Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH

HADITS MAUDHU’I

MAKALAH:
KOMUNIKASI YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN
BERDASARKAN HADIST RASULULLAH SAW

Oleh:
SUNARDI
NIM : 80100321133

Dosen Pengampu:
Prof. Arifuddin Ahmad, M.Ag.
Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed

PROGRAM DOKTOR
PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi yang baik dalam
pembelajaran berdasarkan Hadits Rasulullah SAW” ini tepat waktu.
Penulis sangat bersyukur dengan adanya tugas ini, karena ini menjadi kesempatan bagi
penulis untuk mengkaji hadits-hadits yang terkait dengan judul makalah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Arifuddin Ahmad, M.Ag. dan Dr. H. Erwin Hafid,
Lc., M.Th.I., M.Ed selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan makalah ini.
Namun demikian Penulis tetap menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, Mei 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul …………………………………………………………………................ i


Kata Pengantar ……………………………………………………………………………... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
A Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
B Rumusan Masalah ………………………………………………………............ 2
C Tujuan ………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….. 3
A Pengertian Komunikasi…………………………………………………………. 3
B Komunikasi yang baik dalam pembelajaran ……………………………............ 4
C Hadits Komunikasi Nabi dalam Pembelajaran …………………………............ 5
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….. 14
A Kesimpulan …………………………………………………………….............. 14
B Saran ……………………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………… 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab manusia adalah
makhluk soaial yang selalu berhubungan antar satu manusia dengan manusia yang lain.
Komunikasi yang baik menjadi kunci kesuksesan dalam segala hal.
Seorang pedagang akan meraih untung yang banyak ketika memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan kliennya. Seorang pembicara akan memiliki
pendengar/audiens yang banyak jika memiliki retorika yang menarik. Juga seorang pendidik
akan disenangi oleh muridnya jika memiliki kemampuan komunikasi yang menarik.
Didalam Al Quran, Allah SWT telah secara gamblang menyampaikan kepada
manusia akan pentingnya berkomunikasi yang baik kepada sesama. Sebagaimana
firmanNya1:

‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم‬


َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫ع ا ِٰلى‬
َ ‫س ِب ْي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬ ُ ‫ا ُ ْد‬
‫س ُۗ ُن ا َِّن َرب ََّك ُه َو‬
َ ‫ي ا َ ْح‬َ ‫ِبالَّتِ ْي ِه‬
Artinya : Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu
siapa yang mendapat petunjuk.

Demikian juga sabda Rasulullah SAW 2

َ ‫ع ْن‬
‫س ِعي ِد ب ِْن‬ َ ‫َحدَّثَنِي إِ ْس َحاق َحدَّثَنَا النَّضْر أ َ ْخبَ َرنَا ش ْعبَة‬
َّ ‫صلَّى‬
‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫ع ْن َج ِد ِه قَا َل لَ َّما بَعَثَه َرسول‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬َ َ ‫أَبِي ب ْردَة‬
‫سلَّ َم َومعَاذَ بْنَ َج َبل قَا َل لَه َما يَس َِرا َو َل تعَس َِرا َوبَش َِرا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
‫ّللاِ إِنَّا بِأ َ ْرض‬
َّ ‫سى يَا َرسو َل‬ َ ‫عا قَا َل أَبو مو‬ َ ‫او‬
َ ‫ط‬ َ َ ‫َو َل تن َِف َرا َوت‬
‫ير‬
ِ ‫ش ِع‬ َّ ‫س ِل يقَال لَه ْالبِتْع َوش ََراب ِم ْن ال‬ َ َ‫صنَع فِي َها ش ََراب ِم ْن ْالع‬ ْ ‫ي‬
‫سلَّ َم كل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫يقَال لَه ْال ِم ْزر فَقَا َل َرسول‬
‫م ْس ِكر َح َرام‬
Artinya : Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada
kami An Nadlr telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Sa'id bin Abu Burdah dari
Ayahnya dari Kakeknya dia berkata; "Ketika beliau mengutusnya bersama Mu'adz bin
1
QS. An Nahl 16:125
2
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5659

1
2

Jabal, beliau bersabda kepada keduanya: "Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah
kamu mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kamu membuatnya lari, dan bersatu
padulah! Lantas Abu Musa berkata; "Wahai Rasulullah, di daerah kami sering dibuat
minuman dari rendaman madu yang biasa di sebut dengan Al Bit'u dan minuman dari
rendaman gandum yang biasa di seut Al Mizru. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Setiap yang memabukkan adalah haram."

Jadi jelas bahwa komunikasi, utamanya komunikasi yang baik sangat dibutuhkan
dalam kehidupan ini. Apalagi yang akan kita bahas dalam makalah ini sangat terkait dengan
pekerjaan keseharian kita khususnya dalam mengajar anak-anak kita. Dalam makalah ini
kita akan mengkaji, bagaimana Nabi Muhammad SAW berkomunikasi dalam mengajar para
sahabat. Sebagaimana kita ketahui beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Bicaranya adalah
wahyu ilahi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa itu komunikasi?
2. Bagaimana komunikasi yang baik dalam pembelajaran?
3. Bagaimana hadist Nabi Muhammad SAW saat berkomunikasi dalam memberikan
pengajaran kepada para sahabat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Mengetahui komunikasi yang baik dalam pembelajaran
3. Mengetahui hadist Nabi Muhammad SAW saat berkomunikasi dalam memberikan
pengajaran kepada para sahabat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir
manusia sudah mulai berinteraksi dengan sekitarnya. Banyak referensi yang menjelaskan
tentang apa itu komunikasi.
Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara satu
orang maupun lebih, konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara
berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Dalam pandangan agama islam
komunikasi memiliki etika, agar jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka
orang itu dapat memahami apa yang kita sampaikan 3.
Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari guru kepada siswa untuk
tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan
arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan 4.
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi ber-akhlak
al-karimah atau beretika.
Bentuk komunikasi ada dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Komunikasi verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah bahasa lisan, sedangkan
yang tergolong dalam komunikasi non vokal adalah bahasa tertulis. Sementara, komunikasi
nonverbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah nada suara, isyarat dan kualitas
suara.5
Jadi komunikasi itu sangat luas, namun intinya adalah ada pesan yang tersampaikan
dan penerima pesan mengerti akan pesan tersebut. Baik itu pesan yang disampaikan dalam
bentuk verbal maupun non verbal.
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Kualitas pembelajaran
dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Tujuan pendidikan
akan tercapai jika prosesnya komunikatif.

3
Sosial Budaya (e-ISSN 2407-1684 | p-ISSN 1979-2603) Vol. 13, No. 2, Desember 2016.
https://media.neliti.com/media/publications/164422-ID-etika-komunikasi-dalam-persfektif-islam.pdf
4
http://digilib.uinsby.ac.id/9333/4/bab2.pdf
5
https://katadata.co.id/intan/berita/620373c3488f6/komunikasi-verbal-adalah-pengertian-dan-
perbedaannya-dengan-nonverbal
3
4

Jika dilihat sejarah, maka yang menerima informasi dari Nabi bukan hanya dari
kalangan anak-anak, melainkan semua umur. Karena itu dalam makalah ini tidak dibatasi
pada komunikasi pembelajaran pada anak saja namun secara umum.

B. Komunikasi yang baik dalam Pembelajaran


Pembelajaran sebagai proses interaksi siswa dengan guru yang bertukar informasi
dan pikiran tentunya melibatkan berbagai aspek. Komunikasi sebagai salah satu bagian dari
interaksi dalam belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi penentu
keberhasilan sebuah pembelajaran.
Kecakapan guru dalam membangun komunikasi dalam pembelajaran menjadi titik
pangkal terjadi atau tidaknya komunikasi yang efektif. Guru yang tidak cakap dalam
berkomunikasi akan berdampak pada komunikasi yang tidak efektif dan akan berakibat pada
hasil pembelajaran yang tidak maksimal.
Komunikasi nonverbal dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mencapai
pembelajaran efektif dan berkualitas. Ada banyak cara komunikasi nonverbal yang dapat
dimanfaatkan guru untuk mengomunikasikan maksudnya, seperti mengangkat alis sebagai
tanda marah, tersenyum sebagai tanda suka, dan mengangkat bahu sebagai tanda tidak
peduli.
Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss (Alwi, 2011) menjelaskan bahwa untuk
membangun komunikasi efektif setidaknya harus menimbulkan lima hal, yaitu pengertian,
pengaruh pada sikap, kesenangan, hubungan yang semakin baik, dan tindakan. Dalam
komunikasi efektif, pengertian menjadi kunci utama sebagai penentu keberhasilan suatu
komunikasi. Pengertian secara sederhana diartikan bahwa penerima komunikasi dapat
menerima pesan sebagaimana yang dimaksudkan oleh komunikator dan tidak disalahartikan.
Komunikasi berhasil dengan sukses ketika penerima pesan dapat menangkap
dengan baik apa yang dikomunikasikan. Selain itu, komunikasi berarti efektif jika dapat
memengaruhi sikap seseorang. Paling sering kita temui bagaimana komunikasi yang
berpengaruh terhadap sikap seseorang, seperti khatib dalam membangkitkan sikap beragama
seseorang, politisi dalam membangun citra bagi pemilihnya, dan berbagai contoh lain yang
bisa kita jumpai dalam keseharian.
Hal ini juga dapat dilakukan oleh guru terhadap muridnya dengan cara sederhana,
seperti menceritakan kisah-kisah motivasi dengan mengomunikasikannya secara serius dan
menyenangkan. Atau mengomunikasikan sesuatu disertai dengan bahasa dan gerak tubuh
yang sesuai dan beragam cara lain yang dapat ditempuh guru. Kesenangan sebagai salah satu
5

hal dalam membangun komunikasi efektif diidentikkan dengan sapaan atau percakapan yang
mampu memberikan kesan nyaman dan menyenangkan pagi penerima atau lawan
komunikasi seseorang. Dalam konteks pembelajaran, hal ini dapat dilakukan guru dengan
menyapa dan berbicara kepada peserta didik dengan merangsang rasa kegembiraan mereka.
Jika itu dilakukan dengan baik, penerima komunikasi akan merasa senang dan
mampu menciptakan komunikasi efektif sehingga hubungan di antara keduanya terus
membaik. Puncak dari efektifnya suatu komunikasi ialah adanya tindakan dari lawan bicara.
Dalam konteks guru dan siswa, komunikasi berarti efektif jika siswa menunjukkan tindakan
dari apa yang dikomunikasikan. Tindakan dapat berupa penyampaian melalui kata-kata atau
perilaku. Jika hal itu telah ditunjukkan, berarti komunikasi telah dijalankan dengan sukses.

C. Hadist Komunikasi Nabi dalam Pembelajaran


Mari kita melihat bagaimana Nabi memberikan pengajaran kepada para sahabat.
Seperti kita ketahui bahwa beliau sebagai rahmatan lil alamin, sebagai teladan dalam seluruh
sendi kehidupan, seluruh ucapan beliau adalah wahyu. Sebagaimana firman Allah SWT 6

‫ ِإ ْن ه َو ِإ َّل َو ْحي يو َحى‬.‫ع ِن ْال َه َوى‬


َ ‫َو َما يَ ْن ِطق‬
Artinya : Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran ) menurut keinginannya.
Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)

Berikut ini beberapa hadits Rasulullah SAW yang terkait dengan bagaimana beliau
berkomunikasi dalam menyampaikan ilmu kepada para sahabat :

1. Pertama beliau menyampaikan ilmu dengan bahasa yang jelas dan mudah di mengerti
Berikut 4 (empat) hadits dengan matan yang serupa yang penulis temukan
terkait dengan bahasa yang jelas dan mudah

‫ع ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا عثْ َمان َوأَبو بَ ْكر ا ْبنَا أَبِي‬


َ ‫ش ْي َبةَ قَ َال َحدَّثَنَا َو ِكيع‬
َ ‫شة‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫ع ا ئ‬ َ َ ‫ع ْن ع ْر َوة‬ َ ِ ‫ع ْن الز ْه ِري‬َ َ‫سا َمة‬َ ‫ع ْن أ‬ َ َ‫س ْفيَان‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َّ ‫ت َكانَ َك ََلم َرسو ِل‬
َ ِ‫ّللا‬ ْ َ‫ّللا قَال‬
َّ ‫َر ِح َم َها‬
َ ‫ص ًَل يَ ْف َهمه كل َم ْن‬
‫س ِمعَه‬ ْ َ‫َك ََل ًما ف‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman dan Abu Bakar -keduanya putera
Abu Syaibah-keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan
dari Abu Usamah dari Az Zuhri dari Urwah dari 'Aisyah-semoga Allah

6
Surat An Najm ayat 3-4
6

merahmatinya - ia berkata, "Ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam itu jelas


hingga dapat dipahami oleh siapa saja yang mendengarnya 7

‫ع ْن ِم ْسعَر‬ َ ‫َحدَّثَنَا م َح َّمد بْن ْالعَ ََل ِء َحدَّثَنَا م َح َّمد بْن بِ ْشر‬
َ ‫ش ْي ًخا فِي ْال َم ْس ِج ِد يَقول‬
‫س ِم ْعت َجابِ َر‬ َ ‫س ِم ْعت‬ َ ‫قَا َل‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َّ ‫ّللاِ يَقول َكانَ فِي َك ََل ِم َرسو ِل‬
َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ َ‫بْن‬
‫سلَّ َم ت َ ْرتِيل أ َ ْو ت َ ْر ِسيل‬
َ ‫َو‬
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala berkata, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr dari Mis'ar ia berkata, "Aku
mendengar Seorang syaikh dalam masjid berkata, "Aku mendengar Jabir bin
Abdullah mengatakan; "bahwa ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tartil
(jelas) 8."

‫سا َمةَ ب ِْن‬


َ ‫ع ْن أ‬َ ‫َحدَّثَنَا ح َميْد بْن َم ْسعَدَة َ َحدَّثَنَا ح َميْد بْن ْاْل َ ْس َو ِد‬
‫ت َما َكانَ َرسول‬ ْ َ‫ش ة َ قَال‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ ‫ع ائ‬ َ َ ‫ع ْن ع ْر َوة‬ َ ِ ‫ع ْن الز ْه ِري‬ َ ‫زَ يْد‬
َ‫س ْردَك ْم َهذَا َولَ ِكنَّه َكان‬ َ ‫سلَّ َم يَ ْسرد‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ
‫س إِلَ ْي ِه قَا َل أَبو‬
َ َ‫صل َي ْحفَظه َم ْن َجل‬ ْ َ‫يَت َ َكلَّم بِ َك ََلم بَ ْينَه ف‬
ِ ‫ص ِحيح َل نَ ْع ِرفه إِ َّل ِم ْن َحدِي‬
‫ث‬ َ ‫سن‬ َ ‫سى َهذَا َحدِيث َح‬ َ ‫ِعي‬
ِ ‫ع ْن الز ْه ِري‬ َ َ‫الز ْه ِري ِ َوقَدْ َر َواه يونس بْن يَ ِزيد‬
Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Mas'adah telah menceritakan
kepada kami Humaid bin Al Aswad dari Usamah bin Zaid dari Az Zuhri dari 'Urwah
dari Aisyah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah
berbicara dengan terburu-buru seperti pembicaraan kalian ini, akan tetapi beliau
berbicara dengan penjelasan yang terperinci dan dapat dihafal oleh orang yang
duduk bersamanya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih, kami tidak
mengetahuinya kecuali dari hadits Az Zuhri, Yunus bin Yazid juga telah
meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri. 9

‫ع ْن اب ِْن‬ َ ‫س ِعيد بْن عفَيْر َحدَّثَنَا اللَّيْث َحدَّثَنِي عقَيْل‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬


‫ب أ َ َّن أَبَا ه َري َْرة َ قَا َل‬ َ ‫س ِعيد بْن ْالم‬
ِ َّ‫سي‬ َ ‫ِش َهاب أ َ ْخبَ َرنِي‬
ِ‫امع‬ِ ‫سلَّ َم يَقول ب ِعثْت بِ َج َو‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ِ‫ّللا‬ َّ ‫س ِم ْعت َرسو َل‬ َ
‫ب َوبَ ْينَا أَنَا نَائِم أتِيت بِ َمفَاتِيحِ خَزَ ائِ ِن‬ ِ ‫ص ْرت بِالر ْع‬ ِ ‫ْال َك ِل ِم َون‬
‫ّللاِ َوبَلَغَنِي أ َ َّن‬َّ ‫عبْد‬ َ ‫ت فِي يَدِي قَا َل أَبو‬ ْ َ‫ضع‬ ِ ‫ض فَو‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬
7
Hadits Sunan Abu Dawud No. 4199
8
Hadist Sunan Abu Dawud No. 4198
9
Hadts Jami’ At Tirmidzi No.3572 – Kitab Budi Pekerti yang terpuji
7

‫َت ت ْكتَب‬ ْ ‫يرة َ الَّتِي َكان‬ َ ِ‫ور ْال َكث‬ َ ‫ّللاَ يَ ْج َمع ْاْلم‬ َّ ‫ام َع ْال َك ِل ِم أ َ َّن‬
ِ ‫َج َو‬
ِ ‫ب قَ ْبلَه فِي ْاْل َ ْم ِر ْال َو‬
‫اح ِد َو ْاْل َ ْم َري ِْن أ َ ْو ن َْح َو ذَ ِل َك‬ ِ ‫فِي ْالكت‬
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair Telah menceritakan
kepada kami Al Laits telah menceritakan kepadaku Uqail dari Ibnu Syihab telah
mengabarkan kepadaku Sa'id bin Musayyab, bahwasanya Abu Hurairah
mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku
diutus dengan membawa jawami' kalim (kalimat yang ringkas, lafadznya pendek,
namun banyak makna), dan aku diberi pertolongan dengan rasa takut yang
dihunjamkan dalam dada-dada musuhku, dan ketika aku tidur, aku diberi kunci-kunci
perbendaharaan bumi, dan diletakkan pada kedua tanganku." Abu Abdullah
mengatakan, dan sampai berita kepadaku bahwa makna jawami' kalim ialah, Allah
menghimpun sekian banyak masalah yang pernah ditulis dalam kitab-kitab suci
sebelumnya dalam satu masalah atau dua masalah, atau seperti itu. 10

Masih terkait berbicara dengan jelas, Nabi sering mengulang-ulang kalimat


sampai tiga kali. Menurut penulis ini tentu untuk memastikan bahwa yang
disampaikan tersebut telah sampai kepada penerima pesan. Seperti dalam 3 (tiga)
hadits berikut ini:

‫ع ِقيل هَا ِش ِم‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬


َ ‫ع ْمرو بْن َم ْرزوق أ َ ْخبَ َرنَا ش ْعبَة‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ ‫س ََّلم‬
‫ع ْن َرجل‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬ َ َ‫َاجيَة‬ ِ ‫ق ب ِْن ن‬ َ ‫ب ِْن بِ ََلل‬
َ ‫ع ْن‬
ِ ِ‫س ا ب‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫سلَّ َم أ َ َّن النَّ ِب‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫َخدَ َم النَّب‬
‫ث َم َّرات‬ َ ‫عادَه ث َ ََل‬ َ ‫سلَّ َم َكانَ إِذَا َحد‬
َ َ ‫َّث َحدِيثًا أ‬ َ ‫َو‬
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Marzuq telah mengabarkan
kepada kami Syu'bah dari Abu 'Aqil Hasyim bin Bilal dari Sabiq bin Najiyah dari
Abu Sallam dari Seorang laki-laki yang melayani Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila menceritakan suatu hadits maka
beliau mengulanginya sebanyak tiga kali." 11

‫ّللا ب ُْن ْال ُمثَنَّى‬ِ َّ ُ‫ع ْبد‬َ ‫ص َم ِد قَا َل َحدَّثَنَا‬ َّ ‫ع ْبدُ ال‬ َ ‫ع ْبدَة ُ قَا َل َحدَّثَنَا‬
َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِ ‫ع ْن النَّ ِبي‬ َ ‫ع ْن أَن ٍَس‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫قَا َل َحدَّثَنَا ث ُ َما َمةُ ب ُْن‬
‫عادَهَا ث َ ََلثًا‬ َ َ ‫سلَّ َم ث َ ََلثًا َو ِإذَا ت َ َكلَّ َم ِب َك ِل َم ٍة أ‬َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫سلَّ َم أَنَّهُ َكانَ ِإذَا‬
َ ‫َو‬
Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata: Telah menceritakan
kepada kami Abdushshamad berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Al Mutsanna berkata: Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari
Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan
satu kalimat diulangnya tiga kali 12

10
Hadits Shahih Al-Bukhari No. 6496 – Kitab Ta’bir
11
Hadits Sunan Abu Dawud No. 3168 – Kitab Ilmu
12
Sahih Bukhari 92
8

‫ص َم ِد قَا َل َحدَّثَنَا‬ َّ ‫ع ْبدُ ال‬ َ ‫ار َحدَّثَنَا‬ ُ َ‫صف‬ ِ َّ ‫ع ْب ِد‬


َّ ‫ّللا ال‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
َ ‫ع ْبدَة ُ ب ُْن‬
‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن أَن ٍَس‬ َ ‫ّللا‬ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ّللا ب ُْن ْال ُمثَنَّى قَا َل َحدَّثَنَا ث ُ َما َمةُ ب ُْن‬ِ َّ ُ‫ع ْبد‬
َ
‫عادَهَا ث َ ََلثًا‬ َ َ ‫سلَّ َم أَنَّهُ َكانَ ِإذَا ت َ َكلَّ َم ِب َك ِل َم ٍة أ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِ ‫النَّ ِبي‬
‫علَ ْي ِه ْم ث َ ََلثًا‬َ ‫سلَّ َم‬َ ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ َ‫علَى قَ ْو ٍم ف‬ َ ‫ع ْنهُ َو ِإذَا أَتَى‬ َ ‫َحتَّى ت ُ ْف َه َم‬
Telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Abdullah Ash Shafar Telah
menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Al Mutsanna berkata: Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan
kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat
dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali 13

2. Kedua melakukan pengajaran dengan memberikan keteladanan-keteladanan


Dalam ilmu-ilmu yang pengajaran dan penyampaiannya membutuhkan
praktik, Rasulullah saw. selalu melakukannya dengan memberi contoh langsung, tidak
hanya ceramah saja. Hal ini karena dengan praktik langsung, pengaruhnya lebih besar
dan illustrasinya menancap lebih kuat di hati dan memori para sahabat.
Contoh metode pembelajaran dengan praktik langsung yang diterapkan
Rasulullah saw. ini sangat banyak. Beliau menganjurkan para sahabatnya untuk
profesional dalam olahraga renang, memanah dan berkuda, sebagaimana dalam hadis:

‫ َكانَ ع ْقبَة بْن‬: ‫ َقا َل‬، ‫ق‬ ِ ‫ع ْب ِد للاِ ب ِْن زَ يْد اْل َ ْز َر‬
َ ‫ع ْن‬ َ
‫ فَ َكأَنَّه‬، ‫ َو َكانَ َي ْستَتْ ِبعه‬، ‫امر ْالج َه ِني َي ْخرج فَ َي ْر ِمي ك َّل َي ْوم‬ ِ ‫ع‬ َ
ِ‫س ِم ْعت ِم ْن َرسو ِل للا‬ َ ‫أَلَ أ ْخبِر َك بِ َما‬: ‫ فَقَا َل‬، ‫َكادَ أ َ ْن يَ َم َّل‬
َ‫ ِإ َّن للا‬: ‫س ِم ْعته يَقول‬ َ : ‫ قَا َل‬، ‫بَلَى‬: ‫صلى للا عليه وسلم ؟ قَا َل‬
، َ‫اح ِد ثََلَثَةَ نَفَر ْال َجنَّة‬ِ ‫س ْه ِم ْال َو‬
َّ ‫ ي ْد ِخل ِبال‬، ‫ع َّز َو َج َّل‬ َ :
‫ َوالَّذِي ي َج ِهز بِ ِه‬، ‫ص ْنعَتِ ِه ْال َخي َْر‬ َ ‫احبَه الَّذِي يَ ْحتَسِب فِي‬ ِ ‫ص‬ َ
‫ارموا‬: ْ ‫وقَا َل‬. َ ِ‫س ِبي ِل للا‬ َ ‫ َوالَّذِي يَ ْر ِمي ِب ِه فِي‬، ِ‫س ِبي ِل للا‬ َ ‫فِي‬
‫ َو ِإ ْن ت َ ْرموا َخيْر ِم ْن أ َ ْن ت َ ْر َكبوا‬، ‫ار َكبوا‬ ْ ‫و‬. َ
Sesungguhnya Allah 'azza wajalla memasukkan tiga orang ke dalam surga
lantaran satu anak panah. Yaitu, orang yang membuatnya dengan mengharap
kebaikan, dan orang yang menyiapkannya dijalan Allah orang yang meluncurkannya
di jalan Allah. Karena itu, memanah dan menunggang kudalah kalian. Jika kalian
benar-benar memanah, maka itu lebih saya sukai dari pada kalian latihan berkuda 14

13
Shahih Bukhori 93
14
HR. Ahmad
9

Hadits di atas terdapat dalam riwayat Ahmad 4/144 dan 17433, Darimi 2405,
Ibnu Majah 2811, Tirmidzi 1637.
Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah suka memanah, karena memanah
itu adalah kekuatan, seperti apa yang beliau tafsirkan (dari ayat Al Quran Surah Al Anfal
ayat 60) dalam sabdaNya, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi. Ketauhilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah
memanah. Ketauhilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketauhilah,
sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim).
Sesungguhnya Islam telah menganjurkan untuk belajar memanah,
mempraktikkannya, serta memperhatikannya dengan niat jihad di jalan Allah. Juga
dianjurkan mempraktikkan olahraga perang serta mempergunakan berbagai macam alat
perang, lomba balap kuda, dan lain sebagainya. Tujuan semua ini adalah latihan
berperang serta mengambil pengalaman berperang dan olahraga hingga orang mukmin
itu menjadi kuat dan mampu untuk berjihad di jalan Allah dan meninggikan kalimat
Allah dalam upaya memerangi musuh-musuh agama serta mempertahankan negara
Islam dalam memerdekakan tanah airnya.

‫قال رسول للا صلى للا عليه وسلم‬: ‫ قال‬، ‫ عن ابن عمر‬: «
‫ والمرأة المغزل‬، ‫علموا أبناءكم السباحة والرمي‬
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda: “Ajari anak-anak lelakimu renang dan memanah, dan ajari menggunakan
alat pemintal untuk wanita 15

Hadits di atas menjelaskan tentang alasan mengapa Rasullah menyuruh para


orang tua Muslim mengajari anak-anaknya dengan keterampilan-keterampilan khusus
tersebut. Bagi masyarakat di padang pasir, berkuda dan memanah adalah barang yang
lumrah. Naik kuda ataupun naik unta merupakan keseharian mereka. Binatang-binatang
itulah yang menjadi tunggangan dan peliharaan masyarakat Arab.
Beliau sendiri ahli dan piawai dalam tiga cabang olahraga itu. Beliau
menganjurkan sahabatnya untuk berani dan ksatria dalam bertempur. Beliau sendiri
dalam setiap ekspedisinya, dan saat perang berkecamuk, selalu ada di garda terdepan.
Beliau menganjurkan umatnya untuk qiyamullail. Beliau adalah orang yang nomor satu
dalam hal ini. Beliau mempraktikkan secara langsung dan terus melakukannya secara
kontinu, sampai kaki beliau bengkak oleh karena sangat lama berdiri dan panjangnya
surat Al Qur’an yang beliau baca dalam qiyamullail.

15
HR. Al-Baihaqi) 8411
10

Pembelajaran secara praktik langsung yang dilakukan Rasulullah secara


eksplisit terdapat dalam hadis beliau semisal hadis Shallu kama ra-aitumuni Usalli
(salatlah sebagaimana kalian melihat gerakanku saat salat), Khuzu anni manasikakum
(ambillah dariku praktik ibadah haji kalian). Contoh lain, ketika ada orang bertanya pada
beliau bagaimana cara berwudu, beliau langsung memerintahkan untuk diambilkan
seember air, dan beliau langsung memberikan pelajaran berwudu secara praktik
langsung di hadapan orang yang bertanya tadi.

3. Ketiga menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan orangnya


Rasulullah SAW selalu mempertimbangkan perbedaan kadar tiap lawan
bicaranya. Kepada orang yang dinilai cerdas, beliau cukup menggunakan isyarat atau
metafora. Tidak langsung ke pokok persoalan, karena demikianlah percakapan
antarorang-orang yang berilmu. Adapun dengan orang yang daya tangkapnya terbatas,
maka beliau shalallahu 'alaihi wasallam menjelaskan dengan contoh-contoh yang lebih
konkret.
Umpamanya, merujuk pada sebuah hadits riwayat dari Abu Hurairah.
dikatakan di sana sebagai berikut.

‫ع ْمرو‬ َ ‫ش ْيبَةَ َو‬ َ ‫س ِعيد َوأَبو بَ ْك ِر بْن أَبِي‬ َ ‫و َحدَّثَنَاه قت َ ْيبَة بْن‬
‫النَّاقِد َوز َهيْر بْن َح ْرب َواللَّ ْفظ ِلقت َ ْيبَةَ قَالوا َحدَّثَنَا س ْفيَان بْن‬
َ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َري َْرة‬ َ ‫ب‬ َ ‫س ِعي ِد ب ِْن ْالم‬
ِ َّ‫سي‬ َ ‫ع ْن‬ َ ِ ‫ع ْن الز ْه ِري‬ َ َ‫عيَ ْينَة‬
َّ ‫صلَّى‬
‫ّللا‬ َ ِ ‫ارة َ إِلَى النَّبِي‬ َ َ‫قَا َل َجا َء َرجل ِم ْن بَنِي فَز‬
‫ت غ ََل ًما أ َ ْس َودَ فَقَا َل النَّبِي‬ ْ َ‫سلَّ َم فَقَا َل إِ َّن ا ْم َرأَتِي َولَد‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
‫سلَّ َم ه َْل لَ َك ِم ْن إِبِل قَا َل نَعَ ْم قَا َل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ‫ّللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ
‫فَ َما أ َ ْل َوان َها قَا َل ح ْمر قَا َل ه َْل فِي َها ِم ْن أ َ ْو َرقَ قَا َل إِ َّن ِفي َها‬
‫عه ِع ْرق‬ َ َ‫سى أ َ ْن يَكونَ نَز‬ َ ‫ع‬َ ‫لَو ْرقًا قَا َل فَأَنَّى أَتَاهَا ذَ ِل َك قَا َل‬
‫عه ِع ْرق و َحدَّثَنَا ِإ ْس َحق بْن‬ َ َ‫سى أ َ ْن يَكونَ نَز‬ َ ‫ع‬ َ ‫قَا َل َو َهذَا‬
‫عبْد بْن ح َميْد قَا َل ابْن َرافِع‬ َ ‫يم َوم َح َّمد بْن َرافِع َو‬ َ ‫إِب َْرا ِه‬
‫ق أ َ ْخبَ َرنَا َم ْع َمر ح‬ ِ ‫الر َّزا‬
َّ ‫عبْد‬ َ ‫ان أ َ ْخبَ َرنَا‬ ِ ‫َحدَّثَنَا َوقَا َل ْاْلخ ََر‬
‫و َحدَّثَنِي ابْن َرافِع َحدَّثَنَا ابْن أَبِي فدَيْك أ َ ْخبَ َرنَا ابْن أَبِي ِذئْب‬
َ‫ث اب ِْن عيَ ْينَة‬ ِ ‫اْل ْسنَا ِد ن َْح َو َحدِي‬ِ ْ ‫ع ْن الز ْه ِري ِ بِ َهذَا‬ َ ‫َج ِميعًا‬
‫ت‬ْ َ‫ّللاِ َولَد‬ َّ ‫ث َم ْع َمر فَقَا َل يَا َرسو َل‬ ِ ‫غي َْر أ َ َّن فِي َحدِي‬ َ
11

‫ا ْم َرأَتِي غ ََل ًما أ َ ْس َودَ َوه َو ِحينَئِذ يعَ ِرض بِأ َ ْن يَ ْن ِفيَه َوزَ ادَ فِي‬
‫اء ِم ْنه‬ِ َ‫ص لَه فِي ِال ْنتِف‬
ْ ‫ث َولَ ْم ي َر ِخ‬ِ ‫آخ ِر ْال َحدِي‬
ِ
Artinya : Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Abu
Bakar bin Abi Syaibah, Amru An Naqid serta Zuhair bin Harb sedangkan lafazhnya
dari Qutaibah, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin
Uyainah dari Az Zuhri dari Sa'id bin Musayyab dari Abu Hurairah dia berkata;
Seorang laki-laki dari bani Fazarah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam seraya berkata; "Sesungguhnya istriku melahirkan anak laki-laki berkulit
hitam." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kamu mempunyai
unta?" Dia menjawab; "Ya." Beliau melanjutkan: "Apa warnanya?" Dia menjawab;
"Merah." Beliau bersabda: "Apakah ada yang berwarna kehitam hitaman?" Dia
menjawab; "Sungguh di antaranya ada yang berwarna kehitam hitaman." beliau
melanjutkan: "Darimana (warna tersebut) berasal?" Dia menjawab; "Mungkin warna
tersebut berasal dari hasil keturunan." Beliau bersabda: "Begitu juga ini (anakmu),
mungkin dari keturunan berkulit hitam." Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq
bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi' serta Abd bin Humaid, Ibnu Rafi'
mengatakan; Telah menceritakan kepada kami, sedangkan yang lain mengatakan;
Telah mengabarkan kepada kami Abdur Razzaq telah menceritakan kepada
kami Ma'mar. Dan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Ibnu Rafi' telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abi Fudaik telah mengabarkan kepada kami Ibnu
Abi Dzi'b semuanya dari Az Zuhri dengan isnad yang seperti ini, yaitu seperti hadits
Ibnu Uyainah. Hanya saja di dalam hadits Ma'mar disebutkan; "Wahai Rasululllah,
istriku telah melahirkan anak laki-laki berkulit hitam." Pada saat itu dia hendak
meniadakan (nasabnya), dan di akhir hadits ada tambahan, lantas beliau tidak
memberikan keringanan kepadanya untuk menisbatkan nasab anak tersebut kepada
orang lain.16

َ‫اس بِ َما يَ ْع ِرفُون‬َ َّ‫ي َح ِدثُوا الن‬ ٌّ ‫ع ِل‬َ ‫ َوقَا َل‬:١٢٤ ‫صحيح البخاري‬
‫ع ْن‬
َ ‫سى‬ َ ‫ّللا ب ُْن ُمو‬ ُ ‫سولُهُ َحدَّثَنَا‬
ِ َّ ُ‫عبَ ْيد‬ َّ ‫ب‬
ُ ‫ّللاُ َو َر‬ َ َّ‫أَت ُ ِحبُّونَ أ َ ْن يُ َكذ‬
‫ع ِلي ٍ ِبذَ ِل َك‬َ ‫ع ْن‬ ُّ ‫ع ْن أ َ ِبي‬
َ ‫الطفَ ْي ِل‬ َ ‫وف ب ِْن خ ََّربُو ٍذ‬ ِ ‫َم ْع ُر‬
Dan Ali berkata: "Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar
pemahaman mereka, apakah kalian ingin jika Allah dan rasul-Nya didustakan?" Telah
menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Ma'ruf bin Kharrabudz dari Abu Ath
Thufail dari 'Ali seperti itu 17

Dalam kesempatan itu, Rasulullah SAW memberikan pengetahuan dan


pemahaman kepada orang dengan kapasitas yang demikian. Yakni, tentang genetik.
Beda perspektif antara orang yang berilmu dan kurang berilmu tidak mesti merendahkan
salah satu pihak. Contohlah akhlak Nabi SAW, seperti dinarasikan itu. Beliau

16
Hadits Shahih Muslim No. 2756 dan banyak yang serupa dengan hadits ini
17
Hadits Sahih Bukhori 124
12

memberikan pemahaman kepada si penanya tanpa membuatnya bingung atau


tersinggung.

4. Keempat mengajar dengan tanya jawab


Tak sedikit hadits Nabi yang dimulai dengan kalimat bertanya. Ini semua untuk
memusatkan perhatian sahabat terhadap apa yang akan disampaikan oleh Nabi. Seperti
misalnya dalam hadits.

‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫ أ َ َّن َرسو َل‬،‫ع ْنه‬ َ ‫ي للا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َري َْرة َ َر‬ َ
‫سلَّ َم قَا َل “أَت َ ْدرونَ َما ْالم ْف ِلس ”قَالوا ْالم ْف ِلس فِينَا َم ْن َل د ِْره ََم‬ َ ‫َو‬
‫س ِم ْن أ َّم ِتي َيأ ْ ِتي َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة‬ َ ‫ ِإ َّن ْالم ْف ِل‬: “‫ فَقَا َل‬،‫ع‬ َ ‫لَه َو َل َمتَا‬
‫ف َهذَا َوأ َ َك َل‬ َ َ‫شت َ َم َهذَا َوقَذ‬ َ ‫صيَام َوزَ َكاة َويَأْتِي قَ ْد‬ ِ ‫ص ََلة َو‬ َ ِ‫ب‬
‫سنَاتِ ِه‬ َ ‫طى َهذَا ِم ْن َح‬ َ ‫ب َهذَا فَي ْع‬ َ ‫ض َر‬ َ ‫سفَ َك دَ َم َهذَا َو‬ َ ‫َما َل َهذَا َو‬
‫علَ ْي ِه‬َ ‫ضى َما‬ َ ‫سنَاته قَ ْب َل أ َ ْن ي ْق‬َ ‫ت َح‬ َ ‫َو َهذَا ِم ْن َح‬
ْ ‫سنَاتِ ِه فَإِ ْن فَنِ َي‬
‫ار‬ِ َّ‫علَ ْي ِه ث َّم ط ِر َح فِي الن‬ َ ‫ت‬ ْ ‫طايَاه ْم فَط ِر َح‬ َ ‫”أ ِخذَ ِم ْن َخ‬.
‫أخرجه مسلم و أحمد وغيرهم‬
Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: “Tahukah Kalian,
siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab: “Di kalangan
kami, muflis itu adalah seorang yang tidak mempunyai dirham dan harta
benda. Muflis di antara umatku itu ialah seseorang yang kelak di Hari Kiamat datang
lengkap dengan membawa pahala ibadah shalatnya, ibadah puasanya dan ibadah
zakatnya. Di samping itu dia juga membawa dosa berupa makian pada orang ini,
menuduh yang ini, menumpahkan darah yang ini serta menyiksa yang ini. Lalu
diberikanlah pada yang ini sebagian pahala kebaikannya, juga pada yang lain. Sewaktu
kebaikannya sudah habis padahal dosa belum terselesaikan, maka diambillah dosa-
dosa mereka itu semua dan ditimpakan kepada dirinya. Kemudian dia dihempaskan ke
dalam neraka 18

Contoh dari dialog dan tanya jawab yang Rasulullah SAW adalah suatu hari
Rasulullah SAW, bertanya pada sahabat-sahabatnya: “Andai di depan rumah kalian ada
sungai, lalu kalian mandi 5 kali sehari, apakah akan ada kotoran yang tertinggal di tubuh
(kalian)?” “Tentu tidak wahai Rasulullah”, jawab mereka. “Begitu juga salat 5 waktu,
yang dengannya dosa-dosa dan segala kesalahan dihapus oleh Allah Ta’ala”
(HR.Bukhori dan Muslim).
Contoh lain adalah, beliau pernah bertanya : “Kalian tahu tidak, siapakah
Muslim itu?”. “Allah dan Rasulullah yang lebih tahu”, jawab para sahabat. “Orang

18
HR. Muslim Ahmad dan lain-lain
13

muslim adalah, orang yang teman-teman dia selamat dari gangguan lidah dan
tangannya; kalau orang Mu’min ?”. “Allah dan Rasulullah yang lebih tahu”, jawab para
sahabat. “Adalah orang yang teman-temannya merasa aman atas diri dan harta mereka
dari gangguannya. Sedangkan Muhajir, adalah orang yang meninggalkan kejelekan-
kejelekan dan menghindarinya” (H.R. Ahmad).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara satu orang
maupun lebih, konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara
berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Dalam pandangan agama islam
komunikasi memiliki etika, agar jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang
maka orang itu dapat memahami apa yang kita sampaikan.
2. Komunikasi berhasil dengan sukses ketika penerima pesan dapat menangkap dengan
baik apa yang dikomunikasikan. Selain itu, komunikasi berarti efektif jika dapat
memengaruhi sikap seseorang. Paling sering kita temui bagaimana komunikasi yang
berpengaruh terhadap sikap seseorang, seperti khatib dalam membangkitkan sikap
beragama seseorang, politisi dalam membangun citra bagi pemilihnya, dan berbagai
contoh lain yang bisa kita jumpai dalam keseharian.
3. Rasulullah SAW dalam menyampaikan pembelajaran kepada sahabat dalam bentuk:
a. Penyampaikan ilmu dengan bahasa yang jelas dan mudah di mengerti
b. Mengajarkan ilmu melalui keteladanan
c. Mengajarkan ilmu sesuai dengan kadar kemampuan orang yang sedang belajar
d. Nabi sering memulai pembelajarannya dengan bertanya jawab kepada para
sahabat

B. Saran
Penulis yang masih fakir ini sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, untuk itu saran dan masukan penulis sangat harapkan dari pembaca

14
DAFTAR PUSTAKA

Ringkasan Hadis ShahihAl Bukhari. Jakarta: Pustaka Amani. Meier, Dave. …. The Accelerated
Learning Handbook:
Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Mizan
Media Utama.
Strategi Pembelajaran Rasulullah. terj. Sumedi dan R. Umi Baroroh. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Majid, Abdul. 2008.
https://www.republika.co.id/berita/pqix1c458/cara-komunikasi-nabi-muhammad-yang-efektif-
dan-afektif
https://www.republika.co.id/berita/q4n4b5320/4-cara-ampuh-rasulullah-saw-sukses-
berkomunikasi
https://muslim.or.id/13849-anjuran-berlatih-memanah-dan-menembak.html
http://a2dcollection.blogspot.com/2016/03/kedudukan-hadits-pendidikan-berenang.html
https://www.hadits.id/
https://tafsirweb.com/
https://mediaindonesia.com/opini/468095/komunikasi-efektif-dalam-pembelajaran

15

Anda mungkin juga menyukai