Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini tersaji tentang
Ketimpangan Sosial Ekonomi Di Indonesia.
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang Ketimpangan Sosial
Ekonomi Di Indonesia.
Dengan segala kerendahan hati, saya sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar saya dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Saya menyadari masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Lepak, 10 Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah
yang butuh perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat sangatlah
mencolok dan makin memprihatinkan yang perlu di bahas serta dicari penyebab-penyebab
terjadinya suatu kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial yang muncul dalam masyarakat
perlunya sebuah keberanian dalam pengungkapanpannya. Sehingga kesenjangan sosial
menjadi topik yang menarik serta bagus untuk dipaparkan dalam pengambilan judul ini.
Terjadi tindakan-tindakkan yang sangat mencolok misalnya dalam kasus akhir-akhir tentang
gimana seorang koruptor besar yang mendapat fasilitas yang sangat baik dalam tahanan,
sedangkan seorang pencuri ayam di tahan dengan tidak layak. Disini sangatlah kelihatan
perbedaannya antara orang kaya atau penguasa dengan orang miskin atau rakyat kecil
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan
Kesenjangan sosial ekonomi antar wilayah masih menjadi pekerjaan rumah bangsa ini.
Indikasi tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang selama dua dekade terakhir
masih terkonsentrasi di kawasan bagian barat di Indonesia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan pemerintah akan


intensif mengedepankan pembangunan Indonesia dari timur sesuai agenda Nawa Cita
Presiden Joko Widodo. Strategi ini mencakup investasi besar di bidang infrastruktur untuk
memperbaiki transportasi dan konektivitas, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan di luar
pulau Jawa, serta upaya untuk mempercepat pengembangan kawasan perbatasan, kepulauan
terluar, dan daerah tertinggal.

Dia menjelaskan tujuannya agar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan mampu


menghasilkan pengentasan kemiskinan yang signifikan dan terdistribusi secara lebih merata,
khususnya untuk kawasan timur Indonesia yang kaya sumber daya alam.

Sekitar 80 persen kontribusi wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional berasal


dari Kawasan Barat Indonesia, khususnya pulau Jawa dan Sumatera. Sementara itu, kawasan
timur Indonesia masih belum berkontribusi secara optimal terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional.

Sebagai upaya konkret mengatasi kesenjangan tersebut, Kementerian PPN/Bappenas


mengundang masyarakat luas, baik mahasiswa, peneliti, akademisi, pakar pembangunan,
pengambil kebijakan, sektor swasta, maupun masyarakat sipil untuk ikut serta dalam ajang
Call for Papers untuk Indonesia Development Forum (IDF) 2018.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy Soeprihadi


Prawiradinata mengatakan call for papers diharapkan bisa memberi solusi dan inovasi
pembangunan untuk mengatasi berbagai permasalahan ketimpangan wilayah.Banyak sekali
gagasan inovatif dan membangun untuk mengatasi masalah kesenjangan di Indonesia. Maka
dari itu, ingin mengundang para ahli, akademisi dan masyarakat sipil untuk memberikan
gagasan dan terobosan baru yang nantinya dapat menjadi masukan dalam penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
IDF 2018 merupakan upaya bersama yang digagas Kementerian PPN/Bappenas dan
didukung oleh Pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative (KSI), dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga kesinambungan kebijakan
pembangunan yang berbasiskan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan fakta, untuk mengurangi
kesenjangan sosial

IDF 2018 akan dilaksanakan pada 10-11 Juli 2018 akan dihadiri para pimpinan lembaga
pemerintahan, masyarakat sipil, akademisi, dan sektor swasta. IDF 2018 bertujuan untuk
mendorong dialog terbuka mengenai penelitian dan bukti terkait berbagai permasalahan
pembangunan prioritas dan pilihan kebijakan untuk mengatasinya.
Kemudian menggali pendapat dan wawasan para ahli dan praktisi, menyoroti praktik-
praktik pembangunan yang berhasil dari Indonesia dan dunia internasional, serta
menampilkan pendekatan baru dan inovatif untuk mengatasi tantangan pembangunan.

2.2 Teori Dasar


Jika dilihat dari teori Negara pancasila pemerintah belum memenuhi nilai pada sila –
sila yang terkandung pada pancasila.
Kesenjangan sosial adalah kondisi ketidakseimbangan sosial ditilik dari aspek ekonomi
dan kesejahteraan sosial yang kontras perbandingannya diantara kelompok masyarakat. Isu
kesenjangan sosial sangat bertolak belakang dengan sila ke 5 Pancasila yang berbunyi
“Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia.” Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
berarti seluruh masyarakatIndonesia harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk
menjadi individu yang memiliki akses ke faktor-faktor ekonomi dengan prinsip kesetaraan,
akses pendidikan yang memadai, dan terutama penghidupan yang layak bagi masyarakat.
Pembukaan undang undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan
pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan bangsa. Jiwa dan
semangat Pasal 33 UUD-45 menghendaki agar semua produksi dan faktor produksi serta hak-
milik perseorangan haruslah mempunyai fungsi sosial untuk sebesar- besarnya kemakmuran
bersama. Islam menghendaki agar masing-masing memiliki kepekaan sosial. Agar masing-
masing memikirkan memperhatikan mengupayakan peningkatan keadaan sosial
ekonomi budaya bersama. Agar masing-masing memanfa’atkan sebagian rezeki
penghasilan pendapatan kekayaan kepintaran kesempatan kekuatan kemampuan utk
kepentingan bersama. Menabur menebar jasa. Menyebarkan beragai kebajikan dan kebaikan.
Namun semuanya itu tinggal dalam impian. Tak pernah terwujud dalam kenyataan.
Pemerintah penyelenggara negara baik Presiden dan para Menterinya Ketua MPR dan
para angotanya semuanya sama sekali tak punya kepekaan sosial. Menghabiskan uang
milyaran rupiah utk kunjungan beberapa hari ke luar negeri di tengah-tengah rakyat banyak
yg kesulitan mendapatkan Uang seribu rupiah satu hari dianggap wajar. Tak pernah
terbayangkan berapa jumlah para orang terlantar dapat diselamatkan dengan uang milyaran
rupiah itu, yang dijadikan alasan pembenarannya adalah bahwa dengan kunjungannya ke luar
negeri itu akan mengalir modal dari luar negeri triliyunan rupiah untuk membuka lapangan
kerja dan untuk meningkatkan pendapatan rakyat banyak.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas memberikan pandangan tentang kinerja pemerintah yang


masih harus terus ditingkatkan lagi,dan benar-benar memperhatikan kondisi kesenjangan di
lingkungan kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara. Agar setiap rakyat indonesia
dapat memiliki penghidupan yang layak dan bertanggung jawab. Sebagaimana dari fungsi
negara itu sendiri yang harus menyejahterakan masyarakat sesuai UUD yang telah
mengaturnya. Supaya keadilan, kesejahteraan bisa terwujud serta merata adalah tanggung
jawab kita bersama maka mulailah dengan diri kita sendiri dengan peduli dengan sesama.
DAFTAR PUSTAKA

https://ekonomi.kompas.com
Dewantara, W. Agustinus (2017) Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta.
Kanisius. Dewantara, Agustinus. "Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia
dalam Kacamata Soekarno)." (2017).

Anda mungkin juga menyukai