Dosen Pengampu :
Dr. H. Ahmad Patih, MM
Kelompok 2 :
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga d
apat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlim
pah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Hadits
Qudsi”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makala
h ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kes
abaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesai
kan. walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepad
a para pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Peny
usun membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang membangun .
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan salah satu sumber hukum atau sumber ajaran Islam yang
kedua setelah Al-Qur’an. Secara umum kita memahami hadits adalah segala
sesuatu yang dinukilkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, dan perilaku, serta perjalanan hidup
Rasulullah SAW. Hadits juga sering disebut sebagai As-Sunnah dimana beberapa
ahli, secara syara’ juga mendefinisikan sama,yaitu sesuatu yang datang dari
Rasulullah SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ataupun pengakuan (taqrir).
Saat ini kajian tentang hadits sudah menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri, dan
memiliki sub kajian yang sangat luas. Ada berbagai cabang kajian dalam hadits,
mulai dari kajian sejarah, kualitas dan kesahihan, klasifikasi dan periwayatannya,
dan sebagainya. Sehingga timbullah pembagian-pembagian dalam ilmu Haditst.
Salah satunya yaitu Hadits Qudsi.
Oleh karna itu Haditst Qudsi sangat amat menarik pembahasannya. Karna
Hadits Qudsi memiliki kedudukuan yang sama pentingnya seperti Al-Qur’an dan
Haditst Nabawi dalam pengambilan sumber refrensi kebeagamaan bagi umat
Islam. Untuk itu marilah sama-sama kita kaji lebih dalam terkait Haditst Qudsi.
B. Rumusan Masalah
Untuk membahas masalah Hadits Qudsi ini, maka kami mengambil rumusan
masalah sebagai berikut;
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Haditst Qudsi berasal dari dua kata berbeda, yaitu Haditst dan Qudsi yang
memiliki makna berbeda. Haditst secara etimologi memiliki arti kata baru. 1 M.M
Azami mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh M. Agus Sholahudin dan Agus
Suyadi bahwa Hadits juga memiliki arti komunikasi, kisah, percakapan, religius
atau sekular, historis atau kontemporer.2 sedangkan Qudsi secara etimologi
memiliki arti suci.3
َم ا ُيخِبُر ُهللا َتَع اَلى ِب ِه الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ِباِإْل لَه اِم َأْو ِبالَم َن اِم َف َأْخ َبَر الَّنِبُّي ِم ن ذلك
.الَم ْعَنى ِبِع َباَر ة َنْفِس ِه
Sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Nabi-Nya dengan ilham atau mimpi,
kemudian Nabi SAW menyampaikan berita itu dengan ungkapan-ungkapan
sendiri.
3
. ُك ل َحِد يٍث ُيِض يُف ِفيِه َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقْو ًال ِإَلى ِهّللا َع َّز َو َج َّل
Segala Hadits Rasul SAW yang berupa ucapan, yang disandarkan kepada Allah
Azza wa Jalla,
ما َأْخ َبَر هّللا َنِبَّيُه َتاَر ًة ِباْلَو ْح ِي َو َتاَر ًة ِباِإْل ْلَهاِم َو َتاَر ًة ِبالَم ناِم ُم َفَّوًض ا ِإَلْي ِه الَّتْع ِب يَر ِب َأِّي ِعَب اَر ٍة
. َش اَء
Sesuatu yang diberitakan Allah SWT, terkadang melalui wahyu, ilham, atau
mimpi, dengan redaksinya yang diserahkan kepada Nabi SAW.5
الحديث القدسّي هو َم ا ُنِقَل إلينا َعن النبي صلى هّللا عليه وسلم َم َع ِإْسَناِدِه ِإَّياُه الى َر ِّب ِه َع َّز
َو َج َّل
Haditst Qudsi adalah sesuatu yang dinukilkan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada kita yang sanad dan maknanya berasal dari Tuhannya Allah Azza wa
Jalla.6
Dari beberapa definisi diatas kita dapat tari kesimpulan bahwa Haditst Qudsi
adalah sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
(selain Al-Qur’an) melalui wahyu, mimpi, atau ilham yang redaksinya disusun
oleh Nabi Muhammad SAW.
Jumlah Hadits Qudsi tidak sebanyak Hadits Nabawi yang jumlahnya menurut
sebagian ulama lebih dari seratus ribu Hadits. Secara keseluruhan jumlah Hadits
Qudsi masih kisaran ratusan Hadits, itupun jika dihitung dengan redaksi atau
5
M. Agus Solahudin. dan Agus Suryadi. (2022). Ulumul Hadits. H.25-26
6
Mahmud At-Thohan. (t.t). Taisir Musthola Al-Haditst. H. 127
4
riwayat yang diulang-ulang. Ulama berbeda pendapat perihal kepastian jumlah
Hadits Qudsi.
Menurut Imam Ahmah Ibnu Hajar, ulama yang mensyarahi kitab Hadits
Araba’in An-Nawaiyah, jumlah Hadits Qudsi lebih dari 100 Hadits. Imam Al-
Munawi dalam kitabnya Al-Ithafatu As-Saniyah bi Al-Ahaditsi Al-
Qudsiyah menyebutkan jumlah Hadits Qudsi sebanyak 272 Hadits. Sebagian
ulama lain mengatakan bahwa jumlah Hadits Qudsi sebanyak 100 Hadits atau
lebih sedikit.7
7
https://mui.or.id/opini/30451/mengenal-Hadits-Qudsi-pengertian-dan-perbedaannya-dengan-
al-quran/. Diakses pada hari Rabu tanggal 27 September 2023 pada pukul 20:40
8
Abdul Fatah Idris. (2016). Journal Ihya ‘Ulum Al-Din Vol. 18 Memahami Kembali
Pemaknaan Hadis Qudsi. Semarang: UIN Walisongo Press. H. 140-142
5
Maka, dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yang diriwayatkan dari
Tuhannya. Seperti :
قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل
فيما رواه عنه رسول هللا صلي هللا عليه وسلم،قال هللا تعالى
4. Al-Qur’an dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadis Qudsi (masih
diperdebatkan oleh para ulama). Ada yang berpendapat maknanya dari
Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadis Qudsi ialah wahyu dalam
makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar
ahli hadis, diperbolehkan meriwayatkan hadis Qudsi dengan maknanya
saja.
۟ا
َفٱْقَر ُء و َم ا َتَيَّس َر ِم َن ٱْلُقْر َء اِن
Maka, bacalah apa yang mudah bagimu dalam al-Qur’an itu.”
(AlMuzamil: 20).
Nilai ibadah membaca al-Qur’an juga terdapat dalam hadis, “Barang siapa
membaca satu huruf dari al-Qur’an, dia akan memperoleh satu kebaikan.
Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan
alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan
miim satu huruf.” (HR Tirmizi dan Ibnu Mas’ud).Adapun hadis Qudsi
tidak disuruh membacanya dalam salat. Allah memberikan pahala
membaca hadis Qudsi secara umum saja. Maka, membaca hadis Qudsi
tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis
6
mengenai membaca Al-Qur’an bahwa pada setiap huruf mendapatkan
sepuluh kebaikan.
َح َّد َثِني ُمَحَّم ُد ْبُن اْلُم َثَّنى َح َّد َثِني َع ْب ُد اَأْلْع َلى َح َّد َثَنا َداُو ُد َع ْن َع اِم ٍر َع ْن َم ْس ُروٍق
َع ْن َعاِئَش َة َقاَلْت َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ُيْك ِث ُر ِم ْن َق ْو ِل ُس ْبَح اَن ِهَّللا
َو ِبَح ْم ِدِه َأْس َتْغ ِفُر َهَّللا َو َأُت وُب ِإَلْي ِه َق اَلْت َفُقْلُت َي ا َر ُس وَل ِهَّللا َأَر اَك ُتْك ِث ُر ِم ْن َق ْو ل
ُسْبَح اَن ِهَّللا َو ِبَح ْمِدِه َأْسَتْغ ِفُر َهَّللا َو َأُتوُب ِإَلْيِه َفَق اَل خَّب َر ِني َر ِّبي َأِّني َس َأَر ى َع اَل َم ًة
ِفي ُأَّمِتي َفِإَذ ا َر َأْيُتَها َأْكَثْر ُت ِم ْن َقْو ِل ُسْبَح اَن ِهَّللا َو ِبَحْم ِدِه َأْس َتْغ ِفُر َهللا َو َأُت وُب ِإَلْي ِه
َفَقْد َر َأْيُتَها ) ِإَذ ا َج اَء َنْص ُر ِهَّللا َو اْلَفْتُح َو َر َأْيَت الَّن اَس َي ْد ُخ ُلوَن ِفي ِد يِن ِهَّللا َأْفَو اًج ا
( َفَس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك َو اْسَتْغ ِفْر ُه ِإَّنُه َك اَن َتَّو اًبا
9
https://mui.or.id/opini/30451/mengenal-Hadits-Qudsi-pengertian-dan-perbedaannya-
dengan-al-quran/. Diakses pada hari Rabu tanggal 27 September 2023 pada pukul 21:30
7
Aku meminta ampunan kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya." Aku
(Aisyah) bertanya, "Wahai Rasulullah, aku melihatmu memperbanyak
bacaan: "Mahasuci Allah dan aku memujinya. Aku meminta ampunan
kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya." Rasulullah lalu berkata,
"Tuhanku mengabarkan kepadaku bahwasanya aku akan melihat tanda
pada umatku. Tatkala aku melihat tanda itu, maka aku memperbanyak
ucapan Mahasuci Allah dan aku memujinya. Aku meminta ampunan
kepada Allah dan aku bertaubat kepada-Nya. Dan aku benar-benar melihat
tanda itu: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan
kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS An-Nashr: 1-
3) (HR Muslim dari kitab 'Ash-Shalah' pada Bab 'Ma Yuqalu fi Ar-Ruku'
wa As-Sujud').10
" َق اَل ُهَّللا: َع ْن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل،َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه
َفَأَّم ا َتْك ِذ يُبُه ِإَّياَي، َو َشَتَم ِني َو َلْم َيُك ْن َلُه َذ ِلَك، َك َّذ َبِني اْبُن آَد َم َو َلْم َيُك ْن َلُه َذ ِلَك:َتَع اَلى
َو َأَّم ا، َو َلْيَس َأَّوُل اْلَخ ْل ِق ِب َأْهَو َن َع َلَّي ِم ْن ِإَعاَد ِت ِه، َلْن ُيِع يَد ِني َك َم ا َب َد َأِني:َفَقْو ُل ُه
َو َلْم َيُك ْن ِلي، َلْم َأِل ْد َو َلْم ُأوَل ْد، َو َأَنا اَأْلَح ُد الَّص َم ُد، اَّتَخ َذ ُهَّللا َو َلًدا:َش ْتُم ُه ِإَّياَي َفَقْو ُلُه
(ُكُفًو ا َأَح ٌد ) رواه البخاري وكذلك النسائي
8
mereka kepadaku adalah ucapannya, “Allah telah mengambil seorang anak,
(padahal) Aku adalah Ahad (Maha Esa) dan Tempat memohon segala sesuatu (al-
shomad), Aku tidak beranak dan tidak pula diperankkan, dan tidak ada bagiku
satupun yang menyerupai”. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (dan begitu juga oleh
an-Nasa-i).11
َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم: َقاَل، َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه، َع ْن ُع ْقَبَة ْبِن َعاِم ٍر
(ُي َؤ ِّذ ُن ِبالَّص اَل ِة١ ) ِفي َر ْأِس َش ِظ َّيِة اْلَجَب ِل، " َيْع َج ُب َر ُّبَك ِم ْن َر اِع ي َغَنٍم: َيُقوُل
َيَخ اُف، ُيَؤ ِّذ ُن َو ُيِقيُم الَّص اَل َة، اْنُظُروا ِإَلى َع ْبِد ي َهَذ ا: َع َّز َو َج َّل، َفَيُقوُل ُهَّللا،َو ُيَص ِّلي
َو َأْدَخ ْلُتُه اْلَج َّنَة" رواه النسائي بسند صحيح، َقْد َغ َفْر ُت ِلَع ْبِد ي، ِم ِّني
Artinya : Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir r.a., beliau berkata, aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Tuhanmu bangga terhadap seorang pengembala
kambing, yang berada di atas gunung/bukit, dia mengumandangkan adzan untuk
sholat dan mengerjakan sholat, kemudian Allah 'azza wa jalla (Yang Maha
Perkasa dan Maha Luhur) berfirman, 'Lihatlah hambaku ini, dia
mengumandangkan adzan dan menegakkan sholat (iqomat) karena takut kepada-
Ku, maka sesungguhnya Aku telah mengampuni hambaku ini, dan Aku akan
memasukkannya kedalam surga'” Diriwayatkan oleh an – Nasai dengan sanad
yang shahih.12
َعن الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل " َيُق وُل ُهَّللا َع َّز،َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه
َو الَّص ْو ُم، َي َد ُع َش ْهَو َتُه َو َأْكَل ُه َو ُش ْر َبُه ِم ْن َأْج ِلي، َو َأَنا َأْج ِزي ِب ِه، الَّص ْو ُم ِلي:َو َج َّل
َو َلُخ ُل وف َفِم، َو َفْر َح ٌة ِح يَن َيْلَقى َر َّب ُه، َفْر َح ٌة ِح يَن ُيْفِط ُر: َو ِللَّص اِئِم َفْر َح َت اِن،ُج َّن ٌة
9
اري (وكذلك مسلم ومالكPP (رواه البخ." الَّص اِئِم َأْط َيُب ِع ْن َد ِهَّللا ِم ْن ِر يِح اْلِم ْس ِك
والترمذي النسائي وابن ماجه
Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau
bersabda, ”Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Puasa itu untukku, dan Aku yang
akan memberikan ganjarannya, disebabkan seseorang menahan syahwatnya
dan makannya serta minumnya karena-Ku, dan puasa itu adalah perisai, dan
bagi orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagian saat berbuka,
dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya, dan bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum disisi Allah, daripada bau minya misk/kesturi”. Hadits
riwayat al-Bukhari, dan begitu juga oleh imam Muslim, dan Imam Malik, dan
Tirmidzi dan an-Nasai serta Ibnu Majah13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Haditst Qudsi adalah sesuatu yang diberitakan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW (selain Al-Qur’an) melalui wahyu, mimpi, atau ilham
yang redaksinya disusun oleh Nabi Muhammad SAW.
10
2. Alasan disebut Haditst karna redaksinya disusun oleh Nabi Muhammad
SAW. Sedangkan disebut Qudsi karna hadits ini suci dan bersih dan
datangnya dari Dzat Yang Maha Suci. Oleh karna itu Hadits Qudsi juga
disebut Hadits Ilahi (Hadits Ilahiyah) atau Hadits Rabbani (Hadist
Rabbaniyah)
11
berhadats besar. Sedangkan pada hadis Qudsi, secara hukum, ia
boleh dibaca dalam kondisi berhadats.
B. Saran
Daftar Pustaka
12
https://mui.or.id/opini/30451/mengenal-Hadits-Qudsi-pengertian-dan-
perbedaannya-dengan-al-quran/.
Idris, Abdul Fatah. (2016). Journal Ihya ‘Ulum Al-Din Vol. 18 Memahami
Kembali Pemaknaan Hadis Qudsi. Semarang: UIN Walisongo Press.
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6568067/5-contoh-hadits-qudsi-
pilihan-dan-perbedaannya-dengan-al-quran--hadits-nabi.
http://alquran.unissula.ac.id/previewqudsi.php?idjudul=2.
http://alquran.unissula.ac.id/previewqudsi.php?idjudul=7.
http://alquran.unissula.ac.id/previewqudsi.php?idjudul=11.
13