3. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan
informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program sekolah dengan criteria tertentu untuk
keperluan pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi
dibandingkan dengan sasaran yang ditetapkan pada
program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang
diterapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya,
maka program tersebut dianggap perlu diperbaiki.
4. Jenis-jenis Evaluasi
Jenis evaluasi selalu dikaitkan dengan fungsi dan
tujuan evaluasi. Ada bermacam jenis evaluasi yang secara
garis besar setidaknya dapat dibagi menjadi 5 jenis yaitu :
a. Evaluasi Formatif, yakni penilaian yang dilaksanakan
pada setiap akhir pokok bahasan, tujuannya untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan tertentu. Informasi dari evaluasi formatif
dapat dipakai sebagai umpan balik bagi pengajar
mengenai proses pengajaran.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada
akhir satuan program tertentu, (catur wulan, semester
atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi
yang dicapai peserta didik selama satu program yang
secara lebih khusus hasilnya akan merupakan nilai
yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan
kelas.
c. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan
untuk melihat kelemahan siswa dan faktor-faktor yang
diduga menjadi penyebabnya, dilakukan untuk
keperluan pemberian bimbingan belajar dan
pengajaran remidial, sehingga aspek yang dinilai
meliputi kemampuan belajar, aspek-aspek yang
melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami anak
serta berbagai kondisi khusus siswa.
d. Evaluasi penempatan (placement), yaitu penilaian
yang ditujukan untuk menempatkan siswa sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya
dalam pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada
kerja kelompok dan pemilihan kegiatan tambahan.
Aspek yang dinilai meliputi bakat, minat,
kesanggupan, kondisi phisik, kemampuan dasar,
keterampilan dan aspek khusus yang berhubungan
dengan proses pengajaran.
e. Evaluasi Seleksi, yakni penilaian yang ditujukan untuk
menyaring atau memilih orang yang paling tepat pada
kedudukan atau posisi tertentu. Evaluasi ini dilakukan
kapan saja diperlukan. Aspek yang dinilai dapat
beraneka ragam disesuaikan dengan tujuan seleksi,
sebab tujuannya adalah memilih calon untuk posisi
tertentu, karena itu analisis dari evaluasi ini biasanya
menggunakan kriteria yang bersifat relatif atau
berdasar norma kelompok.
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran
remedial (remedial teaching) yang diperkirakan paling
tepat dalam membantu murid yang mengalami kesulitan
belajar. Kegiataan tindak lanjut ini dapat berupa:
a. Melaksanakan bantuan berupa pengajaran remedial
(remedial teaching) pada bidang studi tertentu yang
dilakukan oleh guru, pada mata pelajaran tertentu
yang dilakukan oleh guru, yang dapat dibantu oleh
guru pembimbing (konselor) dan pihak lain yang
dianggap dapat menciptakan suasana belajar murid
yang penuh motivasi
b. Pembagian tugas dan peranan orang-orang tertentu
(wali kelas dan guru pembimbing) dalam
memberikan bantuan kepada murid dan kepada
guru yang sedang melaksanakan kegiatan
pengajaran remedial.
c. Senantiasa recek dan mencek kemajuan yang
dicapai murid baik pemahaman mereka terhadap
bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun
mencek tepat guna dari program remedial yang
dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi. Dalam
pelaksanaan pemberian bantuan hendaknya
dilakukan secara kontinyu dan setiap kegiatan
seharusnya senantiasa disertai dengan pencatatan
yang tepat.
d. Mentransfer murid yang diperkirakan tidak
mungkin ditolong karena di luar kemampuan atau
wewenang guru/konselor. Transfer kasus semacam
itu bisa dilakukan kepada orang lain atau lembaga
lain (psikolog, psikiater, lembaga psikologi dan
sebagainya) yang diperkirakan dapat dan lebih
tepat membantu murid yang bersangkutan.
Setelah murid mendapat bantuan maka dapat dilakukan
tindak lanjut sebagai berikut:
a. Mentes hasil belajar murid dalam bidang studi yang
dianggap sulit.
b. Melakukan wawancara dengan murid yang
bersangkutan untuk mengetahui pendapat murid tentang
kesulitannya.
c. Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai
perubahan yang telah terjadi.
d. Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan
informasi lainnya.
e. Obsevasi kegiatan murid dalam belajar
BAB VI
1. Tipologi Belajar
Dalam buku psikologi belajar, Muhibbin Syah
mengatakan dalam proses belajar dikenal adanya
bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang
berbeda antara satu sama lainnya, baik dalam aspek materi
dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan
tingkah laku yang di harapkan. Keaneka ragaman jenis
belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-
macam
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak merupakan belajar mengunakan cara-
cara berfikir abstrak. bertujuan untuk memperoleh
pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang
tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak
diperlukan peranan akal yang kuat di samping
penguasaan atas prinsip, dan konsep, dan generalisasi.
Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar
matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga
sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
b. Belajar Ketrampilan
Belajar keterampilan merupakan belajar dengan
menggunakan gerakan motorik yakni yang
berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot/
neuromuscular. bertujuan untuk memperoleh dan
menguasi keterampilan jasmani. Dalam belajar jenis
ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat
diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya
belajar olahraga, musik, menari, melukis,
memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga
sebahgian materi pelajaran agama, seperti ibadah
shalat dan haji.
c. Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-
masalah dan teknik pemecahannya. bertujuan untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam
memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah
keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok,
dan masalah-masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan. Termasuk belajar dalam jenis ini
misalnya pelajaran agama dan kewarganegaraan serta
pelajaran lainnya yang menunjang pendidikan karakter
yang akhir-akhir ini sedang digalakkan.
d. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya merupakan
mengguna metodemetode ilmiah atau berfikir secara
sistematis, logis, dan teliti. bertujuan untuk
memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif
untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas,
dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam
menguasai konsep-konsep, prisip-prinsip, dan
generalisasi serta tilikan akal amat diperlukan.
e. Belajar Rasional
Belajar rasional merupakan belajar dengan
menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan
rasional. bertujuan untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan mengunakan prinsip-prinsip dan konsep-
konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan
belajar pemecahan masalah dengan belajar rasional,
siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan
masalah dengan menggunakan pertimbangan dan
strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Tidak ada
perbedaan bidang studi yang digunakan sebagai sarana
belajar rasional.
f. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan merupakan proses pembentukan
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan
yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, keteladanan dan pengalaman
khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran.
Tujuan agar siswa memperoleh sikap-sikap dan
kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat
dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang
dan waktu (kontekstual).
g. Belajar Apresiasi
Belajar Apresiasi merupakan mempertimbangkan
(judgment) arti penting atau nilai suatu objek.
bertujuan agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affecttive
skills) dalam hal ini kemampuan menghargai secara
tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi
sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-
bidang studi yang dapat menungang tercapainya
tujuan belajar apresiasi antara lain bahasa dan sastra,
kerajinan tangan (prakarya), kesenian, dan
menggambar. Selain bidang-bidang studi ini, bidang
studi agama juga memungkinkan untuk digunakan
sebagai alat pengembangkan apresiasi siswa, misalnya
dalam hal seni baca tulis al-Qur’an.
h. Belajar Pengetahuan
Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek
pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan
sebagai sebuah program belajar terencana untuk
menguasai materi pelajaran dengan melibatkan
kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar
pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau
menambah informasi dan pemahaman terhadap
pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan
memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
misalnya dengan mengguna alatalat laboratorium dan
penelitian lapangan.