Anda di halaman 1dari 28

RINGKASAN MATA KULIAH

PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan
Dosen Pengampu : Dr. Ayudia Sokarina.,SE.,MSA.,AK

Oleh :
BAIQ INTAN KOMALASARI
NIM: I2F021015

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2021
PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) merupakan standar yang digunakan


dalam pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk
membuat laporan keuangan. Sedangkan untuk penyajian laporan keuangan diatur tersendiri
pada PSAK 1.

PSAK 1 menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum


(general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan
keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan,
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.

Ruang lingkup dari PSAK 1 ini adalah penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. Penyajian Laporan Keuangan
Syariah diatur tersendiri dalam PSAK 101.

B. Revisi PSAK 1 Tahun 2013

Penyusunan PSAK 1 mengadopsi standar-standar yang terdapat pada IAS 1 (Internatioanl


Accounting Standard). Dalam perkembangannya, PSAK mengalami perubahan/penyesuaian
dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi. Terkait
penyusunan PSAK 1, revisi terakhir dibuat pada tahun 2013 dan akan berlaku efektif mulai
tanggal 1 Januari 2015.

Perubahan antara PSAK No. 1 Tahun 2013 dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK No. 1
Tahun 2009 didasarkan atas:

1. Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat


2. Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009
3. Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 Tahun 2010 yaitu pemisahaan penghasilan
komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif
4. Sikronisasi dengan IAS terkait format
5. Pendekatan penyajian standar dengan revisi – tidak menyajikan ulang semua standar

1
6. Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini
7. Terdapat perbedaan IAS 1 dengan PSAK 1.

Perubahan PSAK No. 1 Tahun 2013 pada dasarnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Perubahan judul Laporan Pendapatan Komprehensif Lain menjadi Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain. Perubahan judul ini mengikuti perubahan terakhir IAS 1
tahun 2010 yang memisahkan penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.

2. Penambahan pengaturan mengenai persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi


komparatif minimun dan informasi komparatif tambahan.

3. Penyajian laporan dalam dua bagian yaitu Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
Hal tersebut juga terkait dengan perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 yang memisahkan
penghasilan komprehensif lain dari laporan laba rugi.

4. Pemisahan penghasilan komprehensif yang akan direklasifikasi ke laporan laba rugi


periode berikutnya setelah penghentian pengakuan dengan OCI yang tidak akan
direklasifikasi ke laporan laba rugi.

5. Pemisahan pajak pengasilan atas pos yang disajikan dalam OCI yang akan
direklasifikasikan ke laporan laba rugi dan yang tidak direklasifikasi ke dalam laporan laba
rugi.

6. Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain seperti PSAK 65 Konsolidasian dan PSAK 4
Laporan Keuangan Tersendiri.

Secara umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan dengan
PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

Hal PSAK 1 2013 PSAK 1 2009

Judul Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Laporan Laba Rugi


Laporan Komprehensif Lain Komprehensif
Definisi Tidak memberikan definisi: Laba Memberikan definisi
Rugi, Pemilik, Penyesuaian Laba Rugi, Pemilik, Penyesuaian
Reklasifikasi, Total Laba Rugi Reklasifikasi, Total Laba Rugi
Komprehensif Komprehensif

2
Komponen • Laporan posisi keuangan • Laporan posisi keuangan
Laporan • Laporan laba rugi dan penghasilan • Laporan laba rugi komprehensif
keuangan komprehensif lain • Laporan perubahan ekuitas
• Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas
• Laporan arus kas • Catatan atas laporan keuangan
• Catatan atas laporan keuangan
• Informasi kompratif
Informasi Menambahkan persyaratan Tidak terdapat pengaturan
komparatif penyajian dan pengungkapan : tersebut
• Informasi komparatif minimum
• Informasi komparatif tambahan
Penyajian Disajikan berdasarkan kelompok: Disajikan dalam kelompok
penghasilan 1. Pos-pos yang akan direklasifikasi Penghasilan komprehensif lain
komprehensif ke laba rugi
lain 2. Pos-pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi

Dalam PSAK 1 ini, terdapat perbedaan dengan ketentuan IFRS, dimana tidak semua
ketentuan dalam IAS 1 diadopsi dalam PSAK 1. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2013 kecuali:

1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan
penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah,
karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.

2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan
menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan
keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar
Akuntansi Keuangan.

3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi
Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-
undangan di pasar modal.

3
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan menghilangkan kalimat yang
memperkenankan entitas menggunakan judul lain untuk komponen laporan keuangan,
supaya menciptakan keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.

5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, karena peraturan
perundang-undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan
untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.

6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi
Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS
1 paragraf 23–24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya,
tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory framework prohibits
departure from the requirement” dalam IAS 1 paragraf 23.

7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS 41 Agriculture belum
diadopsi.

8. IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan
dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.

9. IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi karena
paragraf tersebut tidak relevan.

10. IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut tidak relevan.

C. Definisi
Dalam pernyataan Standar ini terdapat istilah-istilah yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan
2. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang
disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
4. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

4
5. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan
pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
6. Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
7. Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-
komponen pendapatan komprehensif lain.
8. Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada
periode berjalan atau periode sebelumnya.
9. Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan
dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
D. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi


mengenai entitas yang meliputi:

1. aset;
2. liabilitas;
3. ekuitas;
4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
5. kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
6. arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

5
E. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan dianggap lengkap apabila memenuhi komponen-komponen sebagai


berikut:

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara lengkap
dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas diperbolehkan
juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh entitas untuk disajikan.
Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
entitas tersebut.

F. Karakteristik Umum Laporan Keuangan

Laporan keuangan memiliki 8 (delapan) karakteristik umum, yaitu:

1. Penyajian secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK


Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas suatu entitas.Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur
dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan asset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penyajian yang wajar juga
mensyaratkan entitas untuk:
a. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai PSAK 25 (revisi 2009)
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan kesalahan.
b. Menyajikan informasi secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan mudah
dipahami.
c. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan syarat khusus PSAK
dinilai tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan.

6
Apabila entitas tersebut telah menyusun Laporan Keuangan sesuai dan patuh pada
SAK, maka entitas tersebut membuat pernyataan eksplisit dan tanpa kecuali tentang
kepatuhan terhadap SAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.Dalam hal kebijakan
akuntansi entitas yang digunakan tidak tepat, entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan
akuntansi yang digunakan maupun mengungkapkannya dalam CaLK ataupun materi
penjelasan.
Pengecualian terhadap kepatuhan entitas terhadap aturan PSAK (kasus yang jarang
terjadi) dapat dibolehkan apabila dengan dipatuhinya PSAK dapat memberikan
interpretasi berbeda atas laporan keuangan, dan oleh karenanya, entitas harus berusaha
semaksimal mungkin untuk mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan
mengungkapkan nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan
pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan. Selain itu,
entitas juga mengungkapkan untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian
terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh
manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. Dalam hal ini, pihak manajemen
harus mempertimbangkan alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi
tersebut dan bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang
mematuhi persyaratan.
2. Kelangsungan Usaha
Entitas menyusun laporan keuangan dengan didasarkan pada asumsi kelangsungan
usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak mempunyai alternative lain yang realistis selain
melakukannya.Apabila entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan
dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas
tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan
usaha.
Dalam mempertimbangkan apakah dasar akrual kelangsungan usaha adalah tepat,
manajemen memperhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak
dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan.
3. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
4. Materialitas dan Agregasi
7
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material.Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos
tersebut tidak material.Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah
dalam Laporan keuangan tetapi material untuk disajikan terpisah dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
5. Saling Hapus
Entitas tidak diperbolehkan melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK. Saling
hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan
keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi
maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansitransaksi atau peristiwa.
6. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek
daripada periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan
keuangan, maka entitas mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b.fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan
secara keseluruhan
7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan,
kecuali dinyatakan lain oleh SAK.Informasi komparatif yang bersifat naratif dan
deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan
untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
Apabila entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan
keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebut
tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka
entitas mengungkapkan:
a. Sifat reklasifikasi;
b.jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi; dan
8
c. alasan reklasifikasi
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas
mengungkapkan alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan sifat penyesuaian
yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan
secara konsisten, kecuali setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam
PSAK 25 (Revisi 2009) tentang Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan atau perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
G. Struktur dan Isi Laporan Keuangan

Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau laporan
perubahan ekuitas dan mensyaratkan pengungkapan dari pos-pos lain dalam laporan
keuangan.Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah “pengungkapan” dalam arti luas,
meliputi pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan.
1. Identifikasi Laporan Keuangan
Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari
informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. SAK hanya berlaku untuk laporan
keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan, dokumen yang
disampaikan kepada regulator, atau dokumen lain. Entitas mengidentifikasikan secara jelas
setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Disamping itu, entitas menyajikan
informasi berikut ini secara jelas, dan mengulang nya jika dibutuhkan sehingga dapat dipahami
:
a. Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan
informasi dari akhir periode laporan sebelumnya
b. Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas
c. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan
d. Mata uang pelaporan
e. Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan

9
Entitas pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajikan informasi mata
uang dalam unit ribuan atau jutaan.Hal ini diperkenankan sepanjang entitas mengungkapkan
tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.

2. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut :
a. Aset tetap
b. Properti investasi
c. Aset tidak berwujud
d. Aset keuangan
e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. Persediaan
g. Piutang dagang dan piutang lainnya
h. Kas dan setara kas
i. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan asset
yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual: asset tidak lancer yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan
j. Utang dagang dan terutang lain
k. Provisi
l. Liabilitas keuangan
m. Liabilitas dan aset untuk pajak kini
n. Liabilitas dan aset pajak tangguhan
o. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual
p. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
q. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah


didasarkan pada penilaian dari :
a. Sifat dan likuiditas aset
b. Fungsi dari aset tersebut dalam entitas
c. Jumlah,sifat dan jangka waktu liabilitas

10
Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang :
Entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan
setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan
jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan :
a. Tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
b. Lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan liabilitas berguna dalam
penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan
dan liabilitas keuangan.

1) Aset Lancar dan Tidak lancar


Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika :
a) Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakan dalam siklus operasi normal
b) Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c) Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan
d) Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak
lancar. Pernyataan ini menggunakan istilah “tidak lancar” , pernyataan ini tidak melarang
penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya jelas.
Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan
dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas.Ketika siklus operasi normal entitas tidak
dapat diidentifikasikan secara elas, maka diasumsikan selama dua belas bulan.Aset lancar
mencakup aset yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi
normal meskipun aset tersebut tidak diharakan untuk direalisasikan dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan, aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk
diperdagangkan.
2) Liabilitas

11
Liabilitas merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan adanya
transaksi di masa lalu. Menurut Kieso (2008) liabilitas memiliki 3 (tiga) karakteristik yaitu:
a) Kewajiban sekarang
b) Diperoleh dari kejadian di masa lalu
c) Penyelesaiannya menggunakan sumber daya yang dimiliki entitas.

a. Liabiliitas Jangka Pendek


Menurut PSAK 01 terdapat 4 (empat) Kriteria Liabilitas Jangka Pendek, yaitu:
• Diselesaiakan dalam siklus operasi normal;
• Tujuannya untuk diperdagangkan;
• Jatuh tempo 12 bulan setelah periode pelaporan ; atau
• Penyelesaian hutang tidak dapat ditunda sekurang-kurangnya dari 12 bulan setelah
periode pelaporan.

Pengecualian terhadap kriteria tersebut antara lain:


• Pengecualian untuk hutang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan, dan biaya
operasi lain tetap digolongkan sebagai hutang jangka pendek meskipun jatuh temponya
lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan.
• Jika Jatuh tempo kurang dari 12 bulan meskipun perjanjian awal pinjaman lebih dari
12 bulan dan terdapat perjanjian perpanjangan pembayaran setelah periode pelaporan
dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan → hutang jangka pendek
• Jika hutang jatuh temponya kurang dari 12 bulan lagi akan tetapi entitas menginginkan
(dan memiliki diskresi) untuk memperpanjang selama min. 12 bulan setelah setelah
periode pelaporan. → hutang jangka panjang
• Jika Hutang jangka panjang yang harus segera dibayar diakibatkan entitas melanggar
ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang → hutang jangka panjang

Macam-macam liabilitas jangka pendek


a) Hutang dagang
b) Hutang berjangka
c) Bagian hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo
d) Hutang deviden
e) Pendapatan diterima dimuka
f) Hutang Pajak Penjualan dan Pajak Penghasilan

12
Peristiwa yang terkait liabilitas jangka pendek yang memerlukan pengungkapan
sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian yaitu:
• Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
• Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang
• Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki
pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya 12
bulan setelah periode pelaporan
b. Liabilitas Jangka Panjang
Menurut PSAK 01, liabilitas yang tidak termasuk dalam kategori liabilitas jangka
pendek maka akan diklasifikasikan sebagai sebagai hutang jangka panjang. Hutang
jangka panjang antara lain:
a) Hutang wesel jangka panjang
b) Hutang obligasi
c) Hutang hipotek

3) Ekuitas
Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan
ekuitas atau CALK :
a. Untuk setiap jenis saham
i. Jumlah saham modal dasar
ii. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang diterbitkan tetapi tidak
disetor penuh
iii. Nilai nominal saham
iv. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode
v. Hak, keistimewaan, dan pembatasan setiap jenis saham
vi. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas asosiasi
vii. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan hak opsi
b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas, serta
hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kepentingan ekuitas.

13
3. Laporan Laba Rugi Komprehensif
PSAK 1 dan IAS 1 merumuskan ketentuan yang serupa atas penyajian dalam Laporan
Laba Rugi dan Komprehensif. Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang
diakui dalam satu periode (Paragraf 79 PSAK, 81 IAS):
a. dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif; atau
b. dalam bentuk dua laporan:
1. laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan
2. laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).

Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif sekurang-kurangnya


mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut dalam satu periode (Paragraf 80 PSAK, 82 IAS):
a. pendapatan;
b. biaya keuangan;
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas;
d. beban pajak;
e. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
1. laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
2. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f. laba rugi;
g. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan
sifat (selain jumlah dalam huruf h;
h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas; dan
i. total laba rugi komprehensif.
Selain 9 pos di atas, IAS menambahkan keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset keuangan
yang diukur dengan biaya amortisasi sebagai bagian dari pos yang disajikan.
Pos-pos di bawah ini diungkapkan dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba
rugi untuk periode (Paragraf 81 PSAK, 83 IAS):
a. laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
1. kepentingan non-pengendali; dan
14
2. pemilik entitas induk.
b. total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
1. kepentingan non-pengendali dan
2. pemilik entitas induk.
Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud dalam paragraf 80 huruf a-f PSAK
dan 82 huruf a-f IAS dan pengungkapan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 81a PSAK dan
83a IAS (Paragraf 82 PSAK, 84 IAS). Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan sub
jumlah lain dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan),
jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas (Paragraf 83 PSAK,
85 IAS). Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda
dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat diprediksi,
maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu pengguna laporan keuangan
dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi kinerja
keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan. Entitas
memasukkan pos-pos tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan), perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika
hal ini diperlukan untuk menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan
faktor-faktor termasuk materialitas, sifat, dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan
beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi
yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak diperkenankan melakukan saling hapus
pendapatan dan beban kecuali memenuhi kriteria paragraf 30 (Paragraf 84 PSAK, 86 IAS).
Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau
dalam catatan atas laporan keuangan (Paragraf 85 PSAK, 87 IAS).

Entitas mengakui seluruh pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi
kecuali suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain (Paragraf 86 PSAK, 88 IAS).
Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar
laba rugi dalam periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi tersebut, yaitu koreksi
kesalahan dan dampak perubahan kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau
memperkenankan suatu komponen pendapatan komprehensif lain yang memenuhi defenisi
pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dikeluarkan dari laba rugi (Paragraf 87 PSAK, 89 IAS).

15
Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari
pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan
pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan (Paragraf 88 PSAK, 90 IAS).
Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain (Paragraf 89 PSAK, 91
IAS):
a. jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
b. jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan yang terkait
dengan komponen tersebut.
Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen pendapatan
komprehensif lain (Paragraf 90 PSAK, 92 IAS). SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan
kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke
laba rugi. Reklasifikasi yang dimaksud pada pernyataan ini adalah penyesuaian reklasifikasi.
Penyesuaian reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif lain yang
terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi. Misalnya, keuntungan
yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual”
dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode
berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan
dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketika keuntungan yang telah direalisasi
direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang belum direalisasi
tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif. Entitas dapat menyajikan penyesuaian
reklasifikasi di dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
Entitas yang menyajikan penyesuaian reklasifikasi pada catatan atas laporan keuangan
menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifikasi
tersebut. Penyesuaian reklasifikasi terjadi dalam hal:
a. pelepasan kegiatan usaha luar negeri;
b. penghentian pengakuan aset keuangan “tersedia untuk dijual”;
c. lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi.
Penyesuaian ini tidak dilakukan terhadap:
a. perubahan surplus revaluasi yang diakui berdasarkan psak 16 (revisi 2007) atau 19;
b. keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana pensiun manfaat
pasti yang diakui berdasarkan paragraf 93a dari psak 24 (komponen tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasikan ke laba rugi periode
berikutnya).
16
Ketika pos pendapatan dan beban bernilai material, entitas harus mengungkapkan sifat
dan jumlahnya secara terpisah (Paragraf 95 PSAK, 97 IAS). Pengungkapan terpisah tersebut
disebabkan oleh keadaan (Paragraf 96 PSAK, 98 IAS):
a. penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap
menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali sebagaimana pemulihan atas penurunan
tersebut;
b. restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan setiap liabilitas diestimasi atas
biaya restrukturisasi;
c. pelepasan aset tetap;
d. pelepasan investasi;
e. operasi yang dihentikan;
f. penyelesaian litigasi;
g. pembalikan liabilitas diestimasi lain.
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, manapun yang dapat menyediakan
informasi yang andal dan lebih relevan (Paragraf 97 PSAK, 99 IAS). Entitas dianjurkan untuk
menyajikan analisis pada paragraf 97 pada laporan laba rugi komprehensif atau jika disajikan,
pada laporan laba rugi terpisah (Paragraf 98 PSAK, 100 IAS). Beban disubklasifikasikan
menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi
keuntungan atau kerugian, dan kemampuan untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan
dalam bentuk (Paragraf 99-102 PSAK, 101-104 IAS):
a. Metode sifat beban
Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifat, seperti penyusutan,
pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan) dan tidak
merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan
karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
b. Metode fungsi beban (biaya penjualan)
Metode fungsi beban mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian
dari biaya penjualan atau biaya aktivitas distribusi (administratif). Berdasarkan metode
ini, entitas sekurang-kurangnya mengungkapkan biaya penjualan secara terpisah dari
beban-beban lainnya. Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode sifat beban. Namun,
pengalokasikan biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan alokasi secara arbiter
17
dan pertimbangan yang matang. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan
fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban
penyusutan, amortisasi, dan beban imbalan kerja.
Pemilihan metode analisis (fungsi dan sifat) bergantung kepada faktor historis, industri, dan
sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin
berbeda (baik langsung maupun tidak langsung) dengan tingkat penjualan produk atau produksi
entitas. Karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda,
pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih
relevan. Namun, karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas
masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban digunakan
(Paragraf 103 PSAK, 105 IAS).
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

a. Total Laba Rugi Komprehensif selama suatu periode, yang menunjukan secara terpisah total

jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan

nonpengendali;

b. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali

secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 :Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

c. Untuk Setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir

periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:

i. Laba Rugi;

ii. Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan

iii. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan

secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak

kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian.

Entitas menyajikan jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik

selama periode dan nilai dividen persaham pada laporan perubahan ekuitas atau catatan atas

18
laporan keuangan.

Perubahan ekuitas selama satu periode mencerminkan naik turunnya aset neto entitas

selama periode tersebut. Kecuali untuk perubahan:

1) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan instrumen biaya

langsungnya

2) Perubahan keselurhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total

penghasilan dan beban yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut

5. Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai

kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam

menggunakan arus kas tersebut.

6. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi

tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi

komprehensif laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah

(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan

keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan

tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam

laporan keuangan tersebut(Revisi 2013) .

1) Stuktur

Catatan atas laporan keuangan berisi:

a. menyajikan informasi tentang dasar penyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

yang digunakan

b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian

manapun dalam laporan keuangan

19
c. memberikan informasi yang tidak disajikan dibgaian manapun dalam laporan keuangan,

tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan mempunyai urutan sebagai berikut:

a. Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK

b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi

keuangan dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan

laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos

d. pengungkapan lainnya, termasuk:

a) liabilitas kontinjensi dan komitmen kontraktual yang belum diakui

b) pengungkapan informasi nonkeuangan, misalnya tujuan dan kebijakan manajemen risiko

keuangan

Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi

tentang dasar penyusuan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu sebagai bagian

yang terpisah dalam laporan keuangan.

2) Pengungkapan kebijakan akuntansi

Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan:

a. dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan

b. kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan

Menuangkan dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan adalah hal

yang penting, karena dasar tersebut mempengaruhi analisis pengguna secara signifikan.

Entitas mengungkapkan kedalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau catatan

atas laporan keuangan lain yang telah dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan

akuntansi dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam

laporan keuangan. Manajemen membuat beberapa pertimbangan yang secara signifikan dapat

20
mempengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, misalnya:

a. apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan sebagai "dimiliki hingga

jatuh tempo"

b. kapan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset

keuangan dan aset sewa dialihkan kepada entitas lain;

a. apakah secara substansial penjualan produk tertentu merupakan perjanjian pembiayaan dan

dengan demikian tidak meningkatkan pendapatan;

b. apakah subtansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus menunjukkan bahwa

entitas tersebut mengendalikan entitas bertujuan khusus.

3) Sumber estimasi ketidakpastian

Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan,

dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang

memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat

aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan laibilitas

tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas: 1) sifat dan 2) jumlah

tercatat pada akhir periode pelaporan.

Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi

pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan liabilitas tersebut pada

akhir pelaporan. misalnya, dalam hal tidak tersedianya harga pasar kini yang diobservasi,

maka:

a. estimasi berorientasi masa depan diperlukan untuk mengukur jumlah terpulihkan

atas kelompok aset tetap,

b. dampak keusangan teknologi atas persediaan, provisi yang bergantung pada hasil

masa depan dari proses litigasi yang masih berjalan, dan

c. liabilitas imbalan kerja jangka panjang seperti kewajiban pensiun.

21
Estimasi tersebut memasukkan asumsi tentang penyesuaian risiko atas arus kas dan

tingkat diskonto, peubahan gaji di masa depan, dan perubahan harga dimasa depan yang

mempengaruhi biaya lain.

Asumsi dan sumber estimasi ketidakpastian lainnya membutuhkan pertimbangan

manajemen yang paling sulit, subjektif atau kompleks, sehingga potensi dilakukannya

penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas semakin meningkat.

Tidak disyaratkan bagi aset dan liabilitas dengan risiko signifikan bahwa jumlah tercatat

aset dan liabilitas tersebut dapat berubah secara material selama periode tahun berikutnya, dan

perubahan tersebut tidak berasal dari asumsi atau sumber estimasi ketidakpastian lain pada

akhir periode pelaporan.

Entitas menyajikan pengungkapan tersebut dalam suatu cara yang dapat membantu

pengguna laporan keuangan untuk memahami yang telah dibuat manajemen tentang masa

depan dan tentang sumber estimasi ketidakpastian lain, sifat dan luasnya informasi yang

diberikan bervariasi sesuai dengan sifat asumsi dan kondisi lainnya. contoh pengungkapan

yang dibuat adalah sebagai berikut:

a. Sifat asumsi atau estimasi ketidakpastian lain;

b. sensitivitas jumlah tercatat terhadap metode, asumsi dan estimasi yang mendasari

penghitungan jumlah tercatat tersebut, termasuk alasan atas sensitivitas tersebut;

c. penyelesaian yang diharapkan atas ketidakpastian dan kisaran hasil yang mungkin selama

periode pelaporan berikutnya atas jumlah tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh; dan

d. penjelasan tentang perubahan yang dilakukan terhadap asumsi sebelumnya yuang terkait

dengan aset dan liabilitas tersebut, jika ketidakpastian tetap belum dapat diselesaikan.

pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi anggaran atau

prakiraan dalam membuat pengungkapan tersebut. Pengungkapan mengenai pertimbangan

22
tertentu yang dibuat oleh manajemen dalam rangka menerapkan kebijakan akuntansi tidak

terkait dengan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian.

4) Modal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan

untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola

permodalannya.Entitas mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. informasi kuantitatif tentang tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola

permodalannya, termasuk:

1. uraian tentang apa yang dikelola sebagai modal;

2. ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyarata permodalan eksternal, sifat

persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan dalam pengelolaan

permodalaan; dan

3. bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalan.

b. ringkasan data kuantitatif mengenai apa yang dikelola sebagai modal. beberapa entitas

menganggap liablitas keuangan sebagian dari modal dan entitas lain menganggap modal

tidak termasuk beberapa komponen ekuitas.

c. setiap perubahan 2 (dua) poin diatas dari periode sebelumnya.

d. apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal.

e. ketika entintas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi dari

ketidakpatuhan harus dituangkan.

Entitas mendasarkan pengungkapan tersebut dari informasi yang diberikan secara

internal kepada personal manajemen kunci.Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa

cara dan dapat bergantung pada persyaratan permodalan yang berbeda. misalnya, entitas

konglomerasi mungkin mencakup entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan perbankan

dan aktivitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi dibeberapa juridiksi. Ketika

23
pengungkapan keseluruhan atas persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola tidak

memberikan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahaman pengguna laporan

keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah

untuk setiap persyaratan modal yang berlaku bagi entitas.

5) Pengungkapan lain

Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:

a. jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan

keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah

dividen pe lembar saham

b. jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun

dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:

a. domisili dan bentuk hukum, negarea tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau

lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor)

b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama

c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha

d. bagi entitas yang mempunyai batasan umur, informasi tentang lama umur entitas

7. Informasi Komparatif
a. Informasi Komparatif Minimum

Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk

seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan

lain oleh PSAK/ISAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan

keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan

keuangan periode berjalan.

Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan

24
penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus

kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang berhubungan.

Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk

periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Misalnya, entitas

mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi, namun

hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan masih dalam

proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat atas pengungkapan

informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari

pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan

untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

b. Tambahan Informasi Komparatif

Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan

komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun

sesuai dengan PSAK/ISAK. Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan

keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika hal ini terjadi, entitas

menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.

Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif

lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode komparatif

tambahan). Namun demikian, entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi

keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu laporan keuangan

komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,

informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain.

Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan seperti pada awal periode sebelumnya

sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang diwajibsyaratkan dalam

25
paragraf 36A jika:

(a) entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian

kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam

laporan keuangan; dan

(b) penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau reklasifikasi memiliki

dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.

Dalam kondisi yang digambarkan dalam paragraf 38A, entitas menyajikan tiga laporan

posisi keuangan pada:

(a) akhir periode berjalan;

(b)akhir periode sebelumnya; dan

(c) awal periode

26
DAFTAR PUSTAKA

_____.2009. Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No.1 : Penyajian Laporan Keuangan.


Jakarta: IAI.
_____.2013. ED Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 1 : Penyajian Laporan
Keuangan. Jakarta: IAI.

Laman online
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-
Revisi-2013-up21012014.pptx dibuka tanggal 15 Oktober 2014

27

Anda mungkin juga menyukai