Latar belakang
Latar Belakang Berdirinya Abbasiyah (750-847 M – 132-232 H) Awal kekuasaan
Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di
Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala
wilayah ketika itu); sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di
Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan
pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segi
durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas. Akan tetapi karena
kekuasaannya sangat singkat, Abu ja’far al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa dalam
membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas. Pada tahun 762 M, Abu ja’far al-Manshur
memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke
Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas ibukota Persia. Oleh karena itu, ibukota
pemerintahan Dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, melanjutkan kekuasaan dinasti
Umayah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah
keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang
waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M).
Latar Belakang
Pada masa permulaan peradaban yang benar-benar membawa perubahan yang sangat besar,
yang membawakan pula obor kesejahteraan dan kemanusiaan, Muhammad SAW. Ia
merupakan nabi penutup daripada nabi dan rosul, serta sebagai rahmatanlil alamin bagi umat
manusia dengan Islam sebagai ajaran agama yang baru. Sehingga Ia pula patut sebagai guru
utama bagi pembaruan. Setelah nabi wafat ajaran tersebut disebarluaskan oleh para sahabat,
tabiin dengan memegang panji Islam yang kokoh. Sehingga pasca nabi, ajaran Islampun juga
disebarluaskan diseluruh penjuru dunia.
Dalam penyebaran syari’at islam pasca Rosulullah Muhammad SAW, terdapat beberapa
babakan, yakni mulai langsung dari Khulafaur Rasyidin, yang dijalan kan oleh para sahabat
dekat nabi (11-41 H) yakni dari Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affwan,
Ali bin Abi Thalib. Serta babakan Islam pada masa klasik (keemasan) yang terdapat dua
penguasa besar pada saat itu, yaitu pada masa Dinasti Umawiyah dan Dinasti Abbasiyah.
Pada bahasan ini, kita akan membahas lebih luas tentang Dinasti Abbasiyah yang diusungkan
dari kerabat Rasulullah, yakni keluarga Abbas.
ž Proses berdirinya Dinasti Abbasiyah dimulai dari tahap persiapan dan perencanaan yang
dilakukan oleh Ali bin Abdulloh bin Abbas. Gerakan bawah tanah dan propaganda untuk
mendirikan Dinasti Abbasiyah ini dimulai ketika Dinasti Umayyah berada di bawah
kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz (717-720 M). Pada waktu itu Umar bin Abdul Aziz
memimpin dengan adil. Negara dalam keadaan aman, tentram dan stabil. Ia juga
menerapkan persamaan hak kepada seluruh warga negara. Kondisi ini memberi peluang pada
Bani Abbas untuk menyusun kekuatan dengan melakukan gerakan bawah tanah dan
propaganda di kota Al Humaymah
ž Peluang emas yang dimiliki Bani Abbas untuk merebut kekuasaan Bani Umayyah itu terjadi
pada masa Kholifah Marwan Bin Muhammad (127 – 132 H = 745 – 750 M) yakni kholifah
Bani Umayyah terakhir, di mana waktu itu pemerintahan Dinasti Umayyah mencapai puncak
kekacauan yang sulit diatasi. Pemimpin gerakan Bani Abbasiyah pada waktu itu adalah
Muhammad bin Ali (wafat tahun 743 M) kemudian diteruskan anaknya Ibrahim Al Imam
dengan mengangkat Abu Muslim Al Khurasani sebagai panglima perang
ž Abu Muslim Al-Khurasani merupakan seorang pemuda yang pemberani, pada usia 19 tahun ia
diangkat sebagai panglima perang oleh Ibrahim Al Imam. Ia banyak memperoleh dukungan
di kota Khurasan. Pernah dalam sehari ia berhasil menarik simpati penduduk dari sekitar 60
desa di sekitar Merv. Abu Muslim Al Khurasani mengajak golongan Syiah, golongan
Alawiyyin (Bani Ali) untuk menentang Bani Umayyah yang telah menindas mereka.
ž Sebelum Abu Muslim Al Khurasani diangkat sebagai panglima perang, gerakan dakwah dan
propaganda dilakukan secara diam-diam. Hal itu dilakukan karena belum berani melawan
Dinasti Umayyah secara terang-terangan. Pada tahun 747 M setelah Abu Muslim Al
Khurasani diangkat menjadi panglima perang, Ibrahim Al Imam menyuruhnya untuk merebut
kota Khurasan dan menyingkirkan orang-orang Arab yang mendukung Dinasti Umayyah.
Namun rencana ini tercium oleh khalifah Marwan II dan akhirnya Ibrahim Al Imam
ditangkap dan dipenjara hingga meninggal. Selanjutnya komando perlawanan diambil alih
keponakan Ibrahim Al Imam yang bernama Abdulloh bin Muhammad yang dikenal sebagai
Abu Abbas As Saffah. Ia tetap menunjuk Abu Muslim Al Khurasani untuk menjadi panglima
dan melakukan perlawanan di Khurasan.
ž Tokoh-tokoh pendiri Bani Abbasiyah
1. Muhammad bin Ali bin Abdullah,
2. Ibrahim al Imam,
3. Abu Muslim Al Khurasani,
4. Abul Abbas as-Shaffah
5. Abu Ja’far al Mansyur.
ž Silsilah Bani Abbasiyah dan Khalifah-khalifah Dinasti Abbasiyah
1. Silsilah Bani Abbasiyah
Dalam silsilah Bani Umayyah terdapat tiga keluarga besar yang saling bersaing
memperebutkan kekuasaan, yaitu :
a. Keluarga Alawiyyin (didukung oleh kaum Syiah)
b. Keluarga Umayyah
c. Keluarga Abasiyah
KOTA BAGHDAD
ž Pendiri kota Baghdad adalah kholifah Abu Ja’far Al-Mansyur dan arsitek yang membangun
kota itu adalah Hajjaj Bin Arthah dan Amran Bin Wahdhah Para pekerjanya yang
berpengalaman dari Syam, Kuffah, Basrah, Manshul, Dailami dan lain-lain. Jumlah tenaga
kerjanya kurang lebih 100.000 orang. Kota Bagdad bentuknya bundar dengan gaya bangunan
seni Islami. Di tengah kota dibangun istana “Qashruzzahab” atau istana keemasan dengan
luas 160.000 hasta persegi dan mesjid agung seluas 40.000 hasta persegi. Di luar kota
dibangun kota-kota satelit yang ditata rapi dan indah, serta dibangun istana “Qashrulkhuldi”
(Istana Abadi).
ž Sebab runtuhnya Bani Umayyah
1. Figur khalifah yang lemah
2. Hak Istimewa bangsa Arab Suriah
3. Pemerintahan yang tidak demokratis dan korup
4. Persaingan antar suku
ž Kelompok yang muncul saat melemahnya Bani Umayyah
1. Kelompok muslim non-Arab (mawali)
2. Kelompok Khawarij dan Syi’ah
3. Kelompok muslim Arab di Mekah, Madinah dan Irak
4. Kelompok muslim yang saleh, baik Arab maupun non-Arab
ž Mengambil ibrah dan meneladani peristiwa Sejarah Dinasti Abbasiyah.
ž Setelah kita membaca sejarah berdirinya Bani Abbasiyah, maka kita dapat mengambil hikmah
dan suri tauladan antara lain sebagai berikut :
1. Bersungguh-sungguh dalam meraih cita-cita tanpa pantang menyerah walaupun banyak
hambatan, rintangan bahkan penuh pengorbanan baik berupa waktu, materi, tenaga bahkan
nyawa demi tercapai cita-cita yang diinginkan.
2. Bekerja sama dan saling menolong sesama umat Islam segala usaha.
3. Selalu mengutamakan kepentingan agama.
4. Hidup yang optimis, dinamis, inovatif dan siap menerima kritik konstruktif.
5. Punya pandangan hidup yang lebih baik yang berdasarkan pada norma susila, norma
budaya, norma hukum dan norma agama.
6. Berani berjuang demi nusa, bangsa, dan negara.