Anda di halaman 1dari 7

MODEl PENELITIAN HADITS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah:


Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu:
Amrar Mahfuzh Faza, M.A

Disususn Oleh:
Kelompok 2
1. Siti Wardah Nim: 22110001
2. Nur Jannah Nim: 22110002

PROGRAM STUDI ILMU HADIST


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kita. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan umatnya, Amin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Studi Islam, dengan judul makalah “Model Penelitian
Hadits”.
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini dan
juga sangat mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah.

Panyabungan, 29 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
BAB1PENDAHULUAN……………………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 2
C.Tujuan Pembahasan…………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
A. Defenisi Hadits 3
B. Defenisi dan Tujuan Model Penelitian Hadits 4
C. Model Penelitian Hadits 5

BAB III PENUTUP ……. ……… 10


A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh ummat islam telah menerima faham,bahwa Hadits Rasulullah SAW.itu
sebagai pedoman hidup setelah Al-Qur’an ,atau dengan kata lain Hadits Nabi
merupakan sumber ajaran islam,di samping Al-Qur’an.
Namun demikian,periwayatan Hadits dan penulisan Hadits jauh berbeda dengan
periwayatan dan penulisan Al-Qur’an,semua periwayatan ayat-ayat nya
berlangsung secara mutawatir.Sedangkan periwayatan Hadits,sebagian di lakukan
secara mutawatir dan sebagian lagi berlangsung secara ahad.
Hadits merupakan salah satu sumber hukum islam yang harus di
pahami.Namun,sejak masa para sahabat hingga sekarang pun banyak hadits palsu
maupun dha’if yang beredar luas di kalangan masyarakat.sehingga banyak
menimbulkan berbagai permasalahan yang terkadang sampai menimbulkan
pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan syariat islam.Sebab itulah
penting bagi setiap muslim memilih hadits yang akan di gunakan sebagai dasar
hukum dalam menjalankan syariat islam.
Sebagai sumber ajaran islam yang kedua setelah Al-Qur’an,keberadaan hadits di
samping telah mewarnai masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Penelitian
terhadap Hadits,baik dari segi kontektikannya,kandungan makna,dan ajaran yang
terdapat di dalam nya,macam-macam tingkatan nya maupun fungsi nya dalam
menjelaskan kandungan Al-Qur’an dan lain sebagai nya telah banyak di lakukan
para ahli di bidang nya masing-masing.
Hasil-hasil penelitian dan kajian para ahli tersebut selanjutnya,di
dokumentasikan dan di publikasikan baik kepada kalangan akademik di
perguruan-perguruan tinggi,bahkan madrasah maupun pada kalangan masyarakat
umumnya.

B. Rumusan Masalah
1.Apa defenisi dari Hadits
2.Apa defenisi dan tujuan dari model penelitian Hadits?
3.Bagaimana metode dalam penelitian Hadits?

C.Tujuan pembahasan
1.Untuk mengetahun apa defenisi Hadits.
2.Untuk mengetahui apa defenisi dan tujuan dari model penelitian Hadits.
3.Untuk mengetahui bagaimana metode dalam penelitian Hadits.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Keyakinan (Akidah)


Aspek keyakinan ini yang kemudian banyak dikenal sebagai akidah. Akidah
merujuk pada keimanan terhadap Allah SWT dan semua yang difirmankanNya
untuk diyakini. Dalam Islam, pendidikan akidah sendiri menempatkan posisi yang
paling mendasar seperti terlihat pada rukun Islam pertama.
Di samping itu, ajaran akidah menjadi hal yang paling didahulukan oleh
Rasulullah SAW kala mengajarkan ajaran Islam kepada para sahabatnya.

‫ ﺑﻴﻨﻤﺎ ﻧﺤﻦ ﺟﻠﻮس ﻋﻨﺪ رﺳﻮل ﷲ ﺻﲆ ﷲ‬: ‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب رﺿﻲ ﷲ ﺗﻌﺎﱃ ﻗﺎل‬
‫ﻋﻠﻴﻪ وآﻟﻪ وﺳﻠﻢ ذات ﻳﻮم إذ ﻃﻠﻊ ﻋﻠﻴﻨﺎ رﺟﻞ ﺷﺪﻳﺪ ﺑﻴﺎض اﻟﺜﻴﺎب ﺷﺪﻳﺪ ﺳﻮاد اﻟﺸﻌﺮ ﻻ‬
‫ﻳﺮى ﻋﻠﻴﻪ أﺛﺮ اﻟﺴﻔﺮ وﻻ ﻳﻌﺮﻓﻪ ﻣﻨﺎ أﺣﺪ ﺣﺘﻰ ﺟﻠﺲ إﱃ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وآﻟﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ أﺧﺒﺮﻧﻲ ﻋﻦ اﻹﺳﻼم‬: ‫ﻓﺄﺳﻨﺪ رﻛﺒﺘﻴﻪ إﱃ رﻛﺒﺘﻴﻪ ووﺿﻊ ﻛﻔﻴﻪ ﻋﲆ ﻓﺨﺬﻳﻪ وﻗﺎل‬
‫ اﻹﺳﻼم أن ﺗﺸﻬﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ ﷲ وأن ﻣﺤﻤﺪا‬: ‫ﻓﻘﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﲆ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وآﻟﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫رﺳﻮل ﷲ وﺗﻘﻴﻢ اﻟﺼﻼة وﺗﺆﺗﻲ اﻟﺰﻛﺎة وﺗﺼﻮم رﻣﻀﺎن وﺗﺤﺞ اﻟﺒﻴﺖ إن اﺳﺘﻄﻌﺖ إﻟﻴﻪ‬
‫ ﻓﺄﺧﺒﺮﻧﻲ ﻋﻦ اﻹﻳﻤﺎن ﻗﺎل أن ﺗﺆﻣﻦ‬: ‫ ﺻﺪﻗﺖ ﻓﻌﺠﺒﻨﺎ ﻟﻪ ﻳﺴﺄﻟﻪ وﻳﺼﺪﻗﻪ ﻗﺎل‬: ‫ﺳﺒﻴﻼ ﻗﺎل‬
: ‫ ﺻﺪﻗﺖ ﻗﺎل‬: ‫ﺑﺎﻟﻠﻪ وﻣﻼﺋﻜﺘﻪ وﻛﺘﺒﻪ ورﺳﻠﻪ واﻟﻴﻮم اﻵﺧﺮ وﺗﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻘﺪر ﺧﻴﺮه وﺷﺮه ﻗﺎل‬
‫ ﺛﻢ اﻧﻄﻠﻖ‬... ‫ﻓﺄﺧﺒﺮﻧﻲ ﻋﻦ اﻹﺣﺴﺎن ﻗﺎل أن ﺗﻌﺒﺪ ﷲ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮاه ﻓﺈن ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮاه ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺮاك‬
‫ ﷲ ورﺳﻮﻟﻪ أﻋﻠﻢ ﻗﺎل ﻓﺈﻧﻪ ﺟﺒﺮﻳﻞ‬: ‫ﻓﻠﺒﺜﺖ ﻣﻠﻴﺎ ﺛﻢ ﻗﺎل ﻳﺎ ﻋﻤﺮ أﺗﺪري ﻣﻦ اﻟﺴﺎﺋﻞ ؟ ﻗﻠﺖ‬
‫أﺗﺎﻛﻢ ﻳﻌﻠﻤﻜﻢ دﻳﻨﻜﻢ‬

Artinya: Dari Umar RA: "Pada suatu hari kami (Umar RA dan para sahabat
RA) duduk-duduk bersama Rasulullah SAW lalu muncul di hadapan kami seorang
yang berpakaian sangat putih. Rambutnya sangat hitam dan tidak tampak tanda
tanda bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya. Dia
langsung duduk menghadap Rasulullah SAW, kedua kakinya menghempit kedua
kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah
SAW seraya berkata,1

1
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Amzah, 2009). Hal. 45

3
"Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam." Lalu Rasulullah SAW
menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan
Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan,
dan mengerjakan haji apabila mampu."2
Orang itu lantas berkata, "Benar". Kemudian dia bertanya lagi
"Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah SAW menjawab, "Beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan
beriman kepada Qodar baik dan buruknya." Kemudian orang itu pergi menghilang
dari pandangan mata. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Umar, "Hai Umar,
tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?" Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah
dan rasul nya lebih mengetahui," Rasulullah lantas berkata, "Itulah Jibril datang
untuk mengajarkan agama kepada kalian, "(HR Muslim).
B. Aspek Norma atau Hukum (Syariah)
Ajaran pokok agama Islam yang kedua adalah aspek syariah atau norma.
Aspek inilah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (hablum-minallah),
sesama manusia (hablum-minannas), dan hubungan manusia dengan alam semesta
(hablum-minalalami).
Secara redaksional, syariah sendiri bermakna jalan hidup yang ditentukan
oleh Allah SWT sebagai panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia menuju
kehidupan akhirat. Panduan yang dimaksud adalah sumber hukum Islam yang
berasal dari Al-Qur'an, sunnah, hingga ijtihad para ulama.
Menurut tulisan ilmiah terbitan Digilib IAIN Kendari, ruang lingkup yang
terkandung dalam aspek syariah mencakup hukum ibadah, muamalah dalam hal
tukar menukar harta, munakahat dalam hubungan berkeluarga, siasah dalam
konteks bermasyarakat, hingga jinayat yang menyangkut pidana.3
C. Aspek Perilaku (Akhlak)

2
Abu Daud Sulaiman Ibn Asy ‘Asy Al-Sijistani. Sunan Abu Daud. (Beirut: Dar Al-Fikri,

2003). Jilid IV. Hal. 23


3
Al-Imam Ahmad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal. T. (Bairut: Dar al- Fikri,
1675). Hal. 43

Anda mungkin juga menyukai