Anda di halaman 1dari 18

Prakata

Alhamdulillah, kami dapat menyusun buku Penilitian Tindakan Kelas Sebagai Upaya
Perbaikan Pembelajaran. Buku ini merupakan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas Pasca Sarjana Universitas Negeri Lamongan pada semester kedua
tahun 2023. Tulisan yang terkumpul dalam buku ini merupakan kolaborasi dari empat mahasiswa
dalam satu kelompok yang membahas terkaitan pemanfaatan Penelitian Tindakan Kelas.
Universitas Islam Lamongan sangat menjunjung tinggi pemikiran ilmiah yang dilandasi
oleh landasan Al-Qu’ran dan Hadist , karya ilmiah berupa tulisan merupakan produk pembelajaran
juga sebagai pedoman pada penulisan selanjutnya, kebermanfaatan penulisan ilmiah sangat
dibutuhkan dalam menjawab berbagai kondisi yang terjadi di lapangan dan merupakan panduan
bagi praktisi Pendidikan.
Terima kasih kepada Dr.Fathurrahman M.M yang telah memberikan panduan materi
perkuliahan dan bimbingan dalam penyusunan buku ini. Terima kasih untuk keluarga besar Pasca
Sarjana Universitas Islam Lamongan yang selalu memberi dukungan dan semangat. Tak ada
gading yang tak retak. Namun, semoga buku ini bermanfaat. Aamiin.

Lamongan , Zulhijjah 1444 H


Juni 2023 M

iii
DAFTAR ISI

Prakata ………………………………………………………………………………………. iii

Daftar Isi …………………………………………………………………………...…………iv

Pendahuluan …………………………………………………………………………………..1

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………………………………………...3

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli ……………………………4

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas …………………………………………………...5

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ……………………………………………………..7

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ……………………………………………………...9

Pemanfaatan PTK untuk Evaluasi Pembelajaran ……………………………………………11

Keunggulan dan Problematika dalam PTK …………………………………………………14

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………16

iv
Penelitian Tindakan Kelas sebagai Upaya Perbaikan Pembelajaran
Khoirul Fattah, Lana Fauziyah, M. Fadhil, Nurul Balqis

Pendahuluan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan melalui tindakan di
kelas oleh guru/peneliti. Penelitian tindakan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: penelitian
tindakan partisipasi (participatory action sesearch), penelitian tindakan kritis (critical action
reseach), penelitian tindakan sekolah (institutional action research), dan penelitian tindakan kelas
(clasroom action recearch). Dari keempat jenis penelitian tindakan tersebut, jenis yang keempat
yang paling tepat, sesuai dan konsisten dengan guru yang bertugas di bidang pendidikan. Dalam
pendidikan formal yang banyak dikembangkan guru di sekolah adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena sasaran atau subjek penelitiannya adalah siswa. Sedangkan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah.
Telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan guru dan angka kreditnya diberlakukan mulai
Januari 2013. Petunjuk teknis pelaksanaan kinerja guru yang profesional harus menguasai dan
melaksanakan serta membuat laporan hasil penelitian di bidang pendidikan utamanya Penelitian
Tindakan Kelas sesuai dengan kaidahnya. Yang dimaksud dalam hal ini adalah penguasaan
terhadap kelas. 1
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan
profesionalitas guru. Perubahan kualitas pendidikan tergantung dari apa yang dipikirkan dan
dilakukan oleh guru. Untuk itu kompetensi guru sangat diperlukan dalam meningkatkan
profesionalitas guru agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Undang-Undang No
14 Tahun 2005 memberlakukan untuk memenuhi tuntutan profesionalitas guru. Berdasarkan UU
tersebut guru dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi sosial, kompetensi personal dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengelola peserta didik,
kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru untuk menjadi bagian dari masyarakat. Guru
dituntut untuk mampu berkomunikasi secara efektif baik pada peserta didik, sesama guru, tenaga

1
Dwi Susilowati, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Solusi Alternatif Problematika Pembelajaran, Jurnal
Edunomika, Vol. 02 , No. 01, Februari 2018, Hlm 37.

1
kependidikan, orang tua peserta didik, maupun masyarakat. Kompetensi personal merupakan
kemampuan guru untuk memiliki kepribadian yang mantap, stabil arif, dan dewasa. Kompetensi
ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk memberikan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, sedangkan kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru untuk
menguasai pengetahuan dari bidang studi yang diajarkan secara luas dan mendalam, serta
kemampuan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya.2
Dengan demikian, penelitian dan karya tulis ilmiah merupakan pengembangan profesi guru
dimana seorang guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan kegiatan
ilmiah seorang guru dalam mengembangkan inovasinya dalam pembelajaran seperti menggunakan
metode, strategi dan media demi meningkatkan kompetensi profesionalnya. Salah satu aktor yang
sangat berperan aktif dalam pelaksanaan proses pendidikan khususnya pembelajaran yang terjadi di
sekolah adalah guru, oleh karenanya sumber daya manusia khususnya guru harus dapat
diberdayakan dengan baik agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai. Kinerja guru yang
profesioanl yang memiliki beberapa kompetensi yang disyaratkan, seperti kompetensi pedagogik
diantaranya akan menjadikan guru tersebut lebih memiliki kinerja yang profesional.
Ada tiga hal yang penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan penelitian
tindakan kelas yaitu, sebagai guru apa yang akan ditingkatkan, dengan apa meningkatkan, serta siapa
yang ditingkatkan, maka guru yang tahu kondisi kelasnya setelah melakukan penelitian tindakan kelas
guru membuat laporan kegiatan ilmiah yaitu laporan penelitian hasil lapangan. Hasil penelitian tersebut
dikemas menjadi karya tulis ilmiah yang mempunyai kaidah penulisan. Dengan demikian hasil
penelitian tersebut diringkas sesuai dengan sistematika dan selanjutnya disusun menjadi naskah yang
diterbitkan dalam media jurnal ataupun media lain sehingga dapat disumbangkan kepada khazanah
ilmu pengetahuan. 3

2
Ani widayati, Penelitian Tindakan Kelas, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. 04, No.01, 2008, Hlm 88.
3
Anisatul Azizah dan Fayakunia Realita Fatamorgana, Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru dalam
Pembelajaran, Jurnal Auladuna, e-ISSN : 2656-9523, Hlm 16.

2
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research,
yang dikenal dengan singkatan PTK yaitu penelitian yang dilakukan di kelas oleh guru/peneliti
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.4
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan di kelas sekaligus
memberi pemecahan masalahnya. Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk kajian atau kegiatan ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti di dalam kelas
dengan menggunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Yang
dimaksud Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau berada dalam keilmuan dan metode, seperti cara
berfikir, obyektif, rasional, sistematis berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan,
mengembangkan dan mengevaluasi suatu pengetahuan. Penelitian tindakan merupakan suatu
rangkaian langkah (siklus) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang terus
mengalir menghasilkan siklus baru sampai penelitian tindakan kelas dihentikan.5
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas
yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. PTK merupakan kegiatan penelitian yang dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif. PTK individual merupakan penelitian di mana
seorang guru melakukan penelitian di kelasnya maupun kelas guru lain. Sedangkan PTK
kolaboratif merupakan penelitian di mana beberapa guru melakukan penelitian secara sinergis di
kelasnya dan anggota yang lain berkunjung ke kelas untuk mengamati kegiatan. 6
Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat
pada siswa. Pendidik atau guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersama guru lain
yang melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini melatih guru untuk berpikir kritis dan sistematis mulai dari
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksi. PTK akan dapat meningkatkan
proses dan produk pembelajaran. Penelitian tindakan kelas tidak membebani pekerjaan

4
Anisatul Azizah dan Fayakunia Realita Fatamorgana, Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 17.
5
Anisatul Azizah dan Fayakunia Realita Fatamorgana, Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 18.
6
Ani widayati, Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 88-89.

3
pendidikan dalam kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan memperbaiki
proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi pelajaran. Oleh karena itu pendidik tidak
perlu takut terganggu dalam mencapai target kurikulumnya jika melaksanakan PTK. 7
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan
praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri
dengan melibatkan siswa sendiri, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dan direfleksi. Dengan demikian diperolah umpan balik yang sistematik mengenai apa
yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas
yang ditekuninya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya. Melalui
PTK, pendidik dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan produk belajar yang
lebih efektif, optmal, dan fungsional. 8

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Para Ahli


Berikut pengertian PTK menurut pandangan dari para ahli:
1. Menurut Hopkins, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau
suatu usaha sesorang untuk memahami apa yang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses
perbaikan dan perubahan.
2. Menurut Joni dan Tisno, PTK merupakan suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang
dilakukannya, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan.
3. Suyanto mendefinisikan PTK sebagai penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk
mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru sehari-hari di
kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang benar-benar dihadapi di
lapangan, bukan permasalahan yang direkayasa. 9

7
Dwi Susilowati, Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 37-38.
8
Dwi Susilowati, Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 38.
9
Anisatul Azizah dan Fayakunia Realita Fatamorgana, Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 17.

4
4. Rochiati mendefinisikan PTK sebagai usaha sekelompok guru dalam mengorganisasikan
kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka
dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu.

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas


Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006):
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah
suasana keseharian, penelitian harus dalam situasi yang sesuai, sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan
pembelajaran, sehingga tindakan yang dilakukan oleh guru hanyalah menyangkut
pembelajaran.
2. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki proses dan hasil kerja guru. Kegiatan penelitian
tindakan kelas tidak bersifat memaksa tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru menyadari
adanya kekurangan pada dirinya atau pada prestasinya dan guru ingin melakukan perbaikan.
Guru harus berkeinginan untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik dan dilakukan secara
terus menerus sampai tujuannya tercapai.
3. SWOT sebagai dasar berpijak. Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT,
yang terdiri atas unsur-unsur S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-
Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman). Keempat hal tersebut ditinjau dari sudut
pandang guru yang melaksanakannya dan siswa yang menjadi sasaran kegiatan tersebut.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, penelitian tindakan kelas hanya dapat dilakukan jika kondisi
guru dan siswa selaras. Kekuatan dan kelemahan peneliti dan subjek kegiatan ditentukan
dengan cermat sebelum yang lain diidentifikasi. Dua elemen lainnya yaitu kesempatan dan
ancaman diidentifikasi dari luar diri guru atau peneliti dan juga siswa atau subjek yang dikenai
tindakan. Saat memilih tindakan eksperimental, peneliti harus mempertimbangkan apakah ada
sesuatu yang berguna di luar dirinya dan subjek tindakan, atau apakah ada risiko dan bahaya
yang nyata.
4. Upaya empiris dan sistemik dengan telah dilakukannya analisis SWOT. Apabila guru
melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan
pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem

5
yang terkait dengan objek yang sedang dilakukan. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang
pelaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang saling terkait. Jika guru mengupayakan cara
mengajar baru, maka guru juga harus memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda,
mengubah jadwal pelajaran dan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan
tersebut.
5. Ikuti Prinsip SMART dalam perencanaan. Kata SMART yang artinya cerdas mempunyai makna
dalam proses perencanaan kegiatan penelitian tindakan. Adapun makna dari masing-masing
huruf adalah S-Specific (khusus/tidak terlalu umum), M-Managable (dapat
dikelola/dilaksanakan), A-Acceptable (dapat diterima lingkungan) atau Achievable (dapat
dicapai/dijangkau), R-Realistic (operasional/tidak di luar jangkauan), dan T-Timebond (diikat
oleh waktu/terencana). Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang
disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus :
a. Khusus/spesifik, masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas. Perhatikan satu aspek saja
agar langkah dan hasilnya jelas dan ringkas.
b. Mudah diimplementasikan, tidak sulit atau rumit seperti mencari tempat untuk
mengumpulkan hasil, koreksi dan lain-lain.
c. Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-
gara guru memberikan tindakan dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.
d. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang
dikenai tindakan.
e. Penelitian sudah ditentukan jangka waktunya, yaitu kapan dapat dilihat hasilnya.
Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui hasil yang diberikan pada siswa dan
lain kali kalau diulang, rencana pelaksanaannya sudah jelas. Sebagai contoh, sebuah
penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu satu bulan, satu semester atau satu
tahun.
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga sangat penting karena berkaitan dengan mata
pelajaran kegiatan yaitu acceptable (dapat diterima), dapat diterima dengan mata pelajaran yang
diteliti oleh guru. Oleh karena itu mereka harus diajak konsultasi sebelum memutuskan tindakan
yang akan diambil.10

10
Siti Sriyati, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No.
229, Bandung, Hlm 2-4.

6
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

PTK memiliki karaktaristik yang berbeda dengan penelitian lainnya. PTK merupakan
penelitian kualitatif meskipun data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif. Beberapa
karakteristik PTK yang dapat diakses melalui situs pakguruonline adalah:
1. Bersifat siklis, (PTK berupa perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi) sebagai standar
penelitian.
2. Bersifat longitudinal, artinya PTK dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3
bulan) secara terus menerus untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
3. Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka
mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya tidak dapat digenaralisasi meskipun bisa diterapkan oleh
orang lain dan tempat lain dalam konteks yang sama.
4. Bersifat partisipatoris, dalam arti bahwa guru adalah peneliti sekaligus fasilitator perubahan dan
tujuan yang harus diubah. Maka disini guru memiliki peran ganda yaitu, sebagai peneliti dan
yang diteliti.
5. Bersifat afektif (bukan etik), artinya PTK melihat pembelajaran dari sudut pandang internal,
tidak jauh dari yang diteliti, bukan dari sudut pandang eksternal yang berjarak dengan objek
penelitian.
6. Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK terjadi kerja sama antara
peneliti (guru) dan pihak lain demi tercapainya tujuan penelitian.
7. Bersifat kasuistik, artinya PTK mengerjakan bebrapa masalah khusus dalam pembelajaran yang
bersifat nyata dan bisa dihandle oleh guru.
8. Dijalankan sesuai situasi alami di kelas, artinya sebagai tempat pelaksanaan PTK guru tidak
perlu merekayasa dan memanipulasi kelas untuk keperluan penelitian serta tercapainya tujuan
penelitian.
9. Mengutamakan kecukupan data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan
representasi (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Oleh karena itu, PTK hanya
mensyaratkan penggunaan statistik yang sederhana dan tidak rumit.
10. Bertujuan untuk mengubah kenyataan, situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan
memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.11

11
Ani widayati, Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 89.

7
PTK adalah salah satu bentuk penelitian tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Salah satu ciri khas PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Tindakan yang
diambil adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu. Tindakan dalam PTK
dilakukan dalam suatu siklus tindakan. Ada beberapa keistimewaan PTK yang menjadikannya
terlihat unik daripada penelitian lainnya, selain karakteristik yang sudah dijelaskan diatas, berikut
adalah karakteristik PTK yang dijelaskan oleh Nova Indra dalam jurnalnya yang berjudul Konsep
Dasar Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:
1. PTK adalah tindakan tindakan yang bukan hanya bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi
juga bertujuan untuk mencari dukungan ilmiah dalam pemecahan masalah tersebut.
2. PTK adalah bagian penting usaha untuk meningkatkan profesi guru melalui pemikiran kritis
dan sistematis serta mengajarkan guru untuk membuat transmisi tulisan dan catatan.
3. Permasalahan PTK bukan merupakan hasil kajian teoritis atau kajian sebelumnya, tetapi muncul
dari permasalahan aktual dan nyata (yang sedang terjadi) dalam pengajaran di kelas. PTK
berfokus pada pemecahan masalah praktis, bukan masalah teoritis.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, jelas, nyata, dan tajam terkait dengan apa yang
terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kerjasama (kolaborasi) antara guru dan kepala sekolah dengan peneliti dalam hal
pemahaman, kesamaan pemahaman masalah, dan pengambilan keputusan yang pada akhirnya
menciptakan kesamaan dalam hal tindakan (action).
6. PTK dapat dilaksanakan jika;
a. ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan;
b. berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru;
c. alasan utamanya adalah keingintahuan, keinginan untuk membantu, keinginan untuk
meningkatkan kemampuan guru; dan
d. tujuannya adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan atau mencoba untuk memecahkan
suatu masalah. Guru profesional harus bisa menjalankan kegiatan belajar mengajar sekaligus
melakukan penelitian. Dalam kondisi ini, guru melakukan observasi pada dirinya saat
menjalankan tindakan. Oleh karena itu guru dituntut untuk bisa melakukan intropeksi secara
objektif sehingga kekurangan-kekurangan yang muncul dapat terlihat secara wajar.

8
Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat:
1) mempelajari/ mengkaji praktik pembelajarannya sendiri,
2) menyelesaikan PTK tanpa mengganggu tugasnya,
3) mempelajari masalah yang telah dialami dan dipahami dengan baik, dan
4) melakukan kegiatan yang berkontribusi pada pengembangan profesionalisme guru.12

Pelaksanan PTK

Dalam melaksanakan PTK ada beberapa langkah terperinci yang seharusnya diikuti oleh
peneliti/guru, yaitu:
1. Adanya ide awal
Pada umumnya ide awal PTK adalah adanya permasalahan yang berlangsung dalam suatu kelas.
Ide awal tersebut bisa berupa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan. Dalam
penerapan PTK dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukakan demi perubahan dan perbaikan
dalam kelas yang sedang diajarnya, misalnya guru menemukan cara mengenalkan angka kepada
anak didiknya dengan membuat kartu mainan “Number”.

2. Prasurvey/temuan awal,
Prasurvey dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang ada di kelas yang akan
diteliti. Biasanya PTK dilakukan oleh guru dan dosen. Bagi pengajar yang bermaksud melakukan
penelitian di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, tidak perlu melakukan prasurvey karena
berdasarkan pengalamannya selama dia di kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui
berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan kemajuan siswa, sarana
pengajaran maupun sikap siswanya.

3. Diagnosis,
Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu melakukan diagnosis atau dugaan-dugaan
sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan
diperolehnya hasil diagnosis, peneliti PTK akan dapat menemukan berbagai hal misalnya strategi
pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan
implementasi PTK. 13

12
Nova Indra, Konsep Dasar Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Edisi 66, Tahun VI, Maret 2022, Hlm 9-10.
13
Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Maliki Press, 2008), Hlm 70.

9
4. Perencanaan,
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan
perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi
keseluruhan aspek yang tekait PTK. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk
menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan ulang (replaning),
hal-hal yang direncanakan terkait dengan pendekatan pembelajaran, media, materi pembelajaran,
dan sebagainya.

5. Implementasi tindakan,
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas
dan sebagainya. Dalam pelaksanan PTK ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu :

a. PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam
berbagai tindakan.
b. Kegiatan refleksi (renungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan
rasional (menggunakan konsep teori) yang konsisten dan valid guna melakukan perbaikan
tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
c. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan
dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran). 14
6. Observasi/Pengamatan,
Pengamatan atau observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau
kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring pengamat haruslah
mencatat semua peristiwa yang terjadi di kelas penelitian, misalnya mengenai kinerja guru, situasi
kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi penyerapan siswa terhadap
materi yang diajarkan dan sebagainya. 15

7. Refleksi,
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perenungan atau pemikiran upaya
evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan PTK yang

14
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori dan Praktik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011), Hlm 73.
15
Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 71.

10
dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif yaitu adanya diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi di kelas penelitian. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
selanjutnya ditentukan.

8. Membuat laporan.16
Laporan hasil PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain yaitu disusun sesudah kerja
penelitian di lapangan berakhir. Sebenarnya PTK yang dilakukan guru lebih bersifat individual
yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. 17

Pemanfaatan PTK untuk Evaluasi Pembelajaran

Pemanfaatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah memecahkan permasalahan nyata


yang terjadi di dalam kelas yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar dan meningkatkan profesionalisme guru. Selain itu juga mejadi tolak ukur
peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus, mengingat masyarakat
yang berkembang secara cepat. Peningkatan relevansi pendidikan mulai dicapai melalui proses
pembelajaran sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran. Meningkatkan sifat
profesional pendidik. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah dan terbuka.
Manfaat PTK menurut E.Mulyasa (2012:89) adalah:
1. Meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.
2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada
peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk berimprovisasi dalam melakukan tindakan
pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya
4. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.
5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur.18

16
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2010), Hlm
38.
17
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas…, Hlm 38-41.
18
Sukardiyono, Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, Prinsip, danLangkah-langkah Penelitian Tindakan
Kelas, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Gunung Kidul Yogyakarta, 13 Juni 2015, Hlm 13.

11
Sedangkan manfaat PTK menurut Subyantoro (2009:23) adalah:
1. Memperbaiki praktis pembelajaran.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam mengajar dan pada gilirannya prestasi atau kinerja
siswa akan meningkatkan pelayanan sekolah secara keseluruhan terhadap anak didik dan
masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas program sekolah secara keselurahan.
Sebagaimana kita tahu bahwa PTK memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Manfaat PTK dapat dirasakan setelah peneletian di dalam kelas dilakukan,
kemudian memberikan solusi atas permasalah yang didapatkan. Secara umum, manfaat penelitian
tindakan kelas terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Manfaat PTK bagi siswa
Siswa di kelas tidak pernah merasakan adanya PTK, sebab yang menjalankan penelitian adalah
guru. Kalau berpikir pada masa lalu, ketika masih sekolah tingkat dasar hingga tingkat menengah
atas, saya atau mungkin kita semua tidak sadar kalau kita adalah objek penelitian guru. Siswa tidak
akan sadar manfaat dari sebuah penelitian tindakan kelas. Namun, manfaat PTK bagi siswa dapat
diketahui oleh guru. Karena yang menerapkan hasil dari penelitian adalah guru. Siswa hanya
merasa segala tindak tanduknya di dalam kelas dinilai oleh guru. Selain itu, dengan adanya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kesalahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran akan
segera diatasi. Sehingga kekurangan maupun kesalahan tidak terulang kembali. Dengan adanya
PTK, Siswa akan merasa lebih nyaman dalam mengikuti pelajaran dikelas.

2. Manfaat PTK bagi Guru


Adapun manfaat PTK atau Penelitian Tindakan Kelas bagi guru adalah guru dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya, lebih profesional, dan lebih jeli menganalisa setiap kejadian di
dalam kelas, guru juga lebih cepat menemukan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi karena
sudah terbiasa dengan pemecahan suatu permasalah yang terjadi di kelas. PTK juga dapat
menimbulkan rasa percaya diri bagi guru, memperbaiki pembelajaran, menumbuhkan kerja sama
kolaborasi, serta terwujudnya proses pembelajaran yang menarik.

12
3. Manfaat PTK bagi sekolah
Dengan adanya penelitian tindakan kelas di sekolah, serta guru yang memiliki kemampuan
untuk terus melakukan perubahan serta perbaikan kinerja yang profesional, maka sistem
pembelajaran di sekolah akan terus membaik, sehinga sekolah akan berkembang pesat. Sekolah
dengan kualitas guru yang profesional, akan terus meningkat reputasinya dan menjadi nilai plus
bagi masyarakat.

Seperti penelitian pada umumnya bahwa ada tujuan penelitian yang diinginkan dalam PTK.
Menurut Sanjaya, tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk meningkatkan kualitas
dan hasil belajar secara praktis. PTK dalam pelaksanaannya sangat kondisional dan situasional. 19
Menurut Madya untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas atau ajang dunia kerja, Tujuan
penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan,
b. Meningkatkan layanan profesional guru dalam konteks layanan kepada peserta didik,
c. Meningkatkan praktek dalam proses pembelajaran di kelas,
d. Meningkatkan komunikasi antar teman sejawat dengan adanya kolaborasi dalam penelitian,
e. Meningkatkan kemampuan malakukan penelitian dikalangan guru.
Secara umum manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi disebutkan bahwa guru
dapat melakukan inovasi pembelajaran, guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan
mampu memecahkan masalah dalam pembelajaran yang muncul. Melalui PTK guru akan terlatih
untuk mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah. Kemampuan reflektif guru
serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada
akhirnya akan bermuara pada tercapainya peningkatan profesional guru.20 Dengan demikian
manfaat penelitian tindakan kelas untuk evaluasi Pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Hasil kesimpulan PTK dapat menjadi tolak ukur dalam evaluasi internal dan pengembangan
inovasi pembelajaran di kelas, apakah seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran
sudah merancang pembelajaran yang mendidik maupun merancang penilaian dengan baik
dalam pembelajaran.

19
Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hlm 33.
20
Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hlm 35.

13
b. Sebagai katalisator dalam evaluasi pendidikan untuk meningkatkan iklim di kelas yang
kondusif melalui perbaikan secara berkesinambungan. Dalam hal ini aktifitas guru dan siswa
dalam pembelajaran terjadi eksplorasi, elaborasi dan konformasi, dimana guru menjelaskan
materi sampai siswa menemukan konsep dari materi, guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
berdiskusi, mengerjakan LKS serta praktik dalam menggunakan media atau alat peraga.
c. Dapat dijadikan sebagai upaya evaluasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
dalam hal ini guru memahami kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai
pengalaman belajar dan kurikulum sebagai perencanaan program satuan pendidikan lalu
mengavaluasi pencapaian dalam rentan waktu tertentu untuk merancang perbaikan di waktu
mendatang.
d. Mengevaluasi kualitas kinerja serta profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas.
Demikian pemanfaatan PTK dalam evaluasi pendidikan yang dapat diterapkan dalam proses
pendidikan. Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar adalah dapat dilihat melalui nilai-nilai
yang dimilikinya termasuk dalam mengevaluasi proses pemblelajaran. Semakin banyak siswa
yang dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kompetensi mereka,
maka semakin besar pula tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

Keunggulan dan Problematika dalam PTK

PTK memiliki beberapa keunggulan, yaitu (Shumsky, 1982):


1. Munculnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK
2. Munculnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif atau
evaluatif dalam PTK
3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah menjadi lebih baik
4. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (Passow,
Miles, dan Draper, 1985).
Diantara problematika yang dihadapi oleh guru di sekolah saat melaksanakan PTK adalah:
1. Keterampilan dan pengetahuan guru masih kurang dalam teori dasar penelitian karena terlalu
banyak berurusan dengan hal-hal praktis serta kurangnya pengalaman dalam menyusun laporan
penelitian.
2. Efisiensi waktu rendah karena guru harus punya komitmen ‘peneliti terlibat secara langsung
dalam proses penelitian’, sementara guru masih harus melakukan rutinitasnya di sekolah.

14
3. Konsep proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan
kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam
situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin yang demikian. 21
4. Beban guru dalam mengajar dirasakan terlalu banyak atau berat apalagi disertai tuntutan bukti
administrasi yang harus dibuat dan disusun laporannya. Dalam pasal tertentu sesuai UU guru
dan dosen, beban mengajar guru adalah 24 jam perminggu sehingga guru merasa tersita
waktunya untuk melaksanakan tugas pembelajaran.
5. Kurangnya dana untuk melaksanakan PTK atau boleh dikatakan tidak tersedia dana dari
pemerintah, kalaupun ada hanya sebagai stimulan saja bagi guru.
6. Sangat minimnya pendamping atau pembimbing khususnya dari Perguruan Tinggi, karna
biasanya pendamping diambil dari sesama guru di sekolah.22
7. Literasi guru terhadap pelaksanaan penelitian masih kurang sehingga pemahaman terhadap
pelaksanaan penelitian juga masih kurang, hal ini dapat dilihat dari penelusuran dan penulisan
kajian teori yang masih kurang.
8. Guru masih mengalami kesulitan dalam mencari literatur karena terbatasnya akses terhadap
internet dan perpustakaan, disisi lain masih jarang ada guru yang mempunyai perpustakaan
pribadi. 23

21
Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2007), Hlm 9-10.
22
Timbul Mulyono, Tantangan, Hambatan, dan Solusi Pengembangan Profesi Guru melalui Penelitian Tindakan
Kelas Di Sma Negeri 2 Yogyakarta, Jurnal llmiah Guru "COPE", Vol. 10, No. 01, Februari 2006, Hlm 4.
23
Harli Trisdiono, Analisis Kesulitan Guru Dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta:
Widyaiswara Madya, 2015), Hlm 13.

15
Daftar Pustaka

Anisatul Azizah dan Fayakunia Realita Fatamorgana, Pentingnya Penelitian Tindakan


Kelas bagi Guru dalam Pembelajaran, Jurnal Auladuna, e-ISSN : 2656-9523.

Ani widayati, Penelitian Tindakan Kelas, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.
04, No.01, 2008.
Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Maliki Press, 2008).

Dwi Susilowati, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Solusi Alternatif Problematika


Pembelajaran, Jurnal Edunomika, Vol. 02 , No. 01, Februari 2018.
Harli Trisdiono, Analisis Kesulitan Guru Dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas, (Yogyakarta: Widyaiswara Madya, 2015).
Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Nova Indra, Konsep Dasar Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Edisi 66, Tahun VI,
Maret 2022.
Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),
Siti Sriyati, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI,
Jln. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung.
Sukardiyono, Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, Prinsip, danLangkah-langkah
Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika, Gunung Kidul Yogyakarta,
13 Juni 2015.

Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2007).


Timbul Mulyono, Tantangan, Hambatan, dan Solusi Pengembangan Profesi Guru melalui
Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 2 Yogyakarta, Jurnal llmiah Guru "COPE", Vol. 10,
No. 01, Februari 2006

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori
dan Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011)
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT
Indeks, 2010)

16

Anda mungkin juga menyukai