(FONOLOGI)
ILMU ASWAT (FONOLOGI)
Penulis :
Muhammad Azis Ramadhan
Muhammad Fakhri Naufal
Muhammad Rizki Setiawan
Nifar Izzudin Amrullah
Rahman Nulhakim
Marini Efriyenti
Murni Amalia
Neng Fatimah
Nisa Muannah Syarifah
Nurhamidah
Ratu Widda Inda Dhiya Nadiya
Rika Indri Cahyani
Editor :
Nifar Izzudin Amrullah
Desain Cover :
Nifar Izzudin Amrullah
©2018
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Diterbitkan pertma kali oleh
HAIBAH Media, Bandung
Bandung, 2018
Bandung, Desember
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I
BUNYI DAN BAHASA 1
Pengertian Bunyi ………………………………………. 2
Syarat Terjadinya Bunyi dan Implikasinya ……………. 8
Proses Terjadinya Bunyi Berdasarkan Ilmu Fisika ……. 9
Perambatan Energi Bunyi ……………………………… 10
Proses Terjadinya Suara pada Manusia ………………... 10
BAB II
FONOLOGI/ILMU BUNYI 13
Pengertian Fonologi/Ilmu Bunyi ………………………. 14
Cabang-Cabang Fonologi/Ilmu Bunyi …………………. 16
Kedudukan Ilmu Bunyi dan Pentingnya dalam Kegiatan
Bahasa ………………………………………………….. 25
Manfaat Fonologi dalam Penyusunan Bahasa …………. 30
Urgensi Fonologi dalam Pembelajaran Ilmu Bahasa …... 31
BAB III
ALAT UCAP DAN ORGAN BICARA 35
Pengertian Organ Bicara ……………………………….. 36
Alat Ucap dan Organ Bicara …………………………… 40
BAB IV
DESKRIPSI BUNYI BAHASA ARAB 51
Deskripsi Bunyi Menurut Tempat Keluarnya ………….. 52
Deskripsi Bunyi-Bunyi dalam Hal Cara Keluarnya
Udara Ketka Diucapkan ……………………………… 56
Deskripsi Bunyi Dilihat dari Pita Suara Ketika
Menglafalkannya ………………………………………. 58
Bagaimana Cara Mengetahui Suara Jelas atau Hidup? .. 59
Deskripsi Bunyi Dilihat dari Kondisi Ujung Lidah saat
Pengucapan …………………………………………….. 59
BAB V
KONSONAN 61
Pengertian Bunyi Konsonan …………………………… 62
Klasifikasi Bunyi Konsonan …………………………… 63
BAB VI
BUNYI VOKAL 79
Pengertian Bunyi Vokal ……………………………...… 80
Macam-Macam Bunyi Vokal dalam Bahasa Arab …….. 83
Bunyi Vokal Diftong …………………………………... 88
Fungsi Vokal dalam Sebuah Bahasa (Linguistik) ……... 92
BAB VII
SUKU KATA 95
Pengertian Syllable/Suku Kata ………………………… 96
Teori Tentang Syllable/Suku Kata ……………………... 104
Macam-Macam Syllable/Suku Kata …………………… 105
Karakteristik Suku Kata dalam Bahasa Arab ………….. 109
Simbol-Simbol Syllable/Suku Kata ……………………. 111
Struktur dan Pola-pola dalam Suku Kata Bahasa
Indonesia dan Bahasa Arab ……………………………. 112
BAB VIII
TEKANAN 119
Pengertian Tekanan/Stress ……………………………... 121
Tingkatan Tekanan …………………………………….. 125
Macam-Macam Tekanan dan Fungsinya ………………. 127
Kaidah-Kaidah Tekanan dalam Bahasa Arab ………….. 128
Perpindahan Tekanan …………………………………... 134
BAB IX
NADA-INTONASI 137
Konsep Nada dan Intonasi ……………………………... 138
Nada ……………………………………………………. 139
Intonasi ………………………………………………… 145
Fungsi Intonasi dalam Bahasa Arab …………………… 150
BAB X
JEDA/PERSENDIAN 157
Pengertian Jeda/Persendian ……………………………. 158
Jenis-Jenis Jeda/Persendian ……………………………. 159
Fungsi Jeda Bahasa …………………………………….. 161
Pandangan Fonologi Prosodi terhadap Jeda …………… 167
Jeda dalam Bahasa Arab Tulis …………………………. 169
Perbedaan Cara Membaca Jeda dalam Bahasa Indonesia 170
Jeda dalam Bahasa Arab ……………………………….. 172
BAB XI
FONEM DAN ALOFON 175
Pengertian Fonem ……………………………………… 176
Pengujian atau Percobaan Fonem Sebuah Bunyi ……… 180
Pembelajarab Fonem dan Alofon ……………………… 182
Macam-Macam Fonem ………………………………… 184
Fonem-Fonem Bahasa Arab …………………………… 186
Hubungan Antar Satu Fonem dengan Fonem Lain ……. 188
Deskripsi Fonem Vokal Bahasa Arab ………………….. 190
Perbedaan Alofon dan Fonem …………………………. 191
BAB XII
ASIMILASI DAN DISIMILASI 193
Asimilasi ……………………………………………….. 194
Desimilasi ……………………………………………… 202
BAB XIII
ANALISIS KONTRASTIF BUNYI BAHASA ARAB
DAN BAHASA INDONESIA 209
Pengertian Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis) … 210
Analisis Kontrastif antara Bunyi-Bunyi Bahasa Arab
211
dan Bahasa Indonesia …………………………………
Intervensi antara Bunyi-bunyi Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia ……………………………………………… 215
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
الصوت و اللغة
(BUNYI DAN BAHASA)
Oleh : Muhammad Rizki Setiawan
Pengertian Bunyi
Ilmu ashwat disebut juga Fonologi yang secara bahasa
memiliki makna ilmu tentang bunyi. Hal ini sesuai dengan makna
dari kata Fonologi itu sendiri yang terdiri atas fon yang artinya
adalah bunyi dan logos yang artinya adalah ilmu.
1
Manaf Mahdi Muhammad, Ilmu al-Ashwat al-Lughawiyyah (Libia: ‘Alimul
Kutub, 1998), 13.
Menurut Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi
merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati
bunyi bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan fungsinya
untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.
2
Ibrahim Anis, Al – Ashwat Al – Lughawiyah (Kairo: Maktabah Al – Anjalu Al –
Mishriyyah, 1999), 9.
Bunyi memiliki cepat rambat yang terbatas .bunyi
memerlukan waktu untuk merambat dari satu tempat ke
tempat yang lain.cepatt rambat bunyi sebenarnya tidak terlalu
besar.cepat rambat bunyi jauh lebih kecil di bandingkan
dengan cepat rambat cahaya. bahkan orang sekarang dapat
membuat pesawat yang kecepatanya jauh lebih cepaat di
banding kan dengan kecepatan bunyi.cepat rambut bunyi
sering di rumuskan dengan :
V = s/t
V = kecepatan (m/s)
S = jarak sumber ke pengamat (m)
t = selang waktu
1. Fonologi
2. Semantik
3. Morfologi
4. Sintaksis
5. Leksion
3. Pengertian Morfologi
a. Morfologi Sinkronik
b. Morfologi Diakronik
1. Bunyi segmental
2. Bunyi suprasegmental.
a. Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari
bunyi bahasa tampa memperhatikan apakah bunyi tersebut
mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-
bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur dan bagaimana
bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap. Menurut Samsuri
(1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997),
fonetik diartikan bidang linguistik tentang pengucapan
(penghasilan) bunyi ujar atau fonetik adalah sistem bunyi
suatu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi
bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta
bagaimana bunyi itu dihasilkan. Chaer (2007) membagi
urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu menjadi tiga
jenis fonetik yaitu:
1) Fonetik artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis
atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana
mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-
bunyi itu diklasifikasikan. Pembahasannya antara lain
meliputi masalah alat-alat ucap yang digunakan dalam
memproduksi dalam bahasa itu, mekanisme arus udara
yang digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa,
bagaimana bunyi bahasa itu dibuat, mengenai
klasifikasi bahasa yang dihasilkan serta apa kriteria
yang digunakan, mengenai silabel, dan juga mengenai
unsur-unsur atau ciri-ciri supresegmental, seperti
tekanan, jeda, durasi dan nada.
2) Fonetik akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa fisis atau fenomena alam. Objeknya adalah
bunyi bahasa ketika merambat di udara, antara lain
membicarakan: gelombang bunyi beserta frekuensi
dan kecepatannya ketika merambat di udara,
spektrum, tekanan, dan intensitas bunyi. Juga
mengenai skala desibel, resonansi, akustik produksi
bunyi, serta pengukuran akustik itu. Kajian fonetik
akustik lebih mengarah kepada kajian fisika daripada
kajian linguistik, meskipun linguistik memiliki
kepentingan didalamnya.
3) Fonetik auditoris
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana bunyi-
bunyi bahasa itu diterima oleh telinga, sehingga
bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami. Dalam
hal ini tentunya pambahasan mengenai struktur dan
fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu bekerja.
Bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu,
sehingga bisa dipahami. Oleh karena itu, kajian
fonetik auditoris lebih berkenaan dengan ilmu
kedokteran, termasuk kajian neurologi.
b. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-
bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Terkait dengan pengertian tersebut, fonemik dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan:
1) Bidang linguistik tentang sistem fonem.
2) Sistem fonem suatu bahasa.
3) Prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa.
1) Deskriptif
Deskriptif (Descriptive linguistics) adalah
pendekatan linguistik dengan menggunakan teknik
penelitian lapangan dan tata istilah yang sesuai untuk
bahasa yang diselidiki. Metode kerjanya adalah
metode deskriptif, yaitu memberikan atau
menggambarkan struktur dan system bahasa yang
dipelajari sebagaimana adanya.
2) Preskriptif
kajian bahasa yang berusaha untuk mengadakan
rumus untuk penggunaan bahasa yang betul.
1) Sinkronik
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn
yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu,
masa. Dengan demikian, linguistik sinkronis
mempelajari bahasa sezaman. Fakta dan data bahasa
adalah rekaman yang diujarkan oleh pembicara, atau
bersifat horisontal. Linguistik sinkronis adalah
mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu,
misalnya mempelajari bahasa Indonesia di masa
reformasi saja
2) Diakronik
Beberapa ahli mengemukakan masing-masing
pendapatnya mengenai pengertian linguistik diakronik
dalam beberapa buah buku. Abdul Chaer di dalam
buku Linguistik Umum (2003), Mansoer Pateda dalam
bukunya Linguistik, Sebuah Pengantar (1988) dan
J.W.M Verhaar dalam bukunya Pengantar Linguistik
(1984). Menurut Chaer (2003 : 14) Linguistik
diakronik berupaya mengkaji bahasa (atau bahasa-
bahasa) pada masa yang tidak terbatas; bisa sejak awal
kelahiran bahsa itu sampai zaman punahnya bahasa
tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah, seperti
bahasa Latin dan bahasa Sansekerta), atau sampai
zaman sekarang (kalau bahasa itu masih tetap hidup,
seperti bahasa Jawa dan bahasa Arab).
1) Komparatif
Yaitu ilmu yang mempelajari kesamaan bunyi dan
perbedaannya pada bahasa-bahasa yang termasuk
kelompok bahasa satu bahasa. Misalnya perbandingan
bunyi antara dua bahasa inggris dan prancis atau yang
satu bahasa.
2) Kontrastif
Ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang
termasuk kelompok bahasa yang berbeda dengan
tujuan menemukan persamaan dan perbedaan antara
keduanya. Misalnya perbandingan bunyi bahasa arab
dengan Bahasa Indonesia. Linguistik kontranstif
(Contranstive linguistics) adalah cabang linguistik
yang cara kerjanya memperbandingkan struktur dua
bahasa atau lebih yang tidak serumpun dengan
maksud mencari pertentangan (contrast). Hasil kerja
linguistik ini penting bagi pelaksanaan pengajaran
bahasa kedua (bahasa asing) dan terjemahan.
b. Sintaksis
Bidang Sintaksis(Menentukan fungsi kalimat) yang
konsentrasi analisisnya pada tataran kalimat ketika bkamu
di sini!erhadapan dengan kalimat kamu di sini. (kalimat
berita), kamu di sini? (kalimat tanya),kami di sisni!
(kalimat seru/perintah) yang kegiatannya mempuyai
maksud yang berbeda, bisa di jelaskan dengan
memanfaatkan hasil analisis fonologi, yaitu tentang
intonasi. begitu juga persoalan jeda dan tekanan pada
kalimat, yang ternyata bisa membedakan maksudkaliat,
terutama dalam bahasa Indonesia.
c. Simantik
Bidang Simantik(Menentukan makna kalimat) yang
berkonsentrasi pada persoalan makna kata pun tidak
jarang memnafaatkan hasil telaah fonologi. kapan sebuah
kata bisa di divariasikan ucapannya, dan kapan tidak.
mengapa kata tahu tan terasa kalau di ucapkan secara
bervariasi [tahu], [tau], [terasa], dan [tƏrasa]akan
bermakna lain.
d. Leksikologi
Bidang leksikologi, juga leksokografi, yang
berkonsentrasi pada persoalan perbendaharaan kata suatu
bahasa, baik dalam rangka penyusunan kamus maupun
tidak, seringmemanfaatkan hasil kajian fonologi. Cara-
cara pengucapan yang khas suatu kata dan variasi
pengucapan hanya bisa dideskripsikan secara cermat
lewat transkripsi fonetis.
a. Pelafalan
Fonologi sangat penting dalam pelafalan karena jika
salah dalam melafalkan maka akan berpengaruh pada
makna yang dimaksud
b. Fungsional
Fonologi sangat berperan penting dalam fungsinya.
Misal penjedaan, intonasi, dll. jika salah menjeda kalimat
yang kita ucapkan, maka maksud yang kita sampaikan
pun tidak tepat.
c. Edukatif
Fonologi sangat berperan dalam bidang edukasi,
karena ilmu bunyi menjadi pokok atau dasar keterampilan
yang lainnya.
1. Paru-paru
Umpama dua bentuk kerucut yang didalamnya terjadi
pergantian oksigen yang bertukar dengan keluarnya
karbondioksida. Dan cara menggerakan kedua paru yaitu
dengan cara ditekan dan dikontrol oleh diafragma dan torks.
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi)
dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah
menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari
darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau
bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi.
2. Pipa udara
Merupakan tabung yang terbuat dari tulang rawan dalam
bentuk cincin yang tidak sempurna, yang terhubung satu
sama lain melalui selaput lender. Diameter pipa yaitu, 2cm
dan 2,5cm panjangnya sekitar 11cm dan dibagi menjadi dua
cabang, masing-masing cabang menuju paru-paru (kanan dan
kiri)
5. Lidah
Secara umumnya berarti alat artilulator yang aktif,
sedangkan dalam arti khusus lidah adalah kumpulan otot
rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
juga merupakan organ yang paling penting dalam
pengucapan bunyi. Lidah merupakan organ yang fleksibel
yang paling banyak di dalam mulut. Ia terdiri dari sejumlah
besar otot yang memungkinkannya untuk bergerak,
menyusut, merenggang, dan memelintir ke setiap arah.
Fleksibilitas lidah menjadi titik focus untuk mengeluarkan
sebagian besar suara linguistic ketika bertemu dengan organ
manapun. Lidah memiliki lima unsur yaitu :
a. Ujung lidah, Sesuai namanya, bagian ini meliputi lidah
bagian depan (ujung) serta kanan dan kiri (tepi). Ujung
dan tepi lidah bias bergerak dengan bebas ke depan,
belakang, kanan, maupun ke kiri.
b. Pinggir lidah
c. Tengah lidah
d. Pangkal lidah. Bagian ini terletak di sisi belakang lidah
yang dekat dengan tenggorokan. Di pangkal lidah
terdapat banyak sel yang mendukung fungsi lidah dalam
merasakan dan menyentuh sesuatu yang masuk ke mulut.
e. Akar lidah, Bagian ini terletak di sisi bawah lidah. Akar
lidah bias bergerak, tapi pergerakannya tidak bias sebebas
bagian ujung dan tepi lidah, karena letaknya di bawah,
akar lidah juga tidak bias dlihat dari luar mulut.
Organ yang
Bagian Suara yang
No berkontribusi
Mulut dihasilkan
dengan Lidah
1
Ujung Gigi atas & bawah ظ, ذ,ث
Lidah
Gigi atas & gusi , ل, ص, ط, د,ت
ن
Gusi ر, ص, س,ز
2
Pinggir Langit-langit ش,ج
Lidah Keras
3
Tengah Langit-langit ي
Lidah Keras
4
Pangkal Langit-langit و, خ, غ,ك
lidah Lunak
Anak Lidah ق
5
Akar Lidah Dinding ع,ح
Tenggorokan
8. Bibir
Merupakan alat artikulasi yang berfungsi sebagai penjaga
pintu mulut. Bibir terdiri atas dua bagian yaitu bibir atas dan
4
Marlina, Lina. 2018. Ilmu ashwat (fonologi).
Bandung.
bibir bawah. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh bibir disebut
bunyi labial5. Tentunya bibir merupakan organ bicara, yang
dapat bergerak ke setiap arah dan memiliki situasi berbeda-
beda ketika berbicara. Maka ketika bibir merapat udara tidak
mungkin keluar kemudian udara dilepaskan secara sekaligus
dan udara bertiup keluar melalui bibir, menghasilkan suara
yang eksplosif seperti halnya ketika mengucapkan huruf ب.
Dan melingkar ketika dalam keadaan pengucapan dhomah,
maka yang lainnya terbuka dengan besar ketika
mengucapkan fathah dan kasroh.
5
Marlina, Lina. 2018. Ilmu ashwat (fonologi).
Bandung.
BAB IV
وصف األصوات العربية
(DESKRIPSI BUNYI BAHASA
ARAB)
Oleh : Ratu Widda Inda Dhiya Nadiya
a. Dua bibi
b. Bibir dan gigi
c. Di antara gigi
d. Gigi dan gusi
e. Gusi
f. Langit langit mulut yang keras
g. Piringan
h. Ketup napas
i. Tenggorokan
j. Kerongkongan
Catatan :
Dari bahasan yang telah di sebutkan bahwasannya tempat
keluar adalah anggota pelafalan yang membentuk titik
pelafalan untuk bunyi-bunyi yang di tentukan dengan
makhroj yang sepuluh ini kita bisa mendeskrifsikan bunyi
bahasa arab dan menamainya di sertai menjaga anggota
pelafalan yang bergerak pada anggota yang tetap, karena
melafalkan bunyi yang tertentu mendatangkan nilai
keterkaitan atau behubungan antara anggota pelafalan yang
bergerak atau artikulator dan yang tetap /artikulasi. Maka
harus menjaga kedua anggota ini dan engarahkan keduanya.
Yakni tempat keluar dalam ujung titik pertemuan antara
anggota yang bergerak atau artikulator dan anggota yang tetap
dalam rongga mulut (pendapat badri 1982:53) contohnya :
huruf “ba” dalam pelafalannya melibatkan bibir bawah
(anggota bergerak) dan bibir atas (anggota pelafalan tetap)
maka bunyi ini di deskrifsikan dengan bunyi dua bibir.
Contoh lain seperti huruf “fa” dalam pelafalannya melibatkan
ujung lidah (anggota bergerak) kemudian gusi dan gigi adalah
dua anggota yang tetap. Maka bunyi ini di deskrifsikan
dengan bunyi ujung lidah, gigi dan gusi.
a. Bunyi Billabial
Terdapat dua bunyi “im/ba” dalam pelafalan kedua
huruf tersebut bibir bawah mengikuti bibir atas, dan di
lafalkan keduanya dengan menutup kedua bibir lalu
meletupkannya.
b. Bunyi labio-Dentals
Kelompok ini terdapat satu bunyi saja yaitu “fa”
dalam pelafalan bunyi “fa” bibir bawah mengikuti gigi
atas dan di lafalkan huruf “fa” tersebut dengan
mempertemukan bibir bawah pada gigi atas
c. Bunyi Interdentals
Ini terdapat tiga bunyi “tsa/dzal/dzho” dalam
pelafalannya melibatkan ujung lidah, gigi bawah dan gigi
atas. Dan d ucapkan ketiga huruf tersebut dengan
meletakan ujung lidah antara gigi bawah dan atas.
d. Bunyi Apico-dento-alveolars
Pada bunyi ini terdapat enam bunyi yaitu
“ta/dal/tha/dzo/lam/nun” dalam pelafalannya melibatkan
ujung lidah, gigi atas dan gusi. Dan di lafalkan huruf-
huruf tersebut dengan meletakan ujung lidah dalam
pertemuan antara pangkal dua gigi atas yang besar dan
gusi.
e. Bunyi Apico-alveolar
Pada bunyi ini terdapat empat bunyi huruf yaitu
“jay/sin/shad/ra” dalam pelafalannya melibatkan pangkal
lidah dan gusi dan di ucapkan huruf-huruf itu dengan
meletakn ujung lidah di atas gusi
Catatan:
Dalam pengucapan huruf (kaf) yang bersifat letupan,
pangkal lidah terangkat dan bertemu dengan langit-langit
lunak (piringan). Lalu terperangkap aliran udara yang naik
dari paru-paru. Adapun dalam pengucapan huruf (ghin)
yang bersifat gesekan pangkal lidah terangkat sampai
langit-langit lunak (piringan) tanpa adanya sentuhan.
c. Bunyi paduan,
Adalah bunyi yang bertepatan dengan aliran udara
dari penyumbatan paru-paru dipintu keluar yang
terperangkap ketika dia berada disuara letupan. Dan
kemudian penyumbatan ini mengubah penyempitan udara
lalu udara melewatinya dengan gesekan. Dengan kata
lain, itu adalah bunyi yang dimulai pelafalannya dengan
letupan dan diakhiri dengan gesekan. Yakni dimulai
dengan terperangkapnya udara karna adanya
penyumbatan dan diakhiri dengan keluarnya udara karna
tidak adanya penyempitan. Peristiwa ini disebut bunyi
komposit. Dan diantara bunyi adalah huruf (jim) dalam
bahasa arab dan /ch/ dalam bahasa inggris.
d. Bunyi samping.
Adalah bunyi yang terucap ketika aliran udara dari
paru-paru menjauh melewati titik penyumbatan atau
penyempitan dalam pintu keluar. Dan melewati samping
rongga mulut. Bunyi samping dalwm bahasa arab hanya
afa satu yaitu huruf (lam). Bunyi samping seperti halnya
bunyi letupan sebagaimana aliran udara terperangkap
karna adanya letupan. Tapi itu berbeda dari letupan,
karena aliran udara tidak menunggu terbukanya sumbatan
untuk keluarnya udara tetapi menghindarinya dan
melewati dari samping rongga mulut.
e. Bunyi nasal
Adalah bunyi yang terucap ketika aliran udara dari
paru-paru melewati lubang hidung bukan dengan mulut.
Hal itu, karena ketika mengucapkan bunyi ini, langit-
langit lunak (piringan) nenurun disebabkan karena
terjadinya dua keadaan.
1) Rongga mulut tersumbat dan aliran udara tidak seperti
halnya dalam bunyi letupan.
2) Rongga hidung berfentilasi oleh aliran udara dan
keluar dari hidung. Bunyi nasal ada dua yaitu (mim)
dan (nun).
Catatan :
Dalam mengucapkan huruf ba yang eksplosif, rongga hidung
tertutup maka keluarlah udara dari rongga mulut. Adapun
pengucapan huruf mim maka terbuka lebar rongga hidung dan
dilewati oleh udara
f. Bunyi getar
Bunyi getar adalah bunyi yang terucap ketika
pengetatan tidak stabil dan lidah kembali tersentuh lidah
yang licin. Dengan kata lain, bunyi getar adalah yang
terucap dengan cara beberapa kali getaran pada gusi
ketika menyentuh gusi dalam posisi yang memungkinkan
udara untuk keluar secara berbarengan. Bunyi yang keluar
melalui getaran lidah sebagai akibat bersentuhannya ujung
lidah dengan gigi.
dari gigi dan gusi. ظtempat keluarnya dari gigi tapi ini
diterapkan karena pengucapan bunyi ini, tempat keluarnya
bebarengan dengan terangkatnya bagian belakang lidah
kearah piring.
Bunyi tonjolan seperti و/ ك/ غ/خ/ bagian belakang
lidah naik ke piringan saat diucapkan, tetapi bunyi ini
tidak disebut dengan suara tonjolan, karena ketinggiannya
bukan gerakan yang menyertai lafal ditempat lain.
Catatan :
Dalam pengucapan dhod yang diterapkan ( tonjolan).
Bagian belakang lidah naik ke piring yang disertai dengan
pengucapan lidah ( gigi dan gusi) dalam pengucapan gho
diterapkan bagian belakang lidah naik kepiring sebagai
proses pengucapan dan tidak disertai dengan proses
pengucapan makhorij yang lainnya.
b. Bunyi tertawa
Bunyi tertawa adalah bunyi yang ketika ducapkan
tidak mengangkat bagian belakang lidah kearah piringan,
huruf tertawa itu mencangkup semua kecuali huruf yang 4
tadi
c. Bunyi
Gerakan alternatif untuk beberapa cincin kinetik, yang
disebut oleh orang –orang arab beberapa kualitas seperti
kemiringan, berlebihan. Yang memiliki amplifikasi dan
luminositas yang setara terdapat tiga huruf ق/ غ/خ/
BAB V
الصوامت
(BUNYI KONSONAN)
Oleh : Nifar Izzudin Amrullah
Pengertian Bunyi Konsonan
a. Hambat/Stop (Waqfiyyah)
Bunyi yang berhenti elepas pengucapannya dengan
cara menahan hambusan nafas dengan dua bibir atau
lidah lalu dilepaskan sekaligus. Berikut yang termasuk
kedalam konsonan stop, ء, ق, ك, ض, ط, د, ت, ب
b. Afrikatif/Paduan (Mazjiyyah)
Bunyi hambat yang diikuti bunyi desis. Berikut
yang termasuk kedalam konsonan paduan,ج
c. Frikatif/Geseran (Ihtikakiyyah)
Pada bunyi bahasa ini, arus udara melalui saluran
sempit lalu akan terdengar bunyi desis. Berikut yang
temasuk kedalam konsonan geseran,
ه,ع,ح,غ,خ,ش,ظ,ص,ز,س,ذ,ث,ف
d. Nasal/Sengauan (Anfiyyah)
Bunyi yang keluar lewat hembusan udara dari
hidung. Berikut yang termasuk kedalam konsonan
sengauan, ن, م
e. Lateral/Sampingan (Janibiyyah)
Bunyi yang keluar melalui hembusan udara dari
samping mulut. Berikut yang termasuk kedalam
konsonan sampingan,ل
f. Getar (Tikrariyah)
Bunyi yang keluar melalui getaran lidah sebagai
bersentuhnya ujung lidah dengan gigi. Berikut yang
termasuk kedalam konsonan getar, ر
2) م
Mim merupakan bunyi yang keluar dari dua bibir,
hidung dan jelas. Berikut cara pelafalannya:
a) Dua bibir tertutup dengan sempurna, sehingga
udara terperangkap didalamnya.
b) Piringan tertekan karena tersumbatnya aliran udara
di mulut sehingga udara keluar dari hidung.
c) Dua pita suara bergetar
2) ذ
Dza merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah diantara dua gigi yang bergesekan dan jelas.
Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah diletakan antara gigi atas dan gigi
bawah dengan cara menyentuh udara yang
melewatinya.
b) Udara melewati tempat yang sempit, sehingga
keluar dengan menghasilkan gesekan.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
d) Ujung lidah terangkat pada piringan (langit-langit
mulut yang lunak).
3) ظ
Dzo merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah diantara gigi yang bergesekan dan jelas secara
keseluruhan. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah diletakan antara gigi atas dan gigi
bawah dengan cara menyentuh udara yang
melewatinya.
b) Udara melewati tempat yang sempit, sehingga
keluar dengan menghasilkan gesekan.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
d) Ujung lidah terangkat pada piringan (langit-langit
mulut yang lunak).
d. Konsonan Apico-Dento-Alveolars ( الذلقي ة – األس نانية
) – اللثويةLidah – Bibir – Gusi : ن, ل, ض, ط, د, ت
1) ن
Nun merupakan bunyi yang keluar dari ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian dalam
dengan udara keluar dari hidung dan jelas. Berikut
cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas
dan bertemu gusi sehingga udara keluar dari
rongga hidung.
b) Piringan tertukar karena tersumbatnya aliran udara
dimulut sehingga udara keluar dari rongga hidung.
c) Dua pita suara bergetar.
2) ل
Lam merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian dalam
dengan udara yang menyusup dari pinggir mulut dan
jelas. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas
dan bertemu dengan gusi yang mencegah udara
yang lewat.
b) Udara menyusup dari pinggir mulut.
c) Dua pita suara bergetar
3) ض
Dhod merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian atas
dengan letupan dan jelas secara keseluruhan. Berikut
cara pelfalnnya:
a) Ujung lidah bertemu dengadan bertemu pangkal
gigi seri atas dan bertemu juga dengan gusi
sehingga udara terperangkap dibelakangnya.
b) Ujung lidah terpisah secara tiba-tiba sehingga
terbuka lebar dan keluar udara dengan meletup.
c) Dua pita suara bergetar.
d) Ujung lidah terangkat kearah piringan (langit –
langit mulut yang lunak / pangkal langit mulut).
4) ط
Tho merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian atas
dengan letupan dan halus secara keseluruhan. Berikut
cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengadan bertemu pangkal
gigi seri atas dan bertemu juga dengan gusi
sehingga udara terperangkap dibelakangnya.
b) Ujung lidah terpisah secara tiba-tiba sehingga
terbuka lebar dan keluar udara dengan meletup.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
d) Ujung lidah lidah terangkat kearah piringan (langit
– langit mulut yang lunak / pangkal langit mulut).
5) د
Dal merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian atas
dengan letupan dan jelas. Berikur cara pelfalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengadan bertemu pangkal
gigi seri atas dan bertemu juga dengan gusi
sehingga udara terperangkap dibelakangnya.
b) Ujung lidah terpisah secara tiba-tiba sehingga
terbuka lebar dan keluar udara dengan meletup.
c) Dua pita suara bergetar.
6) ت
Ta merupakan bunyi yang keluar melalui ujung
lidah dan gigi bagian dalam serta gusi bagian atas
dengan letupan dan halus. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas
dan bertemu juga dengan gusi sehingga udara
terperangkap dibelakangnya.
b) Ujung lidah terpisah secara tiba-tiba sehingga
terbuka lebar dan keluar udara dengan meletup.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
2) س
Sin merupakan bunyi yang keluar oleh
bersentuhannya ujung lidah dengan gusi atas secara
bergesekan dan halus. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah menyentuh gusi dengan cara keluar
dari tempat udara yang sempit.
b) Udara keluar dengan gesekan pada tempat udara
sempit.
c) Dua pita suara tidak bergetar
3) ص
Sin merupakan bunyi yang keluar oleh
bersentuhannya ujung lidah dengan gusi atas secara
bergesekan dan halus serta dengan keseluruhan.
Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah menyentuh gusi dengan cara keluar
dari tempat udara yang sempit.
b) Udara keluar dengan gesekan pada tempat udara
sempit.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
d) Ujung lidah terangkat kearah piringan
4) ر
Ra merupakan bunyi yang keluar oleh bertemunya
ujung lidah dengan gusi atas secara bergetar dan
jelas. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bergetar dengan beberapa kali getaran
pada gusi.
b) Udara yang keluar pada saat terjadinya getaran
secara bebas.
c) Dua pita suara bergetar.
2) ش
Bunyi yang keluar lewat ujung lidah mendekati
gusi secara bergesekan dan halus. Berikut cara
pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengan piringan dengan
keadaan menjauhi tempat keluarnya udara yang
sempit.
b) Udara keluar pada tempat yang sempit dengan
terjadinya gesekan.
c) Dua pita suara tidak bergetar.
2) غ
Ghoin merupakan bunyi yang keluar lewat
pangkal lidah dan belakang pangkal langit-langit
secara bergesekan dan jelas. Berikut cara
pelafalannya:
a) Ujung lidah terangkat, sehingga ujung lidah
tersebut sampai melekat pada piringan.
b) Udara keluar sambil terjadinya gesekan pada
tempat keluarnya udara yang sempit antara ujung
lidah dan piringan.
c) Dua pita suara bergetar.
3) ك
Kaf merupakan bunyi yang keluar lewat pangkal
lidah dan belakang pangkal langit-langit dengan
letupan dan halus. Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah bertemu dengan piringan sehingga
aliran udara terperangkap didalamnya.
b) Lidah terpisah dari piringan secara tiba-tiba
sehingga udara keluar dengan keras.
c) Dua pita suara tidak bergetar
4) و
Wa merupakan bunyi yang keluar lewat pangkal
lidah dan belakang pangkal langit-langit secara
bergesekan dan jelas tetapi hanya setengah bergerak.
Berikut cara pelafalannya:
a) Ujung lidah terangkat kearah piringan sehingga
hamper sampai menyentuhnya.
b) Kedua mulut menjadi bulat (monyong) seperti
ketika melafalkan huruf yang berharakat
dhommah.
c) Kedua pita suara bergetar.
Selain istilah kata sowait, ada kata juga istilah yang lebih
populer dalam dunia ilmu bunyi bahasa arab, disebabkan karena
banyak digunakannya kata itu oleh ulama-ulama ashwat, yaitu
kata al- harokat. Disebut al- harokat karena sebagaimana yang
dikutip oleh Kamal Basyar dari pendapatnya Ibnu Jinni, yaitu
karena bunyi vokal bisa menjadikan huruf dapat bergerak
(dilafalkan). Bunyi huruf ba tidak bisa dilafalkan tanpa adanya
harokat, namun ketika huruf ba tersebut diikuti oleh salah satu
harokat ( fathah, atau domah diatas huruf ba tersebut atau dengan
harokat kasrah dibawah huruf ba tersebut) maka huruf tersebut
menjadi hidup dan bisa dilafalkan (ba, bi, bu).
tersebut bisa menjadi sedang jika diikuti oleh huruf ( خ, غ, )ق.
Berikut ini penjelasan vokal beserta contohnya dalam sebuah
kalimat :
Vokal dalam bahasa arab dilihat dari segi bagian lidah yang
terangkat ketika dilafalkannya terbagi menjadi tiga bagian:
1. Vokal bundar
Vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut membundar.
Dalam hal ini ada yang bundar terbuka seperti bunyi [o], dan
yang bundar tertutup seperti bunyi [u].
2. Vokal tak bundar
Yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk mulut tidak
membundar, melainkan terbentang melebar, seperti bunyi [i],
bunyi [e].
3. Vokal netral
Yaitu vokal yang diucpkan dengan bentuk mulut tidak
bundar dan tidak melebar, seperti bunyi [a].
1. Diftong Naik
Adalah vokal yang kedua diucapkannya dengan posisi
lidah lebih tinggi dari yang pertama. Posisi lidah semakin
naik sehingga strukturnya semakin tertutup. Berdasarkan
posisi diatas diftong naik disebut juga sebagai diftong
tertutup. Dalam bahasa Indonesia ada tiga jenis diftong naik :
2. Diftong Turun
Karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari bunyi
kedua. Dalam bahasa Indonesia tidak ada diftong turun.
Dalam bahasa inggris ada dua jenis diftong turun, yaitu :
3. Diftong memusat
Yaitu terjadi jika vokal kedua diacu oleh sebuah atau
lebih vokal yang lebih tinggi, dan juga diacu oleh sebuah atau
lebih vokal yang rendah.
ُ َ -َ)و َج َد
1. Jika wawu dan ya terletak di awal kalimat ( ي ِجد
2. Jika wawu dan ya tersebut di ikuti oleh hakat apapun -ِح َوار
َ
قيام-))ز ِاوية – تعاون
3. Jika wawu dan ya tersebut mati setelah fathah ()موت – بيت
Sama halnya dengan fathah dalam lafadz ““ حمل dan kasrah
lafadz””ط ال, dan fathah panjang sedang dalam lafadz “)”ق ال,
akan tetapi perbedaan tersebut di sebabkan karena perbedaan
vokal yang terdapat dalam kalimat tersebut ( [ ]بlafadz “,”ب ال
][ط lafadz “”ط ال, dan []ق lafadz “)”ق ال, begitu juga berbeda
diantar kalimat “”صم,””دم, dan “”قم, bukan disebabkan prbedaan
harokat akan tetapi disebabkan perbedaan vokal dalam kalimat
tersebut (domah pendek tipis lafadz “”دم, dommah tebal lafdz “
”صم, dan dommah sedang lafadz “)”قم.
BAB VII
املقطع
(SUKU KATA)
Oleh : Muhammad Fakhri Naufal
10
http://dzerieskuira.blogspot.com/2016/04/makalah-fonologi-ejaansilabel-
dan.html
11
http://ikesuryaning.blogspot.com/2014/04/makalah-silaba.html
Bunyi yang paling banyak menggunakan ruang resonansi
adalah bunyi vokal. Karena itu, puncak silabis adalah bunyi
vokal. Namun ada kalanya konsonan, baik bersuara maupun tidak
yang tidak mempunyai kemungkinan untuk menjadi puncak
silabis.
Contohnya kata [dan]. Kata itu terjadi dari bunyi [d], bunyi
[a], dan bunyi [n] adalah bunyi konsonan, sedangkan bunyi [a]
adalah bunyi vocal. Bunyi [a] pada kata [dan] itu menjadi puncak
silabis dan puncak kenyaringan.
Suku kata adalah suatu fonem atau lebih yang ditandai oleh
satu puncak kenyaringan fonem yang terletak pada vokal.
(Zainuddin, 1992 : 14)
12
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-suku-kata-dan-
contohnya/
Suku kata atau silabel (bahasa Yunani : συλλαβή sullabē)
adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau
urutan fonem. Sebagai contoh, kata kamus terdiri dari dua suku
kata : ka dan mus. Silabel juga sering dianggap sebagai unit
pembangun fonologis kata karena dapat memengaruhi ritme sutu
kata.13
14
http://iqbalyulianto.blogspot.com/2008/12/suku-kata.html
bunyi yang diikuti dengan satuan denyutan dada yang
menyebabkan udara keluar dari paru-paru. contoh putusan
ُ ا ِطبQ َخ yang terbagi menjadi 3 potongan. potongan
kalimat ْت
yang pertama mutlak panjang خَ ا yang kedua ْطب
ِ yang ketiga
ُ .
mutlak pendek ت
Kata itu bukan unit bahasa terkecil, karena terdiri dari unit-
unit yang lain yang lebih kecil, bahkan lebih kecil ukurannya,
dintaranya unit-unit bunyi yang diucapkan (syllble / suku kata)
Suku kata adalah unit-unit bunyi yang tidak terlepas darinya yaitu
kata yang diucapkan. Kata-kata tersebut terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
15
https://www.apaarti.com/monosyllabic.html
16
https://www.apaarti.com/suku-kata.html
1. Ketika bunyi yang halus diucapkan pada sebuah kata yang
terdapat bunyi-bunyi tertentu yang terlihat jelas dan
menghasilkan puncak kenyaringan bunyi.adanya puncak
kenyaringan ini orang yang melafalkan terhadap bunyi ini
akan merasakan debaran dalam dada. Maka dari itu ketika
udara dari paru-paru terdorong maka udara tersebut pasti akan
menemukan jalan untuk keluar .dari peristiwa ini timbulah
puncak kenyaringan yang diikuti “Debaran dada” dan hal ini
dinamakan suku kata.
1. Vokal (V) /( )حharus ada pada setiap suku kata, yaitu
mewakili inti suku kata (Neucleus/nuklus) yang ada pada
setiap suku kata. Pada setiap suku kata terdapat satu vokal
saja baik vokal pendek (fathah, kasroh, dhommah) maupun
vokal panjang (fathah panjang, kasroh panjang, dhommah
panjang).
17
Muslich, Masnur. 2012. Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa Indonesia.
Bumi Aksara. Jakarta.
Suku Kata Bentuk Onset Nuklus Koda
ك
َ Pada َب َ َكت CV ك Fathah -
ْ
كQQQQQQQQQَ تPada CVC ت Fathah -
ُتَ ْكتُب
َكاPada كاتب CVV ك Fathah panjang ك
ِميم Pada C V V C م Kasroh م
Panjang
حميم
قَلب CVCC ق Fathah ب/ل
ketika
diwaqafkan
ضار
َ C V V C ض Fathah panjang ر/ر
ketika C
diwaqafkan
1. Teori Sonoritas
Teori sonoritas menjelaskan bahwa suatu rangkaian
bunyi bahasa yang diucapkan oleh penutur selalu terdapat
puncak-puncak kenyaringan (sonoritas) diantara bunyi-bunyi
yang diucapkan. Puncak kenyaringan ini ditandai dengan
denyutan dada yang menyebabkan paru-paru mendorong
udara keluar. Satuan kenyaringan bunyi yang diikuti dengan
satuan denyut dada yang menyebabkan udara keluar dari
paru-paru inilah yang disebut satuan silaba atau suku kata.
Misalnya, ucapan kata bahasa Indonesia [mendaki ] terdiri
atas tiga puncak kenyaringan yang ditandai dengan tiga
denyutan dada ketika kata itu diucapkan. Puncak kenyaringan
itu adalah [e] pada [men], [a] pada [da], dan [i] pada [ki].
2. Teori Prominans
Teori prominans menitik beratkan pada gabungan
sonoritas dan ciri-ciri suprasegmental, terutama jeda
(juncture). Ketika rangkaian bunyi itu diucapkan, selain
terdengar satuan kenyaringan bunyi, juga terasa adanya jeda
diantaranya, yaitu kesenyapan sebelum dan sesudah puncak
kenyaringan. Atas anjuran teori ini, batas diantara bunyi-
bunyi puncak itu diberi tanda tambah [+]. Jadi, kata
[mendaki] ditranskripsikan menjadi [men+da+ki]. Ini berarti,
kata tersebut terdiri atas tiga suku kata. Dan dari sinilah
silabisasi bisa diterapkan secara fonetis.
Suku kata dari segi bunyi yang berhenti (bunyi akhir) terbagi
menjadi 2 macam, yaitu :
18
Bachtiar Ahmad. Bahasa Indonesia Hukum. Jakarta : UIN JAKARTA PERSS
2016 cet.1
19
http://shng2011.blogspot.com/2011/12/suku-kata-terbuka-dan-suku-
kata.html
CVCC
CCVCC
CCCVC
.ص +ح ح +ص ,نحو َ(ر َّاد) ويسمى مقطعا مديدا مقفال بصامتين 6.
20
http://impiankuazhar.blogspot.com/2013/10/suku-kata-dalam-bahasa-
arab.html
Karakteristik Suku Kata dalam Bahasa Arab
1. Suku kata bahas arab terdiri paling sedikit dari dua unit bunyi
konsonan dan vokal (C V) dan paling banyak terdiri dari lima
unit bunyi (CVVCC)
2. Suku kata bahasa arab tidak terlepas dari vokal.
3. Suku kata bahasa arab tidak diawali dengan vokal, seperti
yang ditemukan dalam bahasa inggris (art, ill, up ) dalam
bahasa indonesia (alam, ikan, ubi).
4. Suku kata dalam bahasa arab selalu diawali dengan konsonan
dan diikuti dengan vokal.
5. Suku kata bahasa arab tidak diawali dua konsonan yang
berurutan seperti yang ditemukan dalam bahasa inggris
(street, practice), atau dalam bahasa indonesia (praktek), atau
dalam bahasa jawa (mlaku). Jelas sesuatu menujukkan
ketidakadaan posisi dua konsonan pada permulaan kata-kata
bahasa arab yaitu adanya hamzah washol di permulaan kata
kerja perintah seperti ( )اجلسpengganti dari ( )جلِس.
6. Suku kata dalam bahasa arab tidak diakhiri dengan dua bunyi
konsonan kecuali dalam keadaan waqof atau pengabaian
bunyi akhir kata.
7. Suku kata bahasa arab terkadang terdiri dari dua vokal yang
berurutan.21
8. Kebanyakan kadang-kadang berhenti pada suara yang mati
dan setidaknya berurutan dengan suku kata yang berharakat.
9. Selalu diawali dengan huruf konsonan dan yang kedua huruf
vokal dan tidak diawali dengan dua huruf konsonan yang
berurutan seperti dalam bahasa Inggris Street, Practice, atau
dalam bahasa Indonesia Praktek. Tidk ada huruf konsonan
diawal kalimat Arab yaitu diadakannya hamzah washal
diawal fiil amr,seperti ْ ِإ ْذهَبpengganti dari َب
َ َذه.
21
Basuki, Thomas Anung. AnungFinal.pdf.
10. Paling sedikit terbentuk dari dua bunyi (vokal dan konsonan)
dan tidak hanya dari satu bunyi saja.
11. Tidak adanya dua huruf vokal yang berurutan. Jika ada maka
vokal yang pertama diringkas, sepertri يَ َرى ketika menjadi
jamak menjadi َ يَ َروْ ن.
Suku kata dalam fitur-fitur ini terkadang terdaftar dalam kata
dalam jumlah paling sedikitnya yaitu satu suku kata yang disebut
dengan “satu kata”, dan terkadang juga terdaftar dalam jumlah
paling banyaknya yaitu tujuh suku kata yang disebut dengan
“tujuh suku kata”.
1. Kata bersuku kata satu seperti : م ق، لم، ال, َمن، ِمن، في،ما
2. Kata bersuku kata dua seperti : ،اتQQ م، متى، على،اد خل
اجلِس
3. Kata bersuku kata tiga seperti : ، مس ِجد، ق ات ََل،صابرون
مستشفى، مسل ٌم، َم َس َح
4. Kata bersuku kata empat seperti : مح ،َ اجتَهَد،ٌ مكتبة،ٌصة
َ َخال
استغفَا,ٌ ك راسة،م ٌد
5. Kata bersuku kata lima seperti : متشابها ٌ
,مالحظات
6. ٌ
Kata bersuku kata enam seperti : متشابهات ,مالحظاتكم
7. َ فَ َس, مالحظَاتهن
Kata bersuku kata tujuh seperti : ي كفِي َكه
a. Satu vokal,
b. Satu vokal dan satu konsnan,
22
https://copiikhan.wordpress.com/2010/03/12/suku-kata-silabel/
c. Satu knsoonan dan satu vokal,
d. Satu konsonan, satu vookal, dan satu konsonan,
e. Dua konsonan, satu vokal,
f. Dua konsonan, satu vokal, dan satu konsonan,
g. Satu konsonan, satu vokal, dan dua konsonan
h. Tiga konsonan, dan satu vokal, atau
i. Tiga konsonan, satu vokal, dan dua konsonan
j. Dua konsonan, satuvokal, dan dua konsonan.serta
k. Satu konsonan, satu konsonan, satu vokal, dan tiga
konsonan.
23
Alwi, Hasan, dkk 1998. Tata Bahasa Baku Indonesia, edisi ketiga. Pusat
Bahasa dan Balai Pustaka. Jakarta.
http://tugasmorfologilanjut.blogspot.com/2012/02/struktur-suku-kata.html
suku. Bunyi semi konsonan di dalam pola persukuan
diberikan rumus ½ C, agar tidak menimbulkan kekaburan di
dalam perumusan.
Contoh :
I + bu [ i ] + [ bu ]
A + nak [ a ] + [nak ]
I + par [ i ] + [ par ]
O + rang [ o ] + ran ]
E + nak [ e ] + [ nak ]
Contoh :
An + tar [ an ] + [ tar ]
Un + tuk [ un ] + [ tuk ]
Am + bil [ am ] + [ bil ]
In + dah [ in ] + [ dah ]
Ong + kos [ on ] + [ kos ]
c. Suku kata berpola CV , suku ini dibangun oleh sebuah
bunyi konsonan, sebagai tumpu suku dan sebuah bunyi
vokal sebagai puncak.
Contoh :
Pu + nah [ pu ] + [ nah ]
Pu + sing [ pu ] + [ sin ]
Mu + al [ mu ] + [ al ]
Bi + sul [ bi ] + [ sul ]
Ne + kat [ ne ] + [ kat ]
Tu + buh [ tu ] + buh ]
Lu + rus [ lu ] + [ rus ]
Contoh :
Sum + ber [ sum ] + [ bor ]
Tun + duk [ tun ] + [ duk ]
Lin + tas [ dir ] + [ tas ]
Tak + dir [ tak ] + [ dir ]
Pin + dah [ pin ] + dah
Ling + lung [ lin ] + [ lun ]
e. Suku kata yang berpola CCV , suku ini dibangun oleh dua
buah bunyi konsonan sebagai tumpu suku, dan sebuah
bunyi vokl sebagai puncak suku.
Contoh :
Dra + ma [ dra ] + [ ma ]
Gra + tis [ gra ] + [ tis ]
Pro + duk + si [ pro ] + [ duk ] + [ si ]
Gro + gi [ gro ] + [ gi ]
Pra + kar + sa [ pra ] + [ kar ] + [ sa ]
f. Suku kata yang berpola CCVC, suku ini dibangun oleh
dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagaitumpu
suku, sebuah bunyi vokal sebagai puncaknya dan sebuah
bunyi konsonan sebagai koda suku.
Contoh :
Prak + tik [ prak ] + [ tik ]
Dras + tis [ dras ] + [ tis ]
Frak + si [ frak ] + [ si ]
Klas + ter [ klas ] + [ ter ]
Klen + teng [ klen ] + [ ten ]
Contoh :
Wa + jah [ wa ] + [ jah ]
Wa + ni + ta [ wa ] + [ ni ] + [ ta ]
Ya + tim [ ya ] + [ tim ]
Wa + dam [ wa ] + [ dam ]
Contoh :
Wak + tu [ wak ] + [ tu ]
Sa + wah [ sa ] + [ wah ]
U + ang [ u ] + [ wan ]
Win + du [ win ] + [ du ]
Wi + la + yah [ wi ] + [ la ] + [ yah ]
Pa + yah [ pa ] + [ yah ]
A + yah [ a ] + [ yah ]
i. Suku kata yang berpola CCVCC, yaitu suku kata yang
dibangun oleh dua buah bunyi konsonan yang bertindak
sebagai tumpu suku, sebuah bunyi vokal sebagai sonarity
dan dua buah bunyi konsonan yang bertindak sebagai
koda suku. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Contoh :
Trans + mi + gra + si [ trans ] + [ mi ] + [ gra ] + [ si ]
Trans + por [ tras ] + [ por ]24
BAB VIII
النبر
(TEKANAN)
Oleh : Rika Indri Cahyani
25
Marlina, lina. Ilmu Aswat dan Fonologi. Bandung
Kajian fonetik dalam literatur Arab terfokus pada kajian
fonetik tunggal dan perubahannya, kemudian kajian modern
menambahkan pengetahuan tentang fakta-fakta bunyi yang
melebihi bunyi-bunyi tunggal ke dalam hubungannya dengan
kontruksi bahasa. Fakta yang terpenting ini adalah adanya silabel,
stress, dan intonasi26. Tekanan merupakan salah satu unsur
suprasegmental yang mempunyai pengaruh dalam pembedaan arti
ujara. Tekanan (nabr) atau dalam bahasa Inggris disebut stress
adalah aktivitas seluruh organ bunyi (speech organs) di waktu
yang bersamaan.
26
Dr. Mahmud Fahmi Hijazi, Madkhal ‘ila ‘ilmi al-Lughah ( Pengantar
Linguistik ), Daruts Tsaqafah, Kuwait, 1975.
berada pada posisi ketiga dan tekanan lemah yang merupakan
suku kata yang memiliki tekanan paling lemah.
27
Kamal Muhamad Basyar, 2005 : 512
Tekanan menyangkut masalah keras lunaknya bunyi. Suatu
bunyi segmental yang diucapkan dengan arus udara yang kuat
sehingga menyebabkan amplitudonya melebar, pasti dibarengi
dengan tekanan keras. Sebaliknya, sebuah bunyi segmental yang
diucapkan dengan dengan arus udara yang tidak kuat sehingga
amplitudonya menyempit, pasti dibarengi dengan tekanan lunak.
Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis, mungkin juga telah
berpola, mungkin juga bersifat distingtif sehingga dapat
membedakan makna, mungkin juga tidak distingtif.
29
Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum. Dr. Abdullah, MA. Pengantar
linguistik bahasa Arab (Klasik Modern), Cetakan 1, Jakarta,hal :57-58
a. Tekanan naik, yaitu nada yang meninggi, ditandai dengan ( ‘ )
b. Tekanan datar ditandai dengan {..É.}
c. Tekanan turun naik, yaitu nada yang merendah , yang
ditandai dengan {.¡..}
d. Tekanan turun naik, yaitu nada yang merendah kemudian
meninggi, yang ditandai dengan {.. i.}
e. Tekanan naik turun, yaitu nada yang meninggi dan kemudian
merendah, ditandai dengan {.ˆ...}
Tingkatan Tekanan
1. Tekanan pokok
2. Tekanan sekunder
3. Tekanan lemah
1. Tekanan pokok
2. Tekanan lemah
Merupakan pengklasifikasian tekanan yang paling ringkas
hanya saja analisis tekanan nya terfokus pada tekanan pokok dan
mengabaikan pada tekanan selain tekanan pokok
31
Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem
Bunyi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 113
هذا ما طاب لكم
32
https://pengertian ilmu aswat. M. Subhi Mahmasoni. 2018
4. Suku kata yang keempat
Tekanan terletak pada suku kata yang akhir jika termasuk
pada jenis panjang.
33
Kholisim, Buku Ajar Fonologi Bahasa Arab ( Malang : JSA FS UM, 2005 ) hlm.
69
Selain tekanan dalam kata, ada juga tekanan dalam kalimat,
dimana si penutur memberikan stress pada salah satu kata dalam
kalimat yang diucapkannya dengan maksud memberikan kesan
khusus yang membedakannya dari kata-kata lain dalam kalimat
itu. Tujuannya sangat banyak, diantaranya:
Nabr (stress) baik dalam kata maupun kalimat ini tidak lain
merupakan peninggian tingkat kenyaringan bunyi. Kenyaringan
dan ketinggian itu tergantung kepada kadar tekanan udara yang
dipompa dari paru-paru. Ini semua sama sekali tidak memiliki
kaitan dengan nada bunyi atau intonasi.34
34
Muslich, Masnur. 2012. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif
Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
في, ما, ال, لن, لم, من, عن
) موس+ جاموس ( ج
) قين+ باقين ( با
) عون+ نو+ ممنوعون ( مم
) بين+ ضو+ ( مغQمغضوبين
- اتق هّللا
- حذار من المخدرات
Perpindahan Tekanan
)النغمة و التنغيم
(NADA-INTONASI)
Nada
Setiap suku kata bahasa Cina tidak hanya terdiri dari vokal
dan konsonan saja, tetapi juga memiliki nada. Nada dalam bahasa
memiliki fungsi untuk membedakan makna kata. Setiap kata
dalam bahasa Cina dengan cara pengucapan yang sama, namun
jika terdapat perbedaan nada, maka makna yang terkandung
dalam setiap suku kata tersebut akan berbeda. Melatih
menggunakan nada yang baik dan benar adalah hal yang
gampang gampang susah dalam mempelajari bahasa ,
penggunaan nada yang tepat akan di interpretasikan dengan baik
oleh lawan bicara dengan mudah dan benar sehingga akan
menghasilkan suatu jalinan komunikasi yang lancar. Dalam
pengajaran pelafalan, hal yang terpenting adalah latihan meniru
dan membedakan. Jika ingin menguasai nada dan pelafalan
dengan baik maka harus terus menerus meniru. Jika sudah dapat
menirukan pelafalan yang benar maka harus selalu mengingat
posisi mulut.
Metode I
Cara Mengembangkan Nada Bicara yang Bersahabat
Metode 2
Tips
Intonasi
1. Kalimat berita atau deklaratif yang ditandai dengan tanda titik (.)
2. Kalimat perintah atau kalimat imperatif yang ditandai dengan tanda
seru (!)
3. Kalimat tanya atau interogatif yang ditandai dengan tanda tanya (?)
Maka dari itu, dalam intonasi terdapat tiga jenis intonasi di lihat
dari maksudnya, yaitu:
b. Baris /j٢٣٣/, baris nada ini berlaku pada kalimat tanya yang
membutuhkan jawaban iya atau tidak. contoh :
Selain tiga point diatas, adanya baris nada yang lain yaitu nada
turun dan nada naik yang dilafalkan secara bersaman dalam satu
kalimat. Seperti dalam kalimat yang diawali dengan nada naik maka
kelanjutan kalimatnya adalah dengan nada turun. Sebagaimana yang
terdapat pada kalimat-kalimat dibawah ini :
4. Fungsi Leksikal
5. Fungsi ketatabahasaan,
Artinya adalah jika ada ketidaksinkronan dari intonasi suara dan isi
perkataaan, maka yang dipercaya oleh si penerima pesan adalah
komponen yang berbicara lebih besar (dalam hal ini intonasi).
Contoh: Anda berkata “Saya nggak papa kok”, tapi dengan nada
ngambek.
Pengertian Jeda/Persendian
Jenis-jenis Jeda/Persendian
Jeda ada yang bersifat tertutup dan ada juga yang bersifat
terbuka. Oleh karena itu jeda terbagi menjadi 2 bagian:
Macam-macam jeda:
1. Jeda final yaitu perhentian diakhir kalimat dan menandai
intonasi berakhir
2. Jeda non final yaitu perhentian ditengah kalimat yang
manandai frase tertentu.
1. Sendi tambah (+) yakni jeda yang berda diantara dua suku
kata. Ukuran panjangnya kurang dari satu fonem. Misalnya:
[ suk+ran] /sukran/
[lai+sa] /laisa/
[af+wan] /afwan/
2. Sendi tunggal (/), jeda yang berada diantara dua kata dalam
frasa. Ukuran panjangnya satu fonem. Misalnya:
Fil / jaami’ah
Ilal / baiti
Min / masjidi
َ
1. َج َدل َك
Apabila kamu mengucapkan “ “ ج ا دلكmaka yang
َّ َ
2. كل َم ْت ِني
Apabila kamu mengucapkan “kallamatni” maka yang
bermaksud “ telah menceritakan kepadaku”
Apabila kamu mengucapkan “ kalla + matni “ maka yang
dimaksud adalah “ telah melafalkan kepadaku “
Seperti halnya dalam syair:
Saya telah memukul pintu sampai telah melemahkanku
dan ketika memukul tersebut maka lemahlah diriku dan
lemahlah tanganku.
َ
3. ذ ِاهبة
Apabila membacanya ذاھﺒﺔmaka bermakna isim fail dari
ذھﺐ.
Apabila membacanya ھﺒﺔ+ ذاmaka maknanya menjadi .
اھﻞ ھﺒﺔ
Seperti halnya dalam syair:
ﻓﺪﻋﮫ ﻓﺪوﻟﺘﮫ ذاھﺒﺔ ھﺒﺔ+ ِاذا ﻣﻠﻚ ﻟﻢ ﯾﻜﻦ ذا
4. 2 :اﻟﻔﺎﺗﺤﮫ
Jika membacan ayat ini tanpa jeda dan dengan kata رب
yang dikasrohkan maka kata ربitu sebagai badal.
ُ ْ ُ َّ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْأ
5. اس خ ْو َن ِفي ال ِعل ِم َي ُق ْول ْو َن َآم َّنا ِب ِه (آل
ِ وم ا يعلم ت ِويل ه ِإ ال هللُ و الر
)7: عمران
َّ َ َ َ ْأ
Apabila ayat ini dibaca َو+ ُُه ِإ ال هلل َو َم ا َي ْعل ُم ت ِو ْيل
َّ َ ُ ُ َ الراس ُخ ْو َن في الع ْلم
َ يق ْول ْون
آمنابِ ِه ِ ِ ِ ِ َّ Maka bermakna bahwa hal
yang sama itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah
semata. Jika membacanya tanpa jeda maka akan bermakna
Allah mengetahui hal yang sama dan juga orang-orang yang
mendalami pengetahuan.
َْ َ ُ َْ ً
6. )18: ﺴﺒﯿﻼ (اإلنسان
ِ ﻋﯿﻨﺎ ِﻓيها ﺗﺴﻤﻰ َﺳﻠ
Apabila kata ﺳﻠﺴﺒﯿﻼdibaca tanpa jeda maka maknanya
adalah mata di syurga. Apabila dibaca dengan jeda ﺳﻞ
ﺳﺒﯿﻼ+ maka menjadi ada dua kalimat , kalimat yang pertama
adalah fiil dan kedua adalah isim. Dan maknanya berubah
menjadi tidak bermaknanya konteks tersebut.
ُ ُ ُ َُُ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ
7. هللا ث َّم وامل وتى يبعثهم+ )) ِإ َّن َم ا َي ْس َت ِج ُب ال ِذين يس معون36:ألنع ام
َ
ِإ ل ْي ِه ُي ْر َج ُع ْو َن
Apabila ayat ini dibaca ( ( + ين َي ْس َم ُع ْو َن
َ َّن َم ا َي ْس َتج ُب الذ
ِ ِ ِإ
َ ُ ُ ُ َُُ ْ َ َ َْ َ
هللا ث َّم ِإ ل ْي ِه ُي ْر َج ُع ْو َن واملوتى يبعثهم.
َ ُ َ
8.
َ ِﺮﺑ ْﻮ ن و
ﺟﻮھ ُه ْم و ا َدﺑﺎ َرھﻢ ُ َﻜﺔ َﯾ ْﻀ ِاذ َﯾ َﺘ َﻮﻓﻰ اﻟﺬﯾﻦ ﻛﻔﺮوا اﻤﻟ َﻼ ِﺋ
)80:(اﻻﻧﻔﺎل
Apabila ayat ini dibaca tanpa jeda maka akan bermakna
bahwa malaikat memukul wajah dan dubur orang-orang kafir.
ُ
Namun apabila ayat ini dibaca menggunakan jeda اﻤﻟ َﻼ ِﺋ َﻜﺔ َﯾ
َ َ
ﻛﻔﺮوا ِاذ َﯾ َﺘ َﻮﻓﻰ اﻟﺬﯾﻦQ+ ﺟﻮھ ُه ْم و ا َدﺑﺎ َرھﻢ
َ ِﺮﺑ ْﻮ ن و
ُ ْﻀmaka
maknanya adalah bahwa malaikat memukul dirinya sendiri
(wajah dan dubur ).
طﺮﯾﻖ
Dan Kamal Basyar telah menunjukkan (…2 : 558-559)
contoh dari jeda yang lebih baik yang dinamai dengan اﻟﺴﻜﺘﺔdan
ditandai dengan [,]. Dan ketentuan nya sebagai berikut :
Pengertian Fonem
Dua buah kata yang hampir sama seperti kata baru dan bahu
tersebut, disebut sebagai pasangan minimal, maka untuk bisa
membuktikan sebuah bunyi itu fonem atau bukan kita harus
mencari pasangan minimalnya. Jadi, untuk menentukan sebuah
bunyi itu merupakan fonem atau bukan dapat diketahui dengan
membuat pasangan minimal dan kontrasnya.
Dua buah kata yang hampir sama seperti kata baru dan bahu
tersebut, disebut sebagai pasangan minimal, maka untuk bisa
membuktikan sebuah bunyi itu fonem atau bukan kita harus
mencari pasangan minimalnya. Jadi, untuk menentukan sebuah
bunyi itu merupakan fonem atau bukan dapat diketahui dengan
membuat pasangan minimal dan kontrasnya.
Dua buah kata yang hampir sama seperti kata baru dan bahu
tersebut, disebut sebagai pasangan minimal, maka untuk bisa
membuktikan sebuah bunyi itu fonem atau bukan kita harus
mencari pasangan minimalnya. Jadi, untuk menentukan sebuah
bunyi itu merupakan fonem atau bukan dapat diketahui dengan
membuat pasangan minimal dan kontrasnya.
1. Mencari dua kata yang komponen bunyi nya sama atau serupa
kecuali bunyi yang ingin di uji ( minimal pair atau pasangan
minimal). Untuk menguji bunyi sin / س/, dan shod / ص/,
keduanya harus disimpan dalam dua kata yang semua
komponen bunyi nya sama atau serupa, seperti ( ) سارdan (
) صار. Berikut ini tambahan mengenai contoh minimal pair
yang bisa digunakan dalam pengujian fonem suatu bunyi.
Fonem
1. Fonem vokal
Dalam pembuktian bunyi-bunyi vokal dalam bahasa arab
termasuk fonematau tidak, dapat dilihat sebagai berikut :a.
Vokal /i/ dan /î/ misal : /sinnun/ “umum atau gigi”
/sÎn/ “huruf s”Vokal /i/ dan /Î/ dalam bahasa arab adalah dua
buah fonem yang hampirsama namun dapat membedakan
makna.b. Vokal /a/ dan /â/ misal : /nasara/ “dia
telah menolong” /nâsara/ “saling menolong”Vokal /a/ dan /â/
dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampirsama
namun dapat membedakan makna.c. Vokal /u/ dan /û/
misalnya /nuzurun/ “peringatan” /nuzûrun/
“nazar”Vokal /u/ dan /û/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang hampersama, namun dapat membedakan
makna.d. Vokal /i/ dan /a/ misalnya : /min/ “dari”
/man/ “siapa”
Vokal /i/ dan /a/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang hampirsama, namun dapat membedakan
makna.e. Vokal /i/ dan /u/ misalnya : /birrun/ “kebaikan”
/burrun/ “gandum”Vokal /i/ dan /u/ dalam bahasa arab
adalah dua buah fonem yang hampirsama, namun dapat
membedakan makna.f. vokal /a/ dan /u/ misalnya :
/ barrun / “daratan” / burrun / “gandum” Vokal /a/ dan /u/
dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yanghampir sama,
namun dapat membedakan makna.
2. Fonem konsonan
Diantara beberapa fonem yang teridentifikasi memiliki
kesamaan dalam bahasa arabadalah sebagai berikut :a.
konsonan “” /t/ dan “” /t/, misalnya : / tin / ”buah tin” /
tin / ”tanah”konsonan /t/ dan /t/ dalam bahasa arab adalah
dua buah fonem yangberbeda, dan dapat membedakan makna.
Macam-Macam Fonem
Penulisan
Posisi
No Nama
. Bunyi Lati
Arab Awal Tengah Akhir
n
Kata Kata Kata
1. الهمزة ء أخد سأل بدأ
2 الباء ب B برك سبق كتب
3 التاء ت T ترك فتح مات
4 الثاء ث ثبت كثر رفث
5 الجيم ج جلس فجأ خرج
6 الحاء ح ĥ/ħ حسن بحث منح
7 الخاء خ X خرج بحل طبخ
8 الدال د D دخل بدل حمد
9 الذال ذ Đ ذكر بذل نفذ
10 الراء ر R ركب برك كبر
11 الزاي ز Z زرع رزق برز
12 السين س S سجد مسح ملس
13 الشين ش شكر نشأ نفش
14 الصاد ص ş صبر فصح خلص
15 الضاد ض D/d ضرب غضب فرض
16 الطاء ط t طلب بطل بسط
17 الظاء ظ Đ ظلم كظم حفظ
18 العين ع عرف لعب وسع
19 الغين غ غلب رغب بلغ
20 الفاء ف F فتح رفق سلف
21 القاف ق Q قتل سقط نطق
22 الكاف ك K كتب سكن مسك
23 الالم ل L ملس غلب سأل
24 امليم م M مسح سمح سلم
25 النون ن N نزل منح سكن
26 الهاء ه H هدى نهى كرح
27 الواو و W وسط فوق حلو
28 الياء ي Y يجد بين سعي
الكسرة
29 القصير I كتاب
ة
الضمة ُ
30 U كتب
القصرة
الفتحة َ
31 A كتب
القصرة
الكسرة ii /
32 ي i:/Ĭ
ِقيل
الطويلة
الضمة
33 االطويل و uu /
u:/Ŭ
ُسوق
ة
َ
الفتحة قال
aa /
34 الطويلة ا a:/ǻ
Contoh fonem :
Dalam bahasa Indonesia kata /apel/ yang bermakna
upacara dan /apel/ yang bermakna buah, memiliki satu
fonem yaitu fonem /e/
Contoh alofon :
Realisasi dari fonem /e/ diatas dapat diurai menjadi 3
bunyi yaitu : Ә, ℮, dan ἑ
Inilah yang dimaksud dengan alofon yaitu variasi
bunyi dari sebuah fonem. Secara fungsional ia dapat
mengubah makna, tidak dapat mengubah makna, dapat di
identifikasi oleh pasangan minimal dan kontras, dapat di
identifikasi ketika bunyi alofon dirangkai oleh bunyi lain.
BAB XII
املماثلة و املخالفة
(ASIMILASI DAN
DISIMILASI)
Oleh : Marini Efriyenti
Asimilasi
1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi ini terjadi ketika suatu bunyi terkontaminasi
oleh bunyi lain didekatnya sehingga menyebabkan bunyi itu
mirip atau terdengar sama dengan bunyi lain didekatnya baik
dari segi tempat keluar bunyi ( رجQQ ) مخmaupun sifatnya.
Dengan kata lain Asimilasi adalah proses perubahan bunyi
yang mengakibatkannya mirip atau sama dengan bunyi lain
didekatnya. Seperti perubahan bunyi ta ( ) تyang bersifat
samar ( ) المهموسdalam kata ( ) ازتادmenjadi bunyi dal ( ) د
yang bersifat majhur ( ) ازدادyang disebabkan karena
dekatnya bunyi zai ( ) زyang bersifat majhur / jelas ( ) ازداد
(zai dan dal keduanya sama bersifat jahar/ jelas).
2. Unsur-unsur Asimilasi
Asimilasi berdasarkan perbedaan jenis dan bentuknya
mencakup aspek-aspek berikut ini :
Disimilasi
1. Pengertian Disimilasi
Bunyi
Bunyi
Bentuk yang Fenomena No
yang mem
Disimilasi dipengaru Disimilasi .
pengaruhinya
hinya
Perubahan Fathah Fathah َ
- ولدان
fathah pendek pendek panjang
menjadi ولدان
ِ
kasroh pendek
1.
untuk
membedakan
dengan fathah
panjang
Perubahan sin Sin ketiga Sin kedua -سَ دس َّ 2.
kedua
دسىَّ
menjadi alif
panjang untuk
membedakan
dengan sin
kedua
Perubahan Mim Mim kedua – َج َّم َد
mim pertama pertama ْ
menjadi lam َجل َم َد
untuk 3.
membedakan
dengan mim
kedua
Perubahan dal Dal kedua Dal pertama – بغداد
kedua
menjadi nun بغدان
untuk 4.
membedakan
dengan dal
pertama
BAB XIII
التحليل التقابلي) بين األصوات
العربية و اإلندونسية
(ANALISIS KONTRASTIF
BUNYI BAHASA ARAB DAN
BAHASA INDONESIA)
Oleh : Nifar Izzudin Amrullah
a. Bunyi yang Sama atau Identik dalam Bahasa Arab dan bahasa
Indonesia
Dalam dua bahasa yang berbeda mungkin dikatakan sama
persis atau identik karena karakteristik bunyi yang
mengikutinya sama baik itu dari segi tempat keluar atau
sifatnya, diantaranya:
No Bunyi-Bunyi Deskripsi
ب / مجهور- انفجاري - كالهما شفتاني
1
B Bilabial, hambat, bersuara
م /– مجهور انفي- كالهما شفتاني
2
M Bilabial, nasal, bersuara
و / نصف حركة - كالهما شفتاني
3
W Bilabial, semi vokal
ف /- احتكاكي- اسناني-كالهما شفتاني
4
F
محموس
Labio-dental, geseran, tak bersuara
ج /مجهور - مركب- كالهما طرفي – غاري
5
J Lamino-palatal, paduan, bersuara
ك /- انفجاري - كالهما قصي – طبقي
6 محموس
K
Dorso-velar, hambat, tak bersuara
ر /مجهور - تكراري- كالهما ذلقي – لثوي
7
R Apiko-alveolar, getar, bersuara
ز /مجهور – حتكاكي- كالهما ذلقي – لثوي
8
Z Apiko-alveolar, geseran, tak bersuara
س /– كالهما ذلقي – لثوي – احتكاكي
9 محموس
S
Apiko-alveolar,geseran, tak bersuara
ه محموس- احتكاكي- كالهما حنجري
10
H Glottal (laringal), geseran, tak bersuara
Deskripsi
N Bunyi-
o Bunyi Menurut pita
Artikulator Artikulasi
suara
1
ت Apiko-Alveolar- Dental Hambat Tak Bersuara
T Apiko-Alveolar Hambat Tak Bersuara
2
د Apiko-Alveolar- Dental Hambat Bersuara
D Apiko-Alveolar Hambat Bersuara
3
ن Apiko-Alveolar- Dental Nasal Bersuara
N Apiko-Alveolar Nasal Bersuara
4
ل Apiko-Alveolar- Dental Lateral Bersuara
L Apiko-Alveolar Lateral Bersuara
5
ي Centro-palatal Semivokal
Y Lamino-Palatal Semivokal
6
غ Dorso-Velar Geseran Bersuara
G Dorso-Velar Hambat Bersuara
7
ح Uvular Geseran Tak Bersuara
H Glottal Geseran Tak Bersuara
8
خ Dorso-Velar Gesekan Tak Bersuara
K Dorso-Velar Hambat Tak Bersuara
9
ق Dorso-Uvular Hambat Tak Bersuara
K Dorso-Velar Hambat Tak Bersuara
10
ش Lamino-Palatal Geseran Tak Bersuara
S Apiko-Alveolar Geseran Tak Bersuara
11
ث Interdental Geseran Tak Bersuara
S Apiko-Alveolar Geseran Tak Bersuara
12
ذ Interdental Geseran Bersuara
Z Apiko-Alveolar Geseran Bersuara
13 ص Apiko-Alveolar/Terkatup Geseran Tak Bersuara
S Apiko-Alveolar/Tipis Geseran Tak Bersuara
Bunyi Deskrifsi
N
- Artikulas Berdasarka
o Artikulator
Bunyi i n Pita Suara
Apiko-
مطب
ض Hambat Bersuara
1 Alveolar-Dental ق
D Apiko-Alveolar Hambat Bersuara مرقق
مطب
ظ Interdental Geseran Bersuara
2 ق
D Apiko-Alveolar Geseran Bersuara مرقق
مطب
ظ Interdental Geseran Bersuara
3 ق
Z Apiko-Alveolar Geseran Bersuara مرقق
Apiko- Tak
مطب
ط Hambat
4
Alveolar-Dental Bersuara ق
Tak مرقق
T Apiko-Alveolar Geseran
Bersuara
Tak
خ Dorso-Velar Geseran
Bersuara
5
Glottal(Laringal Tak
H Geseran
) Bersuara
No Bunyi Deskripsi
1 ث Interdental, geseran, tak bersuara
2 ح Uvular, geseran, tak bersuara
3 خ Dorso-velar, geseran, tak bersuara
4 ذ Interdental, geseran, bersuara
5 ش Lamino-palatal, geseran, tak bersuara
6 ص Apiko-alveolar, geseran, tak bersuara, terkatup
Apiko- dental- alveolar, hambat, bersuara,
7 ض terkatup
Apiko-Alveolar-Dental, hambat, tak bersuara,
8 ط terkatup
9 ظ Interdental, geseran, bersuara,terkatup
10 ع Uvular, geseran, bersuara
11 غ Dorson-velar, geseran, bersuara
12 ق Dorso-Uvlar, hambat, tak bersuara
No Bunyi Deskrifsi
1 P Labio, hambat, bersuara, seperti kata “papa”
Lamino-palatal, paduan, tak bersuara, seperti
2 C
kata “cucu”
3 E Vokal atau harokat seperti “beli”
4 O Vokal atau harokat seperti pada “toko”
Lamino-palatal, nasal, bersuara, seperti pada
5 Ny
“ nyala”
Dorso- velar, nasal, bersuara seperti
6 Ng
pada”ngilu”
7 Ai Dua vokal seperti “ gulai”
8 Au Dua vokal seperti “ pulau”
9 Oi Dua vokal seperti “ sepoi”
10 Ei Dua vokal seperti “ esei”
[kl] pada [klinik], [br] pada [obral], [sr] pada
Konsonan
11 [pasrah], [sw] pada [swadaya], [kw] pada
dua huruf
[kwintal], [pr] pada [ produksi]
Konsonan [str] pada [strategi], [ skr] pada [skripsi], [spr]
12
tiga huruf pada [sprinter]
2 قبر Kubur
9 مخلوق Makhluk
2 عليم Alim
8 عمر Umur
9 عموم Umum
f. Pengucapan Bunyi /ny/ terdiri dari dua bunyi: /n/ dan /y/.
sebagaimana contoh di bawah :
g. Pengucapan Bunyi /ng/ ada dua: nun /n/ dan gin /g/.
sebagaimana contoh di bawah :
DAFTAR PUSTAKA
http://lisanarabi.net//لغوية-دروس-واتQQQQQQQ االص-fonologi/591--فQQQQQQQوص
االصوات
deskripsibunyi-صفاتها-حبث-منbahasa-arab-menurut-sifatnya.htm
http://www,mohameddawood.com/view.aspx?ID=1874&topic
www.startimes.com/?+=5424549
https://spinditty.com/learning/6-Reasons-Why-You-Hate-Your-Voice
https://www.diahannboock.com/articles/Tone-Voice
http://totalcommunicator.com/vol2_3/voicemessage.html
https://www.theguardian.com/science/blog/2015/apr/16/is-your-voice-
trustworthy-engaging-or-soothing-to-strangers
https://www.theguardian.com/science/blog/2015/apr/16/is-your-voice-
trustworthy-engaging-or-soothing-to-strangers
http://www.positivityblog.com/do-you-make-these-10-mistakes-in-a-
conversation/
https://www.wowshack.com/indonesian-tongue-twisters-we-dare-you-
to-try/
https://spinditty.com/learning/6-Reasons-Why-You-Hate-Your-Voice
https://www.fastcompany.com/3048748/10-secrets-to-sounding-
confident
http://Farintahmat.blogspot.com/2014/03makalah-unsur-unsur-
suprasegmental.html?m=1 16.35 Tanggal 16 Desember
2018
https://biasamembaca.blogspot.com/2018/04/penjelasan-
mengenai-bunyi.html?=1 16 Desember 2018 . 16.45
http://pipitustari.blogspot.co.id/2016/03/klasifikasi-bunyi
suprasegmental.html 16 Desember 2018 . 17.07
http://bintimaria.blogspot.com/2011/10/fonologi.html?m=1
16 Desember 2018 . 18.44
http://kaligrafiiaibafa.blogspot.com/2016/04/makalah-ilimu-
ashwat.html
https://sulaimansaid.wordpress.com/2013/12/29/linguistik-
sinkronik-dan-diakronik/