Anda di halaman 1dari 18

AL-ISLAM

Oleh: Drs. M. Najmuddin Zuhdi, M.Ag.

1. Kata Islam menurut bahasa berasal dari kata "aslama', yang berarti tunduk, patuh
dan berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang diturunkan Allah
Swt. kepada Rasul-rasulNya yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada
manusia. Agama Islam berisi aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Islam
dalam pengertian ini adalah agama yang dibawa oleh para Rasul Allah, sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad Saw.
2. Ajaran agama Islam yang turun kepada Nabi Muhammad merupakan wahyu Allah
yang terakhir, karena wahyu telah diturunkan secara sempurna, sehingga tidak
akan ada lagi wahyu yang akan turun ke muka bumi. Ketetapan ini dinyatakan
dalam firman Allah:
.}3 :‫ {املائدة‬...‫اْل ْس ََل َم ِدينًا‬
ِْ ‫يت لَ ُكم‬ ِ ِ
ُ ُ ‫ت َعلَْي ُك ْم ن ْع َم ِِت َوَرض‬
ِ
ُ ‫ت لَ ُك ْم دينَ ُك ْم َوأَْْتَ ْم‬
ُ ْ‫الْيَ ْوَم أَ ْك َمل‬...
…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu… (QS. Al-Maidah: 3).
3. Ajaran Islam yang terhimpun dalam Al-Qur’an diturunkan Allah untuk mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia dimuka bumi. memberi petunjuk dasar kepada
manusia apa yang harus dilakukan dalam rangka mencapai kehidupan yang
sejahtera di dunia dan akhirat. Karena itu Agama Islam menjadi dasar dan
pedoman hidup bagi manusia dalam mengatur kehidupannya baik dalam
hubungan dengan Allah hubungan dengan sesama manusia serta hubungannya
dengan alam secara keseluruhan. Secara umum agama Islam itu terdiri dari aspek-
aspek yang berkaitan dengan keyakinan atau credial, yaitu tata aturan yang
mengatur keyakinan seseorang terhadap Allah Swt., ritual, yaitu tata aturan
tentang penyembahan terhadap keyakinan wujud Allah yang mendasarinya dan
norma atau tata hukum yang mengatur hubungan-hubungan antar manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam yang seuai dengan tata keyakinan dan tata
peribadatan tersebut di atas.
4. Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang struktur agama Islam,
antara lain Syekh Mahmud Syaltout menyebutkan bahwa ajaran Islam itu terdiri
dari aqidah dan syariat, sementara Hasbi As-Shiddiqi menyebutkan I’tikad, akhlak
dan amal saleh, sebagian yang lain menyebutkan bahwa agama Islam itu terdiri
dari iman Islam dan ihsan. Kendatipun mereka berbeda dalam menyebutkannya
tetapi mereka umumnya menyepakati tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran
agama Islam, yakni ajaran yang berkaitan dengan keyakinan, nilai, norma atau
aturan dan perilaku atau dengan istilah lain aqidah, syariah dan akhlak.
Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berkut:
a. Aqidah atau keimanan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan atau
aspek credial atau credo dari ajaran Islam. Aspek ini merupakan bagian vang
fundamental, karena merupakan aspek keyakinan dari ajaran Islam yang
menjadikan pintu masuk ke dalam ajaran Islam dan berpengaruh terhadap
seluruh perilaku seorang muslim.
b. Syari'at atau aspek norma atau hukum, yaitu aturan-aturan yang mengatur
perilaku seseorang yang memeluk agama Islam. Aspek hukum ini

1
mengandung ajaran yang berkonotasi hukum sang terdiri dari perbuatan yang
wajib, sunnat, mubah, makrub dan haram
c. Akhlak atau aspek behavioral, tingkah laku yaitu gambaran tentang perilaku
yang sayogyanya dilakukan seorang muslim dalam rangka hubungan dengan
Allah, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam.
5. Keterkaitan Aqidah dengan aspek syariat dan akhlak adalah bahwa aqidah
merupakan keyakinan yang mendorong dilaksanakannya aturan-aturan syariat
Islam yang tergambarkan dalam perilaku hidup sehari-hari yang disebut akhlak.
Atau dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa akhlak Islam merupakan perilaku
yang tampak dalam diri seseorang yang telah melaksanakan syariat Islam
berdasarkan aqidah.
6. Apabila seluruh aspek hidup telah diletakkan dalam kerangka maka yang akan
lahir adalah perbuatan-perbuatan yang disebut amal saleh dan setiap amal saleh
selalu didasarkan atas keimanan dan bentuk perbuatannya bukan perbuatan yang
dilarang Allah. Amal saleh inilah yang secara umum disebut sebagai akhlak.
Karena itu bagi seorang mukmin, apapun yang dilakukannya di luar ritual atau
ibadah khusus, seperti belajar atau bekerja, memiliki makna yang dalam. Secara
lahiriah ia melaksanakan tugas keduniaan tetapi pandangan Allah pekerjaan itu
merupakan bukti perhambaan (ibadah) terhadap-Nya. Jadi apapun yang
dilakukan dan apapun hasil yang dicapai dari setiap pekerjaan yang dilakukan
seorang muslim tidak ada yang sia-sia asal pekerjaan itu bukan yang dilarang
Allah dan hatinya selalu terikat dengan niat mencari ridha Allah.

AQIDAH TAUQIFI

KHUSUS= TAUQIFI

7. ISLAM IBADAH

UMUM – TA’AQULI

MUAMALAT – TA’AQULI

FUNGSI AQIDAH
1. Pendorong untuk beribadah
2. Pengontrol/pengawas perbuatan
3. Menciptakan ketentraman
4. Menciptakan optimisme

FUNGSI IBADAH
1. Mencegah perbuatan keji
2. Membiasakan disiplin waktu
3. Membiasakan kebersihan lahir dan batin
4. Mendorong peduli kepada yang lemah
5. Mendorong ukhuwah islamiyah

2
FUNGSI MUAMALAT
1. Tuntunan hidup manusia di masyarakat
2. Mencegah pertikaian, pembunuhan, peperangan dan lain-lain
3. Mewujudkan keadilan diberbagai aspek

8. Masalah Lima dan Uraiannya


a. Al-Diin (agama)
Perkataan al-diin mempunyai beberapa arti, yaitu: pembalasan, ibadah, dan peraturan
Illahi.
Para ulama Muhammadiyah mengartikan agama sebagai berikut, apa yang
dituntunkan Allah di dalam al-Qur’an dan yang disebut di dalam sunah sohihah,
berupa perintah-perintah, larangan-larangan, serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
manusia di dunia dan akhirat
b. Al-Dunyaa (dunia)
Al-Dunyaa berarti dekat, dikatakan demikian karena dunia itu dekat masanya
dan pendek kesenangannya.
Para ulama Muhammadiyah mengartikan dunia, segala sesuatu yang telah
diciptakan oleh Allah. Akal yang sehat bisa menjadikan dirinya sebagai pedoman
untuk menghukumi baik buruknya dengan tetap memperhatikan kesesuaiannya
dengan al-Qur’an dan al-Hadits tanpa melampui batas.
Para ulama Muhammadiyah menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan ‫َعلَ ُم ِِبُُم ْوِر ُدنْيَا ُك ْم‬
ْ ‫( أَنْتُ ْم أ‬kamu lebih mengetahui urusan duniamu) disini ialah segala
perkara yang tidak menjadi tugas diutusnya para Nabi, maksudnya, perkara-perkara,
pekerjaan-pekerjaan, dan urusan-urusan yang diserahkan sepenuhnya kepada
kebijaksanaan manusia.
Dalam PHIM dinyatakan bahwa setiap warga Muhammadiyah harus selalu
menyadari dirinya sebagai abdi dan kholifah di muka bumi sehingga memandang dan
menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari
pergumulan kehidupan dengan landasan Iman, Islam dan Ihsan dalam arti berakhlak
karimah.
c. Ibadah ialah taqurrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentaati segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya dan mengamalkan yang diizinkan.
Ibadah di sini ada dua macam, ibadah umam dan ibadah khusus.
a. Ibadah yang umum ialah segala amal yang diizinkan Allah
b. Ibadah yang khusus ialah ibadah yang telah ditetapkan Allah perinciannya,
tingkah dan tata caranya yang tertentu.
Jadi hidup yang beribadah ialah hidup untuk mendekatkan diri kepada Allah yang
Maha Esa dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturanNya
guna mendapatkan keridlaanNya.
Di dalam PHIM dinyatakan bahwa membersihkan jiwa kearah terbentuknya
pribadi yang muttaqin, dengan ibadah yang tekun dan menjauhkan diri dari nafsu
buruk, sehingga terpancar kepribadian yang sholeh yang menghadirkan kedamain
dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.
d. Sabilillah ialah jalan yang menyampaikan kepada apa yang diridlai Allah dari
semua amal yang diizinkannya untuk memuliakan agamaNya dan melaksanakan
hukum-hukumNya.

3
Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, itu adalah menjadi ciri keimanan
seseorang.
ِ ِِ
َ ِ‫اه ُدوا ِِب َْم َواِل ْم َوأَنْ ُف ِس ِه ْم ِِف َسبِ ِيل هللا أُولَئ‬ ِِ ِ ِ‫ِ م‬ ِ
‫ك‬ َ ‫ين ءَ َامنُوا ِِبهلل َوَر ُسوله ُثُم ََلْ يَ ْرََتبُوا َو َج‬
َ ‫إمَّنَا الْ ُم ْؤمنُو َن الذ‬
‫ص ِادقُو َن‬
‫ُه ُم ال م‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-
orang yang benar. (QS. Al-Hujurat: 15).

e. Qiyas
Pada tahun 1938 para ulama Muhammadiyah telah menetapkan bahwa:
- Dasar mutlak di dalam menetapkan hukum ialah al-Qur’an dan al-Hadits
- Dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan diperlukan mengetahui
hukumnya karena akan diamalkan, serta soal itu tidak bersangkutan dengan
ibadah mahdloh, sedang untuk alasan atasnya tidak terdapat nash sorih di dalam
al-Qur’an al-Sunnah al-sohihah, maka dipergunakanlah alasan dengan jalan
ijtihad dan istimbat dari nash-nash yang ada, melalui persamaan Illah,
sebagaimana telah dilakukan oleh ulama-ulama salaf dan kholaf. Maksudnya
apabila ada suatu peristiwa yang ketentuan hukumnya tidak ada di dalam nash
al-Qur’an dan al-hadits, maka dilakukan pembandingan (analogi) peristiwa
tersebut dengan peristiwa yang telah ada hukumnya dalam nash. Dalam
perbandingan tersebut apabila antara dua peristiwa ini terdapat kesamaan Illah
maka peristiwa yang tidak ada nashnya itu disamakan hukumnya dengan
peristiwa yang telah ada nashnya.

4
MAKHLUK SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
BEKERJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Drs. M. Najmuddin Zuhdi, M.Ag.

A. Perintah Bekerja
Sesungguhnya Allah telah melapangkan bumi dan menyediakan banyak
fasilitas, agar manusia dapat berusaha mencari sebahagian dari rizki yang
disediakan-Nya bagi keperluan manusia:
ِ ِ
‫ور‬ ُ ‫ض ذَلُولا فَام ُشوا ِِف َمنَاكِبِ َها َوُك لُوا ِمن ِرزقهِ َوإِلَي ِه الن‬
ُ ‫ُّش‬ َ ‫ ُه َو الَّذي َج َع َل لَ ُك ُم الَر‬.1
Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu mudah bagi kalian, maka berjalanlah
di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-
Nyalah kalian akan kembali.(Q.S. 67 al-Mulk: 15)

‫ش قَلِيلا َم ا تَش ُك ُرو َن‬


َ ِ‫يه ا َم عَاي‬
ِ ِ ‫ َولَ َق د َم َّك نَّا ُك م ِِف ا لَر‬.2
َ ‫ض َو َج عَ ل نَا لَ ُك م ف‬
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami
adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur. (Q.S. 7 al-A'raf: 10)

Berkenaan dengan itu, maka kesempatan yang ada tidak patut disia -siakan,
melainkan harus dipergunakan dalam berusaha untuk kepentingan dunia, di
samping persiapan untuk hari akhirat:
‫ك ِم َن الدُّن يَا‬ ِ ‫ واب تَ ِغ فِيم ا ء َاَت َك للا الدَّار ا‬.3
ِ َ‫آلخ رةَ ولَ تَ ن س ن‬
َ َ‫ص يب‬ َ َ َ َ ُ َ َ َ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi.(QS. Al-Qashash: 77).

Bumi yang terhampar luas patut diterima sebagai rahmat dari Allah dengan
jalan memakmurkannya dan berusaha di atasnya:
‫ض َواستَ ع َم َرُكم فِ َيها‬
ِ ‫ ُه َو أَن َشأَ ُكم ِم َن الَر‬.4
Dia telah menciptakan kalian dari bumi, dan menjadikan kalian sebagai
pemakmurnya (QS. Hud: 61).

‫ض َواب تَ غُوا ِمن فَض ِل للاِ َواذ ُك ُروا للاَ َكثِرياا لَ َعلَّ ُكم‬
ِ ‫الص َلةُ فَان تَ ِش ُروا ِِف الَر‬
َّ ‫ت‬ِ ‫ضي‬
ِ
َ ُ‫ فَإِذَا ق‬.5
‫حو َن‬ ِ
ُ ‫تُف ل‬
Apalbila telah selesai shalat, maka hendaklah kalian bertebaran di muka bumi da n
carilah kurnia Allah, dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian
memperoleh keberuntungan (QS. Al-Jumu’ah: 10).

Telah menjadi Sunnatullah bahwa siapa yang rajin bekerja niscaya akan
memperoleh hasil dari usahanya. Sebaliknya siapa yang malas, niscaya akan rugi dan
tidak akan mendapatkan apa-apa.
Ditandaskan dalam al-Quran:

1
‫يب ِِمَّا اكتَ َسبُوا َولِلنِ َس ِاء‬ ِ ِ ِ ِ‫ض ل‬
ٌ ‫لر َجال نَص‬ ٍ ‫ض ُكم عَلَى بَع‬ َ ‫َّل للاُ بِهِ بَع‬
َ ‫ َولَ تَتَ َمنَّوا َما فَض‬.6
ِ ٍ ِ ِ ِِ ِ ِ ‫ص‬ ِ
‫يما‬‫ْب َواسأَلُوا للاَ من فَضله إ َّن للاَ َكا َن ب ُك ِل َشيء عَل ا‬
َ ‫يب ِمَّا اكتَ َس‬
ٌ َ‫ن‬
Janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Alah kepada sebahagian
kalian lebih banyak daripada sebahagian yang lain. Laki-laki akan mendapat bahagian
dari apa yang mereka usahakan dan wanita pun akan memperoleh bahagian dari apa
yang meerka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebahagian daripada hurnia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. 4 an-Nisa': 32)

B. Etos Kerja
‫اح ٌد فَ َمن َكا َن يَر ُجوا لَِقاءَ َربِِه فَليَ ع َمل َع َملا‬
ِ ‫َل أَََّّنَا إِ ََل ُكم إِلَه و‬
ٌَ ُ ََّ ِ‫وحى إ‬ ِ
َ ُ‫ قُل إََِّّنَا أ َََن بَ َشٌر مث لُ ُكم ي‬.7
ِِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫صاِلاا َولَ يُش ِرك بعبَ َادة َربه أ‬
‫َح ادا‬ َ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya". (Q.S. Al-Kafi 110)

ِ ِ‫الزَكاةَ و َذل‬ ِ ِ ِِ ِ ِ
‫ين‬
ُ‫كد‬ َ َ َّ ‫الصلَةَ َويُؤتُوا‬
َّ ‫يموا‬
ُ ‫ين ُحنَ َفاءَ َويُق‬ َ ‫ َوَما أُم ُروا إِلَّ ليَ عبُ ُدوا للاَ ُُملص‬.8
َ ‫ني لَهُ الد‬
‫ال َقيِ َم ِة‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
(Q.S. Al-Bayyinah 5)
‫ اتَّبِعُوا َمن لَ يَسأَلُ ُكم أَجارا َوُهم ُمهتَ ُدو َن‬.9
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk. (Q.S. Yasin 21)
ِ ‫ات َما َك َسب تُم َوِِمَّا أَخَرجنَا لَ ُكم ِم َن الَر‬
‫ض َولَ تَيَ َّم ُموا‬ ِ ‫ َيأَيُّها الَّ ِذين ءامنُوا أَن ِف ُقوا ِمن طَيِب‬.10
َ ََ َ َ َ
َِ ‫َن للا َغ ِِن‬ ِ ِ ُ ‫يث ِمنه تُن ِف ُقو َن ولَستُم ِِب ِخ ِذ ِيه إِلَّ أَن تُغ ِم‬
‫َحي ٌد‬ ٌّ َ َّ ‫ضوا فيه َواعلَ ُموا أ‬ َ ُ َ ِ‫اْلَب‬
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. (Q.S. Al-Baqarah 267)

2
C. Beberapa pesan Rasulullah

}‫ب ِرزقِ ُكم {رواه الطرباىن‬


ِ َ‫صلَّي تُم ال َفجر فَلَتَنَ ُاموا َعن طَل‬
َ
ِ
ُ َ ‫ إذَا‬.1
Apabila kalian selesai shalat subuh, janganlah kalian tidur dan enggan mencari rizki
kalian. (H.R. Thabarani)

}‫السع َي فَاسعَوا {رواه الطرباىن‬ َّ ِ‫ ا‬.2


َّ ‫ب عَلَي ُك ُم‬َ‫ت‬
َ َ ‫ك‬
َ ‫للا‬ ‫ن‬
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha. Maka oleh sebab itu
hendaklah kalian berusaha. (H.R. Thabarani)

}‫ اَللَّ ُه َّم ََب ِركِ ل َُّم ِِت ِِف بُ ُكو ِرَها {رواه الرتمذى‬.3
Ya Allah! Berikanlah keberkahan kepada ummatku, pada usaha yang dilakukannya di
pagi hari. (H.R. Tirmidzi)
Sementara itu, Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:
}‫ب اِلَلَ ِل {رواه الطرباىن والديلمى‬
ِ َ‫ب اَن يَرى عَب َدهُ يَس َعى ِِف طَل‬
َ َ َ‫ اِ َّن للاَ تَع‬.4
ُّ ‫اَل ُُِي‬
Sesungguhnya Allah suka melihat hamba-Nya berusaha dalam mencari yang halal.
(H.R. Thabarani dan Dailami)

‫صلُّو َن َعلَي ِهم‬ ِ َ ُّ‫ ِخيار أَِِتَّتِ ُكم الَّ ِذين ُُِتب‬:‫ال رسول للا ص م‬
َ ُ‫صلُّو َن َعلَي ُكم َوت‬
َ ُ‫وَنُم َوُُيبُّونَ ُكم َوي‬ َ َُ َ َ‫ ق‬.5 .
ِ
.‫وَنُم َويَل َعنُونَ ُكم‬ ُ ِ‫وَنُم َويُبغ‬
َ ُ‫ضونَ ُكم َوتَل َعن‬ َ‫ض‬ ُ ِ‫َو ِشَر ُار أَئِ َّمتِ ُكم الَّذي َن تُبغ‬
Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baik penguasa adalah yang kalian cintai dan mereka
mencintai kalian. Kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Sejelek-
jelek penguasa, adalah mereka membenci kalian, dan yang kalian laknati dan mereka
melaknati kalian.
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٌ َ‫ ثَل‬:‫ال رسول للا ص م‬
ُ‫يحة‬ ُ َ‫ب ال ُمؤم ِن إخل‬
َ ‫ص ال َع َم ِلِ هلل َوالنَّص‬ ُ ‫ث لَ يَغ ُّل َعلَيه َّن قَل‬ َ َ‫ ق‬.6
.‫اع ِة‬ ِ
ُ ‫ل َوَِِل الَم ِر َولُُز‬
َ ‫وم اْلَ َم‬
Rasulullah saw bersabda: Ada tiga hal, hati seorang mukmin tidak dirasuki dengki saat
melakukannya. Yaitu: ikhlas beramal untuk Allah, menasihati waliyul amr, dan konsisten
bersama dengan jama’ah (HR. Ahmd).

ِ‫ان ِِبَم ٍر فَلَي ب ِد لَه علَنِيةا ولَ ِكن لِيأخذ بِي ِده‬
ٍ َ‫ من أَر َاد أَن ي نصح لِسلط‬:‫ال رسول للا ص م‬ َ َ‫ ق‬.7
َ ُ َ َ َ َُ ُ ُ ََ َ َ َ
.ُ‫فَيَخلَُو بِِه فَِإن قَبِ َل ِمنهُ فَ َذ َاك َوإِلَّ َكا َن قَد أ ََّدى الَّ ِذي َعلَي ِه لَه‬
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa ingin menasihati sulthan (penguasa) dengan
suatu masalah, janganlah menampilkan kepadanya secara terang-terangan. Tetapi,
hendaknya menggandeng tangannya dan untuk berduaan dengannya. Apabila ia

3
menerima darinya, maka itulah (yang diharapkan). Kalau tidak, berarti telah
melaksanakan kewajibannya.

َّ ‫ال لَ تَس أَلُوِ َع ن‬


‫الش ِر‬ ِ ‫ص لَّى للاُ َعلَي ِه َو َس لَّم َع ن الش‬
َ ‫َّر فَ َق‬ َ َّ َِّ‫ال َس أ ََل َر ُج ٌل الن‬ َ َ‫ َع ن َح ِك ي ٍم ق‬.8
َ
‫الش ِر ِش َر ُار العُلَ َم ِاء َوإِ َّن َخ َري اْلَ ِري ِخيَ ُار‬
َّ ‫ال أَلَ إِ َّن َش َّر‬ ُ ‫َواس أَلُوِ َع ن اْلَ ِري يَ ُق‬
َ َ‫وَلَا ثَلَ اًث ُُثَّ ق‬
‫العُلَ َم ِاء‬
"Dari riwayat Hakim, ia bertanya: seseorang bertanya kepada Nabi Saw tentang
kejahatan, lalu beliau berkata: jangan tanyakan tentang kejahatan, tanyakanlah
kepadaku tentang kebajikan, beliau mengucapkannya tiga kali, lalu ia berkata:
sesungguhnya sejahat-jahat kalian adalah kejahatan ulama; dan sebaik-baik kebajikan
adalah kebajikan ulama" (HR. al-Darimi).

‫ َمن استَ ع َملنَاهُ ِمن ُكم َعلَى َع َم ٍل فَ َكتَ َمنَا ُِميَطاا فَ َما فَوقَهُ َكا َن غُلُولا ََيِِت‬:‫ال رسول للا ص م‬ َ َ‫ ق‬.9
ِ‫ َيرسوَل للا‬:‫ال‬ ِِ
ُ َ َ َ ‫ فَ َق‬،‫صا ِر َكأَِ أَنظُُر إلَيه‬
ِ ِ
َ ‫ فَ َق َام إِلَيه َر ُج ٌل أَس َوُد من الَن‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫بِِه يَوَم ال ِقيَا َم ِة‬
‫ َمن‬،‫ َوأ َََن أَقُولُهُ اآل َن‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،‫ك تَ ُقو ُل َك َذا َوَك َذا‬ َ ُ‫ ََِسعت‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،‫ك؟‬ َ َ‫ َوَما ل‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬،‫ك‬ َ َ‫اق بَل َع ِِن َع َمل‬
.‫عنهُ ان تَ َهى‬ ِ ِ ِ ‫استَ عملنَاه ِمن ُكم علَى عم ٍل فَلي ِجئ بَِقلِيِلِ ِه وَكثِ ِريهِ فَما أ‬
َ ‫َخ َذ َوَما َُن َي‬
َ ‫ُوِتَ منهُ أ‬ َ َ َ ََ َ ُ َ
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa diantara kalian yang kami tugaskan untuk suatu
pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari
itu, maka itu adalah ghulul (harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari kiamat”.
(‘Adiy) berkata: Maka ada seorang lelaki hitam dari Anshar berdiri menghadap nabi,
seolah-olah aku melihatnya, lalu dia berkata, “Wahai Rasulullah, copotlah jabatanku
yang engkau tugaskan.” Nabi bertanya, “ada apa gerangan?” Dia menjawab, “Aku
mendengar engkau berkata demikian dan demikian (maksudnya perkataan di atas,
Pen.).” Beliau pun berkata, “Aku katakana sekarang, (bahwa) barangsiapa di antara
kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), maka hendaklah dia
membawa (seluruh hasilnya), sedikit maupun banyak. Kemudian, apa yang diberikan
kepadanya, maka dia (boleh) mengambilnya. Sedangkan apa yang dilarang, maka tidak
boleh. (HR. Muslim).
ِ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫صلَّى للاُ َعلَيه َو َسلَّ َم يَهَرُم اب ُن‬
‫آد َم‬ َ ‫ول للا‬ ُ َ َ َ‫ال ق‬ ٍ َ‫ َعن أَن‬:‫ال رسول للا ص م‬
َ َ‫س ق‬ َ َ‫ ق‬.10
ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫وي ِش‬
‫يح‬
ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫ص َعلَى العُ ُم ِر َه َذا َحد‬ ُ ‫ص َعلَى ال َمال َواِلر‬ُ ‫ب منهُ اث نَان اِلر‬ ََ
Rasulullah saw bersabda: "Dari riwayat Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Saw
bersabda: semakin tua manusia dua hal yang mengiringinya menjadi muda (antusias):
semakin besar keinginan kepada harta dan kepada umur" (HR. Al-Tirmidzi).

4
JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Drs. M. Najmuddin Zuhdi, M.Ag.

1. QS. An-Nisa: 29
ٍ ‫اع ْناتَ َر‬
‫اضا‬ ِ ‫ايأَيُّهااالَّ ِذيناءامنُواا الَا ََتْ ُكلُواا أَموالَ ُاكماب ي نَ ُكما ِِبلْب‬
‫اط ِلاإِ الَّاأَ ْنا تَ ُكو َن ِا‬
َ ً‫اتَ َارة‬ َ ْ َْ ْ َ ْ ََ َ َ َ
‫ ا‬.‫يماا‬ ِ ِ ‫ِمْن ُكماو الَاتَ ْقتُلُوااأَنْ ُفس ُكماإِ َّن ا‬
ً ‫اللاَا َكا َناب ُك ْم َارح‬ ْ َ َْ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (QS. An-Nisa’: 29).
2. .
ِ
‫ ا‬.‫ااحَّرَماََثَنَهُا‬
َ ً‫اشْي ئ‬ َ َ‫اإِ َّناللاَاإِذ‬:‫ال َار ُس ْو ُلاللااصام‬
َ ‫ااحَّرَم‬ َ َ‫ق‬
Rasulullah bersabda: sesungguhnya jika Allah mengharamkan sesuatu,
maka dia juga mengharamkan nilai harganya. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud).
3.
‫اع َم ُلاامل ْرِءا‬
َ ‫ال‬
َ َ‫ب؟ا ق‬
ُ َ ْ ُّ َ‫اي َر ُس ْوَلاللاِا ا‬:
ِ ‫ىاال َكس‬
‫با اَطْي‬ َ ‫اح َديْ َجا أَنَّهُاقِْي َل‬
ُ ‫ارافِ ٍعا ٍي ْْ ِن‬ َ ‫َع ْن‬
َ ِِ ِ
‫ام ْْبُْوٍرا ا‬
َ ‫بيَده َاوُك ُّلابَْي ٍع‬
Hadits dari Rafi’ ibn Hudaij, dikatakan bahwa, wahai Rasulullah!
Pekerjaan apa yang terbaik, nabi menjawab pekerjaan yang dilakukan
dengan tangannya, dan setiap jual beli yang baik (HR. Ahmad dan Tabrani)
4.
ِ َ‫ا ومعت‬،‫اصرها‬ ِ ِ
‫ا‬،‫صَرَها‬ ْ ُ َ َ َ ‫ا َع‬:‫ا ِِفا اخلَ ْم ِرا َع ْشَرة‬.‫ا لَ َع َنا َر ُس ْو ُلا للاا صا م‬:‫ال‬ ٍ َ‫َع ْنا اَن‬
َ َ‫سا ق‬
‫ا‬،‫ا ََلَا‬:‫ااوالْ ُم ْش ََِتى‬ ِ ِ ‫اوِبئِعه‬،‫اوساقِي ها‬،‫اوالْمحمولَةَااَلَي ِه‬،‫اوح ِاملَها‬،‫و َشا ِرََبا‬
َ ‫اواَك َلا ََثَن َه‬،‫ا‬
َ ََ ََ َ ْ َ َ ْ ُْ ْ َ َ َ َ َ َ َ
‫َوالْ ُم ْش َََتاةَالَهُا{رواهاالَتمذياوابناماجه ا} ا‬
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah saw, melaknat 10 orang dalam persoalan
khamr (yaitu): tukang perasnya, pemiliknya, peminumnya, pembawanya,
tukang tadahnya, pengedarnya, penjualnya, pemakan hasil jualannya,
pembelinya dan orang yang menyuruh membelikannya (HR. Timidzi dan
Ibnu Majah)
5.
‫ب االْبَغِ ِِّيا‬
‫اوَك ْس َا‬, ِ
َ ‫اوََثَ َناالْ َك ْلب‬،
ِ
َ ‫او َسلَّ َم‬
َ ‫احَّرَما ََثَ َناالدَّم‬
ِ ‫إِ َّنارسوَلاللااصلَّىاللا‬
َ ‫اعلَْيه‬
َ ُ َ ُ ُْ َ
‫{متفقاعليه}ا ا‬
Sesungguhnya Rasulullah saw, mengharamkan uang hasil penjualan darah,
anjing, hasil melacur (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
6.
ِ ِ ِ‫الارسو ُلاللا‬
َ َ‫احكَْرةًايَِريْ ُدا اَ ْنايُ ْغل َاي اَب‬
‫ااعلَىا‬ ْ ‫ام ِن‬.‫اصام‬
ُ ‫ااحتَ َكَر‬ َ ْ ُ َ َ َ‫ا ق‬:‫ال‬ ُ ‫َو َع ْنا اَِ ِْب‬
َ َ‫اهَريْ َرةَا ق‬
‫اط ٌئا{رواهاامحد ا} ا‬ ِ ‫الْمسلِ ِمْيافَهواخ‬
َ َُ َْ ْ ُ

1
Dan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw. Bersabda: Siapa yang
menimbun suatu timbunan (barang) dengan maksud menaikkan (barang bagi)
kaum muslimin, maka orang itu adalah bersalah (HR. Ahmad)
7.
ِ ُ‫اُيْ َذع‬
ُ ُ‫ا اَنَّه‬:‫او َسلَّ َم‬ ِ ِ ِ َ َ‫ع ِنااب ِناعمرا ق‬
‫ا‬،‫اِفاالْيُيُ ْوِع‬ َ ‫اصلَّىاللا‬
َ َ‫اعلَْيه‬ َ ‫ار ُس ْوَلاللا‬
َ ‫ار ُج ٌل‬
َ ‫ا ذُكَر‬:‫ال‬ ََ ُ ْ َ
‫تافَ ُق ْلالَ ِخالَبَةَا{متفقاعليه ا} ا‬
َ ‫اِبيَ ْع‬
َ ‫ام ْن‬:
َ ‫ال‬َ ‫فَ َق‬
Dari Ibnu Umar, ia berkata: Ada seseorang yang menyampaikan kepada
Rasulullah saw. Bahwa ia telah tertipu dalam jual beli, kemudian Rasulullah
saw. Bersabda: Siapa yang berjual beli denganmu maka katakanlah, tidak ada
penipuan (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
8.
ِ ‫اللاِاصلَّىاللا‬ ِ
ِ ‫َّج‬
‫شا‬ َ ‫اعلَْيه َاو َسلَّ َم‬
َ ‫اع ِناالن‬ َ ُ َ ‫ىار ُس ْو ُل ا‬
َ َ‫اَن‬:
َ ‫ال‬ َ ُ‫َو َع ِناابْ ُناعُ َمَر َارض َياللا‬
َ َ‫اق‬،‫اعْن ُه َما‬
‫{متفقاعليه}ا ا‬
Dan dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah saw. Melarang (menjual
barang) secara najasy (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
9.
‫ا لَ ََِي ُّلا‬،‫ا الْ ُم ْسلِ ُما اَ ُخوا الْ ُم ْسلِِم‬:‫ا يَ ُق ْو ُلا‬.‫َِّبا صا م‬
َّ ِ‫تا الن‬
ِ َ َ‫عنا ع ْقبةَا ب ِنا ع ِام ٍرا ق‬
ُ ‫ا ََس ْع‬:‫ال‬ َ ْ َ ُ َْ
‫بااِلَّابَيَّنَهُالَهُا{رواهاابناماجه ا} ا‬ ٌ ‫اعْي‬
ِ ِ ‫لِمسلٍِماِبع ِامنااَ ِخي ِهاب ي ع‬
َ ‫ااوفْيه‬
َ ً َْ ْ ْ َ َ ْ ُ
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Aku pernah mendengar Nabi saw. Bersabda:
orang Islam itu adalah saudara bagi orang Islam yang lain, tidak halal bagi
seorang muslim menjual sesuatu kepada saudaranya yang tidak ada cacatnya
kecuali ia harus menerangkan cacat itu kepadanya (HR. Ibnu Majah)
10.
ِ ِ ‫ع ِنااب ِناع امرا اَ َّناالنَِِّباصلَّىاللا‬
‫ا‬،‫اصالَ ُح َها‬ َ ‫اع ْنابَْي ِعاالثِّ َما ِر‬
َ ‫اح ََّّتايَْب ُد َو‬ َ ‫او َسلَّ َم‬
َ ‫اَنَ َى‬ َ ‫اعلَْيه‬
َ ُ َ َّ ََ ُ ْ َ
‫اعا{رواهااجلماعةاالاالَتمذى} ا‬ ِ
َ َ‫ََنَ َىاالْبَائ َع َاوالْ ُمْب ت‬
Dari Ibnu Umar, bahwa sesungguhnya Nabi saw. melarang menjual buah-
buahan sehingga nyata jadinya; ia melarang penjualnya dan pembelinya (HR.
Jam’ah kecuali Tirmidzi)
11.
‫اضٌرلِبَ ٍادا َواِ ْنا َكا َنا اَ َخاهُِاألَبِْي ِها َوأ ُِِّم ِها‬
ِ ‫ا َُنِي نَاا اَ ْنا يبيعا ح‬:‫ال‬
َ ََْ
ِ ٍ َ‫وعنا اَن‬
ْ َ َ‫ا ق‬،ُ‫سا َرض َيا للاُا َعْنه‬ ََْ
‫{متفقاعليه}ا ا‬
Dan dari Anas ra. ia berkata, kami dilarang, yakni orang kota menjual kepada
orang desa, meskipun ia saudaranya sendiri seayah dan seibu (HR. Ahmad,
Bukhari dan Mulsim)
12.
‫اعلَىا‬ َ َ‫او َسلَّ َماق‬ ِ ‫وعناأَِِباهري رةَار ِضياللااعْنهااَ َّناالنَِِّباصلَّىاللا‬
َ ‫االر ُاج ُل‬
َّ ‫ب‬ ُ ُ‫الَ َُيْط‬:‫ال‬ َ ‫اعلَْيه‬
َ ُ َ َّ ُ َ ُ َ َ َ َْ ُ ْ ْ َ َ
‫ىاس ْوِم ِاه ا‬
َ َ‫اعل‬
َ ‫اولَيَ ُس ْوُم‬،
ِِ ِ ِ
َ ‫خطْبَةااَخْيه‬
Dan dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi saw. bersabda: Janganlah seseorang
meminang atas pinangan saudaranya, dan tidak (boleh) menawar atas
tawaran saudaranya (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

2
13.
ِ ‫الَاتَبِعامالَيس‬:‫قَا َلارسو ُلاللاِاصام‬
‫اعْن َد َاك ا‬ َ ْ َْ ُْ َ
Rasulullah bersabda, janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

14.
‫اااَّللَا إِ َّن ا‬ ِ ‫ىااْل ِْْث اوالْع ْد و‬
ِ ِ
َّ ‫اواتَّ ُق و‬
‫ان َا‬ َ ُ َ ْ َ‫ىاوَل اتَ عَ َاونُوااعَ ل‬ َ ِِّ‫َوتَ عَ َاونُوااعَ لَىاالْْب‬
َ ‫اوالتَّ ْق َو‬
‫ابا‬ ُ ‫اش ِد‬
ِ ‫يد االْعِ َق‬ َ َ‫اَّلل‬
َّ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(QS. Al-Maidah: 2).

15.
ِ ِ َّ
‫ام َس ًّم ىافَا ْك تُ بُوهُ ا‬ َ ‫ين اءَ َام نُوااإِذَااتَ َد ايَنْ تُ ْم اب َد يْ ٍن اإِ ََل اأ‬
ُ ‫َج ٍل‬ َ ‫َي أَيُّ َه ااال ذ‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (QS. Al-
Baqarah: 282)

16.
ِ ْ ُ‫اَبِيم ة‬ ِ ِ ِ َّ
َ ‫ااألَنْ عَام ا إِ َّل‬
‫ام اايُتْ لَىاعَ لَيْ ُك ْم ا‬ َ َ ‫ت ا لَ ُك ْم‬ْ َّ‫ين اءَ َام نُواا أ َْوفُواا ِِب لْعُقُ ود اأُح ل‬
َ ‫َي أَيُّ َه ااال ذ‬
ُ ِ‫ام اايُر‬
‫يدا ا‬ َّ ‫اح ُرمٌ اإِ َّن‬ ِ َّ ِِّ‫اُمِ ل‬
َ ُ‫اَيْ ُك م‬
َ َ‫ااَّلل‬ ُ ‫اوأَنْ تُ ْم‬
َ ‫ياالص يْ د‬ ُ َ‫غَ ْْي‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya. (QS. Al-Maidah: 1)
17.
‫ا َيااَر ُسا ْاو َلاااللاِاا‬:‫ا فَا َقاالاُْاوا‬.‫السا ْعا ُراااعَالَاىا عَا ْها ِدااااَر ُسا ْاو ِلاااللاِاااصا م‬ َّ ‫ا غَاالاَاا‬:‫الا‬ َ َ‫ساااقا‬ ٍ َ‫غَا ْنااااَنا‬
‫اواِِِّناا لاَاَر ُجا ْوا ااَ ْنا االْاقَاى ا‬،
‫الرا اِز ُقا ااملا َساعِِّا ُرا َا‬
َّ‫طا ا ا‬ ِ ‫ ااِ َّنا اللاا اها اوالْا َقااباِضا االْابا‬:‫الا‬
ُ ‫اسا‬ َ ُ َُ َ َ ‫تا؟افَا َقا‬ َ ‫لاَ ْاو َساعَّاْار‬
ُ ِ ٍ ِ ِ
ٍ ‫اداٍما ا اولاَما‬
‫الا ا{رواهااخلمسةاال ا‬ َ َ َ ‫نا ااَ َحا ٌدا اباَظْالا َماةا اظاَلَا ْماتُا َهااااا َّياهُا اِِفا‬ ِ
ْ ُ‫للااَ اعَاَّازَاو َجالَّا ا َاولاَ اياَطْالاُبا‬
‫النسائىاوصححهاالَتمذى}ا ا‬
Dari Anas ra. Ia berkata, pernah terjadi harga naik dimasa Rasulullah saw.
Kemudian orang-orang berkata, ya Rasulullah, alangkah baiknya kalau
sekiranya engkau menetapkan harga? Ia menjawab: sesungguhnya Allah-lah
Dzat yang mengekang, yang membeber, yang memberi rezki dan yang
menentukan harga, dan sesungguhnya aku berharap agar bertemu Allah azza
wa jalla, yang tidak ada seorang pun menuntut aku karena kezhaliman yang
kulakukan kepadanya, baik yang menyangkut darah maupun harta. (QS.
Imam yang lima kecuali Nasa’i dan disahkan Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai