Anda di halaman 1dari 4

KEMUNDURAN DAULAH ABBASIYAH

Diceritakan dalam buku Metodologi Studi Islam karya Prof. Dr. Supiana, Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abu al-Abbas al-Saffah melalui kudeta yang dilakukannya dengan
dukungan kaum Mawali dan Syi'ah terhadap dinasti Umayyah di pusat kota Damaskus.
Dinamakan dinasti Abbasiyah sebab para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan
al-Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Kekuasaan dinasti ini telah berdiri tahun 132-656 H
atau750-1528M.

Tak jauh berbeda dari yang dialami dinasti sebelumnya, kemunduran dan kehancuran
Dinasti Abbasiyah turut menjadi awal dari kemunduran dunia Islam.Penyebab runtuhnya Dinasti
Abbasiyah disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

A. Faktor Internal Runtuhnya Dinasti Abbasiyah


1. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan.
Khilafah Abbasiyah awalnya didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan
orang-orang Persia. Persekutuan dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan
tersebut yang sama-sama tertindas ketika Bani Umayyah masih berkuasa. Setelah
khilafah Abbasiyah berdiri, dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu.
Kedua kubu ini saling berselisih karena kecenderungan masing-masing bangsa yang
ingin mendominasi kekuasaan. Orang Persia menginginkan sebuah dinasti dengan raja
dan pegawai dari Persia pula. Sementara bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang
mengalir di tubuh mereka adalah darah (ras) istimewa dan menganggap bangsa non-Arab
('ajam) lebih rendah. Perselisihan sudah dirasakan sejak awal berdirinya Dinasti
Abbasiyah, tetapi fanatisme kebangsaan ini tampaknya dibiarkan berkembang oleh
penguasa.
Setelah al-Mutawakil (232-247 H), seorang khalifah yang lemah, naik tahta, dominasi
tentara Turki semakin kuat. Mereka dapat menentukan siapa yang diangkat menjadi
khalifah sehingga sejak itu kekuasaan Dinasti Abbasiyah menjadi sangat lemah dan
kekuasaan telah beralih ke tangan bangsa Turki. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah kemudian

1
direbut oleh Bani Buwaih, bangsa Persia. Selanjutnya, kekuasaan Bani Buwaih beralih
kepada Bani Seljuk, bangsa Turki pada periode keempat (447-590 H).

2. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil yang Memerdekakan Diri.


Wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama hingga masa keruntuhan sangat
luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, persia,
Turki, dan India. Namun, kenyataannya banyak daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah,
melainkan berada di bawah kekuasaan gubernur yang bersangkutan. Hubungan dengan
khalifah hanya ditandai dengan pembayaran upeti.Khalifah tidak cukup kuat untuk
membuat mereka tunduk sehingga tingkat saling percaya di kalangan penguasa dan
pelaksana pemerintahan sangat rendah. Para penguasa Abbasiyah lebih menitikberatkan
pembinaan peradaban dan kebudayaan dibanding politik dan ekspansi.
Selain itu, banyak daerah-daerah yang memerdekakan diri karena terjadi kekacauan
atau perebutan kekuasaan di pemerintahan pusat yang dilakukan oleh bangsa Persia dan
Turki. Akibatnya, beberapa provinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman
penguasa Bani Abbas.

3. Kemerosotan Perekonomian.
Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas termasuk pemerintahan yang kaya.
Perekonomian masyarakat sangat maju, terutama di bidang pertanian, perdagangan, dan
industri. Namun, perekonomian Abbasiyah mulai mundur setelah memasuki masa
kemunduran politik.Pendapatan negara menjadi menurun karena semakin sempitnya
wilayah kekuasaan serta banyaknya kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat.
Sementara itu, pengeluaran membengkak karena kehidupan para khalifah dan pejabat
semakin mewah serta para pejabat melakukan korupsi.
Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara menjadi morat-
marit. Demikian pula kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik dinasti
Abbasiyah.

2
4. Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan.

Sebagian dari orang-orang Persia mempropagandakan ajaran Manuisme,


Zoroasterisme, dan Mazdakisme sebab cita-cita mereka tidak sepenuhnya tercapai untuk
menjadi penguasa. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini
kemudian menggoda rasa keimanan para khalifah.

Konflik antara kaum beriman dengan golongan Zindiq berlangsung mulai dari
bentuk yang sederhana seperti polemik tentang ajaran hingga konflik bersenjata yang
menumpahkan darah di kedua belah pihak.

Selain itu, terjadi pula konflik dengan aliran Islam lainnya, seperti perselisihan antara
Ahlusunnah dengan Mu'tazilah yang dipertajam oleh al-Ma'mun, khalifah ketujuh dinasti
Abbasiyah yang menjadikan Mu'tazilah sebagai mazhab resmi negara.

B. Faktor Eksternal Runtuhnya Dinasti Abbasiyah


1. Perang Salib.
Kekalahan tentara Romawi telah menanamkan benih permusuhan dan kebencian
orang-orang Kristen terhadap umat Islam. Kebencian tersebut bertambah setelah Dinasti
Saljuk yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa peraturan yang dirasakan
sangat menyulitkan orang-orang Kristen yang ingin berziarah ke sana. Karena itulah,
pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II menyerukan kepada umat kristen Eropa untuk
melakukan perang suci, yaitu Perang Salib.Perang salib yang berlangsung dalam
beberapa periode banyak menelan korban dan menguasai beberapa wilayah Islam.
Setelah melakukan peperangan di tahun 1097-1124 M, mereka berhasil menguasai Nicea,
Edessa, Baitul Baqdis, Akka, Tripoli, dan kota Tyre.
2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah.
Orang Mongolia merupakan bangsa yang berasal dari Asia Tengah, sebuah kawasan
terjauh di China, terdiri dari kabilah-kabilah yang disatukan oleh Jenghis Khan (603-624
H). Penyebab utama tentara Mongol menyerang Bani Abbasiyah ada dua, yaitu kekalahan
Kekaisaran Khwarezmia, yang secara tidak langsung menjadi benteng Abbasiyah dari
Mongol. Selain itu, invasi bangsa Mongol juga dilatarbelakangi motif ekonomi.

3
Sebagai awal penghancuran Baghdad dan Khilafah Islam, tentara Mongol mulai
menguasai negeri Asia Tengah, Khurasan, dan Persia. Mereka berhasil menaklukkan
negeri Khawarizm dan menguasai Asia Kecil.

Kemudian, Hulagu Khan mengirimkan ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan
mendesak supaya tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Akan tetapi, Khalifah tetap enggan
memberikan jawaban sehingga di awal tahun 1258 M, Hulagu Khan menghancurkan tembok ibu
kota. Hulagu Khan beserta pasukannya menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya.
Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang. Dengan
terbunuhnya Khalifah al-Mu'tashim menandai babak akhir dari Dinasti Abbasiyah.
Itulah sejarah penyebab runtuhnya Dinasti Abbasiyah yang ditinjau dari faktor internal
danfaktoreksternal. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan umat muslim, khususnya
mengenaisejarahkekhalifahanIslam.

Anda mungkin juga menyukai