Anda di halaman 1dari 12

Kliring Otomatis

Pengertian Kliring
Kliring otomatis adalah terjadinya pertukaran data secara
elektronik melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar
yang telah diformat terlebih dahulu.

Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman


media penyimpanan data komputer. Media ini merupakan media
utama untuk transaksi kliring dengan otomatis, atau lazim dikenal
dengan Automatic Clearing House (ACH).

Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan


membaca Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada
setiap lembar cek nasabah.
Jenis Kliring Otomatis

Transaksi kliring otomatis dapat dipecah


menjadi dua jenis :
1. Transaksi lokal (intraregional), bank penarik
mempersiapkan seluruh warkat untuk dikirim
ke bank tertarik.
2. Transaksi antar daerah (interregional), bank
penarik akan menyampaikan transaksinya
kepada pusat pengolahan data di lembaga
kliring lokal.
Contoh transaksi lokal
• Tanggal 01 Mei 2019 Tn. Ares, seorang nasabah giro
bank XYZ Semarang membeli barang kepada Tn.D,
seorang nasabah Bank BAP senilai Rp 10.000.000.
Nasabah Ares membayarnya dengan cek bank XYZ di
Semarang. Ares menyerahkan cek ke Bank XYZ Semarang
untuk rekening giro Tn.D nasabah bank BAP Semarang
sebesar sebesar Rp 20.000.000 sebagai pelunasan utang.
Jurnal :
1/05/19 (Dr) Giro A Rp.30.000.000
(Cr) Giro B Rp.30.000.000
Contoh transaksi lokal
a. Justin nasabah bank A Surabaya telah menarik cek
sebesar Rp 25.000.000 dan cek sebesar Rp 20.000.000
untuk membayar kepada Bening, nasabah giro bank B
Surabaya.
b. Pada hari yang sama, Bank B menerima bilyet giro dari
Fahima (nasabah giro) untuk keuntungan Pak Budi
nasabah giro Bank C Surabaya sebesar Rp 15.000.000.
c. Pak John nasabah Bank C menarik cek untuk
membayar barang dagangan kepada Pak Andre
nasabah bank B Surabaya sebesar Rp 20.000.000.
Pencatatan jurnal untuk bank B
• Transaksi a
kliring 1:
(Dr) RAR Kliring Rp.45.000.0000
kliring 2:
(Cr) RAR Kliring Rp.45.000.000
(Dr) Giro BI Rp.45.000.000
(Cr) Giro bening Rp.45.000.000
• Transaksi b
kliring 1:
Giro Fahima Rp.15.000.000
Giro BI Rp.15.000.000
• Transaksi c
kliring 1:
(Dr) RAR Kliring Rp 20.000.000
kliring 2:
(Cr)RAR Kliring Rp 20.000.000
(Dr)Giro BI Rp 20.000.000
(Cr)Giro Andre Rp 20.000.000
Contoh Transaksi antar daerah
• Pada tanggal 12 Mei 2019 Pak Andre telah membeli barang kepada Pak Bagus senilai Rp 100.000.000. Pak
Andre adalah nasabah Bank XYZ Surabaya sehingga melakukan pembayaran dengan menarik bank
tersebut sebesar Rp 100.000.000 dan diserahkan kepada Pak Bagus, nasabah Bank ABC Jakarta. Tanggal 14
Mei 2019 Pak Bagus melakukan penyetoran untuk rekening gironya dengan cek tersebut yang telah
diterima dari Pak Andre.
Pencatatan pada Bank XYZ Jakarta :
14/05/19 (Dr)RAK Cab.SBYRp.100.000.000
(Cr)Giro BI Rp.100.000.000
Pencatatan pada Bank XYZ Surabaya :
14/05/19 Giro pak Andre Rp.100.000.000
RAK Cab. JKT Rp.100.000.000

Pencatatan Bank ABC:


12/05/19 (Dr) RAR Kliring Rp.100.000.000
14/05/19 (Cr) RAR Kliring Rp.100.000.000

(Dr) Giro BI Rp.100.000.000


(Cr) Giro pak Bagus Rp.100.000.000
Fungsi Kliring Otomatis
Untuk mempermudah cara pembayaran dalam
upaya memperlancar transaksi perekonomian
dengan perantaraan perbankan (bank peserta
kliring) dan Bank Indonesia yang bertindak
sebagai penyelenggara kliring
Peranan Kliring Otomatis
Dengan adanya kliring otomatis diharapkan
penggunaan data secara elektronik di
masyarakat dapat meningkat sehingga otomatis
akan meningkatkan simpanan dana masyarakat
di Bank yang dapat dipergunakan oleh bank
untuk membiayai sektor-sektor produktif di
masyarakat.
Bank Indonesia mengeluarkan Sistem Kliring Elektronik (SKE).
Penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang dikenal dengan
Kliring ELektronik diselenggarakan dengan perhitungan dan
pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan pada Data Keuangan
Elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada
penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.

SKE mempunyai beberapa tujuan, antara lain :


1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan system pembayaran
lebih cepat, akurat, handal, aman dan lancar.
2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas serta keamanan pelaksanaan
dan pengawasan proses Kliring.
3. Memenuhi kebutuhan informasi para peserta kliring mengenai
hasil perhitungan kliring secara lebih cepat, akurat dan tepat waktu.
Dalam melaksanakan kegiatan kliring tersebut, digunakan 4 (empat) jenis
sistem yang berbeda yaitu :

a. Sistem Kliring Elektronik atau dikenal dengan SKEJ,


digunakan di Jakarta;

b. Sistem Kliring Otomasi, digunakan di Surabaya, Medan dan


Bandung;

c. Sistem Semi Otomasi Kliring Lokal atau dikenal dengan SOKL,


digunakan di 33 wilayah kliring yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia dan 37 wilayah kliring lainnya yang diselenggarakan
oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai