Anda di halaman 1dari 10

AUDIT ATAS SALDO

KAS DAN BANK
KELOMPOK 4
TEKNIK AUDIT YANG PALING
RELEVAN DALAM PENGUJIAN
SALDO BANK PER 31
DESEMBER 2XXX ADALAH
DENGAN CARA KONFIMASI
BANK DAN ATAU
REKONSILIASI BANK.
KASUS PERHITUNGAN FISIK
 Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat
tanggal 31 Desember 2xxx atau ketika
tutup buku, berlaku jika penugasan
auditnya sudah dimulai sebelum tanggal
neraca.

 Pemeriksaan fisik dilakukan setelah tanggal tutup


buku (misal tanggal neraca per 31 Des 2008),
berlaku apabila penugasan audit dimulai bulan
Januari 2009. Perhitungan fisik dapat dilakukan
pada tanggal tersebut 31 Jan’09 2009. Hasil
perhitungan fisik tgl 31 Jan 2009 ditambah
pengeluaran dari tanggal 1 Januari sd 31 Januari
2009 dikurangi penerimaan kas dari tgl 1 Jan sd 31
Jan 2009 dibandingkan dengan saldo kas per 31
Des 2008 yg di sajikan dalam laporan keuangan
Neraca.
 Jika terdapat perbedaan, maka
kemungkinan cuma 2 :

1. Salah catat transaksi, atau

2. Ada transaksi yang belum


catat baik transaksi
penerimaan maupun
pengeluaran kas.
CONTOH KASUS
PERHITUNGAN FISIK

Misal Laporan Keuangan Yang diaudit untuk


tahun buku 2008, penugasan mulai dilakukan tgl 1
Pebruari 2009. Jadwal Pemeriksaan Fisik Kas Di
Bendahara dilakukan tgl 6 Pebruari 2009 (biasanya
dilakukan setelah Bendahara tutup buku pada hari itu).
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN

1. Hitung kas yang ada pada tanggal tersebut dan


jumlah uang dikelompokkan berdasarkan pecahan dan
satuan logam atau kertas. Bandingkan dengan catatan
kas (buku besa kas) pada tanggal tersebut.

2. Jumlahkan kas perhitungan fisik dengan mutasi


pengeluaran kas dikurangi penerimaan kas 1 Jan sd 6
Pebruari 2009. Hasilnya harus sama dengan kas yang
ada di Neraca.

3. Jika terdapat perbedaan, lakukan pemeriksaan


bukti penerimaan dan pengeluaran kas dari tanggal 1
Januari sd 6 Pebruari 2009 untuk mencari tahu
penyebabnya..
Perhitungan fisik tanggal 6 Pebruari 2009 Rp. 2,5juta
(sama dengan di buku besar pada tanggal tsb),
Penerimaan Kas : 1 Jan sd 6 Pebruari 2009 sebesar Rp.
6 juta
Pengeluaran Kas : 1 Jan sd 6 Pebruari 2009 sebesar Rp.
8 juta
Berarti Kas Per 31 Desember 2008 seharusnya adalah
sebesar
Rp. 2,5juta + 8juta – 6juta = Rp.4,5juta, jika terdapat
perbedaan dengan kas per tanggal neraca lakukan
pemeriksaan bukti atas penerimaan dan pengeluaran
sd tanggal pemeriksan fisik untuk mencari penyebab :
1) Salah catat (kurang/lebih catat),
2) Belum catat,
3) Hilang. Bagaimana jika ditemukan uang palsu?
maka fisik kas dihitung sebesar uang aslinya saja.
CONTOH KASUS
REKONSILIASI BANK

Saldo Giro Bank Mandiri menurut catatan


perusahaan per 31 Des 2008 : Rp. 10.500.000,
sedangkan menurut rekening koran bank
Mandiri Rp.11.850.000. Atas kasus tersebut
dilakukan pencocokan catatan antara buku
besar dan rekening koran Bulan Desember
2008. Misal setelah ditelesuri, ternyata
perusahaan belum membukukan adanya
pelunasan piutang sebesar Rp.1,1juta dari
pelanggan pada bulan Desember (bukti ada di
Bulan Desember 2009), Biaya Adm bank
sebesar Rp.50.000 dan pendapatan jasa giro
REKONSILIASI BANK MANDIRI
PER 31 DESEMBER 2008 :
Saldo menurut catatan perusahaan Rp.
10.500.000,-
Ditambah : Pelunasan Piutang Rp.
1.100.000,-
Jasa giro Rp.
300.000
Dikurang : Biaya Adm & Pajak (Rp.
50.000,-)
Saldo
Ayat yang
jurnal benar
penyesuaiannya : Rp.
11.850.000
(D) Kas Bank Mandiri Rp.1.350.000
(D) Beban
Saldo Adm & Pajak
menurut Rp.
rekening koran Rp.50.000
11.850.000
(K) Pendapatan jasa giro
Rp. 300.000
(K) Piutang Usaha
Rp. 1.100.000

Anda mungkin juga menyukai