Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

Annisa Husnul Haq. My 2005112567

Aulia Merlin Bestari 2005110448

Shalsabilia 2005110447

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Tri Umari, M.Si

Munawir, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS RIAU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tidak hentinya kami haturkan kepada Allah
azza wa jalla. Yang mana karena rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan
makalah Bimbingan Konseling ini tepat pada waktunya. Serta tidak lupa juga
shalawat beserta salam kepada manusia paling mulia yang pernah ada, yaitu Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bimbingan Konseling dan menjadi wawasan kepada setiap individu
yang membacanya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Tri Umari, M.Si dan
Bapak Munawir, M.Pd selaku Dosen pengampu Mata kuliah Bimbingan
Konseling yang membimbing dan memberikan ilmu serta wawasan kepada kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang benilai positif akan sangat
membantu dalam proses penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,11 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Tiga Bidang Utama dalam Proses Penyelenggaraan


Pendidikan Formal di Sekolah ................................................................. 3
B. Keunikan dan Perbedaan antara Guru dan Konselor ............................... 4
C. Isu yang Pernah Terjadi dalam Bimbingan dan Konseling ...................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8

A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
B. Saran ......................................................................................................... 8

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan di Indonesia, diselenggarakan melalui 3 jalur, yaitu


jalur pendidikan formal, non-formal dan informal. Pendidikan formal merupakan
jalur pendidikan yang terstrukutur dan berjenjang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dalam jalur pendidikan formal,
bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha yang dilaksanakan secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuan
pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 tahun 2003).

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompenen dari


pendidikan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan suatu
kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya
dan siswa pada khususnya disekolah dalam rangka meningkatkan mutunya.
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari program pendidikan itu dan
karena sebagian besar dari tumpukan masalah yang yang dihadapi oleh peserta
didik justru bersumber dari keanekaragaman tuntutan belajar disekolah.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan dan konseling ini meliputi


layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Khususnya
pada jalur pendidikan formal memfasilitasi layanan bimbingan dan konseling
yang diampu oeleh konselor sebagai pendidik yang tidak menggunakan materi
pembelajaran untuk konteks layanan dan juga mewadahi layanan guru sebagai
pendidik yang menggunakan materi untuk konteks layanannya.

Hal ini berarti bahwa konselor dan guru sama-sama mempunyai keunikan.
Keunikan konselor terdapat pada konteks layanan yang tidak menggunakan materi
pembelajaran, sedangkan guru menggunakannya. Adanya perbedaan antara
konselor dan guru adalah penting, namun bukan berarti konselor dan guru akan
dipisahkan dalam pelaksanaan tugasnya. Baik bimbingan dan konseling maupun
pembelajaran merupakan bagian integral dari pendidikan. Antara keduanya harus
ada kolabosasi karena konselor dan guru sama-sama bertanggungjawab sebagai
seorang pendidik.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tiga bidang utama dalam proses penyelenggaraan Pendidikan
formal di sekolah !
2. Bagaimana keunikan dan keterkaitan antara tugas guru dan konselor ?
3. Berikan contoh isu mengenai kedudukan bimbingan konseling di
sekolah yang nyata?

C. Tujuan
1. Mengetahui tiga bidang utama dalam proses penyelenggaraan
Pendidikan formal di sekolah.
2. Mengetahui keunikan dan keterkaitan antara tugas guru dan konselor.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan agar kelak menjadi guru yang
dapat memberikan dampak yang baik kepada murid.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tiga Bidang Utama Dalam Proses Penyelenggaraan Pendidikan Formal

di Sekolah

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam


keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah, guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk
memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah.
Bimbingan konseling sendiri adalah salah satu unsur yang sangat penting,
yang merupakan salah satu unsur yang harus tersedia di dalam sebuah lembaga
pendidikan, yakni sekolah. Dalam kenyataannya memang Bimbingan Konseling
yang diharapkan diimplikasikan dengan baik di sekolah-sekolah tidak berjalan
seperti yang diharapkan.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa, baik sebagai pribadi
maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan
siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat, berkompetensi, mandiri, dan
mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Inti dari tujuan
pendidikan itu sendiri adalah perkembangan yang terjadi pada kepribadian peserta
didik baik secara akademik maupun kehidupan sosialnya secara optimal serta
perkembangan peserta didik sebagai seorang individu. Sehingga implikasi
peranan Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah itu sendiri adalah untuk
membantu berhasilnya program pendidikan pada umumnya, membantu
keberlangsungan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah.
Oleh karena itu adanya Bimbingan Konseling di sekolah-sekolah sangat
penting untuk peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Indonesia. Selain itu
untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya dengan
interaksi dan transfer ilmu dari guru pada siswa, materi-materi pelajaran, teori-
teori, dan berbagai aspek kognitif lainnya. Mewujudkan pendidikan yang bermutu
juga dibutuhkan serta harus didukung oleh profesionalitas para tenaga pendidik,
tenaga administratif juga termasuk di dalamnya tenaga-tenaga bantu lain yang
mendukung terlaksananya penyelenggaraan pendidikan. Serta sebagai tambahan
yang tentunya juga sangat penting pula dalam elemen pendidikan yaitu, sistem
manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik
untuk menolong dirinya sendiri dalam memilih dan megambil keputusan untuk
pencapaian cita-cita dan harapan yang dimilikinya.
Dalam hal ini juga dapat dijelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga bidang
utama yang menunjang proses pelaksanaan pendidikan formal disekolah, yaitu :
1. Bidang Administrasi dan Supervisi
Bidang ini merupakan kimpulan beberapa fungsi berkenaan tentang
tanggungjawab dan kebijaksanaan.

2. Bidang Pengajaran
Bidang ini bertanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan
untuk memberikan bekal, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
pesertadidik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan pendidikan
dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajar.

3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling).


Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada
peserta didik dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal melalui
interaksi yang sehat dengan lingkungannya.

Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan


agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk
memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses
perkembangannya.

B. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor

Guru dan konselor adalah pendidik yang pada hakikatnya bekerja secara
bersama-sama dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasiosnal yang telah
dituangkan kedalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dalam
rangka pencaparan tujuan tersebut guru dan konselor harus menjalankan konteks
tugas mereka masing-masing secara professional. Hal ini dikuatkan pada Penataan
Pendidikan Profesi Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur
Pendidikan Formal (2008:190) yang menyatakan bahwa tugas-tugas pendidik
untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya
merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan
tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru dan konselor bekerja pada satu
lembaga yang sama yartu lembaga formal dan yang menjadi objek sasaran juga
sama yaitu peserta didik, maka tentu ada beberapa keterkaitan dalam pelaksanaan
tugas konselor dan guru. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat guru dan
konselor sama-sama bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan perkembangan yang optimal.
Sementara itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan
khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.
Guru mata pelajaran memiliki konteks tugas melaksanakan pembelajaran yang
mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru-murid, sedangkan
konselor memiliki konteks tugas memberikan pelayanan yang memandirikan
dengan skenano konseli-konselor.
Dalam hubungan fungsional kemitraan (kolaboratif) antara guru
bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran, antara lain dapat dilakukan
melalui kegiatan rujukan. Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang
dihadapi guru mata pelajaran pada saat pembelajaran dirujuk kepada guru
bambingan dan konseling untuk penanganannya. Demikian pula masalah yang
ditangani guru bimbingan dan konseling dirujuk kepada guru mata pelajaran
untuk menindaklanjutinya apabila Itu terkait dengan proses pembelajaran mata
pelajaran.
Jadi selengkapnya, keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh
guru dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:

No Dimensi Guru Konselor


Khususnya Sistem Khususnya Sistem
1. Wilayah Gerak Pendidikan Formal
Pendidikan Formal
Pencapaian Tujuan Pencapaian Tujuan
2. Tujuan Umum Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional

Pembelajaran yang Pelayanan yang


mendidik melalui mata memandirikan dengan
Konteks Tugas
pelajaran dengan skenario skenario konseling-
guru-murid konselor
Pengembangan Pengembangan potensi diri
3.
a. Fokus kemampuan penguasaan bidang pribadi, sosial,
Kegiatan bidang studi dan masalah- belajar, karier, dan
masalahnya. masalah-masalahnya.
b. Hubungan
Alih tangan (referal) Alih tangan (referal)
Kerja
Target Intervensi
4.
a. Individual Minim Utama
b. Kelompok Pilihan Strategis Pilihan Strategis
c. Klasikal Utama Minim
Ekspektasi Kinerja
Pencapaian Standar Kemandirian dalam
Kompetensi Lulusan kehidupan
a. Ukuran
Lebih Bersifat Kuantitaif Lebih bersifat kualitatif
Keberhasilan
yang unsur-unsurnya
saling terkait.
Pemanfaatan Instructional Pengenalan diri dan
Effects & Nurturant lingkungan oleh konseling
Effects melalui dalam rangka pengentasan
pembelajaran yang masalah pribadi, sosial,
b. Pendekatan
mendidik belajar dan karier.
Umum
Skenario tindakan
merupakan hasil transaksi
5.
yang merupakan
keputusan konseling.
Kebutuhan belajar Kebutuhan pengembangan
c. Perencanaan ditetapkan terlebih dahulu diri ditetapkan dalam
Tindak untuk ditawarkan kepada proses transaksional oleh
Intervensi peserta didik. konseli, difasilitasi oleh
konselor.
Penyesuaian proses Penyesuaian proses
berdasarkan respons berdasarkan respons
d. Pelaksanaan
ideosinkretik peserta ideosinkretik konseli
Tindak
didik yang lebih dalam transaksi makna
Intervensi
terstruktur yang lebih lentur dan
terbuka.
C. Isu yang Pernah Terjadi dalam Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama


sekali dari pendidikan
Isu : Ada dua pendapat ekstrem berhubungan dengan pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
Pertama, pendapat ini mengatakan bahwa bimbingan dan konseling sama
saja dengan pendidikan. Jadi, dengan sendirinya sudah termasuk kedalam usaha
sekolah yang menyelenggarakan bimbingan dan konseling secara mantap dan
mandiri. Pendapat ini cenderung menganggap bahwa pelayanan khusus
bimbingan dan konseling tidak perlu disekolah.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga yang benar-
benar ahli dengan perlengkapan (alat, tempat, dan sarana) yang benar-benar
memenuhi syarat. Pelayanan bimbingan dan konseling harus secara nyata
dibedakan dan praktek pendidikan sehari-hari.
Tanggapan : Berdasarkan tiga bidang utama yang menunjang proses
pelaksanaan pendidikan formal disekolah itu salah satunya ialah bidang
Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling).
Memang bimbingan dan konseling di sekolah secara umum termasuk ke
dalam ruang lingkup upaya pendidikan di sekolah, namun tidak berarti dengan
penyelenggaraan pengajaran yang baik saja seluruh misi sekolah akan dapat
dicapai dengan penuh, maka dalam hal ini bimbingan dan konseling dapat
memainkan peranan yang amat berarti dalam melayani kepentingan siswa,
khususnya yang belum terpenuhi secara baik. Dalam hal ini peranan bimbingan
dan konseling ialah menunjang seluruh usaha sekolah demi keberhasilan anak
didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah pelayanan yang mewah,
sebagai calon konselor untuk menjadi konselor yang baik, seseorang perlu
menguasai keterampilan-keterampilan dasar, baik keterampilan pribadi dalam
memberikan konseling perseorangan, konseling kelompok, kemampuan
berkomunikasi dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bimbingan konseling memang memiliki peran dan
kedudukan yang penting bagi peserta didik. Peran bimbingan dan konseling itu
sangat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Karena bimbingan dan
konseling ini bisa membantu mencari solusi atas masalah yang terjadi didunia
pendidikan. Seperti yang telah diketahui bahwa dalam kegiatan pendidikan di
bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai bagian integral dari keseluruhan
kegiatan pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa pola
oprasionalnya apalagi dalam situasi sekarang ini dimana fungsi sekolah atau
lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali para siswa yang setumpuk
ilmu pengetahuan saja tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk
memenuhi tuntunan perubahan serta kemajuan yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu, tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik
secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus
dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra
kerja. Selain itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus
dalam mendukung realisasi dan dan pencapaian kompetensi peserta didik.

B. Saran
Diharapkan kepada konselor dan guru agar lebih memahami konteks
tugasnya sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Kurang mau
lebihnya suatu peraturan yang ditetapkan pemerintah harus mejadi bahan refleksi
bagi konselor dan guru dalam memaknai konteks tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi, 2002. Pengantar Pelaksanaan Program


Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Penataan Pendidikan Profesional
Konselor dan Layanan Bimbingan dan konseling dalam Jalur Pendidikan
Formal. Jakarta: Dirjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai