Anda di halaman 1dari 6

REFERENSI 1

Jenis Literatur Jurnal


Judul Pelaksanaan Online Single Submission (OSS) Dalam Rangka Percepatan
Perizinan Berusaha di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah
Abstrak Pemberian pelayanan perizinan yang cepat kepada pelaku usaha atau
masyarakat (Public Services) dan kesejahteraan umum merupakan kewajiban
utama bagi negara. Pelayanan perizinan yang cepat, tidak berbelit-belit,
berbiaya ringan menjadi keinginan setiap pelaku usaha dan
investor.Perizinan menjadi legalitas utama bagi pelaku usaha untuk
menjalankan usahanya dan perizinan memiliki sifat controlling bagi
pemerintah. Perizinan merupakan upaya mengatur kegiatan-kegiatan yang
memiliki peluang menimbulkan gangguan pada kepentingan umum.
Ketatnya penerapan prosedur perizinan tidak berarti harus berbelit-belit,
akan tetapi sesuai dengan fungsinya yaitu untuk pengaturan. Pelayanan
perizinan yang diberikan pemerintah melalui sistem baru yaitu Online Single
Submission (OSS) menjadi solusi atas kendala yang umum dihadapi bagi
pelaku usaha dalam mengurus perizinan berusahanya. Sistem perizinan
berbasis elektronik menjadi solusi bagi segala hambatan yang
dikeluhkan oleh para pelaku usaha. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menjadi fasilitator lancarnya pelaksanaan
sistem OSS. Adapun hambatan yang dihadapi DPMPTSP yaitu kurang
pahamnya pelaku usaha pada sistem, pelaku usaha tidak melakukan
pemenuhan komitmen dan sulitnya akses internet di Indonesia Bagian Timur.
Upaya sementara yang dilakukan DPMPTSP yaitu dengan melakukan
pendampingan dan koordinasi penyelesaian hambatan dengan lembaga
terkait
Permasalahan Sistem OSS dibangun dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman
yang diangkat modal dan berusaha, dengan cara menerapkan perizinan berusaha terintegrasi
secara elektronik. Dalam pelaksanaannya terdapat hambatan dan kendala
baik internal maupun eksternal
Metodologi Metode pendekatan yuridis empiris
yang diangkat
Kesimpulan dan 1. Pelaksanaan sistem OSS di Jawa Tengah dilakukan oleh DPMPTSP
Implikasi dengan memberikan fasilitas berupa pendampingan kepada pelaku usaha
dalam melakukan permohonan
2. Hambatan dan kendala yang dialami antara lain :
a. Kurang pahamnya pelaku usaha terkait sistem online yang baru
b. Adanya keterbatasan supply data dari Ditjen Administrasi Hukum
dan Umum (AHU) secara online sehingga masih membutuhkan
perekaman data secara manual
c. Kurangnya pemahaman pelaku usaha dalam menggunakan
Klarifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
d. Minimnya akses internet yang kuat di Indonesia.
Link Artikel https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/article/view/24582

REFERENSI 2

Jenis Literatur Skripsi


Judul Analisis Pelaksanaan Izin Usaha Melalui Sistem Online Single Submission
Perspektif Maslahan Mursalah
Abstrak Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 yaitu pelaksanaan izin usaha
melalui sistem Online Single Submission (OSS) dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan kepada pelaku usaha yang hendak melakukan
perizinan usaha. Dalam penetapan suatu kebijakan tentu harus
memperhatikan bentuk kemaslahatan. Dalam penelitian ini, yang menjadi
pokok malasah adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan izin usaha melalui
sistem online single submission di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banyumas dan bagaimana pelaksanaan izin
usaha melalui online single submission dalam perspektif maslahah mursalah.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan ialah metode
kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) dan pendekatan
penelitian yuridis-sosiologis. Sebagian besar dari data primer dikumpulkan
dari observasi lapangan dan hubungan langsung dengan informan terkait
dengan bidang kajian secara langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari buku, jurnal, artikel, tulisan yang berhubungan dengan perizinan
berusaha dan maslahah mursalah. Teknik pengumpulan data yaitu observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Hasil pada penelitian skripsi ini memberikan
gambaran bahwa kehadiranPP No. 24 Tahun 2018 tentang pelayanan
perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik memberikan banyak
manfaat kepada para pelaku usaha. Dengan mekanisme yang dilakukan
secara online melalui sistem OSS yaitu pelaku usaha menyiapkan NIK dan
email aktif, lalu mengakses laman website OSS www.oss.go.id, kemudian
klik daftar untuk registrasi dan verifikasi akun OSS yang berisi user-ID dan
password untuk log-in sistem OSS, selanjutnya pelaku usaha diminta untuk
mengisi data yang diperlukan. Pelaksanaan izin usaha pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banyumas
berjalan dengan baik sesuai dengan SOP yang ada. PP No. 24 Tahun 2018
tentang pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau
online single submission (OSS) dalam perspektif mas}lah}ah mursalah
adalah boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan syarat-syarat yang
ada. PP No. 24 Tahun 2018 tentang pelayanan perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik termasuk kedalam maslahah hajiyah, yaitu
kemaslahatan yang dibutuhkan dalam menyempurnakan kemaslahatan pokok
(mendasar) seperti dalam memberikemudahan kepada para pelaku usaha
dalam melakukan izin usaha
Permasalahan Untuk mengetahui mekanisme izin usaha yang dilakukan secara online
yang diangkat melalui OSS dan melihat perspektifnya secara maslahan mursalah
Metodologi Kualitatif
yang diangkat
Kesimpulan dan 1. Pelaksanaan izin usaha melalui OSS di Dinas Penanaman Modal dan
Implikasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Banyumas berjalas dengan
baik dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam melakukan
perizinan usaha
2. Pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik termasuk
kedalah maslahah hajiyah yaitu kemaslahatan yang dibutuhkan dalam
menyempurnakan kemaslahatan pokok (mendasar) seperti dalam
memberi kemudahan kepada para pelaku usaha.
Link Artikel http://repository.iainpurwokerto.ac.id/9439/

REFERENSI 3

Jenis Literatur Jurnal


Judul Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Dinas Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Kepulauan Sangihe
Abstrak Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis saat ini.
Fakta menunjukan perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung
“berjalan di tempat” sedangkan implikasinya sangatlah luas, khususnya di
bidang ekonomi. Salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki pelayanan
public adalah kehadiran Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Kehadiran
PTSP mempunyai tujuan untuk memperpendek proses pelayanan,
mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti
dan terjangkau serta mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih
luas kepada masyarakat. Namun dibeberapa tempat termasuk Kabupaten
Kepulauan Sangihe, tujuan tersebut belum bisa terwujud. Penelitian ini akan
mengidentifikasi berbagai problem yang dihadapi oleh Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Kepulauan Sangihe, sehingga belum bisa
memenuhi tugas dan kewajibannya tersebut. Dalam upayanya, Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kepulauan Sangihe, sebagai
penyelenggara Perizinan dan terbentuk dari sebuah proses dalam rangka
pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe mencari pola yang terbaik dalam
memberikan pelayanan Perizinan dan kepada masyarakat, terkendala oleh
beberapa permasalahan seperti, sarana prasarana yang dimiliki, sumber daya
manusia yang tersedia, komitmen dari pihak-pihak yang terlibat, yang
diperparah dengan sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat yang belum
maksimal. Oleh sebab itu berbagai upaya yang komprehensif dan terpadu
juga perlu dilakukan, agar dinas ini bisa menjalankan tugas dan fungsinya
seperti yang di harapkan
Permasalahan Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh DPMPTSP Kabupaten
yang diangkat Kepulauan Sangihe sehingga belum bisa memenuhi tugas dan kewajibannya
Metodologi Kualitatif
yang diangkat
Kesimpulan dan Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pelayanan DPMPTSP
Implikasi Kabupaten Kepulauan Sangihe masih jauh dari yang diharapkan. Faktor
utamanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) serta sarana dan prasarana
yang dimiliki.
Link Artikel https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/31133

REFERENSI 4

Jenis Literatur Jurnal


Judul Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) : Pendelegasian
Kewenangan Setengah Hati (Studi terhadap penyelenggaraan PTSP di Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi)
Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa intensi yang kuat untuk
menciptakan iklim usaha yang kondusif di Kabupaten Banyuwangi ternyata
masih belum berhasil dengan baik. Artikel ini didasarkan pada penelitian
yang menggunakan model deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari
wawancara mendalam dengan informan dan sumber data lain yang bersifat
sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sudah dibentuk
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu di Banyuwangi akan tetapi proses
perizinan yang dilaksanakan belum sepenuhnya efektif dan efisien. Kajian
ini juga menemukan bahwa pendelegasikan kewenangan dalam perizinan
dan non perizinan masih belum dilaksanakan dengan sepenuhnya. Artikel ini
berkesimpulan bahwa dalam upaya untuk mencapai tujuan kebijakan
PelayananTerpadu Satu Pintu, pembentukan institusi yang bertanggung
jawab sebagai penyelenggara adalah langkah awal yang penting. Selanjutnya
keberhasilan tujuan kebijakan akan sangat bergantung pada komitmen bupati
dalam mendelegasikan wewenang yang dimilikinya kepada institusi
pelaksana
Permasalahan Untuk menjelaskan mengapa dalam pelaksanaannya kebijakan PTSP masih
yang diangkat belum dapt mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metodologi Kualitatif
yang diangkat
Kesimpulan dan Penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan yang telah menjadi
Implikasi kewenangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan model Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) tidak cukup hanya dengan membentuk Lembaga
penyelenggara PTSP saja. Bupati yang selama ini memiliki kewenangan atas
berbagai jenis perizinan dan non perizinan sudah seharusnya segera
mendelegasikan kewenangan tersebut secara penuh (tidak setengah hati)
kepada Kepala BPPT Kabupaten Banyuwangi
Link Artikel http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/POLITICO/article/view/1377

REFERENSI 5

Jenis Literatur Jurnal


Judul Implementasi Kebijakan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal pada Badan
Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Palu
Abstrak Implementasi Kebijakan Pelayanan Perizinan Penanaman Modal pada Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Palu belum berjalan secara maksimal Hal
ini disebabkan oleh 4 faktor utama yaitu komunikasi, Disposisi SDM,
Struktur Birokrasi yang belum berjalan efektif dalam pelaksanaannya, dan
sarana pendukung seperti sumber daya manusia yang terbatas. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kebijakan pelayanan perizinan penanaman
modal sebagai sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan 5 informan yang
diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi kemudian dianalisis
dengan metode interaktif. Hasil penelitian ini (1) Komunikasi; sosialisasi
kepada masyarakat masih terbatas (2) Sumber daya; terbatasnya pegawai
yang memahami aturan pelayanan dan perizinan, kurangnya pengembangan
diri secara profesional, keterbatasan kendaraan dinas operasional (3)
Disposisi; meskipun BP2T telah menunjukkan kualitas pelayanan, namun
terkendala pada sektor investasi di Badan Perencanaan dan Penanaman
Modal Daerah (4) Struktur Birokrasi; di Dinas Perizinan dan Pelayanan Kota
Palu, selama ini sudah berjalan sesuai prosedur. Hal ini dibuktikan dengan
adanya pembagian tugas pada masing-masing sektor dan berdasarkan SOP,
serta adanya tanggung jawab pegawai Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dalam melaksanakan pelayanan publik.
Permasalahan Mengetahui implementasi dari Kebijakan yang diambil dan realisasinya
yang diangkat dengan hasil kegiatan pemerintah
Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitatif
yang diangkat
Kesimpulan dan pelaksanaan Perda Nomor 17 Tahun 2008 tentang Penanaman Modal belum
Implikasi terlaksana secara efektif karena ditinjau dari aspek karena tim yang dulunya
dibentuk untuk menangani Masih terdapatnya ego dari dinas terkait dalam
melaksanakan pelayanan perizinan sehingga dalam pelaksanaannya tidak
efektif
Link Artikel http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Katalogis/article/view/6384

Anda mungkin juga menyukai