinch bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang.
Dimana yang dimaksud dengan adsorpsi merupakan penyerapan suatu zat pada
permukaan zat lain yang melibatkan interaksi fisik, kimia dan gaya elektrostatik
antara adsorben dengan adsorbat pada permukaan adsorben. Yang dimaksud
adsorben itu adalah suatu zat yang memiliki ukuran partikel yang seragam
kepolarannya akan sama dengan zat yang akan di serap dan mempunyai berat
molekul besar sedangkan adsorbat adalah suatu zat yang teradsorpsi zat lain.
Pada percobaan ini adsorben yang digunakan adalah karbon aktif bukan arang,
karena apabila menggunakan arang, sebelum digunakan arang tersebut harus di
aktifkan terlebih dahulu dengan cara di panaskan, agar pori-pori arang semakin
besar sehingga dapat mempermudah penyerapan. Karena semakin luas permukaan
adsorben maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Dimana penggerusan
pada arang adalah cara memperluas permukaan adsorbennya. Tetapi berbeda pada
karbon aktif (norit), tidak perlu dipanaskan lagi, karena untuk memperluas
permukaan adsorbennya sudah di aktifasi.
Aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang biasa digunakan
sebagai adsorben adalah silika gel, zeolit dan penyaring molekul. Aktivasi fisik
dilakukan dengan cara pemanasan dan aktivasi kimia dilakukan dengan
penambahan larutan kimia.
Pada percobaan adsorpsi isoterm ini terdapat beberapa tahap, yang mana
tahap yang harus dilakukan pertama kali adalah menghaluskan karbon aktif
dengan menggunakan alu dan lumpang, tujuannya adalah memperbesar luas
permukaan dari arang aktif sehingga daya serapnya menjadi lebih tinggi,
kemudian di bungkus dengan aluminium foil sebanyak 5 buah, dan ditimbang
masing–masing beratnya 1 gram. Setelah itu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, dipipet larutan HCl sebanyak 250 ml dan di masukkan kedalam labu
ukur 500 ml. Ditepatkan sampai tanda batas. Di kocok hingga homogen.
Disediakan larutan asam dengan konsentrasi 0,5 M; 0,25 M; 0,125 M; 0,0625 M;
0,0313 M. Dimasukkan masing – masing kedalam erlenmeyer yang berisi karbon
aktif, ditutup erlenmeyer dengan wraping yang bertujuan supaya karbon aktif
tidak menyerap molekul lain (udara) serta fungsi pori-pori karbon aktif untuk
menyerap larutan HCl bukan molekul lain dan kemudian di kocok dengan alat
shaker agar larutan dapat melarut dengan sempurna, dibuat kondisi adsorben
jenuh sehingga tidak menyerap adsorbat lagi karena karbon aktif juga
mempunyai kapasitas daya serap tertentu. Larutan dikocok, tujuan pengocokan
agar adanya interaksi/kontak antar adsorben dan adsorbat secara
maksimal. Selama 1 menit secara teratur dengan jarak 10 menit, ditimbang
padatan NaOH sebanyak 2 gram. Dimasukkan ke dalam gelas beaker dan diaduk
dengan akuades. Dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditepatkan akuades hingga
tanda batas dan dikocok hingga homogen. Dipipet larutan NaOH sebanyak 50 ml
dan dimasukkan kedalam buret. Ditirasi dengan larutan HCl 0,5 M dan diberi 3
tetes indikator fenolfthalein, dan menghasilkan perubahan warna merah muda
pada volume 15,7 ml. Disaring larutan yang berisi karbon aktif. Hal ini ditujukan
untuk memisahkan adsorben dan adsorbatnya, hingga terdapat residu dan filtrat,
filtratnya di titrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan indikator
fenolftalein.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah
teradsorpsi. Fungsi dilakukannya titrasi yaitu untuk mengetahui jumlah zat yang
teradsorpsi. Penggunaan indikator fenolfthalein bertujuan untuk mengetahui titik
akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan
menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa,
sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3-10,0.