Anda di halaman 1dari 49

TUGAS PRE

TUTORIAL 2KELOMPOK 7
RISNA BEKTY KARYANI 21601101043
SITI NORAZIZAH 21601101044
INNA KUSUMA PRATIWI 21601101045
DYAH AYU RIS PUTRI 21601101046
AHMAD ZAKI AZZAM 21601101047
FAIZAH DWI QURROTUL A 21601101048
MOH YAHYA AL HILAL 21601101049
ALISA QOTRUNNADA KIROM 21601101050
MIRA SEPTIANA KUSHANDIKA P 21601101051
NUR KAMILAH 21601101052
INFEKSI NIFAS
INFEKSI NIFAS: Infeksi bakteri pada traktus genetalia yang terjadi
setelah melahirkan.

Nama Subjektif Objektif Assessment Planning


Penyakit

Vaginitis (4A) Keluhan: Bau Pemeriksaan Fisik: Diagnosa Klinis: • KRS


- Iritasi, eritema, atau edema - Bau • Non Farmakologis:
Gejala Klinis: pada vulva dan vagina - Gatal - Menjaga kebersihan diri, terutama area vagina.
- Bau - Serviks eritematous - Keputihan - Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan
- Gatal - Uji whiff + vagina karena akan membunuh flora normal dan
- Keputihan Pemeriksaan Penunjang: merubah kondisi pH vagina.
- Dispareunia - Pemeriksaan pH cairan DDx: • Farmakologis:
- Disuria vagina - Vaginosis - Vaginosis bakterialis:
- Uji whiff: + Jika Bakterialis a. Metronidazole 500 mg peroral 2 dd 1, selama 7
• Bakterial: Duh vagina tipis, mengeluarkan bau amis - Vaginosis hari
homogen, putih keabu-abuan, atau anyir Trikomoniasis b. Krim klindamisin 2% pervagina 1 dd 1, selama
lengket, seringkali bertambah - Vulvoganitis 7 hari
banyak Kandida - Vaginosis Trikomonas: Metronidazole 2 gr
• Trikomonas: Kuning-hijau, peroral, dosis tunggal
berbuih, lengket, tambah - Vulvovaginitis kandida: Flukonazole 150 mg
banyak peroral, dosis tunggal.
• Kandida: Putih keju, kadang-
kadang tambah banyak
Nama Subjektif Objektif Assessment Planning
Penyakit

Metritis - Demam >38 ֯ C Pemeriksaan Fisik: Diagnosis Klinis: • MRS apabila ada tanda sepsis
- Nyeri perut - Lokia berbau dan purulen - Demam >38 ֯ C • Antibiotik sampai 48 jam bebas demam:
bawah - Subinvolusi uterus - Nyeri perut bawah - Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam
- Perdarahan - Nyeri goyang portio - Nyeri tekan uterus - Ditambah Gentamisin 5 mg/ KgBB IV
pervaginam - Nyeri tekan uterus - Perdarahan tiap 24 jam
pervaginam - Ditambah Metronidazole 500 mg IV tiap
1. Endometritis akut: - Nyeri goyang portio 8 jam
endometritis hiperemi dan • Jika diduga ada sisa plasenta lakukan
edema. eksplorasi digital dan keluarkan bekuan
2. Endometriris kronis: Jika dan sisa kotiledon.
tertinggal sisa abortus. • Jika ditemukan peritonitis (demam, nyeri
lepas, nyeri abdomen): laparotomi dan
Pemeriksaan Penunjang: drainase abdomen bila ada pus.
- Darah lengkap: leukositosis • Perbolehkan pasien pulang apabila suhu
- USG: penebalan dinding < 37,5 ֯ C selama minimal 48 jam dan
uterus hasil pemeriksaan leukosit <11.000/mm³
Nama Penyakit Subjektif Objektif Assessment Planning

Vulvitis (4A) Keluhan: Rasa gatal dan perih di Pemeriksaan Fisik: Diagnosis Klinis: • KRS
kemaluan. - Kulit vulva menebal - Rasa terbakar di • Salep kortison
dan kemerahan kemaluan • Bakterialis: Metronidazole
Gejala Klinis: - Lesi disekitar vulva - Iritasi kemerahan 500 mg peroral 2 dd 1
- Rasa terbakar di daerah - Adanya cairan kental - Ada cairan kental selama 7 hari atau
kemaluan dan berbau keluar dari keluar dari vagina Klindamisin 2% pervagina 1
- Gatal vagina - Vulva menebal dan dd 1, selama 7 hari.
- Kemerahan dan iritasi kemerahan • Trikomonas: Metronidazole
- Keputihan Pemeriksaan Penunjang: 2 gr peroral, dosis tunggal
- Pemeriksaan pH DDx: • Kandida: Flukonazole 150
• Bakterial: Duh vagina banyak, vagina Dermatitis Alergika mg peroral, dosis tunggal.
putih tipis, dan berbau
• Kandida: Duh vagina banyak, Komplikasi:
gatal, disuria, rasa terbakar. - Infeksi sekunder
• Trikomonas: Duh vagina karena sering digaruk
kekuningan, berbau, gatal, dan - Vulva distrofi
ada disuria.
Nama Penyakit Subjektif Objektif Assessment Planning

Servisitis - Keputihan hebat, kental Pemeriksaan Fisik: Diagnosis Klinis: • KRS/MRS


• Utamanya dan berbau 1. Servisitis akut: Serviks teraba - Keputihan kental dan • Pemberian antibiotik
disebabkan oleh: - Nyeri perut bagian membesar ireguler, lunak dan berbau a. Akibat gonorrhea: sefiksim
N. gonorrhoeae bawah mengeluarkan cairan. - Perdarahan saat 400 mg peroral, dosis
• Penyebab lain: - Perdarahan saat 2. Servisitis kronis: Portio uteri berhubungan seksual tunggal.
Herpes Simplex berhubungan seksual kemerahan dan pengeluaran - Serviks ditemukan b. Non gonorrhea:
Virus - Gangguan berkemih sekret campur nanah membesar ireguler Azitromisin 1 gr peroral,
atau portio uteri dosis tunggal atau
Pemeriksaan penunjang: kemerahan dan sekret dosisiklin 2x100 mg
- Pemeriksaan pH vagina: bercampur nanah. perhari, selama 7 hari.
kadang meningkat
- Pemeriksaan mikroskopis duh
vagina: ditemuksn banyak
leukosit, apabila merupakan
infeksi gonorrhea akan
ditemukan intracelular cocci.
- Kultur untuk deteksi N.
gonorrhoeae perlu dilakukan.
Galaktocele: Dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat selama atau setelah masa
laktasi, yang merupakan timbunan ASI.
Nama Penyakit Subjektif Objektif Assessment Planning

Galactocele - Adanya massa pada Pemeriksaan Fisik: Diagnosis Klinis: • Akan sembuh dengan
payudara - Massa teraba kenyal, - Adanya massa sendirinya
- Tidak terasa nyeri konsistensi padat, batas pada payudara • Apabila kondisi px tidak
tegas. - Massa teraba nyaman: FNA sebagai terapi
kenyal, untuk mengeluarkan
Pemeriksaan penunjang: konsistensi padat, bendungan ASI
- Fine Needle Aspiration batas tegas.
(FNA): Keluar ASI - Fine Needle
- Pemeriksaan mammografi Aspiration (FNA):
dan ultrasonografi Keluar ASI
tergantung pada jumlah
lemak dalam ASI dan
viskositas cairan, bila ada
massa heterogen dengan
pseudo solid appereance
dan berbatas tegas.
MASTITIS, INVERTED
NIPPLES, DAN CRACKED
NIPPLES
MASTITIS adalah infeksi peradangan pada mammae, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh
staphylococcus aureus. Infeksi ini terjadi melalui luka pada putingsusu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah.
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANNING
A. KELUHAN 1. Pemeriksaan vital : Pemeriksaan Penunjang : (-) Non medikamentosa
1. Nyeri dan bengkak pada takikardi Diagnosis Klinis : Diagnosis 1. Sebaiknya ibu tirah
daerah payudara 2. Pemeriksaan payudara : bisa ditegakkan melalui baring dan mendapat
2. Adanya demam 38 C a. Payudara bengkak anamnesis dan pemeriksaan asupan cairan yang lebih
3. Paling sering terjadi pada b. Lebih teraba hangat fisik. banyak
minggu 3-4 postpartum c. Kemerahan dg batas 2. Sangga payudara ibu
B. GEJALA KLINIS tegas dengan bebat atau bra
4. Demam disertai d. Adanya rasa nyeri yang pas
menggigil e. Dapat ditemukan luka Medikamentosa
5. Myalgia pada payudara 3. Berikan antibiotik
6. Nyeri didaerah payudara a. Kloksasilin 500 mg
C. FAKTOR RESIKO peroral 6 jam selama 10-
7. PRIMIPARA 14 hari
8. Stress b. Atau erithromisin 250 mg
9. Teknik yang menyusui peroral 3x1 sehari selama
yg benar, shg proses 10-14 hari
pengosongan tidak terjadi 2. Analgetik paracetamol
dg baik 3x500 mg
3. Lakukan evaluasi setelah
3 hari
Stasis ASI

Jaringan mammae
membesar citra tubuh
menjadi tegang mammae Gangguan
Ukuran

Lubang duktus
Nyeri akut
laktiferus lebih
terbuka
Penekanan reseptor
Ketegangan nyeri
pada jaringan
Bakteri masuk Ansietas
mammae pengetahuan
Kurang

Laktasi Menyusui tidak


terganggu efektif
MASTITIS
infeksi
tinggi
Proses infeksi Reaksi imun Muncul pus Resiko
bakteri

Terbukanya port
de entry

Fisura pada
puting
INVERTED NIPPLE, Suatu kondisi dimana puting tertarik kedalam payudara. Pada beberapa kasus, puting
dapat muncul keluar bila di stimulasi namun pada kasus-kasus lain, retraksi ini menetap. Sebagian besar
mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir (paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3),

SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANNING


KELUHAN 1. Adanya puting susu yang Pemeriksaan Penunjang : (-) Untuk inverted nipples dapat
1. Kesulitan ibu menyusui datar atau tenggelam dan Diagnosis ditegakkan diatasi setelah bayi lahir yaitu
bayi bayi sulit menyusui pada berdasarkan anamnesis, dengan proses inisiasi
2. Puting susu tertarik ibu pemeriksaan fisik dan tidak menyusu dini sebagai
3. Bayi sulit untuk menyusui memerlukan pemeriksaan langkah awal dan harus terus
ETIOLOGI : penunjang menyusui agar puting selalu
1. Kondisi bawaan/ kelainan LANJUTAN ETIO : Diagnosis Klinis dibagi tertarik. Ada dua cara yang
kongenital terganggunya 2. PERLEKATAN dalam : dapat digunakan untuk
perkembangan duktus menyebabkan saluran susu 1. Grade 1 inverted nipples :
laktiferus selama proses lebih pendek dari biasanya 2. Grade 2 1. Penarikan puting secara
pematangan jaringan 3. Grade 3 manual/dengan tangan.
mammae atau jar. Fibrosis yg 2. Memakai pompa puting
terlalu dominan berada Komplikasi : yang direkomendasikan
disekitar duktus laktiferus Resiko yang sering muncul
karena proses INFLAMASI adalah ibu menjadi demam
(mastitis, cancer, riwayat dan pembengkakan pada
pembedahan payudara) payudara
Cracked nipples, Nyeri pada puting merupakan masalah yang sering ditemukan pada ibu menyusui
dan menjadi salah satu penyebab ibu memilih untuk berhenti menyusui bayinya. Diperkirakan
sekitar 80-90 % ibu menyusui mengalami lecet pada puting .
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSESMENT PLANNING
Adanya nyeri pada puting 1. Nyeri pada daerah puting Pemeriksaan penunjang : Non medikamentosa
susu & nyeri bertambah jika susu tidak diperlukan dalam 1. Teknik menyusui yg
menyusui bayi. 2. Lecet pada daerah puting penegakan diagnosis benar
susu Diagnosis Klinis : 2. Mengistirahat payudara
Dapat ditegakkan anamnesis, apabila lecet sangat berat
PATOGENESIS SINGKAT : pemeriksaan fisik . dalam 24 jam
Diawali dengan beberapa Resiko yang sering muncul 3. Lakukan pengompresan
hal : adalah ibu menjadi demam dengan kain basah dan
1. Posisi dan perlekatan dan pembengkakan pada hangat selama 5 menit
bayi yg tidak tepat saat payudara jika terjadi bendungan
menyusu payudara
2. Bayi tidak bisa Medikamentosa
menghisap dg baik 4. Memberikan tab
3. Iritasi/lecet pd puting paracetamol 3x500 mg
4. Proses menghisap tidak 5. Pemberian lanollin dan
terjadi dg baik vitamin E
5. Sakit ketika menyusui
PERDARAHAN POST
PARTUM
Atonia Uteri
Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi sehingga tidak mampu menutup
pembuluh darah yang terdapat pada tempat implantasi plasenta.
Subjective Objective Assessment Planning
- Tanda-tanda syok - Pucat, Tanda Syok Diagnosis
- Keluar darah terus - Nadi Cepat dan ditegakkan bila
menerus setelah lemah (>110x/mnt) -setelah bayi lahir
- Tekanan darah↓
melahirkan dan plasenta ahir
(sistolik <90mmHg)
- Gelisah, bingung, - Ekstremitas dingin, ternyata perdarahan
penurunan lembab masih aktif dan
kesadaran - Urine Sedikit banyak.
(<30cc/jam) -Fundus uteri masih
- Perdarahan setinggi pusat/lebih,
Pervaginam dengan konsistensi
- Konsistensi rahim lembek
lunak
- Fundus Uteri
setinggi pusat/lebih
Ddx :
-Rupture Uteri
-Retensio Plasenta
Rupture Uteri
Robekan atas dikontinitas dinding rahim akibat dilampauinya daya regang
miometrium.

Subjective Objective Assessment Planning


- Nyeri abdomen - Bundle Ring Kriteria Diagnosis -Pemasangan cairan
yang tajam - Pucat berdasarkan isotonik untuk
- Rasa seperti ada - Takikardi anamnesis, mengganti cairan &
- Perdarahan
sobekan di dalam pemeriksaan fisik perdarahan untuk
pervaginam
tubuh - Teraba robekan pada mengatasi syok
- Perdarahan dinding uterus - Perdarahan -Antibiotik profilaksis
pervaginam - Tanda benda keras pervaginam -Histerektomi
- His yang kuat dan dan bundar, yaitu - Terdapat tanda
terus menerus uterus yang syok
berkontraksi - His yang kuat
- DJJ – dan terus
- Terdapat tanda syok menerus
- Nyeri hebat
Robekan Serviks
Robekan yang terjdi pada persalinan yang kadang sampai ke forniks, robekan bia
biasanya terdapat pada pinggir samping serviks.

Subjective Objective Assessment Planning


- Perdarahan - Serviks robek di posisi Ditemukan robekan -Apabila ada robekan
- Uterus kontraksi dan jam 3 atau jam 9 serviks dan panjang, serviks perlu
keras - Perdarahan hebat perdarahan. ditarik keluar dengan
- Pemeriksaan dalam
- Pucat, Lemah beberapa cuman ovum
ditemukan robekan
serviks Komplikasi awal : supaya batas antara
- Tekanan darah↓ -Perdarahan lebih robekan dapat dilihan
banyak dengan baik
-Hematoma dinding -Jahitan 1 di ujung atas
vagina luka lalu diadakan
-Retensi urin jahitan terus ke bawah
-Infeksi -Dijahit apabila terjadi
perdarahan/robek >1cm
Periksa Tanda Vital tiap
2-4 jam
Antibiotik profilaksis
Retensio Plasenta
Terlambat kelahiran plasenta >30 menit setelah kelahiran bayi.
Subjective Objective Assessment Planning
- Perdarahan >500cc - Plasenta tidak ditemukan - Berikan 20-40 unit
- Plasenta tidak lahir di dalam kanalis oksitosin dalam 1000
>30 menit servikalis tetapi secara ml larutan NaCl
parsial atau lengkap
0,9%/RL dengan
menempel di dalam
uterus kecepatan 60 TPM dan
10 Unit IM
- Lanjutkan dengan
infus oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan
NaCl 0,9%/ RL
dengan kecepatan 40
TPM hingga
perdarahan berhenti
- Lakukan tarikan tali
pusat terkendali
Assessment Planning
- Bila tarikan tali pusat
terkendali tidak
berhasil, lakukan
plasenta manual secara
hati-hati
- Berikan antibiotik
profilaksis dosis tunggal
(Ampicilin 2gr IV dan
metronidazol 500mg
IV)
- Segera atasi/rujuk ke
fasilitas yang lebih
lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan
hebat atau infeksi
Rupture Perineum
Suatu kondisi robeknya perineum yang terjadi pada persalinan pervaginam.
Subjective Objective Assessment Planning
- Perdarahan - Robekan pada Derajat I : -Sefalosporin dosis tunggal
perineum Robekan hanya mengenai gol II/III diberikan secara IV
pervaginam mukosa vagina dan kulit sebelum dilakukan
- Perdarahan yang
perineum perbaikan.
merembes Derajat II : Rupture Perineum Derajat I :
- Pemeriksaan Rectal Robekan yang lebih dalam Tidak perlu dilakukan
Toucher untuk mencapai otot-otot penjahitan
menilai derajat perineum Derajat II:
robekan perineum Derajat III : -Suntikan 10ml Lignokain
Robekan pada otot 0,5% dibawah mukosa
perineum dan ke Sfingter vagina, dibawah kulit
Ani perineum, dan pada otot “
IIIa: <50% Sfingter Ani perineum
eskterna -Jahitan mukosa vagina
IIIb: >50% Sfingter Ani secara jelujur dengan benang
eskterna 2-0
IIIc : Sfingter Ani Interna -Jahitan subkutikuler secara
Derajat IV : interuppted
Robekan menembus -Jika robekan cukup luas
sfingter anus dna masuk lakukan RT dan pastikan
ke anus tidak ada bagian rektum
yang terjahit.
MALPRESENTASI
Disproporsi Kepala Panggul (CPD)
Hambatan lahir yang diakibatkan oleh disparitas ukuran kepala janin dan
pelvis maternal

Subjective Objective Assessment Planning

Anamnesis : Pem. Fisik : Pem. Penunjang : • Lakukan seksio sesarea


menanyakan •Ibu terlihat pendek Pelvimetri rontgen bila ditemukan tanda
riwayat • Pada primigravida (untuk mengetahui CPD
kehamilan dan bagian terbawah tidak bentuk dan ukuran • Pada kasus bayi mati,
persalinan masuk ke pintu atas panggul) embriotomi atau
sebelumnya panggul pada usia > kraniotomi
36 minggu
Distorsia Bahu
Distosia bahu adalah suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu
anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis pubis.

Subjective Objective Assessment Planning

- Tanda yang harus - Tatalaksana Umum :


diamati penolong • Manuver McRobert
persalinan : • Minta salah seorang asisten
• Kesulitan untuk melakukan tekanan
melahirkan wajah dan secara simultan ke arah
dagu lateral bawah pada daerah
• Kepala bayi tetap suprasimfisis untuk
melekat erat di vulva membantu persalinan bahu.
atau bahkan tertarik • Episiotomi
kembali • Meraih humerus dari
• Kegagalan paksi lengan posterior dan
luar kepala bayi memindahkan lengan
• Kegagalan turunnya tersebut ke arah dada
bahu
Presentasi Bokong (Sungsang)
Subjective Objective Assessment Planning
- Pem. Fisik : Pem. Penunjang : • Sebelum in partu,
• Leopord • USG usaha melakukan
I : teraba keras untuk konfirmasi versi -> persalinan
II : teraba satu sisi datar posisi janin pervaginam
III,IV: teraba lunak • Persalinan lama
• Vaginal Toucher Komplikasi : pada presentasi
teraba lunak (bokong) a. Pada Ibu sungsang adalah
- perlukaan vagina indikasi seksio sesarea
atau servix
- endometritis
b. Pada bayi
- kematian
- prolaps tali pusat
- asfiksia
- perlukaan/trauma
pada abdomen dan
leher
Presentasi Letak Lintang
Subjective Objective Assessment Planning
- Pem. Fisik : Pem. Penunjang : • Sebelum in partu,
• Leopord • USG usaha melakukan versi
I : tidak teraba apapun untuk konfirmasi apabila ketupan
II : teraba satu sisi lunak posisi janin cukup -> persalinan
dan sisi yang lain keras pervaginam
III,IV: tidak teraba • Persalinan lama pada
• Vaginal Toucher presentasi sungsang
sebelum in partu TIDAK adalah indikasi seksio
ada bagian terendah yang sesarea
teraba di pelvis, sedangkan • Lakukan
saat in partu yang teraba pengawasan adanya
adalah bahu, siku atau prolaps tali pusat
tangan. • Dapat terjadi ruptura
uteri bila ibu tidak
diawasi
Presentasi Muka
Subjective Objective Assessment Planning
- Pem. Fisik : - Posisi dagu anterior:
• Abdomen a. Pembukaan Lengkap -
- lekukan akan teraba Persalinan spontan pervaginam
antara daerah oksiput dan - Bila penurunan kurang lancar,
punggung lakukan ekstraksi forsep
- DJJ sepihak dengan b. Pembukaan Belum Lengkap
bagian kecil janin -Bila tidak ada kemajuan
• Vaginal Toucher pembukaan dan penurunan,
muka dengan mudah lakukan SC
teraba, teraba mulut dan
bagian rahang mudah Posisi dagu posterior:
diraba, tulang pipi, tulang a.Pembukaan LENGKAP -
orbita; kepala janin dalam Seksio sesarea
keadaan defleksi maksimal b. Pembukaan Belum Lengkap
-Bila tidak ada kemajuan
pembukaan dan penurunan,
lakukan seksio sesarea
Presentasi Majemuk

Subjective Objective Assessment Planning


- Pem. Fisik : - • Persalinan spontan
• Vaginal Toucher pervaginam hanya bisa
Prolaps ekstremitas terjadi jika janin
bersamaan dengan bagian sangat kecil/mati dan
terendah janin maserasi
(kepala/bokong) • Reposisi dengan cara
knee chest position
Presentasi Dahi
Subjective Objective Assessment Planning
- Pem. Fisik : - • Seksio sesarea bila
• Abdomen janin HIDUP
- kepala janin lebih • Janin MATI, lakukan
separuhnya di atas pelvis - kraniotomi bila
DJJ sepihak dengan bagian memungkinkan atau
kecil seksio sesarea bila
• Vaginal Toucher syarat dan sarana
Teraba fontanella kraniotomi tidak
anterior dan orbita, bagian terpenuhi.
kepala masuk
PAP adalah antara
tulang orbita dan daerah ubun-
ubun besar. Ini adalah
diameter yang PALING besar,
sehingga sulit lahir pervaginam
PERSALINAN
PRETERM
Pengertian
■ Persalinan preterm adalah perubahan serviks dan disertai kontraksi uterus yang teratur
2 sampai 3 kali dalam 10 menit sampai muncul tanda tanda persalinan misal lendir
darah atau pembukaan serviks yang terjadi di usia kehamilan sebelum 37 minggu
(WHO).
Faktor Predisposisi
Usia ibu <18tahun atau >40tahun • Bakterial vaginosis

Hipertensi • Serviks inkompetens

Perkembangan janin terhambat • Kehamilan ganda

Solusio plasenta • Penyakit periodontal

Plasenta previa • Riwayat persalinan preterm sebelumnya

Ketuban pecah dini • Kurang gizi

Infeksi intrauterine • Merokok


SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING
o Nyeri pada pelvis o Sering kontraksi Pem penunjang
o Nyeri punggung uterus • Pemeriksaan swab
o Keluarnya lendir o Pembukaan serviks keputihan
bercampur darah lebih dari 2 cm • Cek darah perifer
dari vagina o Flour (+) bewarna lengkap
o Adanya riwayat putih susu dan
keputihan disertai bergupal pada
gatal dinding vagina
Planning
■ Bed rest
■ Tokolitik d berikan pada 48 jam pertama
– Nifedipim 3 x 10 per oral
– Terbutalin sulfat 1000mg dalam 500ml larutan NaCl 0,9 dgn dosis awal 10tetes/menit lalu di naikkan 5
tetes/menit
– Salbutamol dosis awal 10 mg IV dalam 1 liter cairan infus: 10tetes/mnt
--Obat tokolitik tidak d berikan kepada: pembukaan >3 cm, ada gawat janin, janin meninggal, kelainan
kongenital, usia kehamilan d bawah 24 dan d atas 34 minggu
■ Kortikosteroid
– Deksamethason 6mg IM setiap 12 jam sebanyak 4kali
– Betametason 12mg IM setiap 24jam sebanyak 2 kali
■ Antibiotika profilaksis
– Ampisislin 2 g IV setiap 6 jam
– Penicilin G 2juta unit IV setiap 6 jam
– Klindamisin 3x300mg PO (jika alergi penicilin)
KEHAMILAN LEWAT
WAKTU
Pengertian

■ Kehamilan postterm, juga disebut kehamilan lewat waktu, adalah kehamilan yang telah
melampaui 42 minggu dari hari pertama periode menstruasi trakhir.
■ Faktor penyebab
– Kesalahan dalam penanganan
– Adany riwayat kehamilan lewat bulan
– Genetik
Resiko

■ Pada ibu, antara lain


– Kesulitan saat bersalin
– Cedera pada cedera pada kerampang (perineum) termasuk labia, vagina, dan rektum
– peningkatan persalinan dengan bedah Cesar.
■ Pada janin, antara lain
– kelahiran mati / kematian neonatal
– Ukuranny bayi besar ( makrosomial )
– Dismaturitas janin
– Aspirasi mekonium ( terhirup air ketuban )
Diagnosa
■ Diperlukan anamnesis, pem fisik, pem penunjang. Yg meliputi
– Riwayat hamilny
– DJJ
– Gerak janin
– Pem USG
– Pemeriksaa radiologi
■ D gunakan untuk perkiraan umur kehamilan
Kehamilan dapat dinyatakan sbg kehamilan lewat bila d dpatkan 3 atau lebih kriteria
hasil pemeriksaan
■ Lewat 36minggu sejak tes kehamilan d nyatakan positif
■ Lewat 32minggu sejak DJJ pertama terdengar doffler
■ Lewat 24minggu sejak d rasakan gerak janin pertama kali
■ Letak 22minggu sejak DJJ pertama kali dengan stetoskop
Tatalaksana
■ Pemantauan janin
■ Prinsipnya harus dilakukan terminasi kehamilan
■ Apabila janin lewat waktu kehamilan dapat diinduksi sebelum keadaan janin memburuk
■ Keadaan yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan
– Kehamilanny dpt d pertahankan/ d tunda 1 minggu lagi , dgn observasi
– Tidak mempertahankan kehamilan lebih >> induksi persalinan>> pertimbangan kondisi
janin baik
– Ibu MRS bila
■ Adanya riwayat kehamilan ada kematian janin dalam rahim
■ Adanya hipertensi dan pre eklamsi
■ Kehamilan tsb adalah anak pertama karena infertilitas
■ Lebih dari 42 minggu, maka d rawat di RS
– Tindakan SC d pertimbangkan pada
■ Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
■ Pembukaan belum lengkap
■ Pd primigravida tua, kematian janin dlm kandungan, pre eklamsi, menahun, dan kesalahan letak
janin
KETUBAN PECAH DINI
DAN PROLAPS TALI
PUSAT
KETUBAN PECAH DINI

Definisi
■ Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu
Faktor predisposisi
■ Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
■ Infeksi traktus genital
■ Perdarahan antepartum
■ Merokok
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSASMENT PLANNING
Keluhan Pemeriksaan Fisik Diagnosis Klinis Tatalaksana Umum
1. Tercium bau khas Diagnosis ditegakkan
1. Terasa keluar air berdasar anamnesis, 1. Berikan eritromisin
dari jalan lahir ketuban pemeriksaan fisik, dan 4x250 mg selama 10
2. Apakah memang air penunjang.
2. Biasanya tanpa hari.
ketuban keluar dari
disertai dengan kanalis servikalis pada Diagnosis Banding : - 2. Rujuk ke fasilitas
kontraksi atau bagian yang sudah
Pemeriksaan Penunjang yang memadai.
1. Pemeriksaan pH
tanda inpartu pecah, lihat dan vagina (cairan ketuban)
perhatikan atau terdapat dengan kertas lakmus Tatalaksana Khusus
(Nitrazin test) dari
Pada anamnesis, cairan ketuban pada
merah menjadi biru
Di RS rujukan,
hal-hal yang perlu forniks posterior. . 2. Dilakukan dengan lakukan tatalaksana
digali adalah pasien batuk atau meneteskan air ketuban sesuai dengan usia
menentukan usia mengejan pada gelas objek dan
kehamilan:
3. Tidak ada tanda dibiarkan mengering.
kehamilan, adanya inpartu
Pemeriksaan • >34 minggu:
cairan yang keluar mikroskopik 1. Lakukan induksi
4. Pemeriksaan fisik menunjukkan gambaran
dari vagina, warna dilakukan untuk daun pakis. persalinan dengan
cairan yang keluar menilai adanya tanda- 4. Pemeriksaan darah oksitosin bila tidak
rutin, leukosit>
dari vagina, dan tanda infeksi pada ibu ada kontraindikasi.
15.000/mm3.
adanya demam dengan mengukur suhu
tubuh (suhu ≥ 38C)
Lanjutan Tatalaksana Khusus

24-33 minggu:
1. Bila terdapat amnionitis, abruptio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
2. Berikan Deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48
jam.
3. Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
4. Bayi dilahirkan di usia 34 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukan
bahwa paru sudah matang.
<24 minggu:
1. Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
2. akukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
3. Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
PROLAPS TALI PUSAT

DEFINISI
■ Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus sebelum janin
■ Klasifikasi
1. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka), jika tali pusat berada
disamping bagian besar janin dapat teraba pada kanalis servikalis, atau lebih rendahdari
bagian bawah janin sedangkan ketuban masih intek atau belum pecah.
2. Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli), jika tali pusat teraba keluaratau berada
disamping dan melewati bagian terendah janin di dalam
jalanlahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan di luarvagina setelah
ketuban pecah (Winkjosastro, 2005).
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSASMENT PLANNING
Keluhan 1. Tali pusat Ddx: - Tatalaksana
Ibu mengeluh kelihatan Pemeriksaan Umum
merasakan ada menonjol keluar Penunjang: 1. Tali pusat
sesuatu yang dari vagina.  Pelvimetri sinar-x: terkemuka
menonjol di bagian 2. Tali pusat dapat mengevaluasi arsite Tekanan tali pusat
vagina dirasakan atau ktur pelvis, presenta oleh bagian
diraba dengan si janin dan posisi terendah
Faktor tangan didalam janin  janin dapat
Predisposisi 3. Auskultasi diminimalisasi
• Multiparitas terdengar DJJ dengan
• Kehamilan iregulere.( DJJ posisi knee chest
multiple <100x/menit) atau
• Ketuban pecah 4. Hipoksia janin Trendelenburg.
dini ditandai dengan Segera rujuk
• Hidramnion gerakan janin ibu ke fasilitas yang
• Tali pusat yang yang jarang dan menyediakan
panjang lemah layanan
• Malpresentasi seksio sesarea
Lanjutan Tatalaksana
2. Tali pusat menumbung Tatalaksana Khusus
■ Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau ■ Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat
tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya janin telah segera berlangsung (persalinan kala I), lakukan seksio
mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan sesarea. Penanganan yang harus dikerjakan adalah
agresif. Jika tali pusat masih berdenyut: sebagai berikut:
1. Berikan oksigen. – Dengan memakai sarung tangan
2. Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan steril/disinfeksi tingkat tinggi (DTT), masukkan
memegang atau memindahkan tali pusat yang tangan melalui vagina dan dorong bagian
tampak pada vagina secara manual. \ terendah janin ke atas.

3. Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest. – Tangan yang lain menahan bagian terendah di
suprapubis dan nilai keberhasilan reposisi.
4. Dorong bagian terendah janin ke atas secara
manual untuk mengurangi kompresi pada tali – Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat
pusat. di atas rongga panggul, keluarkan tangan dari
vagina dan letakkan tangan tetap di atas
5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani abdomen sampai operasi siap.
seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan
ambulans, posisi knee chest kurang aman, – Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV
sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri secara perlahan untuk mengurangi kontraksi
uterus
SUBINVOLUSI
UTERUS
Subinvolusi Uterus
Kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/ proses involusi tidak berjalan
dengan semestinya sehingga proses pengecilan uterus terhambat
Subjective Objective Assessment Planning
- Tampak 4-6 minggu - KU: tampak DDx: 1. Antibiotik jika infeksi C.
pasca nifas letih - Subinvolusi trachomatis: Azitromycin
- Pusing - Nadi lemah plasenta 500mg selama 3 hari/
- Perdarahan banyak - Tekanan darah↓ - Subinvolusi doxycyclin 2x100mg
>500ml - Lokhea banyak perineum 2. Uterotonika: Metilergometrin
- Gelisah dan berbau tidak - Myometritis Maleate 1-2 tab 3xsehari IM
- Lelah sedap 0,1-0,2 mg
- Ekstremitas dingin - Letak fundus P. Penunjang: 3. Transfusi darah jika
- Pengeluaran lochea uteri tinggi - Darah Lengkap: anemi/syok
banyak dan berbau - Perdarahan tanda-tanda 4. Kuretase jika disebabkan oleh
menyengat >500ml anemia sisa plasenta tertinggal
- USG: melihat
uterus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai