Oleh Mahmudi
Cabang Bangkalan
INTERMEDITE TRAINING
CABANG BOGOR
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diskursus mengenai Islam, terdapat beberapa istilah dalam kamus tentang
akar kata Islam. Secara umum kata ini mempunyai dua kelompok makna dasar
yaitu Selamat, bebas, terhindar, terlepas dari, sembuh, meninggalkan. Bisa juga
berarti; Tunduk, patuh, pasrah, menerima. Kedua kelompok makna dasar ini
saling terkait dan tidak terpisah satu sama lain.1 Salima juga berarti murni seperti
dalam ungkapan ‘salima lahu asy-sya’ artinya sesuatu itu murni milik/untuknya.2
Artinya bebas dari persekutuan dengan orang lain. Dalam kaitan ini aslama juga
berarti memurnikan kepatuhan hanya kepada Allah swt.3
Adapun pengertian Islam secara terminologi akan kita jumpai rumusan
yang berbeda-beda. Dalam ensiklopedi Agama dan filsafat dijelaskan bahwa
Islam adalah agama Allah yang diperintahkan-Nya untuk mengajarkan tentang
pokok-pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad saw. dan
menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia
dengan mengajak mereka untuk memeluknya. 4 Harun Nasution mengatakan
bahwa Islam menurut istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan
Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul.
Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu
segi tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-
ajaran yang mengandung berbagai aspek itu adalah al-Qur’an dan Hadis.65
Kata Islam memiliki jaringan konseptual yang kaya, karena itu tidak
berlebihan kalau di dalam al-Qur’an, ia dipilih untuk menjadi nama agama (din)
baru yang diwahyukan Allah swt. melalui nabi Muhammad saw. dengan
menyisihkan nama lain yang juga memiliki makna yang srupa. Kata Islam ini
1
Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa al’-A’lam, (Beirut: Dar al- Masyriq, 1975), Hlm. 347
2
Az-Zamakhsyari, Azas al-Balaghah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989),Hlm. .306
3
Umais, Mu’jam al-Wasith, Jilid I (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1994), Hlm. 446
4
Effendi, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Buku II, Cet. I; Palembang: Universitas Brawijaya,
2001), Hlm. .500
5
Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Cet. V; Jakarta: UI Press, 1979), Hlm,
17
1
kemudian digandengkan dengan kata din yang juga memiliki makna konseptual
yang luas, seperti dalam (QS. Ali-Imran/3:9).
Islam secara umum dipahami sebagai agama yang dibawa oleh nabi
Muhammad saw., beberapa penulis barat menyebutnya dengan Muhammdanism,
atau istilah yang sama sekali tidak dikenal oleh kalangan umat Islam sendiri.
Perkataan Islam berasal dari kata silm yang berarti damai. Karena itu Islam
mengandung makna masuk ke dalam suasana atau keadaan damai dalam
kehidupan individual maupun sosial Atau sebagaiman terkutip dalam buku Islam
Madzhab HMI, cak Nur memberikan penjelasan bahwa Islam adalah agama yang
universal sehingga Nampak tidak bijak apabila Islam hanya diartikan sebagai
agama yang di ajarkan oleh Rosul Muhammad, dalam buku tersebut diberikan
penjelasan definisi untuk Islam yang lebih cocok adalah al-Inqiyadu wa al-
Khudu’ yakni tunduk dan pasrah kedapa sang ilahi rabbi selaku kebenaran mutlak
yang sudah semestinya menjadi pusat atau tujuan ibadah kita sebagai hamba-Nya.
Tidak hanya itu Islam yang yang datang sebagai agama yang mengcover
agama-agama yang lain tidka kalah bijak dengan anjuran untuk terus mengasah
kemampuan para hamba-hamba, yang tidak lain bertujuan untuk tidak semena-
mena untuk iman kepada Rabb-nya.
Karna itu disini penulis mencoba memberikan penjelasan tentang
keharmonisan Islam dengan Ilmu pengetahuan secara umum dan konstribusi
perkembangannya secara khusus untuk Islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Islam adalah Agama Yang Sempurna…?
2. Apakah Islam adalah Rahmatan lil ‘Alamin…?
3. Bagaimana Ilmu Pengetahuan dan Islam…?
4. Bagaimana Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Islam…?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Islam adalah Agama Yang Sempurna.
2. Untuk Mengetahui Islam adalah Rahmatan lil ‘Alamin.
3. Untuk Mengetahui Ilmu Pengetahuan dan Islam.
4. Untuk Mengetahui Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
6
Moh ‘Ali al-Shobuny, Mukhtashor Ibn Katsir, Jilid. 1, (Bairut, al-Maktabah al-‘Ashriyah, 2017),
Hlm. 387
3
kepada Nabi dan para kaum Mukminin bahwa sesungguhnya iman telah
disempurnakan untuk mereka.7
Bagi orang-orang yang berakal, dalil ini telah cukup bahwa Islam dapat diterima
sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Tentu saja maksud
7
Ibnu Katsir al-Dimasqy, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid II, (Bairut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiiyah, 2012),
Hlm 13
8
Moh ‘Ali al-Shobuny, Shofwatu al-Tafasir, Jilid 1, (Bairut, Dar el-Hadits, 1976). Hlm 405.
4
agama Islam merupakan agama rahmat tidak berarti bahwa agama-agama
sebelumnya dan para nabi ulul azmi sebelumnya bukan merupakan rahmat bagi
alam semesta. Tidak demikian. Hanya saja terdapat dalil-dalil yang mengenalkan
bahwa Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw adalah sumber rahmat dan
berkah bagi seluruh alam semesta, yaitu bahwa kaum Mukminin akan menerima
rahmat yang luas ini; para pembangkang dan penentangnya dikarenakan adanya
rasa dengki dan keras kepala, maka mereka tidak akan menerima rahmat Ilahi dan
akan menanggung kerugian dunia dan akhirat.9 Sebagai mana disebutkan didalam
al-Qur’an antara lain :
ِ
َ اك إًَِّل َر ْْحَةً لل َْعال َِم
ي َ ََوَما أ َْر َسلْن
Dari ayat ini Ibnu ‘Abbas berkata bahwa sebenarnya kata rahmat
disini adalah umum untuk semua orang baik yang beriman maupun yang
tidak beriman, hanya saja untuk orang yang beriman mendapat rahmat di
dunia dan akhirat dan untuk yang tidak beriman hanya mendapat rahmat di
dunia saja sedangkan di akhirat dia di nanti oleh adab.10 Sedangkan al-
Qodhi Abu Muhammad memberikan penjelasan bahwa makna ayat ini
adalah tidaklah Kami mengutusmu untuk alam semesta melainkan sebagai
rahmat.11
9
http://Icc.Jakarta.com. (3 Des 2019, 08:30 WIB)
10
Abi Mohammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghowi, Tafsir al-Baghowi, Jilid III, (Saudi, Dar at-
Thoyyibah, 2006), Hlm. 196
11
‘Abd. Rohman Bin Tamam Bin ‘Athiyah, al-Muharrir al-Wajiz fi Tafsiri al-Kitabi al-‘Aziz,
(Bairut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1422H). Hlm. 331
5
sedemikian berkah dan dengan berkah kebangkitan Nabi Saw serta
ajakannya kepada kebahagiaan telah membawa perubahan dalam
masyarakat.
ِ ِ
َ َِوإِنَّهُ ََلًُدى َوَر ْْحَةٌ لل ُْم ْؤمن
ي
12
Syamsudin al-Qurthuby, Tafsir al-Qurthuby, ( al-Qohiroh, Dar al-Kutub al-Mishriyah, 1964),
Hlm. 384
13
Moh Matuly as-Sya’rawi, Tafsir Sya’rawi, (tk,tp,1997). Hlm. 387
6
3. Penawar bagi Orang-orang Beriman
Artinya (Kurang Lebih ) : Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan al-
Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain
kerugian. (Qs Al-Isra. 82)
14
Salah Satu Guru Tafsir, Tafsir Muyassar, ) Saudi, tp, 2009). Hlm, 290
15
Ibnu Qoyyim al-Jauzi, Tafsir al-Qoyyim, ( Beirut, Dar al-Maktab al-Hilal, 1410 H). Hlm. 290
16
Al-Qur’an, Surah Yunus. 52
7
Artinya (Kurang Lebih) : Adapun orang-orang yang beriman kepada
Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan
memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar (surga) dan limpahan
karunia-Nya, dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk
sampai) kepada-Nya. (Qs. an-Nisa. 175)
Terkait ayat ini ada sebuah hadis yang datang dari al-Haris yang pernah
datang kepada Ali bin Abi Tholib yang berkata; “Aku (Ali) pernah
mendengar rosul berkata bahwa jalan yang lurus adalah kitab Alloh” 17
َِّ فَأ ََّما الَّ ِذين آمنُوا ِِب
atau dengan penjelasan yang lain yang dimaksud dengan ( َّلل َ َ
ص ُموا بِِه
َ َ)وا ْعت
َ adalah bersikokoh kepada Allah atau mengikuti tuntunan al-
Qur’an, sedangkan (ُسيُ ْد ِخلُ ُه ْم ِِف َر ْْحَ ٍة ِم ْنه
َ َ )فadalah imbalan Syurga dan lafad
ِ
(ض ٍل َ merupakan bertambahnya nikmat dan penjelasn untuk ( )إِل َْيهadalah
ْ َ)وف
kembali kepada Alloh atau pada rahmat-Nya atau juga kepada jalan yang
diberikan-Nya.18
Jadi pemahaman dari ayat ini adalah Tuhan akan memberikan dua bentuk
pahala kepada pribadi-pribadi yang beriman, berpegang kepada bimbingan
Tuhan dan berpegang kepada al-Quran, Satu pahala itu adalah mereka
akan dimasukkan kedalam rahmat dan karunia-Nya dan yang lainnya
adalah mereka akan diberi petunjuk kepada jalan yang benar.
17
Al-Rozi Ibn Abi Hatim, Tafsir al-Qur’an al-Karim li Ibn Abi Hatim, ( Saudi, Maktabah Nazzar
Mushtofa al-Bazzar, 1419 H). Hlm. 105
18
Moh Hafidz ad-Din al-Nasfi, Tafsir al-Nasfi,(Bairut, Dar al-Kalam al-Thoyyib, 1998). Hlm. 105
8
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Qs. Al-
An’am. 157)
Quran adalah hujah yang jelas, dalil yang terang, dan sarana untuk
memperoleh hidayah bagi manusia untuk memperoleh nikmat-nikmat
yang langgeng dan untuk mendapatkan pahala yang besar dan merupakan
nikmat dan rahmat bagi pemeluknya.
Di samping itu, ayat yang menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama
yang membawa rahmat, merupakan salah satu dalil dan tanda-tanda
rahmat dan berkah Islam adalah telah dihpuskannya azab-azab dan
siksaan-siksaan yang turun kepada umat-umat terdahulu bagi umat Islam.
Oleh karena itu, dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw, maka rahmat
Ilahi terbentang bagi seluruh umat semesta, orang-orang yang beriman
telah menerima taufik ini sehingga akan menerima rahmat secara khusus
dan akan merasakan keberkahan pada diri mereka sedangkan orang-orang
yang tidak beriman, tidak akan menerima karunia yang lapang ini. 19
19
http://almanhaj.or.id (02 Desember 2019, (07:30 WIB)
20
Allan Menzies, History Of Religion, (Yogyakarta, Indoliterasi, tt), Hlm. 233
9
َ ِاد ُك ُّل أُولَئ ِ ِ َ ف ما لَيس ل
وًل
ً ُك َكا َن َع ْنهُ َم ْسئ َ ص َر َوالْ ُف َؤ
َ َالس ْم َع َوالْب ٌ َك بِه عل
َّ ْم إِ َّن َ ْ َ ُ َوًَل تَ ْق
Artinya (kurang lebih ) : dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Dalam sebuah penjelasan prihal ayat ini, Qotadah berkata bahwa tidak
boleh mengatakan sesuatu apabila tidak mengalami sendiri karna sesungguhnya
Allah akan mempertanyakan dari seluruh perbuatan hambanya, dan juga Allah
melarang perkataan yang tanpa ilmu.21
Disatu sisi ayat ini menurut hemat penulis, sedikit sama dengan
pernyataan Karl Popper bahwa “Ilmu pengetahuan itu tidak ubahnya sebuah
kacamata yang fungsinya untuk membantu pandangan mata agar dunia yang
dilihatnya nampak lebih jelas. Beberapa, demi kejelasan pandangan atas,
merekapun mulai menggosok kacamataitu agar lebih jernih. Lalu memakai
kacamata itu untuk memandang dunia. Beberapa yang lain lagi justru begitu
asyik menggosok kacamata itu, sampai mereka lupa bahwa susungguhnya
kacamata itu hanyalah alat untuk membantu pandangannya atas dunia, bukannya
sesuatu yang menjadi tujuan manusia”. Pernyataan ini sejatinya sedikit banyak
mempunyai kesamaan atau keserupaan sudut pandang dengan pernyataan Karl
Marx bahwa “Dunia tidak akan berubah jika hanya dipikirkan”22, atau
pernyataan Lama Yeshe yang terkutip dalam buku karya Eric Weiner bahwa;
Mengetahui manis madu dari mencicipi walau setetes itu lebih baik dari pada
mendengar penjelasan tentang rasa manis madu bertahun-tahun.23
Tidak hanya itu, dilihat dari faktor tahun awal keberadaan pun ilmu
pengetahuan jauh lebih dulu dari pada Islam atau dapat dikatakan pengetahuan
lahir bersamaan dengan kelahiran manusia,24 melihat memang secara kodarati
manusia memang merupakan makhluk yang oleh Alloh diperintahkan untuk
menjadi makhluk pemikir, jadi sudah menjadi sebuah hal yang lazim apabila
anjuran-anjuran untuk menggali ilmu pengetahuan sangat banyak dalam Islam.
21
Moh ‘Ali al-Shobuny, Mukhtashor Ibn Katsir, Jilid. 1I, …. Hlm. 299
22
Ladoe M. Kamaluddin, Bangkitkan Islam, Bangkitkan Ilmu Pengetahuan, ( Jakarta,Penerbit
Santri, 2012). Hlm 6
23
Eric Weiner, The Geography of Faith, (Bandung, Mizan Pustaka, 2017), Hlm. 99
24
Ladoe M. Kamaluddin, Bangkitkan Islam, Bangkitkan Ilmu Pengetahuan,... Hlm 17
10
Juga dari sudut pandang yang lebih luas, selain manusia sebagai makhluk
berfikir sebagaimana telah banyak disuarakan oleh al-Qur’an, disini menurut
pernyataan Ernest Cassirer; manusia memerlukan ilmu pengetahuan sebagai
pijakan akhir untuk mengembangkan mentalnya tidak hanya itu manusia juga
memerlukan ilmu pengetahuan sebagai sebuah pencapaian tertinggi dan paling
karakteristik dalam kebudayaann masing. Ernest juga menambahkan; dalam
dunia modern tidak kekuatan lain yang bisa disejajarkan dengan pemikiran
ilmiah. Ilmu diyakini sebagai puncak dan penyempurnaan setiap aktivitas
manusia, bab terakhir dalam sejarah umat manusia dan pokok terpenting filsafat
manusia.25
Ketika membahas mengenai ilmu pengetahuan begitu banyak pujian dari
Islam terhadapnya tidak hanya di dalam al-Qur’an begitupun dalam hadis-hadis
Nabi juga terdapat pernyataan-pernyataan yang memuji orang yang berilmu dan
mewajibkan menuntut ilmu antara lain: Mencari ilmu wajib bagi setiap
muslimin. Carilah ilmu walaupun di negeri Cina. Carilah ilmu sejak dari buaian
hingga ke liang lahad. Para ulama itu adalah pewaris Nabi. Pada hari kiamat
ditimbanglah tinta ulama dengan darah syuhada, maka tinta ulama dilebihkan
dari darah syuhada. Menurut Ali Ashrap dalam bukunya “New Horizon in
Muslim Education” sebagaimana yang dikutip oleh Noeng Muhajir bahwa:
Orinetasi IPTEK harus diberangkatkan dari moral al-Qur’an. Juga ia
menganjurkan agar konsep IPTEK didasarkan pada ketentuan mutlak yang
ditetapkan dalam al-Qur’an.26
Namun walaupun demikian, Untuk mengetahui bagaimana hubungan
Islam dengan ilmu pengetahuan, maka rujukan utama adalah al-Qur’an dan as-
Sunnah. Seperti yang terkutip padapragraf sebelumnya betapa banyak ayat al-
Qur’an dan as-Sunnah yang berbicara tentang ilmu pengetahuan,dari sini secara
ringkas Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam alternatif menjelaskan;
1. Manusia diangkat sebagai khalifah dan dibedakan dengan makhluk
Allah yang lain karena ilmunya. Al-Qur’an menceritakan bagaimana
25
Nirwan Ahmad Aruska, Perang Ilmu, Nostagia Kosmis, dalam Esai-Esai Bentara,(Jakarta,
Kompas, 2002), Hlm. 377
26
Muhajir, Filsafat Ilmu Posivitisme, Post Posivitisme dan Post Modernisme, Edisi II, (Cet. I;
Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada, 2001), Hlm. 67.
11
Adam as, diberi pengaetahuan tentang konsep-konsep seluruhnya (al-
asma kullaha), dan malaikat disuruh bersujud kepadanya, QS. Al-
Baqarah/2; 31-33.
2. Hakikat manusia tidak terpisah dari kemampuannya untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, maka ilmu yang disertai iman,
adalah ukuran derajat manusia. Manusia yang deal adalah manusia
yang mencapai ketinggian iman dan ilmu. (QS.58:11).
3. Al-Qur’an diturunkan dengan ilmu Allah (QS.11:14) dan hanya dapat
direnungkan maknanya oleh orang-orang yang berilmu.
4. Al-Qur’an memberi isyarat bahwa yang berhak memimpin ummat
ialah yang memiliki ilmu pengetahuan. Beberapa Nabi dipilih menjad
penguasa dan juga beberapa orang dikisahkan menjadi penguasa
karena ilmunya. Mari kita perhatikan bagaimana Thalut diangkat
menjadi raja Israil (QS. Al-Baqarah/2: 247), begitu pula Daud (QS. Al-
Baqarah/2 : 251), Sulaiman (QS.21: 15,27,29) demikian pula Luth,
Musa Ya’qub dan Yusuf.
5. Allah swt, melarang kita mengikuti sesuatu yang tentangnya kita tidak
punya ilmu (QS.17:36).
6. Allah swt., memberikan contoh bagaimana orang awam tertarik
dengan kemewahan dunia seperti yang dicontohkan oelh Qarun dan
hanya orang yang berilmu yang tahu bahwa kemewahan dunia
bukanlah sesuatu yang bernilai (QS.28:80).27
27
Rakhmat, Islam Alternatif, Ceramah-ceramah di Kmapus, (Cet.XII; Bandung: Mizan,
2004),Hlm, 175
28
12
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang disebut terakhir ini, memang banyak
mendapat tantangan dari kaum muslimin sendiri terutama kaum tradisionalis.
Pembaruan ini, dianggap tidak punya dasar yang kuat dan cenderung
mengabaikan dan bahkan melemahkan keyakinan terhadap al-Qur’an maupun
lafal ataupun bunyi ayat tersebut.
Sejak abad ke 19 hingga kini salah satu persoalan besar yang diangkat oleh
para pemikir adalah sikap yang harus diambil terhadap ilmu pengetahuan
modern di dunia Barat. Perdebatan mereka dilatar belakangi bahwa dunia Islam
pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi pada zaman baru telah jauh
tertinggal oleh dunia Barat. Perbincangan tentang Islam dan ilmu pengetahuan
sejak abad ke 19 memiliki dua aspek penting. Pertama, periode ini ditandai
dengan banyaknya perkembangan baru dalam pemikiran Islam, penyebabya
adalah kontak yang semakin intensif antara dunia Islam dengan peradaban Barat.
Gagasan Barat tentang beberapa hal seperti modernisme, sekulerisme,
westernisasi (pembaratan), nasionalisme dan lainyya menjadi obyek utama
perhatian para pemikir muslim. Kedua; sejak awal perkembangan Islam, ilmu
yang berdasarkan pengamatan, wahyu atau renungan para sufi sebagai awal
mula berkembangnya ilmu dalam Islam selalu mendapat perhatian para pemikir
muslim. Apabila dikaitkan pada kecenderungan pada aspek pertama, maka
perhatian tersebut mengambil bentuk tanggapan terhadap perkembangan pesat
ilmu pengetahuan di dunia Barat yang dianggap tidak bertindak pada suatu ilmu
yang benar karena lebih merupakan reaksi daripada usaha atas prakarsa sendiri,
maka tanggapan itu menurut beberapa pemikir dan aliran pemikiran merupakan
penyempitan wilayah wacana tentang ilmu pengetahuan disbanding dengan
periode sebelumnya, khususnya pada masa awal perkembangan Islam. 29
Pertemuan kaum muslimin dengan dunia modern, melahirkan berbagai
aliran pemikiran, seperti aliran salaf dengan semboyan “Kembali kepada al-
Qur’an dan Sunnah”, dan aliran Tajdid dengan semboyan “maju ke depan
bersama al-Qur’an”. Dalam kerangkan kedua aliran tersebut muncul berbagai
sebutan kaum tradisionalis, modernis dan reformis. Dalam perkembangan
selanjutnya, untuk menghadapi berbagai tantangan dalam bidang idiologi
29
Ensiklopedi Tematis, Pergolakan Pemikiran di bidang ilmu pengetahuan, Hlm. 137
13
pemikiran, dikalangan umat Islam berkembang pemikiran tentang sistem politik
Islam, sistem ekonomi Islam, sistem pendidikan Islam dan sebagainya.
Dalam menghadapai dunia modern, kaum muslimin memberikan jawaban
dengan berbagai bentuk yang ditandai oleh berbagai kegiatan seperti sosial,
ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan, baik pada tingkat lokal, regional,
maupun internasional. Hal ini mendorong para ulama Islam untuk mengadakan
interpretasi kembali dan formulasi kembali untuk memunculkan konsep
keislamana yang relevan dengan tuntutan zaman sebagai perwujudan semboyan
bahwa Islam shalihun li kulli zaman wa makan, artinya Islam itu sesuai untuk
setiap saat dan tempat. Hal ini yang menandai perkembangan Islam saat ini di
berbagai kawasan dunia Islam.30
Selanjutnya Harun Nasution mengharapkan agar ide agama yang
membolehkan dan merestui perubahan perlu ditanamkan pada jiwa ummat
Islam. Juga ummat Islam perlu membedakan antara ajaran Islam yang
sebenarnya dan ajaran yang bukan berasal dari Islam. Yang perlu dipertahankan
adalah ajaran Islam sebenarnya, sedang ajaran yang bukan dari Islam, boleh
ditinggalkan dan boleh diubah. Dengan kata lain perlu membedakan antara
ajaran yang bersifat absolut dan ajaran yang bersifat merupakan tardisi yang
boleh diubah.31
Ide tersebut lebih jelas terinci dalam pemikiran Muhammad Abduh, ajaran
Islam dibaginya menjadi ajaran dasar dan non dasar. Ajaran dasar yang bersifat
absolut dan tidak dapat dirubah adalah al-Qur’an dan hadis mutawatir. Ajaran
yang bukan dasar dan dapat diubah adalah penafsiran atau interpretasi atas
ajaran-ajaran dasar tersebut. Dalam dunia Islam usaha pertama untuk membawa
perubahan dalam bidang ini juga dijalankan oleh Shadiq Rifat dan Mustafa
Rasyid di Turki dengan mencoba membuat Sultan tunduk pada syariat dan
undang-undang. Kemudian dilajutkan oleh Midat Pasya dan Mustafa
Kemalsemua terjadi pada awal abad ke IX dengan mencoba membawa sistem
demokrasi ke Turki. Di Tunisia misalnya usaha serupa dijalankan oleh
30
Esposito, The Oxford Encyclopedia of the modern Islamuc World, volume IV (New York:
Oxford University Press, 1995),Hlm 13
31
Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, (cet I; Bandung: Mizan,1995), Hlm.
168
14
Khairuddin al-Tunis dengan ide konstitusioalisme yang akhirnya mewujudkan
konstitusi pertama di dunia Islam. Pemikiran-pemikiran yang ditimbulkan
pemimpin-pemimpin modernisasi di Timur Tengah itu kemudian mempengaruhi
pemimpin-pemimpin Islam di Indonesia dan timbullah usaha-usaha modernisasi
yang dilakukan terutama Harun Nasution dalam bukunya pembaharuan dalam
Islam dan juga lewat pendidikan dengan pendirian program pasca-sarjana di
IAIN Syarif Hidayatullah dan sampai sekarang banyak melahirkan para pemikir
dan pembaharu di bidang keislaman.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan: Islam sebagai
agama dengan al-Qur’an dan as-sunnah sebagai sumber ajaranyya banyak
berbicara tentang ilmu pengetahuan dan menempatkan orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan pada derajat terhormat. Semua ilmu pengetahuan agama
ataupun ilmu pengetahuan kealaman semuanya bersumber dari Allah swt,
sehingga tidak perlu ada dikotomi antara keduanya. Sehingga berkembangnya
temuan saintis Barat beserta ide-ide yang ditimbulkannya berpengaruh besar
terhadap munculnya ide dan gagasan pembaruan di dunia Islam. Pembaruan
dalam Islam memang sangat dianjurkan selama pembaruan itu tidak mengebiri
ajaran0ajaran Islam yang otentik, akan tetapi justru memperkuat, mempertinggi
dan mengangkat martabat ummat Islam dihadapan bangsa-bangsa lain di dunia.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
M. Kamaluddin, Ladoe, 2012, Bangkitkan Islam, Bangkitkan Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta,Penerbit Santri).
Weiner, Eric, 2017, The Geography of Faith, (Bandung, Mizan Pustaka).
Nirwan Ahmad Aruska, 2002, Perang Ilmu, Nostagia Kosmis, dalam Esai-Esai
Bentara,(Jakarta, Kompas).
Muhajir, 2001, Filsafat Ilmu Posivitisme, Post Posivitisme dan Post Modernisme,
Edisi II, (Cet. I; Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada).
Rakhmat, 2004, Islam Alternatif, Ceramah-ceramah di Kmapus, (Cet.XII;
Bandung: Mizan).
Ensiklopedi Tematis, Pergolakan Pemikiran di bidang ilmu pengetahuan.
Esposito, 1995, The Oxford Encyclopedia of the modern Islamuc World, volume
IV (New York, Oxford University Press).
Nasution, Harun,1995, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, (cet I; Bandung,
Mizan,)
18
Currikulum Vitae
I. IDENTITAS
Nama : Mahmudi
TTL : 19 Juli 2000
Jabatan : PTKP
Alamat : Dsn. Balang, Ds. Durin Barat, Konang Bangkalan
Asal Cabang : Bangkalan
Alamat e-mail : luiz.machmudies@gmail.com
No. Hp : 082333171535
SD/ MI : MI Darussalam
SMP/ MTs : MTs Darussalam
SMA/ MA : MA Darussalam
PTN/ PTS : STIU Darussalam
19