NIM : A1Q118062
Oleh karena itu sangatlah jelas bahwa dengan adanya bimbingan belajar
diperoleh manfaat yang banyak dan baik bagi diri siswa maupun bagi konselor di
sekolah. Untuk siswa adalah tersedianya suasana atau kondisi belajar yang nyaman
dan efektif, serta yang paling penting adalah dapat meningkatkan motivasi prestasi
siswa. Pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi
berprestasi siswa merupakan suatu program bimbingan yang didalamnya mencakup
pengumpulan dan melalui need assesment, perumusan tujuan, pengembangan
komponen kerja, rencana kerja, pelaksanaan, dan evaluasi dari kinerja konselor
beserta dukungan sistem lainnya dalam rangka meningkatkan prestasi siswa dalam
memotivasi berprestasi siswa di sekolah.
Suatu program layanan bimbingan belajar tidak mungkin terselenggara dan
tercapai bila tidak ada sistem manajemen yang berkualitas, dalam arti dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah. Pengembangan program bimbingan belajar dalam
meningkatkan motivasi berprestasi melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
C. Perencanaan
Perencanaan, meliputi penetapan tujuan, kegiatan layanan bimbingan belajar,
metode dan teknik, media dan alokasi waktu. Tujuan yang disusun merupakan tujuan
secara umum penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi
berprestasi siswa. Adapun kegiatan layanan dalam program yang disusun mencakup
pemberian materi-materi bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan sasaran
dalam program.
Adapun metode dan teknik yyang digunakan dalam pemberian materi
bimbingan belajar adalah bimbingan kelompok karena didasarkan pada permasalahan
kelompok dengan teknik diskusi, permainan, dan lain-lain. Sebagaian kecil dilakukan
melalui konseling perorangan didasarkan pada permasalahan yang sifatnya mandiri.
Sementara media yang digunakan disesuaikan dengan metode serta teknik yang
dimanfaatkan. Alokasi waktu yang ditentukan dengan metode seerta teknik yang
digunakan agar proses pencapaian optimal.
Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi motivasi berprestasi
siswa dapat dilakukan melalui bimbingan belajar yang terintegrasi dalam satuan
layanan yang memperhatikan hal-hal berikut :
Menetapkan materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau
permasalahan mengembangkan motivasi dalam mencapai suatu prestasi.
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai.
Menetapkan sasaran kegiatan layanan bimbingan.
Menetapkan bahan, sumber bahan, narasumber, serta orang yang terkait dan
perannnya dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
Menetapkan metode, teknik khusus, media dan alat yang diigunakan dalam
meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
Menetapkan rencana penilaian.
Mempertimbangkan keterkaitan antara layanan yang direncanakan dengan
kegiatan lain.
Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan layanan.
D. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan adalah proses yang meliputi pemberian layanan
bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Strategi yang
digunakan dalam pemberian layanan adalah bimbingan klasikal, bimbingan kelompok
dengan memanfaatkan teknik diskusi, role playing, dan teknik lainnya yang berkaitan
dengan kegiata kelompok. Materi layanan yang akan diberikan mencakup materi-
materi yang dapat membantu siswa memiliki pemahaman mengenai pentingnya
motivasi berprestasi sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi.
Pihak yang terlibat dalam proses pemberian layanan adalah konselor atau guru
pembimbing sebagai pihak yang diajak untuk meningkatkan motivasi berprestasi
siswa.
E. Evaluasi
Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa,
program diharapkan dapat tersusun secara terarah dan sistematis, sehingga program
dapat memfasilitasi siswa dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan
kematangan intelektual khusunya dalam meraih prestasi di sekolah.
Evaluasi program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi
siswa dilakukan berpedoman pada pelaksanaan evaluasi CIPP (context, input,
process, and product), dimana evaluasi dilaksanakan bersamaan pada saat analisis
kebutuhan dan perancangan desain program, pelaksanaan program dan akhir
pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk menentukan atas kualitas analisis
kebutuhan, pelaksanaan program dan output program, sehingga dapat ditentukan
langkah pengembangan program selanjutnya. Adapun segi-segi yang akan dievaluasi
secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Context (konteks program), evaluasi lebih menekankan pada keberhasilan tujuan
program. Evaluasi yang dilaksanakan meliputi relevansi program dengan
kebutuhan siswa serta struktur dan komponen program.
Input (masukan program), meliputi pengumpulan dan pengolahan analisis
kebutuhan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
Process (pelaksanaan program), meliputi aktivitas siswa pada setiap sesi layanan
fasilitas layanan yang digunakan, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
layanan, keterlaksanaan kegiatan bimbingan sesuai dengan program dan analisis
hambatan yang ditemukan.
Product (hasil program), yaitu perubahan cara pandang, sikap, dan kemampuan
siswa memiliki motivasi berprestasi setelah mendapatkan layanan.
F. Jenis-jenis Masalah Belajar
Sebelum kita mengetahui jenis-jenis masalah belajar yang cenderung dialami
disekolah, akan lebih baik terlebih dahulu kita tahu apa pengertian dari masalah
belajar. Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami siswa dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tersebut dapat berkaitan dengan
dirinya yaitu kelemahan-kelemahan yang dimilikinya maupun berkaitan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkannya. Masalah belajar ini tidak hanya dialami
siswa yang lambat dalam belajar, tetapi juga menimpa siswa yang pandai atau cerdas.
Kembali pada pengertian masalah belajar diatas serta kriteria keberhasilan
belajar siswa yang telah diuraikan mak, jenis-jenis masalah belajar di sekolah dasar
dapat dikelompokkan pada siswa yang mengalami :
Keterlambatan akademik, yaitu keadaan peserta didik yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat
akademik cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan
tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang
amat tinggi.
Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang memiliki bakat
akademik yang kurang memadai atau memerlukan pertimbangan untuk
mendapatkan pendidikan dan pengajaran khusus.
Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan peserta didik yang kurang
bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak malas.
Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi peserta didik yang
kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka
menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, tidak mau
bertanya terhadap hal-hal yang tidak diketahuinya atau pasif.
Sering tidak sekolah, yaitu peserta didik yang sering tidak hadir atau sakit dalam
jangka panjang sehingga kehilangan sebagaian besar kegiatan belajarnya.
Kriteria permasalahan yang dihadapi siswa diatas memerlukan bantuan dari
guru agar mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan terarah.
Kenyataannya bahwa tidak semua permasalahan yang dihadapi siswa dapat
diselesaikan di kelas dalam situasi belajar mengajar, melainkan memerlukan
pelayanan secara khusus oleh guru diluar situasi proses pembelajaran.
Dilihat dari masalah-masalah belajar diatas bahwa adanya faktor kognitif-
inteligentif bisa menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar. Ada anak yang
mempunyai struktur dan fungsi intelek sedemikian baiknya sehingga baginya sangat
mudah menangkap dan mempelajari sesuatu mata pelajaran. Anak dengan kondisi
seperti ini, dikatakan memiliki potensi yang baik, cemerlang yang memungkinkan ia
bisa memperlihatkan prestasi yang baik dan tinggi. Kondisi potensi yang baik tentu
bukan jaminan bagi anak tidak akan mengalami atau menghadapi masalah kesulitan
belajar. Keadaan sebaliknya, yakni keadaan dimana potensi anak pada dasarnya
memang kurang baik, tergolong misalnya berkemampuan dibawah rata-rata. Anak
dengan kondisi seperti ini selalu menghadapi kesulitan untuk bisa mengikuti
pelajaran dengan baik, sehingga prestasi tidak memuaskan. Waktu yang dibutuhkan
untuk belajar sebenarnya cukup, namun tetap mengalami kesulitan. Usaha untuk bisa
mengikuti dengan baik mungkin saja sudah dilakukan secara maksimal, namun
hasilnya kurang memuaskan.
Dalam menangani masalah tingkah laku pada anak beberapa hal perlu
diperhatikan yaitu :
Dasar beda perorangan (individual difference), yaitu dasar yang mengatakan
bahwa tidak ada anak yang sama, sekalipun antar saudara kandung. Profil
kepribadian yang berbeda-beda antara seorang anak dengan anak lain, meskipun
ada ciri-ciri umum kepribadian sesuai dengann tahapan perkembangannya,
menyebabkan adanya perbedaan dinamika perkembangan psikis-kepribadiannya
yang menimbulkan tingkah laku khusus (faktor psikogenik) dan karena itu perlu
dilakukan pendekatan yang berorientasi pada keadaan khusus anak. Menghadapi
seorang anak berumur 12 tahun berbeda dengan anak berumur 16 tahun, atau anak
laki satu-satunya, anak sulung, bungsu, tunggal, kondisi fisik-organis tertentu,
keadaan khusus perkembangan kognitifnya serta lingkungan hidupnya. Pendekatan
seperti ini menunjukkan bahwa sekali pun masalah tingkah lakunya sama
(misalnya mencuri atau adiksi obat-obatan) namun sumber dan dinamika
permasalahannya tidak sama dan karena itu penangannya harus pula berbeda.
Anak sebagai subjek. Anak sebagai pribadi harus diperlakukan sebgai subjek
yangs sedang dalam proses berkembang. Sebagai subjek anak mempunyai
perangkat kebutuhan (misalnya dari A.H. Maslow) yang tidak semata-mata
membutuhkan pertolongan untuk melangsungkan hidupnya, tetapi membutuhkan
perlakuan dan bantuan untuk merasakan dirinya sebagai pribadi sesuai harkat dan
martabat kemanusiaannya.
Orientasi pada kasih sayang (love oriented technique). Sikap serta perlakuan tegas
dan keras dalam dunia pendidikan dan dalam usaha mengubah tingkah laku anak,
memang benar acapkali diperlukan. Sama halnya dengan teknik pujian dan
hukuman untuk mengubah anak dan menumbuhkan pengertian baru. Namun dasar
kasih sayang harus diikutsertakan, agar hak anak untuk memperoleh perlakuan
sesuai dengan keadaannya diperhatikan.
G. KOMENTAR
BK Belajar Sangat relevan dengan perkembangan peserta didik, dimana peserta
didik Dirangsang psikologsnya guna memahami poensi belajar yang ada pada dirinya,
serta peserta didik dibimbing memecahkan masalah belajar. Selain itu, layanan Bk
Belajar dapat menuntun siswa baru memahami lingkungan belajarnya. Dengan kata
lain siswa baru tidak canggung dan diharapkan mampu beradaptasi dengan petensi
masing-masing guna menyongsong kualitas yang ada pada dirinya secara
komperhensif. Tentunya Bk Belajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan apabila
adanya stimulus yang tepat dari pengajar dan juga respon yang baik dari peserta
didik.