NIM : A1Q118062
Di samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari, ia juga diarahkan
pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang siswa belajar bahasa inggris umpamanya,
maka sebelumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk
keperluan studi ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks atau literatur
berbahasa inggris.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut Anderson
(1990) dalam psikologi belajar oleh Muhibbin Syah (2003) tidak penting, yang penting cara
mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Di samping itu,
kenyataan sehari-hari juga menunjukan bahwa tidak semua kecakapan yang kita peroleh
merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
Sebagai contoh, kebiasaan bersopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan orang
lain seperti guru dan orang-orang di sekitar kita tanpa disengaja dan disadari. Begitu juga
beberapa kecakapan tertentu yang kita peroleh dari pengalaman dan praktek sehari-hari, belum
tentu kita pelajari dengan sengaja. Dengan demikian, dapat kita pastikan bahwa perubahan
intensional tersebut bukan “harga mati” yang harus dibayar oleh anda dan siswa.
Selain itu,perubahan yang efektif dan fungsional bisanya bersifat dinamis dan mendorong
timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh, Sjika seorang siswa belajar
menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia
juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan
menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Sedangkan dalam buku psikologi belajar yang ditulis oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah
(2008), bahwa karakteristik perubahan hasil belajar adalah :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya
bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan
tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus
dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna agi kehidupan ataupun proses belajarberikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar
menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapanmenulisnya menjadi lebih baik
dan sempurna. Ia dapat menulis dengan kapur. Disamping itu dengan kecakapan menulis yang
telah dimilikinya ia dapatmemperoleh kecakapan-kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis
surat,menyalin catatan-catatan,mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
B. Ragam Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam – macam kegiatan yang memiliki corak yang
berbeda – beda antara yang satu dengan yang lain, baik dari aspek tujuan dan perubahan prilaku
yang diharapkan. Adapun kegiatan tersebut adalah :
1. Ragam Abstrak
Balajar abstrak artinya belajar dengan mengunakan cara – cara berpikir abstrak. Yaitu
mengunakan akal yang kuat disamping penguasaan prinsip, konsep dan generalisasi. Adapun
tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan permasalahan yang tidak nyat.
Misalnya belajar kimia, astronomi dan lain sebagainya.
2. Ragam Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan – gerkan motorik.
Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani tertentu. Dalam belajar
jasmani ini latihan intensif dan teratur sangant diperlukan. Contoh belajar jenis ini adalah musik,
menari, melukis dan sebagainya.
3. Ragam Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memecahkan masalah – masalah dan teknik –
teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan belajar sosial ini adalah : menguasai
pemahaman dan penguasaan dalam memecahkan masalah – masalah sosial seperti masalah
keluarga, masalah persahabatan masalah kelompok dan masalah – masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan.
4. Ragam Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar mengunakan metode – metode
ilmiyah atau berfik secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kemampuan dan kecakapan kongnitif untuk memecahkan masalah secara rasional,
lugas dan tuntas
5. Ragam Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan mengunakan kemampuan berpikir secara logis dan
sistematis. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan mengunakan prinsip –
prinsip dan konsep – konsep. Perbedaan belajar rasional dengan belajar pemecahan masalah
adalah belajar rasional tidak memberi tekana khusus pada penggunaan bidang studi eksakta.
Arinya bidang studi noneksakta pun memiliki efek yang sama dengan bidang studi eksakta
dalam belajar rasional.
6. Ragam Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan – kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaan – kebiasaan yang ada. Tujuan belajar kebiasaan adalah agar siswa memperolah sikap –
sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan
kebutuhan ruang dan waktu.
7. Ragam Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu obyek.
Tujuannya adalah agar siswa meperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam
hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai obyek tertentu misalnya apresiasi
sastra, apresiasi musik dan lain sebagainya.
8. Ragam Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam
terhadap obyek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh
atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya rumit
dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengunakan alat –alat
laboratorium dan penelitian lapangan.
C. KOMENTAR
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu seseorang
yang merupakan fariasi yang terjadi, baik aspek fisik maupun psiokologis. Seperti manusia
memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang diperoleh seseorang dari
lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat dimana ia bertempat tinggal.
Salah satu yang bisa merubah karakter seseorang ialah lingkungan dimana ia belajar. Proses
belajar itu sendiri apabila berjalan dengan baik, suatu saat akan memberi hasil yang disebut hasil
belajar. Hasil belajar itu sendiri tidak dapat tercapai jika dalam diri seseorang tidak terjadi proses
belajar. Proses pembelajaran formal, informal dan nonformal saling berkesinambungan dalam
membentuk diri siswa. Jika prosesnya baik, otomatis hasil belajarnya akan baik pula.