DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Shalsabilia 2005110447
DOSEN PENGAMPU :
Munawir, M.Pd
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tidak hentinya kami haturkan kepada Allah
azza wa jalla. Yang mana karena rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan
makalah Bimbingan Konseling ini tepat pada waktunya. Serta tidak lupa juga
shalawat beserta salam kepada manusia paling mulia yang pernah ada, yaitu Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bimbingan Konseling dan menjadi wawasan kepada setiap individu
yang membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Tri Umari, M.Si dan
Bapak Munawir, M.Pd selaku Dosen pengampu Mata kuliah Bimbingan
Konseling yang membimbing dan memberikan ilmu serta wawasan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang benilai positif akan sangat
membantu dalam proses penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini berarti bahwa konselor dan guru sama-sama mempunyai keunikan.
Keunikan konselor terdapat pada konteks layanan yang tidak menggunakan materi
pembelajaran, sedangkan guru menggunakannya. Adanya perbedaan antara
konselor dan guru adalah penting, namun bukan berarti konselor dan guru akan
dipisahkan dalam pelaksanaan tugasnya. Baik bimbingan dan konseling maupun
pembelajaran merupakan bagian integral dari pendidikan. Antara keduanya harus
ada kolabosasi karena konselor dan guru sama-sama bertanggungjawab sebagai
seorang pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tiga bidang utama dalam proses penyelenggaraan Pendidikan
formal di sekolah !
2. Bagaimana keunikan dan keterkaitan antara tugas guru dan konselor ?
3. Berikan contoh isu mengenai kedudukan bimbingan konseling di
sekolah yang nyata?
C. Tujuan
1. Mengetahui tiga bidang utama dalam proses penyelenggaraan
Pendidikan formal di sekolah.
2. Mengetahui keunikan dan keterkaitan antara tugas guru dan konselor.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan agar kelak menjadi guru yang
dapat memberikan dampak yang baik kepada murid.
BAB II
PEMBAHASAN
di Sekolah
2. Bidang Pengajaran
Bidang ini bertanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan
untuk memberikan bekal, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
pesertadidik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan pendidikan
dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajar.
Guru dan konselor adalah pendidik yang pada hakikatnya bekerja secara
bersama-sama dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasiosnal yang telah
dituangkan kedalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dalam
rangka pencaparan tujuan tersebut guru dan konselor harus menjalankan konteks
tugas mereka masing-masing secara professional. Hal ini dikuatkan pada Penataan
Pendidikan Profesi Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Jalur
Pendidikan Formal (2008:190) yang menyatakan bahwa tugas-tugas pendidik
untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya
merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan
tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru dan konselor bekerja pada satu
lembaga yang sama yartu lembaga formal dan yang menjadi objek sasaran juga
sama yaitu peserta didik, maka tentu ada beberapa keterkaitan dalam pelaksanaan
tugas konselor dan guru. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat guru dan
konselor sama-sama bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan perkembangan yang optimal.
Sementara itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan
khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.
Guru mata pelajaran memiliki konteks tugas melaksanakan pembelajaran yang
mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru-murid, sedangkan
konselor memiliki konteks tugas memberikan pelayanan yang memandirikan
dengan skenano konseli-konselor.
Dalam hubungan fungsional kemitraan (kolaboratif) antara guru
bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran, antara lain dapat dilakukan
melalui kegiatan rujukan. Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang
dihadapi guru mata pelajaran pada saat pembelajaran dirujuk kepada guru
bambingan dan konseling untuk penanganannya. Demikian pula masalah yang
ditangani guru bimbingan dan konseling dirujuk kepada guru mata pelajaran
untuk menindaklanjutinya apabila Itu terkait dengan proses pembelajaran mata
pelajaran.
Jadi selengkapnya, keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh
guru dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dalam
tabel berikut ini:
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bimbingan konseling memang memiliki peran dan
kedudukan yang penting bagi peserta didik. Peran bimbingan dan konseling itu
sangat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Karena bimbingan dan
konseling ini bisa membantu mencari solusi atas masalah yang terjadi didunia
pendidikan. Seperti yang telah diketahui bahwa dalam kegiatan pendidikan di
bimbingan konseling yang berkedudukan sebagai bagian integral dari keseluruhan
kegiatan pendidikan di sekolah dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa pola
oprasionalnya apalagi dalam situasi sekarang ini dimana fungsi sekolah atau
lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali para siswa yang setumpuk
ilmu pengetahuan saja tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk
memenuhi tuntunan perubahan serta kemajuan yang terjadi di masyarakat.
Sementara itu, tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik
secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus
dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra
kerja. Selain itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus
dalam mendukung realisasi dan dan pencapaian kompetensi peserta didik.
B. Saran
Diharapkan kepada konselor dan guru agar lebih memahami konteks
tugasnya sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan. Kurang mau
lebihnya suatu peraturan yang ditetapkan pemerintah harus mejadi bahan refleksi
bagi konselor dan guru dalam memaknai konteks tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA