Anda di halaman 1dari 4

REVIEW MATERI

DINASTI ABBASIYYAH (750 – 1258 M)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

SEJARAH PERADABAN ISLAM


Dosen Pengampu

Muhammad Amiruddin, Lc., M.Pd.

Disusun oleh :
1. Rara Puspita PutrI (210703110015)
2. Nur Rasyid Saputro (210703110019)
3. Alvina Milaffaiza (210703110040)
4. Hikmah Helmi Bahtiar(210703110054)
5. Carlyna Septi Aisya (210703110105)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
REVIEW MATERI SEJARAH PERADABAN ISLAM

Pemerintahan Dinasti Abbasiyah selalu dinisbatkan kepada paman Nabi


Muhammad, yakni al-Abbas bin Abdul Muthalib. Sedangkan kekhalifahan pertama
dari pemerintahan Abbasiyah dimulai oleh Abdullah bin al-Saffah bin Muhammad
bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinasti Abbasiyah berkuasa
selama lima abad, yakni dari tahun 132-656 H (750-1258) M). Bagi kalangan bani
Hasyim, setelah Rasulullah wafat yang paling berhak berkuasa adalah keturunan
beliau.

Sebelum berdirinya Dinasti Abbasiyah terdapat tiga poros utama yang


merupakan pusat kegiatan, antara satu dengan yang lain memiliki kedudukan
tersendiri dalam memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga
besar paman Rasulullah. Dari nama al-Abbas paman Rasulullah inilah nama ini
disandarkan pada tiga poros pusat kegiatan, yakni Humaimah, Kufah, Khurasan.
Humaimah merupakan tempat yang tentram, di tempat inilah keluarga Bani Hasyim
bermukim dan bertempat tinggal para petingginya berjumlah seratus orang di
bawah para pimpinannya yang berjumlah dua belas orang dengan puncak
kepemimpinannya ada pada al-Imam Muhammad bin Ali.

Propaganda Bani Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang cukup


matang sebagai gerakan rahasia. Akan tetapi, Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah
yang berkeinginan mendirikan kekuasaan Abbasiyah, gerakannya diketahui oleh
Khalifah Umayyah terakhir Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya ditangkap
oleh pasukan Dinasti Umayyah dan dipenjara di Haran sebelum akhirnya
dieksekusi. Ia mewariskan kedudukannya kepada adiknya Abul Abbas ketika ia
tahu bahwa dirinya akan terbunuh, dan memerintahkan untuk berpindah ke Kufah.
Sedangkan pemimpin propaganda diberatkan kepada Abu salamah.\

Penguasa Umayyah di Kufah, Yazid bin Umar bin Hubairah, ditaklukkan


oleh Abbasiyah dan diusir ke Wasit. Abu Salamah selanjutnya berkemah di Khufa
yang telah ditaklukan pada tahun 132 H. Abdullah bin Ali, salah seorang paman
Abul Abbas diperintahkan untuk mengejar Khalifah Umayyah Terakhir, Marwan
bin Muhammad bersama pasukannya yang melarikan diri, di mana akhirnya dapat
di taklukkan di dataran rendah sungai Zab. Pengejaran pun dilanjutkan ke Mausul,
Haran dan menyeberangi sungai Eufrat hingga sampai ke Damaskus. Khalifah itu
melarikan diri hingga ke Mesir dan terbunuh di Busir, wilayah al-Fayyum, dibawah
pimpinan Salih bin Ali, seorang paman al-Abbas yang lain. Dengan demikian, maka
tumbanglah kekuasaan Dinasti Umayyah, lalu berdirilah kekuasaan Dinasti
Abbasiyah.

Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa


keemasan. Secara politis para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan
pusat kekuasaan politik sekaligus agama. Di sisi lain kemakmuran masyarakat
mencapai tingkat tertinggi, periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetauan dalam Islam

Perdaban dan perkembangan kebudayaan islam tumbuh dan berkembang bahkan


mencapai kejayaan pada masa Abbasiyah. Hal tersebut dkarenakan Dinasi
Abbasiyah pada periode tersebut lebih menekankan pembinaan kebudayaan dan
peradaban Islam daripada peluasan wilayah. Dan disinilah letak perbedaan pokok
antara Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Umayyah.

Puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun ar-
Rasyid (786-809 M). Dan anaknya al-Ma’mun (813-833 M). ketika ar-Rasyid
memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan
terjaminwalaupun ada juga pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika
Utara hngga ke India.

Salah satu yang berkebang dalam masa kejayaan Islam Dinasti Abbasiyah
ialah kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Itu semua terbukti dari
beberapa penyusunan buku yang dilakukan pada masa tersebut dan juga ilmu
penerjemahan.

Setelah sekian lama mengalami kejayaan Dinasti Abbasiyah akhirnya


mengalami kemunduran pada tahun 1258 M. Semua bangunan kota serta istana
emas milik Dinasti Abbasiyah runtuh sebab serangan Mongol. Meruntuhkan
perpustakaan yang merupakan gudang Ilmu, dan membakar semua buku-buku yang
ada di dalamnya. Dan pada tahun 1400 M. kota tersebut diserang pula oleh pasukan
Timur Lenk dan pada tahun 1508 M. oleh tentara kerajaan Safawi.

Setelah terjadinya serangan Mongol, khalifah pun kembali ke Baghdad


bersama dengan Ibnu al-Alqami dan Nashiruddin al-Thusi. Di bawah rasa takut dan
tekanan yang hebat khalifah pun mengeluarkan emas, perak, dan barang-barang
berharga lainnya untuk diberikan kepada pasukan Mongol. Akan tetapi,
sebelumnya Ibnu al-Alqami dan Nashiruddin al-Thusi membisiki pasukan Mongol
untuk tidak menerima tawaran perdamaian dari Khalifah.

Tatkala Khalifah kembali dengan membawa barang-barang yang banyak.


Namun justru pasukan Mongol mengintruksikan untuk mengeksekusi khalifah.
Dengan demikian, pada hari Rabu tanggal 14 Safar, terbunuhlah Khalifah al-
Mu’tashim Billah. Dalang dibalik terbunuhnya khalifah adalah Ibnu al-Alqami dan
Nashiruddin al-Thusi.

Bersamaan dengan gugurnya khalifah, pasukan Mongol pun menyerbu


masuk ke Baghdad tanpa perlawanan yang berarti sehingga jatuhlah kota tersebut.
Dilaporkan bahwa jumlah orang yang tewas kala itu adalah dua juta jiwa. Tidak ada
yang selamat kecuali kaum Yahudi, kaum Nasrhani, orang-orang yang meminta
perlindungan kepada pasukan Mongol, orang-orang yang berlindung di rumah Ibnu
al-Alqami, serta pasukan konglomerat yang membagi-bagikan harta mereka kepada
pasukan Mongol.

Demikianlah akhir dari perjalanan dinasti yang pernah membawa Islam


Berjaya pada masanya. Kejayaannya bahkan mampu mengalahkan kejayaan Eropa.

Anda mungkin juga menyukai