1.Hakikat Agama 2.Komponen Dalam Beragama 3.Nilai Agama Dalam Kehidupan Profesi Keperawatan dan Sosial Masyarakat HAKIKAT AGAMA # Definisi Agama. Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dan tanggung jawab kepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia, masyarakat serta alam sekitarnya (Buku Dasar Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Prof. Zakiah Daradjat, Dr. Miftah Farid, dkk) # Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang mengandung ketentuan: 1. Aqidah/Keimanan 2. Syariah/ Ibadah dan Muamalah 3. Akhlaq/Karakter HAKIKAT AGAMA # Hakikat agama Islam adalah agama yang dengan bangga kita menisbatkan diri kepadanya, berdakwah kepadanya, dan berkumpul karenanya, sebagaimana firman Allah SWT: 1. َّسَلم ِ ْ ّللا ْ اْل َِّ َّالدينَّ ِع ْند ِ َِّإن “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam”. [QS. Ali Imran/3 : 19] ِ خر َِّة ِمنَّ ْالخا 2. َّس ِرين ِ ن ي ْقبلَّ ِم ْنهَّ وهو فَِّي ْاْل َّْ م ِدي ًنا فل ِ ْ َّغ غ ْير ْ اْل َِّ سَل َّْ وم َِّ ن ي ْبت “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang- orang yang rugi”. [QS. Ali Imran/3 : 85] HAKIKAT AGAMA # Islam adalah agama Allah, agama yang haq, agama yang diterima dan agama penutup karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada Nabi lagi sesudahku” # Islam memiliki dua pengertian, yakni: 1. Makna Khusus adalah apabila Islam digunakan secara mutlak yakni agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam 2. Makna Umum, yaitu agama semua nabi yang mengajarkan tauhid, tunduk patuh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman Allah َّمين ْ يك لهَّ وبِذلِكَّ أ ِم ْرتَّ وأنا أولَّ ْالم ِ ِسل ِ لِل ربَِّ ْالعال َّ مينَّ لَّ ش ِر ْ ل إِنَّ صَلتِي ونسكِي وم َِّ ِ حيايَّ ومماتِي َّْ ق Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”[Al An’am/6 : 162-163]." KOMPONEN DALAM BERAGAMA 1. Aqidah/Keimanan yakni sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktifitas muslim. Seorang manusia disebut muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem Islam maka aqidah merupakan ikatan dan simpul dasar dalam Islam yang pertama dan utama. Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang disebut Rukun Iman (QS. 4:136). Maka setiap jiwa muslim semestinya meyakini (1) Islam agama terakhir yang mengandung syariat yang sempurna, (2) satu-satunya agama yang benar di sisi Allah, (3) agama universal dan berlaku bagi semua manusia 2. Syari’ah, berisi peraturan dan perundang-undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan manusia. Syariat merupakan sistem nilai yang menjadi inti ajaran Islam dan meliputi 2 bidang yakni ibadah (mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Alloh, QS. 51:56) dan muamalah (mengatur hubungan manusia dengan sesama makhluk, QS. 5:2). Sistem muamalah menjadi bukti bahwa Islam tidak meninggalkan urusan dunia tetapi tidak pula melakukan pemisahan terhadap urusan dunia dan akhirat KOMPONEN DALAM BERAGAMA 3. Akhlak, merupakan sistematika Islam yang merupakan buah dari pohon keimanan. Akarnya aqidah, sedangkan batang dahan cabang ranting daunnya adalah syari’ah, dan bauahnya adalah akhlak. Akhlak berisi ajaran tentang perilaku yang sesuai dan dikehendaki Alloh dari manusia. # Akhlak dan syari’ah pada dasarnya membahas perilaku manusia dan berbeda objeknya. Akhlak ditinjau dari segi nilai/etika yakni perbuatan baik dan buruk, sedangkan syari’ah ditinjau dari segi hukumnya wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Akhlak dibagi 2 : 1. Akhlakul Mahmudah-Munjiyat (Baik dan Menyelamatkan) 2. Akhlakul Madzmumah-Muhlikat (Buruk dan Menghancurkan) KOMPONEN DALAM BERAGAMA # Keterkaitan ketiganya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan diibaratkan sebagaimana sebuah pohon. Aqidah sebagai akar merupakan elemen dasar keyakinan yang menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Syari’ah sebagai batang merupakan sistem nilai yang menggambarkan fungsi agama. Akhlak sebagai buah merupakan sistem etika yang menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama # Ketiga komponen beragama tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang muslim dimana muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorong untuk melaksanakan syariah baik ibadah maupun muamalah dengan hanya kepada Alloh dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari berbentuk akhlak Islami PERINTAH DAN LARANGAN DALAM BERAGAMA # Al-Qur’an mengandung perintah dan larangan untuk keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat. # Salah satunya Surat An-Nahl ayat 90, yang artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” # Tiga Perintah Dalam Al-Qur’an berdasar QS. An-Nahl ayat 90, yakni: 1. Berlaku Adil, diartikan dengan proporsional yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya 2. Berbuat Ihsan, memiliki arti mengoptimalkan kebaikan yang kita lakukan 3. Memperbanyak kekerabatan, seperti pertemanan, kawan, dan sebagainya PERINTAH DAN LARANGAN DALAM BERAGAMA 1. Adil, Islam menghendaki adanya keseimbangan dan keadilan pada semua bidang kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, pemerintahan dsb, sehingga adil menjadi Spirit of Life (Ruh Dalam Kehidupan) 2. Berbuat Ihsan. Orang yang bersikap ihsan, seolah-olah ia sedang berhadapan dengan Dzat yang Maha Pencipta. Berbuat Ihsan karena yakin Allah menilai manusia karena perbuatan dan imannya bukan karena banyaknya, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mulk [67] ayat 2: "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” Konsep ihsan bila dikaitkan dalam dunia keperawatan, maka perawat yang menerapkannya adalah perawat yang melakukan perawatan pasien dengan seoptimal mungkin mulai dari perencanaan, mempersiapkan alat dan bahan, melaksanakan dengan sungguh-sungguh, dan evaluasi perbaikan. PERINTAH DAN LARANGAN DALAM BERAGAMA 3. Memperbanyak kekerabatan seperti pertemanan, kawan, sahabat, dsb dengan cara menyambungkan tali silaturahim, membudayakan salam, dan melaksanakan huququl muslim (hak-hak sesama Muslim) # Huququl muslim secara umum seperti menjawab salam apabila diberi salam, menghadiri undangan apabila ada yang mengundang, memberinasehat apabila yang meminta nasehat, menjenguk apabila ada saudara/kerabat yang sakit, mendoakan orang yang bersin apabila ia mengucapkan hamdalah, dan mengantarkan jenazah apabila yang meninggal dunia. # Kalau secara khusus bagi perawat maka pelaksanaan huququl muslim juga hampir sama bahkan bisa menjadi washilah cepat sembuhnya pasien. PERINTAH DAN LARANGAN DALAM BERAGAMA # Tiga larangan dalam surat an-Nahl ini adalah: 1. Fakhsya adalah perbuatan yang menjijikan, seperti LGBT, Zina, dsb 2. Munkar adalah sesuatu yang merugikan seperti judi, khamar atau minum-minuman keras, narkoba, berdusta, khianat, korupsi dan sebagainya 3. Al-Baghyu adalah kezaliman, berarti permusuhan terhadap umat manusia, seperti dalam sebuah hadits, “Tidak ada dosa yang paling layak untuk disegerakan Allah siksanya di dunia di samping siksa yang disiapkan untuk pelakunya di akhirat, selain al-baghyu (sikap permusuhan) dan pemutusan silaturahim”. NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT Agama Islam mengajarkan tiga hal nilai-nilai profesi sebagai perawat: 1. Perawat harus istikharah, sholat istikharah bukan hanya minta petunjuk untuk mendapatkan jodoh saja tetapi dalam hal menangani pasien itu juga harus minta petunjuk pada Allah 2. Perawat harus istiqomah, dunia profesi menuntut selalu konsisten, sehingga ketika banyak persoalan hidup di luar pekerjaan sebagai perawat maka tidak menjadi halangan untuk berubah-ubah pelayanan terhadap pasien 3. Perawat harus istighfar, istighfar bukan selalu minta maaf saja, istighfar sebagai perawat harus selalu belajar dari kesalahan saat menangani pasien NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT # Dunia profesi keperawatan merupakan kegiatan yang banyak menggunakan komunikasi dan tatap muka antar manusia. Objek dan subjek yang berkomunikasi bisa saja memiliki perbedaan –perbedaan yang mendasar seperti ras, budaya, agama, dan lain-lain. # Alquran juga menekankan bahwa umat Islam harus mengikuti Nabi sebagai model atau teladan: "Dan sesungguhnya di dalam utusan Allah kamu memiliki contoh yang baik untuk dia yang bertakwa kepada Allah dan hari akhir dan mengingat Allah " (QS. 33: 31), maka Rasulullah adalah contoh terbaik memperlakukan manusia baik terhadap musuh ataupun orang yang berbeda agamanya # Islam adalah sistem kepercayaan yang penuh perhatian dan menyeluruh. Belas kasih dan berbuat baik sesama manusia tidak melarang perawat Muslim dan profesional perawatan kesehatan lainnya dari merawat pasien Muslim dan non-Muslim NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT # Tidak ada perintah larangan dalam penyediaan perawatan untuk pasien Muslim maupun non-Muslim. Dibawah ideologi dan praktik Islam, perawat tidak melihat dan membeda-bedakan pada keyakinan pasien, kelompok etnis, status sosial, atau kekayaannya. Perawat tetap peduli dan memperlakukan sama antara pasien non- Muslim dengan Muslim # Aspek iman yang diterapkan dalam keperawatan memiliki dampak positif pada pasien, perawat yang beriman bisa memberikan ketenangan pikiran, mendidik pasien untuk menjadi kuat dan tangguh dalam menghadapi masalah kehidupan, dan memungkinkan pasien untuk bersikap rasional # Dalam aspek ibadah, pasien diberi motivasi untuk melakukan praktik ibadah secara konsisten walaupun berat serta darurat dan semangat melanjutkan hidup tanpa berputus asa dari kasih sayang Allah # Dalam aspek akhlak, pasien juga termotivasi untuk mereformasi karakter mereka menjadi lebih baik dengan melihat karakter baik yang ditunjukkan oleh para perawat NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT # Perawat juga dapat menunjukkan rasa hormat dan tidak menilai pasien yang memiliki pandangan agama yang berbeda dengan memaksakan pemikiran apalagi keyakinannya. Tetap menghargai keyakinan agama yang berbeda-beda dari pasiennya # Perawat secara alami cenderung mencari solusi, memiliki sikap yang lebih reflektif, memperhatikan ketidakberdayaan, kesedihan, dan kekecewaan pasien (empati) # Ada hal-hal yang dapat dikomunikasikan pada saat pasien sedang dirawat, dimana perawat lebih banyak mendengarkan apa yang benar-benar penting bagi pasien daripada banyak bicara terhadap pasien tentang hal-hal yang belum tentu penting bagi seorang pasien # Semua di atas adalah wujud pahamnya para perawat terhadap Islam akan tidak adanya pemaksaan dalam agama dan bersikap toleransi terhadap keyakinan, pemikiran, dan pendapat serta keinginan yang berbeda dari pasien NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT # Perawat yang religius juga menunjukkan belas kasih dan cinta kepada pasien sehingga mereka tidak merasa sendirian di masa rentan dalam hidup mereka. # Kebebasan beragama menjadikan perawat menjangkau dengan tangan terbuka, dengan hati yang hangat dan jiwa yang pengertian, membuat komitmen untuk berbagi penderitaan dan memberikan semangat pada pasien # Perawat menawarkan kenyamanan, persahabatan dan hiburan, membawa rasa keutuhan dan koneksi yang baik sehingga bisa yang memperbaiki psikologis pasien dan menjadi jalan kesembuhan NILAI AGAMA DALAM PROFESI PERAWAT # Mengambil tradisi Al-Qur’an dan Kenabian sebagai pedoman utama, para tabib tradisional Muslim seringkali melihat penyakit sebagai kesempatan untuk melayani, membersihkan, memurnikan dan menyeimbangkan fisik, emosional, mental dan spiritual mereka untuk lebih dekat kepada Allah SWT # Ketika dokter dan perawat merawat tubuh pasien yang terluka secara fisik dan batin yang terluka oleh dosa dan masalah mental serta emosional; perawat para profesional jadi tahu bagaimana menerapkan obat-obatan dengan baik dan menerapkan media sains yang kuat sehingga setiap persoalan pasien dapat diselesaikan dan pasien segera dipulihkan dengan bantuan mental spiritualnya