Download gratis di
http://zainurrahmans.wordpress.com
Harbulfijar (Ed)
Kata Pengantar
Pangkal dari minimnya pelaksanaan religiusitas tidak
lain adalah tidak adanya atau minimnya pengetahuan yang
fundamental mengenai keterlibatan dan eksistensi Tuhan dalam
keseharian kita. Kebanyakan kita mungkin saja tahu,
percaya dan mengakui bahwa Tuhan senantiasa terlibat dan
eksis dalam kehidupan kita, namun banyak dari kita yang
“mengabaikan” makna kepercayaan dan pengakuan itu. Hal
tersebut membuat kita menjadi orang-orang yang beragama
tetapi tidak berTuhan. Dapat kita lihat secara jelas mental
spiritual remaja putra dan putri Indonesia sebagian besar
telah termakan gaya hidup yang menuntut kepraktisan; yang
telah membuat banyak yang sudah malas menalari tujuan
dari kehidupan beragama mereka; yakni kehidupan
berTuhan. Jangan ditanya agama mereka, karena mereka
dengan sigap akan menjawab, secepat mungkin tanpa piker
panjang.
Pendahuluan
Suatu kesempatan Nietzsce pernah mengungkapkan
suatu ungkapan “Tuhan telah mati, kita telah membunuhNya”
(Hardiman, 2003:1).
1
Yang dimaksud dengan “membunuh tuhan” disini adalah membunuh citra-cutra
Tuhan. Ini pertama kali dilontarkan oleh Friedrich Nietzsche dalam karyanya
“Manusia Super”. Buku ini menggambarkan bahwa manusia “tidak
membutuhkan” tuhan dalam kehidupan, karena manusia bisa menjadi sempurna.
2
Perlu kita bedakan antara Beragama dan Bertuhan. Beragama itu adalah simbol
sosial, namun Bertuhan itu merupakan hakikat manusia yang sebenarnya.
5
Salah satu teologi yang saya rumuskan dalam buku ini adalah bahwa jika kita
berbincang dengan seseorang, maka tidak ada persamaannya dengan berbincang
dengan orang lain, begitu juga dengan berbincang dengan Tuhan, tak ada yang
menyamai.
6
Dari segi ini, sebenarnya sedari dulu ibadah kepada Tuhan sudah dilakukan oleh
manusia. Apa yang dilakukan oleh kita saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan apa yang mereka lakukan (lihat Armstrong, 2004)
7
Berdasarkan filsafat Heidegger dalam Sein und Zeit-nya.
8
Berdasarkan filsafat alam Biogenesis.
9
Bandingkan dengan pernyataan sebelumnya bahwa Tuhan Ada dan Diadakan.
10
Ini merupakan salah satu filsafat fenomenologi Husserl (guru Heidegger)
bahwa segala sesuatu mengalami penafsiran, membuatnya terdistorsi dan tidak
sejati.
Trinitas
Trinitas (trinity) merupakan konsep ketuhanan
dalam agama Kristen yang mengakui bahwa Allah adalah
Tuhan mutlak, Roh Kudus sebagai kesucian tertinggi dan
Yesus sebagai anak Tuhan, atau sering disebut juga Tuhan
Anak.
11
Pemikiran ini pertama kali disematkan oleh Athanasius yang berkata bahwa
jika Yesus bukan merupakan Anak Tuhan, maka Dia tidak mungkin bisa menjadi
Juru Selamat.
12
Bersifat atau memiliki sifat Tuhan
13
Tidak akan ada manusia yang bisa menyamai pengorbanan Yesus yang sangat
besar dan tak terkira itu, karena Yesus melakukannya sebagai Tuhan dan bukan
manusia.
14
Penjelasan tiga teolog Turki ini sebenarnya meruntuhkan ideologi Athanasius
sendiri; secara tidak langsung mereka menyampaikan bahwa Yesus adalah bukti
keberadaan Tuhan, dan artinya Yesus bukan Tuhan.
15
Agak berbeda dengan Kierkegaard yang merumuskan tingkat manusia dari
estetis, etis ke relijius. Artinya Kierkegaard menempatkan pemikiran metafisis
sebagai tingkat berpikir tertinggi.
Trimurti
Trimurti adalah konsep ketuhanan yang dianut oleh
kaum Hindu. Berdasarkan arti katanya, Trimurti berarti
“memiliki tiga bentuk”. Trimurti adalah penggambaran tiga
dewa yang diyakini sebagai pencipta, penguasa, penjaga dan
penghancur semesta. Ketiga dewa ini adalah Brahma, Siwa
dan Wisnu.
Demikian puisinya:
TRIMURTI
By: John Stuart Blackie (1809-1895)
Trimurti, Trimurti,
Despise not the name;
Think and know
Before thou blame!
Look upon the face of Nature
In the flush of June;
BRAHMA is the great Creator,
Life is Brahma’s boon.
Dost thou hear the zephyr blowing?
That is Brahma’s breath,
16
Sebenarnya seluruh utusan Tuhan sejak Adam hingga Muhammad hanya
membawa satu risalah inti, yaitu pengesaan Tuhan.
17
Ummat Yahudi dan Nasrani merubah ayat-ayat Tuhan yang disampaikan lewat
Moses dan Yesus setelah mereka memahaminya, demikian diceritakan dalam
Alqur’an.
18
Ini merupakan bukti kegagalan agama terdahulu dalam membina ummat
manusia, sehingga wajar jika manusia membutuhkan nabi baru, yaitu Muhammad
sendiri.
Musa, Isa dan nabi yang lain; bahwa dia adalah utusan ilahi
(Armstrong, 2004:194).
MIRACLES
By: Conrad Aiken (1889-1973)
Music I Heard
By: Conrad Potter Aiken (1889-1973)
Music I heard with you was more than music,
And bread I broke with you was more than bread;
Now that I am without you, all is desolate;
All that was once so beautiful is dead.
DAFTAR PUSTAKA:
Abidin, Zainal. 2006. Filsafat Manusia. Rosda. Bandung
PENULIS