DINASTI ABBASIYAH
A. Kondisi Sosial
Golongan lain yang berperan cukup penting pada daulah Abbasiyah adalah
Dinasti Buwaihiyah. Mereka berasal dari golongan Syiah dan merupakan
keturunan Buwaih yang berasal dari suku Dailami yang tinggal di daerah
pegunungan di sebelah barat daya laut Kaspia. All bin Buwaih yang berkuasa di
AI-Ahwaz dan Khuziatan. Putra keturunan Buwaih itu diakui sebagai sultan oleh
khalifah Dinasti Abbasiyah.
Periode Pertama
Keluarga Barmak ini didirikan oleh seorang yang bernama Khalid bin
Barmak. la merupakan salah satu orang yang ikut berjasa dalam usaha merebut
kekuasaan Dinasti Umayyah dengan kekuatan militer Dinasti Abbasiyah. Ketika
Khalifah Abu Jafar Al-Mansur berkuasa, Khalid bin Barmak ditunjuk untuk
menduduki posiai sebagai wazir. Akhirnya keluarga Barmak secara turun
menurun mempunyai pengaruh dan peran yang sangat penting dalam
pemerintahan Dinasti Abbasiyah hingga masa kekuasaan Khalifah Harun Al-
Rasyid.
Perintah itu tentu saja ditolak oleh Abu Muslim Al-Khurasani karena
Khurasan adalah negeri sendiri. Abu Muslim Al-Khurasani akhirnya dijatuhi
hukuman mati pada tahun 755 M. Para pengikut Abu Muslim Al-Khurasani
kemudian mengadakan pemberontakan menuntut balas, tetapi pemberontakan
tersebut dapat diatasi oleh khalifah Abu Jafar Al-Mansur.
Ada lagi seorang Syaikh bernama Ibnu Abdul Quddus yang menyebarkan
ajaran-ajaran zoroasterianisme yang terselubung. Para penganutnya dinamakan
kaum Zindik. Khalifah AI-Mandi tidak tinggal diam, karena mereka telah
merusak budaya masyarakat dan agama. Mereka akhirnya mereka dapat
diberantas seakar-akarnya.
Keadaan itu menimbulkan kecemburuan dan rasa iri para bangsawan Arab.
Fazal bin Rabi, seorang bangsawan Arab memberi laporan kepada khalifah bahwa
keluarga Barmak mengadakan gerakan bawah tanah untuk menghancurkan
Dinasti Abbasiyah. Akhirnya anggota keluarga Barmak mendapat hukuman dari
Khalifah Harun Al-Rasyid.
Pada tahun 809 M Khalifah Harun Al-Rasyid meninggal dan
kedudukannya digantikan oleh putranya yang bernama Al-Amin. Ratu Zubaidah
dan saudaranya, Isa bin Jafar, meminta agar ketiga putranya yaitu Al-Amin, AI-
Makmun, dan Qasim diangkat sebagai khalifah berturut-turut. Tetapi, dalam
waktu tak berapa lama, terjadi perang saudara antara Al-Amin dengan Al-
Makmun memperebutkan takhta kekhalifahan. Perang saudara itu diawali oleh
adanya persaingan dan kecemburuan antara bangsawan Arab dan bangsawan di
istana Bagdad. Kelompok bangsawan Arab mendukung Al-Amin, sedangkan
kelompok bangsawan Persia di belakang AI-Makmun. Basis pertahanan Al-
Makmun berada di Khurasan.
Pemberontakan lain terjadi pada tahun 839 M oleh seorang pangeran dari
Tabariatan yang bernama Maizar.